Tulisan tentang “3 Landasan Utama yang Wajib Diketahui Setiap Muslim” ini adalah apa yang bisa kami ketik dari kajian Kitab Al-Ushul Ats-Tsalatsah yang disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. ‘Abdur Razzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-Badr Hafidzahumullahu Ta’ala.
Lihat sebelumnya: Cara Mengenal Allah Ta’ala
Kajian Tentang 3 Landasan Utama yang Wajib Diketahui Setiap Muslim
Menit ke-4:41 Bismillahirrahmanirrahim.. Segala puji bagi Allah, shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, juga kepada keluarganya dan seluruh sahabatnya.
Para pendengar yang semoga dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, penulis kitab ini Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Rahimahullah berkata:
فإذا قيل لك: ما الأصول الثلاثة التي يجب على الإنسان معرفتها؟
“Apabila dikatakan kepada Anda apa tiga pokok utama yang wajib bagi seorang manusia untuk mengetahuinya?”
Di sini beliau mengatakan “yang wajib bagi setiap manusia,” siapapun dia, baik kecil maupun besar, laki-laki maupun perempuan, mereka semua wajib mempelajari, meyakini dan mengamalkan kandungan dari tiga landasan utama ini.
Maka ketika ditanyakan kepada Anda, apakah tiga landasan utama tersebut? Maka jawabannya adalah:
فقل: معرفة العبد ربه، ودينه، ونبيه محمدا ﷺ. الشيخ اسامه مسلم عايض الشهراني
“Tiga pokok utama tersebut yaitu seorang hamba mengenal Rabbnya, mengenal agamanya, dan mengenal NabiNya Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.”
Di sini penulis kitab ini Rahimahullah mulai dengan menyebutkan secara global tiga landasan utama kemudian beliau merinci satu-persatu dan menyebutkan hal-hal yang berkaitan dengan pokok-pokok tersebut, juga beliau menyebutkan dalil-dalilnya dari Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Siapa Rabbmu?
Jadi apabila dikatakan kepada Anda: “Siapa Rabbmu?” Di sini beliau memulai untuk menjelaskan pokok yang pertama dari tiga landasan utama ini. Yaitu yang pertama, seorang hamba wajib untuk mengetahui siapa Rabbnya. Jika dikatakan kepada Anda: “Siapa Rabbmu? Siapa penciptamu? Siapa yang memberimu rezeki? Siapa yang memberi engkau nikmat? Siapa yang memberi engkau karunia? Siapa Rabb yang engkau sembah, yang engkau tunduk kepadaNya, yang engkau sujud kepadanya, yang engkau ruku’ kepadaNya, yang engkau melakukan ibadah kepadaNya? Dan siapa Rabb yang engkau lakukan ketaatan-ketaatan kepadaNya dan engkau ikhlaskan seluruh ibadahmu kepadaNya?”
Maka jawabannya adalah:
ربي الله الذي رباني وربى جميع العالمين بنعمه، وهو معبودي ليس لي معبود سواه
“Rabbku adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala, Dialah yang memeliharaku dan memelihara seluruh alam ini dengan nikmatNya. Dan Dia adalah Dzat yang aku sembah dan tidak sembahan yang aku sembah selainNya.”
Ini adalah jawaban dari pertanyaan: “Siapa Rabbmu? Siapa Rabb yang menciptakanmu, yang memberi engkau rezeki, yang memberi engkau nikmat, yang engkau ibadahi dan engkau ikhlaskan ibadah hanya kepadaNya? Siapa Dia?”
Jawabannya adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah melihara aku dan memelihara seluruh alam ini dengan nikmat-nikmatNya.
Rabb artinya adalah Al-Malik (raja), Al-Khaliq (pencipta), Ar-Raziq (pemberi rezeki) Al-Mutasharrif (yang mengatur alam ini), Sayyid (yang menguasai alam ini), yang tidak ada sekutu bagiNya.
Katakan: “Rabbku atau Tuhanku adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
Adapun kata “Allah” ini adalah nama Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menunjukkan uluhiyah dan ubudiyah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Nama Allah ini menunjukkan bahwasanya hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala yang berhak disembah dan berhak diibadahi oleh seluruh makhlukNya.
Dan nama Allah juga menunjukkan kesempurnaan, kemuliaan dan keagungan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Yang menunjukkan bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala mempunyai nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang mulia, yang semua itu menunjukkan bahwasanya ibadah hanya berhak di tujukan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala yang berhak untuk seseorang menghinakan diri di hadapanNya dan tunduk hanya kepadaNya dan memalingkan seluruh ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
At-Tarbiyah (Pemeliharaan)
Kemudian kata penulis kitab ini Rahimahullah: ربي الله الذي رباني (Rabbku adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah mentarbiyah/memelihara aku). Dan di antara arti dari rububiyah yaitu at-tarbiyah (pemeliharaan). Dan Tarbiyah ini ada dua macam; tarbiyah umum dan tarbiyah khusus. Pemeliharaan umum ini mencakup semua makhluk dengan nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala, dengan kesehatan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada seluruh makhlukNya, makanan, minuman, ini semua Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada seluruh makhlukNya. Semua nikmat, karunia, itu datangnya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمَا بِكُم مِّن نِّعْمَةٍ فَمِنَ اللَّـهِ
“Dan apa saja dari nikmat yang ada pada kalian itu datangnya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (QS. An-Nahl[16]: 53)
Jga firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّـهِ لَا تُحْصُوهَا
“Jika engkau ingin menghitung nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala niscaya kalian tidak akan mampu menghitungnya.” (QS. An-Nahl[16]: 18)
Adapun pemeliharaan khusus, ini adalah khusus untuk para Nabi-Nabi Allah Subhanahu wa Ta’ala, untuk para waliNya, untuk hamba-hambaNya yang shalih. Allah Subhanahu wa Ta’ala mentarbiyah mereka dengan keimanan, Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi mereka taufik, memberikan mereka hidayah kepada jalanNya yang lurus. Ini adalah karunia yang besar dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana firman Allah:
وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّـهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَىٰ مِنكُم مِّنْ أَحَدٍ أَبَدًا وَلَـٰكِنَّ اللَّـهَ يُزَكِّي مَن يَشَاءُ
“Kalau seandainya bukan karena karunia dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan rahmatNya kepada kalian, maka tidak akan suci seorang pun di antara kalian. Akan tetapi Allah Subhanahu wa Ta’ala mensucikan siapa yang Dia kehendaki.” (QS. An-Nur[24]: 21)
Juga firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
…وَلَـٰكِنَّ اللَّـهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ ۚ أُولَـٰئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ ﴿٧﴾ فَضْلًا مِّنَ اللَّـهِ وَنِعْمَةً…
“Akan tetapi Allah Subhanahu wa Ta’ala membuat kalian cinta kepada keimanan dan menghiasi keimanan tersebut dalam hati-hati kalian. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala membuat kalian benci kepada kekufuran, kefasikan dan maksiat. Mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk dan hal ini adalah keutamaan dan nikmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (QS. Al-Hujurat[49]: 7-8)
Juga firman Allah:
يَمُنُّونَ عَلَيْكَ أَنْ أَسْلَمُوا ۖ قُل لَّا تَمُنُّوا عَلَيَّ إِسْلَامَكُم ۖ بَلِ اللَّـهُ يَمُنُّ عَلَيْكُمْ أَنْ هَدَاكُمْ لِلْإِيمَانِ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ ﴿١٧﴾
“Mereka merasa telah memberi nikmat kepada kalian dengan keIslaman mereka. Katakanlah: ‘Janganlah kalian merasa memberi nikmat kepadaku atas keislaman kalian, akan tetapi Allah Subhanahu wa Ta’ala lah yang telah memberi kalian petunjuk kepada keimanan jika kalian benar-benar jujur.’” (QS. Al-Hujurat[49]: 17)
Jadi, taufik menuju keimanan dan petunjuk kepada keIslaman dan pertolongan untuk taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, ini adalah pemeliharana khusus yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada siapa yang Dia kehendaki dari hambaNya dan sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Luas KaruniaNya.
