Bagaimana cara mencintai wali-wali Allah?

Bagaimana cara mencintai wali-wali Allah?

Ceramah Singkat Tentang Cara Ngaji Yang Benar di Medsos
Cara Meraih Ketakwaan
Kiat-Kiat Agar Bisa Hemat Waktu

Bagaimana cara mencintai wali-wali Allah? ini adalah apa yang bisa kami ketik dari tabligh akbar yang disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. ‘Abdur Razzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-Badr Hafidzahumullahu Ta’ala.

Lihat sebelumnya:

A. Mencintai Wali-Wali Allah

B. Bagaimana cara mencintai wali-wali Allah?

Menit-23:15 Kewajiban seorang muslim dalam menyikapi para wali adalah memadukan antara dua hal; yang pertama adalah kebersihan hati dan yang kedua adalah menjaga lisan. Dua hal ini dipadukan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam sebuah ayat Al-Qur’an. Ketika Allah ‘Azza wa Jalla bercerita tentang orang-orang yang beriman:

وَالَّذِينَ جَاءُوا مِن بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ ﴿١٠﴾

Dan orang-orang yang datang setelah para sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, mereka berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala: ‘Ya Allah ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah wafat sebelum kami dengan membawa keimanan. Dan janganlah Engkau jadikan di dalam hati kami perasaan hasad kepada orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.’” (QS. Al-Hasyr[59]: 10)

Ayat ini mengajarkan kepada kita dua hal penting. Yaitu:

1. Kita wajib menjaga lisan kita

Apalagi kepada para wali-wali Allah. Yang keluar dari lisan kita ketika berbicara tentang mereka adalah kebaikan, doa, dzikir, senantiasa menjaga lisan kita untuk tidak mencela mereka, untuk tidak mencaci mereka, untuk tidak mendiskreditkan mereka. Akan tetapi kita senantiasa mendoakan:

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ

“Ya Allah ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah wafat sebelum kami dengan membawa keimanan.

2. Kebersihan hati

Dimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman di dalam kelanjutan ayat yang tadi saya baca:

وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ آمَنُوا

Ya Allah, janganlah Engkau jadikan di dalam hati kami perasaan dengki, iri, hasad kepada orang-orang yang beriman.”

Sehingga hatinya senantiasa bersih. Rasulullah dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi dan hadits ini adalah hadits shahih, beliau pernah ditanya oleh salah seorang sahabatnya: “Ya Rasulullah, siapakah manusia yang paling mulia tersebut?” maka beliau mengatakan:

صَدُوقُ اللِّسَانِ، مَخْمُومُ الْقَلْبِ

“Orang yang lisannya paling jujur dan hatinya paling bersih.”

Para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, lisan yang jujur kami sudah paham. Apa maksud dari hati yang bersih itu?” maka beliau mengatakan:

التَّقِيُّ النَّقِيُّ ، لَا إِثْمَ فِيهِ ، وَلَا بَغْيَ ، وَلَا غِلَّ ، وَلَا حَسَدَ

“Hati yang penuh dengan ketakwaan, hati yang suci yang tidak ada dosa di dalamnya, tidak ada kedengkian kepada orang-orang yang beriman.” (HR. At-Tirmidzi)

C. Siapakah wali-wali Allah?

Baca di sini: Siapakah wali-wali Allah?

Mp3 Kajian Mencintai Wali-Wali Allah

Sumber video: Radio Rodja – Tabligh Akbar: Mencintai Wali-Wali Allah (Syaikh Prof. Dr. ‘Abdur Razzaq Al-Badr)

Mari turut menyebarkan kajian “Mencintai Wali-Wali Allah” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi kita semua. Barakallahu fiikum..

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: