Berikut pembahasan “Cara Mendapatkan Akhlak Mulia” yang disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzaq Al Badr Hafidzahullahu Ta’ala.
A. Mukaddimah Pidato Agama Islam Tentang Akhlak: Cara Mendapatkan Akhlak Mulia
B. Keutamaan Akhlak Mulia
C. Bagaimana Cara Mendapatkan Akhlak Mulia?
Menit ke-1:04:42 Saya ingin untuk bertanya kepada saudara-saudara saya sekalian yang telah menyimak dari awal faedah-faedah yang disebutkan di dalam kitab ini dan saya yakin banyak di antara kita yang hadir ini adalah orang yang pertama kali dalam hidupnya mendengarkan muhadzarah tentang berakhlak mulia yang dikumpulkan dalam kumpulan yang luar biasa dan dikumpulkan dengan sebuah kumpulan yang sangat menarik sekali.
Pertanyaannya adalah -saya berharap ada yang jawab- ketika antum mendengarkan muhadzarah tentang keutamaan-keutamaan ini, apa yang terjadi dalam diri antum?Apa gerakan yang antum rasakan dalam diri antum dengan mendengarkan faedah-faedah yang tadi disebutkan?
Untuk pertanyaan ini, biar saya sendiri yang menjawabnya dan mewakili semua yang ada. Saya yakin antum semua akan menjawab bahwa setelah kita mendengar bahasan ini, yang terjadi dalam diri kami adalah keinginan dan kerinduan yang luar biasa untuk bisa memiliki sifat-sifat yang seperti ini. Dan agar kita menjadi orang-orang yang benar-benar memiliki akhlak mulia dan terhitung sebagai orang-orang yang memiliki akhlak mulia.
Maka saya tidak ragu lagi bahwa inilah yang akan terjadi di dalam diri antum. Di dalam jiwa antum akan ada keinginan dan kerinduan yang sangat hebat untuk menjadi orang-orang yang termasuk daripada orang-orang yang berakhlak mulia. Dan kerinduan antum ini menimbulkan pertanyaan berikutnya.
Pertanyaan berikutnya adalah kalau seandainya akhlak mulia ini begini kemuliaan yang diberikan oleh Allah kepadanya, orang yang berakhlak mulia begini kemuliaan yang dia dapatkan, kira-kira apa hal-hal yang membuat saya mampu untuk berakhlak mulia? Apa hal-hal yang akan membantu saya untuk sampai kepada akhlak mulia? Apa sebab-sebab yang dengannya saya bisa kerjakan sehingga saya bisa berakhlak mulia?
Walaupun risalah ini adalah risalah yang singkat, akan tetapi keindahan risalah ini adalah bahwa beliau bercerita tentang akhlak mulia dan faedah-faedah akhlak mulia. Namun setelahnya beliau menyampaikan hal-hal yang bisa membantu kita untuk bisa mencapai akhlak yang mulia.
Pertama dibuat kita rindu untuk menjadi orang yang berakhlak mulia, yang kedua beliau menyampaikan kepada kita apa jalan yang harus ditempuh, apa hal yang harus kita kerjakan untuk bisa menjadi orang yang berakhlak mulia. Pertama beliau menyampaikan akhlak mulia, kemudian setelahnya beliau pindah kepada hal-hal yang bisa membuat kita menempuh jalan itu agar kita kemudian bisa berakhlak mulia dan membantu kita untuk mencapai akhlak yang mulia.
Bagaimana pendapat antum wahai saudaraku? Yang tersisa dari risalah ini, kita sempurnakan pada pertemuan yang akan datang?
Menit ke-1:10:46 Terlihat sekali bahwa yang hadir tidak ada kesabaran untuk menunda pada pertemuan berikutnya, tak ada lagi sabar, harus ingin tahu apa cara yang membuat kita sampai kepada akhlak mulia. Dan terlihat di dalam pertemuan ini bahwa jangankan untuk pertemuan yang akan datang, satu hari saja antum untuk bersabar mendengarkan apa gerangan yang harus dilakukan untuk sampai kepada akhlak mulia ini. Ini menunjukkan suatu hal yang luar biasa. Bahwa pertemuan ini akan memberikan efek yang luar biasa dalam hidup kita, akan membuat perubahan yang luar biasa dalam hidup kita.
Bahwa beliau setelah menyampaikan kepada kita kemuliaan-kemuliaan yang luar biasa dengan akhlak ini, beliau pun kemudian mengirimkan itu dengan sebuah bahasa luar biasa menarik, yaitu bagaimana caranya untuk bisa mencapai akhlak yang mulia itu, apa hal yang membantu saya untuk sampai kepada akhlak yang mulia itu? Dan beliau juga menyampaikan dalam hal ini kemuliaan-kemuliaan yang diwujudkan dan didapatkan oleh orang-orang yang selalu berusaha menuju akhlak yang mulia tersebut. Saya sampaikan dulu sebuah cerita menarik lalu nanti saya sempurnakan muhadzarah ini.
Menit ke-1:12:57 Saya sampaikan antum sebuah cerita yang menarik. Salah seorang dosen daripada dosen-dosen yang mengajar di jenjang kuliah pernah menyampaikan kepada saya bahwa suatu hari saya pernah menyampaikan sebuah kisah yang menarik dan saya ingin membuat murid-murid saya penasaran. Dan saya sampaikan cerita itu sampai kepada titik-titik jam-jam terakhir daripada waktu kuliah. Dan di saat mereka sedang asik-asiknya mendengarkan kisah itu, saya katakan bahwa kisah ini akan kita lanjutkan pada pertemuan yang akan datang. Ternyata ada salah seorang murid yang badannya besar kemudian ototnya keras berdiri di depan pintu dan membuka lengannya dan berkata: “Engkau harus selesaikan hari ini cerita itu.”
Cara Mendapatkan Akhlak Mulia
Menit ke-1:14:47 Berkata Syaikh As-Sa’di Rahimahullah bahwa apabila engkau katakan kepadaku seandainya akhlak yang mulia memiliki keutamaan-keutamaan yang luar biasa seperti ini, memiliki efek-efek yang sangat mulia seperti ini, buah-buah yang sangat manis seperti ini, maka apakah mungkin ada cara untuk bisa menjadi orang yang berakhlak mulia? Bagaimana cara seorang hamba untuk bisa membuat dia sampai kepada akhlak mulia tersebut ataukah ini hanya sekedar anugerah dari Allah?
Pertanyaan yang dinukilkan oleh Syaikh di dalam ini sebenarnya pertanyaan yang pasti ada pada setiap orang yang mendengarkan masalah ini ketika disampaikan. Setiap orang yang disampaikan kepadanya bagaimana keutamaan akhlak mulia, bagaimana kemuliaan-kemuliaan orang yang berakhlak mulia, pasti bahasan itu akan membuat dia bertanya bagaimana caranya, apa jalan yang harus ditempuh untuk sampai kepada akhlak mulia itu?
Menit ke-1:17:28 Berkata Syaikh, saya akan menjawab. Tidak ada sebuah sifat yang terpuji baik dzahir ataupun batin melainkan Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memudahkan untuk seorang hamba cara untuk mendapatkannya. Dan telah memudahkan jalan yang akan mengantarkannya kepada sifat yang terpuji itu. Dan Allah Tabaraka wa Ta’ala akan membantu atasnya agar dia sampai kepada apa yang dia maksudkan. Dan setiap suatu sifat sempurna, maka akan banyak jalan-jalan yang akan menghantarkan kepada sifat sempurna itu. Ditambah dengan insting dan tabiat-tabiat manusia yang asli, itu adalah bagian daripada pertolongan yang sangat besar baginya untuk sampai kepada kemuliaan-kemuliaan tersebut. Dan orang yang betul-betul berjibaku untuk sampai kepada akhlakul karimah itu pasti akan mendapatkan apa yang dia inginkan.