Dialah Dzat yang aku sembah
Menit ke-14:20 Para pendengar yang semoga dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, penulis kitab ini mengatakan: وهو معبودي (Dialah Dzat yang aku sembah). Dialah Rabb yang mulia, Rabb yang agung, yang telah memeliharaku dan memlihara seluruh alam ini dengan nikmatNya.
Dia adalah Dzat yang aku sembah, yang aku ibadahi, yang aku serahkan segala ketundukan, kehinaan, yang aku berikan harapanku kepadaNya, yang aku takut kepadaNya, yang aku berdoa kepadaNya, aku menyembelih untukNya, aku bernadzar untukNya, aku shalat dan aku beribadah. Dan seluruh jenis ibadah semua itu hak Allah Subhanahu wa Ta’ala, aku tidak menjadikan untukNya sekutu siapapun dalam hal ini. Karena hanya Dialah yang telha menciptakan aku, tidak ada sekutu bagiNya dalam penciptaan. Hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala yang memelihara aku dan memelihara seluruh alam ini. Dialah Dzat yang aku sembah, tidak ada Dzat yang berhak disembah selainNya.
Sebagaimana hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menciptakan, yang memberikan rezeki, yang memberikan nikmat, maka aku pun mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam hal ibadah dan tidak memalingkan sesuatu pun dari ibadah kecuali kepadaNya.
Aku tidak mempunyai sesembahan selainNya
Aku tidak mempunyai sesembahan selainNya, siapapun dia. Baik itu malaikat, atau Nabi, atau wali, atau selainnya. Aku tidak mempunyai sesembahan selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, aku tidak berdoa kecuali kepada Allah, aku tidak menyembelih kecuali untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala, aku tidak bernadzar kecuali untuk Allah, tidak shalat, tidak memalingkan seluruh jenis ibadah kecuali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّـهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ﴿١٦٢﴾ لَا شَرِيكَ لَهُ…
“Katakanlah: ‘Sesungguhnya shalatku, ibadahku, kehidupanku, kematianku, hanya milik Allah Rabb semesta alam. Tidak ada sekutu bagiNya.’” (QS. Al-An’am[6]: 163)
Allah Rabbku dan Rabb semesta alam
Menit ke-22:30 Para pendengar yang semoga dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, kemudian Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Rahimahullah mengatakan: “Apa dalil dari apa yang telah kita paparkan tadi?”
والدليل قوله تعالى: {الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ}. وكل ما سوى الله عالم، وأنا واحد من ذلك العالم.
Dalilnya adalah: الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam.) Dan semua selain Allah Subhanahu wa Ta’ala disebut dengan “alam“, dan aku adalah salah satu dari alam tersebut.
Ini adalah dalil dari perkara yang beliau ucapkan bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala Rabbku dan Rabb semesta alam. Dalilnya adalah الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
Makna الْحَمْدُ adalah pujian kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang disertai dengan kecintaan kepadaNya. Pujian atas segala nikmat dan karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala, juga pujian atas nama-nama dan sifat-sifatNya yang mulia.
Makna الْحَمْدُ لِلَّ, kita telah mengetahui bahwasanya Allah sebagaimana perkataan sahabat Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma, bahwasanya:
الله ذو الألوهية والعبودية على خلقه أجمعين
“Nama “Allah” yaitu Dzat yang berhak untuk diibadahi dan disembah oleh seluruh makhlukNya.”
