Berikut pembahasan Ceramah Agama Islam Tentang Kematian yang disampaikan oleh Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas Hafidzahullahu Ta’ala.
Transkrip Ceramah Agama Islam Tentang Kematian
Kita hidup ini, harus betul-betul memanfaatkan waktu yang Allah berikan kepada kita. Karena kita diciptakan oleh Allah untuk ibadah, bukan untuk bermain-main, bukan untuk bersendau gurau. Tapi kita diciptakan oleh Allah untuk ibadah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ ﴿٥٦﴾
“Tidak Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepadaKu.” (QS. Adz-Dzariyat[51]: 56)
Beribadah kepada Allah artinya mentauhidkan Allah. Dan kita semua manusia diciptakan oleh Allah tidak dengan sia-sia. Mesti ada perintah dan larangan. Allah berfirman:
أَيَحْسَبُ الْإِنسَانُ أَن يُتْرَكَ سُدًى ﴿٣٦﴾
“Apakah manusia menyangka bahwa mereka diciptakan dengan sia-sia?” (QS. Al-Qiyamah[75]: 36)
Kata Imam Syafi’i Rahimahullah,
لا يؤمر ولا ينهى
“(Apakah manusia diciptakan sia-sia tidak diperintah dan tidak dilarang?”
Mesti manusia ada perintah dari Allah dan RasulNya dan mesti ada larangan dari Allah dan RasulNya Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Karena kita diciptakan tidak sia-sia. Allah berfirman didalam surah Al-Mu’minun:
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ ﴿١١٥﴾ فَتَعَالَى اللَّـهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ ۖ لَا إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ ﴿١١٦﴾
“Apakah kalian menyangka bahwa Kami menciptakan kalian dengan sia-sia? Sedangkan kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Rabb selain Dia, Rabb (Yang mempunyai) ‘Arsy yang mulia.” (QS. Al-Mu’minun[23]: 115-116)
Ketika kita berbicara tentang kehidupan, berarti juga bicara tentang kematian. Kalau ada hidup, ya ada mati. Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menciptakan semua itu.
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا
“Allah yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji kalian, siapa diantara kalian yang paling baik amalnya.” (QS. Al-Mulk[67]: 2)
Berarti yang paling baik amalnya yang paling ikhlas dan yang paling benar. Ikhlas mengerjakan semata-mata karena Allah dan benar sesuai dengan contoh Nabi Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Jadi kita hidup ini dan kita pasti akan mati. Kematian itu suatu hal yang pasti. Dan semua manusia pasti akan mati. Tinggal kembali kepada kita, kita menggunakan waktu ini sebaik-baiknya atau tidak? Kita isi dengan amal-amal shalih atau tidak? Karena mati merupakan kepastian. Adanya nikmat kubur dan adzab Kubur merupakan kepastian. Dibangkitkannya manusia di padang mahsyar merupakan kepastian. Adanya surga dan neraka merupakan kebenaran yang wajib diyakini. Apakah manusia itu masuk surga atau neraka. Belum lagi amal-amal juga akan ditimbang nanti pada hari kiamat. Dan seluruh manusia ini akan ditanya tentang apa yang dilakukan di muka bumi ini.
Karena itu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengingatkan kepada kita semuanya. Kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ القِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ
“Kedua telapak kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sampai ditanya tentang umurnya untuk apa dia habiskan, tentang ilmunya untuk apa dia amalkan, tentang hartanya dari mana dia peroleh dan kemana dia infakkan dan tentang tubuhnya untuk apa dia gunakan.” (HR. Tirmidzi)
Penjelasan: Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba nanti pada hari kiamat sampai Allah menanyakan kepada dia tentang empat perkara; yang pertama kali Allah tanyakan tentang umur. Kalau bicara soal umur, berarti bicara soal waktu. Dihabiskan untuk apa waktu itu? Maka buku yang kita akan kaji ini saya kasih judul tentang “Waktumu dihabiskan untuk apa?” Jadi Allah akan bertanya kepada kita tentang umurnya dihabiskan untuk apa?
Tentang ilmunya dia amalkan atau tidak? Tentang hartanya dari mana dia peroleh dan kemana dihabiskan? Dan tentang tubuhnya, capeknya, lelahnya, letihnya, dihabiskan untuk apa? Artinya digunakan untuk apa?
Waktu Sangat Berharga
Waktu ini sangat berharga, sampai Allah Subhanahu wa Ta’ala bersumpah dalam Al-Qur’an:
وَالْعَصْرِ ﴿١﴾ إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ ﴿٢﴾ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ﴿٣﴾
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-Asyr[103]: 1-3)
Kalau Allah bersumpah “Demi waktu / demi masa.” Allah bersumpah dengan makhlukNya boleh, tapi makhluk bersumpah dengan nama makhluk tidak boleh. Kita wajib bersumpah dengan nama Allah. Kalau manusia wajib bersumpah dengan nama Allah. Tapi Allah bersumpah dengan makhlukNya, boleh. Karena Allah yang memiliki langit dan bumi semua.
Allah bersumpah “Demi masa, demi waktu” agar manusia memperhatikan tentang waktu itu. Sesungguhnya manusia sungguh-sungguh dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih. Jadi beriman dan beramal shalih dan saling berwasiat dengan kebenaran dan saling berwasiat dengan kesabaran.