Di dalam tulisan tadi, beliau memaksudkan bahwa setiap orang yang memiliki akhlakul karimah pasti menjalani sebab-sebab yang membawa dia kepada akhlakul karimah itu. Ada hal-hal yang dia lakukan dan jalan-jalan yang dia tempuh agar kemudian dia sampai kepada akhlakul karimah itu. Dan mungkin inilah dia apa yang dikatakan Rasul kita tercinta Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di dalam sebut hadits yang menyatakan hal ini:
إِنَّمَا الْعِلْمُ بِالتَّعَلُّمِ ، وَإِنَّمَا الْحِلْمُ بِالتَّحَلُّمِ ، مَنْ يَتَحَرَّى الْخَيْرَ يُعْطَهُ ، وَمَنْ يَتَّقِ الشَّرَّ يُوقَهُ
“Sesungguhnya ilmu itu dengan banyak-banyak belajar, sesungguhnya kesabaran (akhlak mulia) adalah dengan banyak melakukan cara-cara kepada akhlak yang mulia itu. Barangsiapa yang mencari kebaikan, dia akan mendapatkan kebaikan itu. Dan barangsiapa yang berusaha menghindar daripada keburukan, maka dia akan dihindarkan di dunia dari keburukan itu.” (HR. Thabrani) Ini juga makna yang ada dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّـهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ ﴿٦٩﴾
“Barangsiapa yang bersungguh-sungguh menempuh jalan Kami, maka Kami akan tunjukkan kepadanya jalan itu. Dan sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ankabut[29]: 69)
1. Selalu memikirkan buah-buah manis dari akhlak mulia
Menit ke-1:22:02 Berkata Syaikh, ketahuilah bahwasanya di antara hal yang sangat besar yang akan membantu seseorang untuk sampai kepada akhlak yang mulia ini adalah selalu memikirkan dan selalu menghadirkan efek-efek positif dan buah-buahnya yang manis yang tadi telah disebutkan.
Sesungguhnya mengetahui buah-buah yang manis dari suatu perkara dan bagusnya hal yang dihasilkan oleh hal-hal tersebut, ini adalah sesuatu yang sangat besar mengajak manusia untuk ingin mengerjakan pekerjaan itu dan ingin berusaha untuk sampai kepadanya. Dan apabila perkara-perkara itu berat baginya dan membuat dia memasuki rintangan, maka sesungguhnya pahitnya hal yang harus dia lalui akan membuat dia sampai kepada lawan daripada yang pahit itu, yaitu manis. Terasa pahit dan berat di awal, maka itu akan membuat dia akhirnya sampai kepada sifat manis. Dengan cara dia terus melakukannya. Awalnya dia memang berat, akan tetapi akhirnya akan menjadi manis.
Dan setiap seseorang yang merasa berat untuk melakukan akhlak yang baik, hendaklah dia selalu mengingat efek-efek positif, selau dia memikirkan hasil-hasil yang luas biasa dan buah-buah yang luar biasa daripada akhlak mulia itu. Dan hendaklah dia berusaha untuk selalu mendapatkan kesabaran untuk bisa sampai kepada buah-buah tersebut.
Kalau itu dia lakukan, maka jiwa itu akan tenang lagi, jiwa itu akan melembut lagi dan taat lagi untuk bisa menjalankannya dengan jiwa yang lapang dan berharap pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan berharap sampai kepada akhlak mulia dan faedah-faedahnya.
Dalam perkataan Syaikh ini, beliau ingin mengatakan kepada kita bahwa kalau antum ingin untuk mendapatkan hal yang tadi, maka selalu pikirkanlah dan renungkanlah buah daripada akhlak mulia. Seolah-olah beliau mengatakan kepada kita, wahai saudaraku, baca faedah-faedah akhlak mulia ini berulang-ulang supaya antum timbul semangat untuk memiliki akhlak mulia.
Engkau ketika mendengarnya satu kali saja, itu belum cukup. Sampai engkau mengulang-ulangnya, memperhatikannya lagi, membacanya lagi, sehingga membuat dirimu ingin sekali untuk sampai kepada kemuliaan-kemuliaan yang ada pada orang yang berakhlak mulia. Sehingga engkau ingin bertambah, bertambah dan bertambah kemuliaan dengan akhlak muliamu itu. Tak cukup untuk membacanya satu kali dan selesai, akan tetapi baca lagi dan lagi. Sehingga ketika antum sampai kepada titik berat dan pahitnya berakhlak mulia, antum terus membacanya dan kemudian menjalankannya, maka akan berubah menjadi manisnya buah daripada akhlak mulia.
2. Tekad yang kuat
Menit ke-1:26:28 Beliau katakan bahwa di antara penyebab yang sangat besar adalah tekad yang kuat, kemauan yang tinggi. Seorang hamba yang memiliki tekad yang kuat untuk mendapatkan makarimul akhlak (akhlak yang baik/akhlak yang mulia), maka dia akan berusaha untuk selalu melakukan hal-hal yang bisa membuat dia sampai kepada akhlak mulia tersebut. Dan dia akan mendapatkan kenikmatan ketika dia telah sampai kepada akhlak mulia tersebut dan menjadi orang-orang yang mendapatkan taufik untuk mendapatkan akhlak mulia tersebut.
Seiring dengan kuatnya tekad seseorang untuk sampai kepada akhlak yang mulia tersebut, maka seiring itu pula akan mudah baginya jalan yang akan menghantarkan dia kepada akhlak yang indah dan mulia ini.
Di dalam perkataan beliau tadi, beliau menyampaikan kepada kita bahwa sebab yang sangat kuat yang membantu seseorang untuk sampai kepada akhlak mulia adalah tekad yang kuat, keinginan yang tinggi untuk sampai kepada akhlak mulia. Sehingga dengan tekad yang tinggi tersebut, ia selalu berusaha untuk memiliki akhlak mulia. Dan tekad yang tinggi itu dihasilkan dari mengetahui keutamaan-keutamaan akhlam mulia. Selalu mengulang-ulang apa itu keutamaan memiliki akhlak yang mulia.
Memiliki akhlak yang mulia dan selalu mempelajarinya dan selalu menambah keinginan untuk mengetahuinya akan membuat semangat kita bertambah dan bertambah dan bertambah. Semangat yang bertambah, terus naik, terus membumbung tinggi untuk menjadi akhlak yang mulia, itu adalah sebab yang paling hebat membantu kita untuk bisa sampai kepada akhlak yang mulia.
3. Memperhatikan efek-efek negatif yang didapatkan oleh orang yang akhlaknya buruk
Menit ke-1:29:45 Di antara sebab yang membuat kita akan berakhlak mulia adalah hendaklah kita selalu memperhatikan dan selalu melihat apa yang akan didapatkan oleh seseorang yang memiliki su’ul khuluq (akhlak yang buruk).
Apa yang didapatkan oleh orang yang akhlaknya buruk? Maka dia akan selalu dikasihani orang, berada dalam hal yang tidak baik, berada dalam kondisi yang tidak nyaman dan penuh dengan efek-efek yang buruk. Sehingga kalau dia perhatikan efek-efek buruk dari orang yang berakhlak buruk, maka dia ingin membebaskan dirinya dari pada akhlak yang buruk itu dan dia berusaha untuk selalu memiliki akhlak yang mulia.
Di dalam bahasan yang beliau tadi sampaikan, di dalamnya tampak sebuah faedah yang besar, sebagaimana yang dulu dinukilkan oleh para ulama, faedah itu adalah:
بضدها تتبين الأشياء
“Dengan (mengetahui) lawannya, segala sesuatu akan terlihat kemuliaannya.”
Misalnya antum berada di sebuah ruangan yang terang-benderang, dengannya antum bisa menikmati makanan, antum bisa membaca bacaan, antum bisa melakukan kegiatan-kegiatan. Maka dengan lawannya, terlihat kemuliaan cahaya, yaitu bagaimana kalau tiba-tiba cahaya itu padam? Hilangnya cahaya itu membuat adanya cahaya adalah suatu hal yang luar biasa kemuliaannya.
Maka hendaklah kita selalu melihat dan memperhatikan apa efek-efek buruk, apa hasil-hasil negatif yang didapatkan oleh orang-orang yang memiliki akhlak yang buruk. Sehingga dengannya kita semakin ingin jauh daripada akhlak yang buruk dan tidak ingin menjadi orang memiliki akhlak yang buruk.
Ini di antara hal yang akan membantu seorang hamba untuk bisa berakhlak mulia, yaitu dia selalu memperhatikan lawan daripada akhlak mulia, yaitu berakhlak tidak mulia, berakhlak buruk. Apa gerangan mudzarat-mudzaratnya, apa gerangan efek-efek negatif yang didapatkan oleh orang yang tidak berakhlak mulia. Itu membuat dia akan terpancing untuk menjauhi akhlak buruk dan berakhlak dengan akhlak mulia.
4. Latihan jiwa
Menit ke-1:34:34 Di antara sebab-sebab yang membuat kita mampu untuk berakhlak mulia adalah latihan jiwa. Jiwa ini harus dibuat selalu berlatih untuk sampai kepada akhlak mulia dan selalu berusaha mewujudkan akhlak mulia itu pada setiap sebab yang dengannya kita bisa menghasilkan akhlak yang mulia.
Di dalam pembicaraan beliau tadi, beliau ingin menyampaikan kepada kita bahwa untuk sampai kepada akhlak mulia ada satu bab yang penting, yaitu bab latihan. Harus ada latihan. Seorang hamba yang ingin sampai kepada akhlak yang mulia, dia harus melatih dirinya untuk berakhlak mulia, berakhlak mulia, berakhlak mulia.
Coba lihat, orang yang mungkin awalnya kita lihat dia lemah, namun dia latihan, latihan, latihan, lama-lama kita menemukan dia menjadi orang kuat, berotot. Demikian juga misalnya orang yang lemah dalam menghitung. Tapi setelah sekian lama kita berpisah dengannya, tiba-tiba dia menjadi orang yang mahir dalam menghitung. Dan ketika kita tanya kepadanya tentang apa yang membuat engkau menjadi mahir padahal awalnya engkau lemah? Dia mengatakan: “Saya selalu latihan hitung-hitungan.”
Ini terjadi dalam kehidupan kita. Katakan hal yang sama kepada orang yang berakhlak mulia. Harus ada latihan untuk berakhlak mulia itu, harus kita latih diri kita, kita berlatih dan berlatih untuk menjadi orang yang berakhlak mulia. Sehingga terwujud kemahiran berakhlak mulia setelah latihan-latihan panjang itu.
Dan orang-orang yang cerdas dan mengerti, terkadang dia bertemu dengan sebuah kondisi, dia bermuamalah dengan orang yang buruk muamalah kepada dirinya, dia bermuamalah dengan orang yang berbuat su’ul khuluq kepada dirinya. Maka dia jadikan ini sebagai ajang latihan. Dia katakan kepada dirinya bahwa inilah kesempatan diriku untuk berlatih bagaimana cara berakhlak mulia. Sehingga dia menjadikan ini adalah sebagai ladang untuk latihan berakhlak mulia. Akhirnya dia mampu bermuamalah dan melayani orang yang akhlaknya buruk dengan baik.
Dengan itu dia terus latihan, latihan, latihan. Kalau itu dia lakukan, maka engkau akan melihat cara dia bermuamalah dengan orang itu sangatlah hebat karena kemuliaan akhlak yang dia miliki. Maka perlu ada latihan. Dan ini makna firman Allah Ta’ala dalam mujahadatun nafs:
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.” (QS. Al-ankabut[29]: 69)
Menit ke-1:38:37 Berkata beliau, seseorang yang berusaha mendidik dirinya untuk selalu latihan, maka dia selalu berusaha untuk latihan memperbaiki perkataan-perkataannya. Dan bahwasanya itu akan terwujud di dalam dirinya adanya orang-orang berbeda pendapat dengannya adalah hal-hal keinginan. Maka dia berusaha untuk berakhlak mulia kepada orang-orang yang berbeda keinginan dan tujuan dengan dirinya.