Makna رَبِّ الْعَالَمِينَ kita ketahui dari perkataan penulis kitab ini Rahimahullah: وكل ما سوى الله عالم (semua selain Allah Subhanahu wa Ta’ala disebut dengan “alam”). Jadi “alam” adalah semua selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Rabb semesta alam ini. Dialah pemilik seluruh alam ini. Sebagaimana firman Allah:
قُلِ اللَّـهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ…
“Katakanlah: ‘Ya Allah, Engkau adalah pemilik segala kerajaan.’” (QS. Ali-Imran[3]: 26)
Juga artinya adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menciptakan mereka. Sebagaimana firman Allah:
هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللَّـهِ يَرْزُقُكُم
“Apakah ada pencipta selain Allah Subhanahu wa Ta’ala yang memberi kalian rezeki?” (QS. Fatir[35]: 3)
Artinya bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menguasai mereka, yang mengatur mereka, Allah Subhanahu wa Ta’ala yang mengangkat, yang menjatuhkan, yang menghidupkan, yang mematikan, yang memuliakan, yang menghinakan. Tidak ada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala yang mampu untuk melakukan semua hal itu dan tidak ada yang sama dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allah Subhanahu wa Ta’ala saja yang bisa memberikan manfaat, yang bisa memberikan mudharat, yang memberikan, yang melarang, yang memuliakan, yang menghinakan. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَأَنَّهُ هُوَ أَضْحَكَ وَأَبْكَىٰ ﴿٤٣﴾ وَأَنَّهُ هُوَ أَمَاتَ وَأَحْيَا ﴿٤٤﴾
“Sesungguhnya Dialah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang membuat tertawa dan menangis. Dan Dialah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menghidupkan dan mematikan.” (QS. An-Najm[53]: 43)
Hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala yang mengatur alam ini, tidak ada sekutu bagiNya, Dia adalah Rabbul ‘Alamin, pemilik seluruh alam ini, pencipta seluruh alam ini, yang menciptakan alam ini dari tidak ada. Dialah yang mengatur seluruh perkara-perkara makhlukNya. Dan seluruh makhlukNya berada di bawah aturan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَن يَقُولَ لَهُ كُن فَيَكُونُ ﴿٨٢﴾
“Sesungguhnya apabila Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan sesuatu, cukup Ia mengatakan: ‘Kun!’, maka jadilah hal tersebut.” (QS. Yasin[36]: 82)
Jadi apabila Allah Subhanahu wa Ta’ala memutuskan sesuatu, tidak ada yang dapat menolak keputusan tersebut. Karena seluruh kerajaan milik Allah Subhanahu wa Ta’ala, seluruh ciptaan milik Allah Subhanahu wa Ta’ala, seluruh hamba milik Allah Subhanahu w Ta’ala. Bahkan seluruh ubun-ubun hamba ini berada di genggaman Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
لَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ
“Setiap hari Allah Subhanahu wa Ta’ala berada dalam kesibukan.” (QS. Ar-Rahman[55]:: 29)
Allah Subhanahu wa Ta’ala setiap hari menghidupkan, mematikan, memuliakan, menghinakan, memberi, melarang, mengangkat, menjatuhkan. Seluruh perkara keputusan milik Allah Subhanahu wa Ta’ala, tidak ada sesuatupun yang dapat memutuskan keputusan yang berbeda dengan keputusan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala berkata kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
لَيْسَ لَكَ مِنَ الْأَمْرِ شَيْءٌ…
“Engkau tidak mempunyai keputusan sedikitpun.” (QS. Ali-Imran[3]: 128)
Seluruh perkara hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala, seluruh kerajaan hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan ayat yang pertama kali kita baca ketika kita membuka Al-Qur’an, setelah Bismillahirrahmanirrahim, dan ini juga merupakan doa dari penduduk surga ketika mereka mau masuk ke dalam surga -semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memasukkan kita ke dalam surgaNya- yaitu firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
دَعْوَاهُمْ فِيهَا سُبْحَانَكَ اللَّـهُمَّ وَتَحِيَّتُهُمْ فِيهَا سَلَامٌ ۚ وَآخِرُ دَعْوَاهُمْ أَنِ الْحَمْدُ لِلَّـهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ﴿١٠﴾
“Doa mereka ketika masuk ke dalam surga: ‘Maha Suci Engkau Ya Allah,’ dan penghormatan mereka yaitu: ‘Salam’ Dan akhir dari doa mereka adalah:’Alhamdulilaahi Rabbil ‘aalamin’” (QS. Yunus[10]: 10)
Jadi ketika kita membaca dan mentadabburi ayat ini, kita akan mengetahui diri kita sendiri. Karena sesungguhnya perlu kita ketahui bahwasanya hanya ada dua wujud di dunia ini; wujud Allah Subhanahu wa Ta’ala dan wujud makhlukNya. Wujud Allah Subhanahu wa Ta’ala yaitu sesuatu wujud yang tidak ada permulaannya dan tidak ada akhirnya. Adapun wujudnya adanya makhluk adalah dengan diadakannya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Seluruh alam ini berada di genggaman Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dahulu manusia tidak pernah ada. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
هَلْ أَتَىٰ عَلَى الْإِنسَانِ حِينٌ مِّنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُن شَيْئًا مَّذْكُورًا ﴿١﴾
“Dahulu manusia tidak pernah disebut kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakannya, memberikan mereka pendengaran, penglihatan dan panca indra.” (QS. Al-Insan[76]: 4)
Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan mereka pakaian, makanan dan minuman. Yaitu ketika kita membaca firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: الْحَمْدُ لِلَّـهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. Dan kita menyaksikan dan memperhatikan diri kita, siapa diri kita? Kita adalah salah satu dari seluruh alam ini. Yang mana jumlah semesta alam ini lebih dari jutaan bahkan triliunan makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kita hanyalah satu daripada jutaan dan triliunan makhluk tersebut.
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala mengetahui semua apa yang dikerjakan oleh makhlukNya. Dan Allah mengetahui satu-persatu apa yang dikerjakan oleh hamba-hambaNya, sebagaimana firman Allah:
وَأَحْصَىٰ كُلَّ شَيْءٍ عَدَدًا
“Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala menghitung mereka satu-persatu.” (QS. Al-Jinn[72]: 28)
Semua makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala dari manusia, dari binatang ternak, dari serangga dan semua yang ada di alam ini dengan segala gerak-geriknya, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengetahuinya. Dan kita adalah salah satu dari makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala. Akan tetapi yang sangat mengherankan ketika ada di antara manusia yang menyombongkan diri mereka. Mereka lupa bahwasanya mereka senantiasa membawa dalam perutnya kotoran dan dia akan kembali kepada lubang yang akan dipenuhi dengan ulat-ulat dan juga seorang manusia keluar dua kali dari tempat keluarnya air kencing. Keluar dari tempat air kencing ibunya dan bapaknya. Akan tetapi ada di antara manusia yang menyombongkan diri, bahkan di antara mereka ada yang mengatakan: “Saya adalah Rabbmu yang paling tinggi.”
Tentu mereka ini tidak mengetahui diri mereka sendiri. Tidak ada yang mengetahui hakikat diri mereka kecuali seorang muslim yang mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang mengetahui kenapa Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakannya dan senantiasa berusaha untuk menundukkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, tunduk kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, bermunajat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, menangis di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala, mengharapkan rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala dan takut terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ini adalah muslim sejati yang mengetahui dirinya, ia mengetahui Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mengetahui sebab kenapa Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakannya.
Selanjutnya: Mengenal Tanda-Tanda Kekuasaan Allah
Baca dari awal yuk: Mukadimah Kajian Al-Ushul Ats-Tsalatsah
Mp3 Kajian Tentang 3 Landasan Utama
Podcast: Download (Duration: 31:20 — 7.2MB)
Sumber audio: radiorodja.com
Mari turut menyebarkan catatan kajian “3 Landasan Utama yang Wajib Diketahui Setiap Muslim” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi kita semua. Barakallahu fiikum..
Komentar