Masalah waktu ini merupakan modal dan juga kehidupan. Artinya kalau kita tidak menggunakan waktu ini sebaik-baiknya, kita akan rugi. Allah menyebutkan dalam ayat tadi, bahwa seluruh manusia sungguh-sungguh dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dengan keimanan yang benar, beramal shalih dengan ikhlas dan ittiba’, saling berwasiat dengan kebenaran dan saling berwasiat dengan kesabaran.
Semua Pasti Mati
Bapak-bapak, ibu-ibu, ikhwan dan akhwat yang dimuliakan oleh Allah, kita wajib berusaha bagaimana menggunakan waktu kita sebaik-baiknya. Karena kematian merupakan kepastian. Dan kita semua pasti akan mati, siapa pun dia. Nggak ada satupun orang yang tidak mati. Semua pasti mati. Sampai Allah berfirman kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُم مَّيِّتُونَ ﴿٣٠﴾
“Sesungguhnya kamu pasti akan mati dan sesungguhnya mereka pasti akan mati (pula).” (QS. Az-Zumar[39]: 30)
Allah juga mengatakan:
أَفَإِن مِّتَّ فَهُمُ الْخَالِدُونَ ﴿٣٤﴾
“Apakah kalau engkau mati mereka kekal?” (QS. Al-Anbiya[21]: 34)
Tidak mungkin. Semua pasti akan mati, semua. Dan mati ini tidak mengenal tempat, tidak mengenal waktu, tidak mengenal ruang, kapan waktu aja orang pasti akan mati. Dan dia tidak menunggu siapapun juga. Apakah dia raja, apakah dia rakyat, apakah dia pejabat, apakah dia orang biasa, apakah dia orang kaya, orang miskin, orang dewasa, anak kecil, siapa saja, semua pasti akan mati. Laki, perempuan, pasti akan mati. Dan Allah menyebutkan dalam berapa ayat Al-Qur’an:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
“Setiap jiwa pasti akan mati” (QS. Ali-Imran[3]: 185)
Pasti! Tinggal kembali kepada kita, kita sudah mempersiapkan belum? Nanti InsyaAllah kita akan bahas bagaimana cara kita menggunakan waktu, diantaranya juga mengingat mati.
Allah berfirman didalam surah Ali-Imran ayat 185:
لُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ ﴿١٨٥﴾
“Setiap jiwa pasti akan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia adalah orang yang sukses. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali-Imran[3]: 185)
Artinya orang yang dijauhkan dari api neraka dan dimasukkan ke surga, dialah orang yang sukses. Dan tidaklah kehidupan dunia adalah kehidupan yang menipu. Allah sebutkan beberapa ayat Al-Qur’an, bahwa kehidupan dunia adalah kehidupan yang menipu.
Dalam ayat ini Allah menyebutkan empat hal; Yang pertama yaitu Allah sebutkan bahwa setiap jiwa pasti akan mati. Yang kedua Allah sebutkan bahwa Allah akan menyempurnakan ganjaran pada hari kiamat nanti. Baik atau buruk, Allah sempurnakan nanti pada hari kiamat. Yang ketiga Allah sebutkan dalam ayat ini bahwa barangsiapa dijauhkan dari api neraka dan dimasukkan ke surga, maka dia orang yang sukses. Jadi ukuran sukses bukan dunia. Itu yang antum harus ingat. Ukuran sukses adalah akhirat nanti yang hakiki. Dunia, orang punya kekayaan, punya jabatan, punya kedudukan, punya harta yang banyak, punya titel, punya rumah yang luas, punya mobil yang banyak, bukan ukuran bahwa dia sukses, bukan. Sukses itu kalau dia dijauhkan dari api neraka dan dimasukkan ke surga, baru itu dia sukses.
فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ
“Barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke surga, maka dia orang yang sukses.”
Kemudian yang keempat Allah ingatkan:
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
“Dan tidaklah kehidupan dunia melainkan kehidupan yang menipu.”
Allah juga berfirman dalam ayat yang lain:
لُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ ﴿٣٥﴾
“Setiap jiwa pasti akan mati. Dan Kami akan uji kalian dengan kejelekan dan dengan kebaikan. Dan kepada Kami kalian akan dikembalikan.” (QS. Al-Anbiya[21]: 35)
Allah menyebutkan di sini bahwa Allah akan menguji manusia dengan kejelekan, dengan kefakiran, dengan kesusahan, dengan kesedihan, dengan sakit dan yang lainnya. Juga dengan kesenangan, dengan kekayaan, dengan kesehatan, dengan nikmat dan yang lainnya. Dan kepada Kami lah kamu akan dikembalikan.
Dunia Merupakan Cobaan dan Ujian
Dunia ini merupakan cobaan dan ujian. Dan kita diperintahkan oleh Allah dan RasulNya untuk beramal dan menggunakan waktu kita sebaik-baiknya supaya kita nggak rugi. Kita harus berlomba-lomba dan melakukan amal shalih supaya kita nggak rugi.
Penjelasan pada video Ceramah Agama Islam Tentang Kematian di bawah ini menit ke-17:36
Video Ceramah Agama Islam Tentang Kematian
Catatan Artikel Tentang Ceramah Agama Islam Tentang Kematian
Ditulis dari mp3 rekaman kajian ilmiah tentang Nasihat tentang Kematian dan Kiat–Kiat Mengisi Waktu, rekaman Ahad pagi, 3 Jumadal Ula 1436 / 22 Februari 2015, pukul 09:30-12:20 WIB di Masjid Jakarta Islamic Center, Jl. Kramat Jaya, Tugu, Koja, Jakarta Utara.
Komentar