Dan juga, terkadang bagi orang yang sedang latihan untuk berakhlak mulia, dia pasti mendapatkan aniaya dari orang lain. Aniaya itu baik dalam perkataan atau perbuatan orang lain kepada dirinya. Maka hendaklah dia mematangkan dan menguatkan dirinya untuk selalu berusaha mampu menanggung beban aniaya dari orang lain. Dan hendaklah orang yang ingin berakhlak mulia mengetahui bahwasanya perkataan tidak baik yang memberikan aniaya kepada orang lain, itu tidak akan memberikan mudzarat kepada siapapun kecuali orang yang mengucapkan kata-kata yang tidak baik itu.
5. Jangan pedulikan ucapkan orang-orang yang berakhlak buruk
Dan sesungguhnya di antara makna kemampuan dan kekuatan berakhlak mulia adalah seorang insan tidak terpengaruh dengan perkataan seseorang yang bermaksud untuk merendahkan dirinya dan membuat dia murka.
Maksud dari pada perkataan Syaikh Abdurrahma As-Sa’di ini adalah bahwa terkadang kita dalam diskusi atau perdebatan, ada orang-orang yang sebenarnya dia berada pada hal yang salah dan kita diatas hal yang benar. Namun sengaja dia berusaha membangkitkan emosi kita agar kita kemudian emosi dan mulai mengeluarkan kata-kata yang tidak baik. Sehingga dengan itu orang melihat bahwa kita ini tidak benar, orang melihat bahwa kondisi kita ini di bawah dia. Sehingga kita yang memiliki kebenaran dipandang orang memiliki kebatilan karena akhlak kita yang tidak baik dengan kita murka dan marah karena dipancing oleh orang-orang yang sebenarnya dia lah yang berada diatas kesalahan dan kebatilan.
Maka hendaklah orang yang berakhlak mulia jangan sampai memberikan kesempatan kepada orang yang batil membuat dia marah. Jangan berikan kesempatan kepada orang yang salah membuat kita yang kemudian melakukan hal yang tidak baik, sehingga akhirnya ini kita lari daripada khusnul khuluq.
Menit ke-1:42:44 Berkata Syaikh As-Sa’di Rahimahullahu Ta’ala, hendaklah seseorang mengetahui bahwasanya apabila dia murka dan marah dan kemudian dia terpengaruh dengan perkataan musuhnya, maka sungguh dia telah menolong musuhnya itu untuk mencelakakan dirinya sendiri. Akan tetapi kalau dia tidak peduli dengan apa yang dikatakan musuh dan tidak dia anggap perkataan-perkataan musuhnya yang ingin membuat dia marah tersebut dan tidak peduli dengan perkataan itu dan tidak membuat dia terpengaruh sedikitpun, maka sungguh dia telah bermuamalah dengan orang yang mengeluarkan kata-kata yang tidak baik kepadanya itu dengan sesuatu yang tidak diinginkan oleh orang-orang yang berkata buruk itu.
Maksudnya adalah bahwa musuh yang bermaksud untuk menganiaya hati kita dan memasukkan ketidaknyamanan, memasukkan kesengsaraan di dalam hati itu dan memasukkan rasa takut dalam hati itu, dia tidak sanggup untuk melakukan itu karena kita menghalangi dia untuk sampai kepada menyakiti hati kita sebagaimana kita berusaha untuk menghalangi dia menyakiti dzahri kita. Maka hendaklah dia berusaha untuk berlapang dada kemudian menolak apa yang diinginkan oleh orang-orang yang ingin memberikan keburukan kepadanya dengan tidak peduli kepada apa yang diucapkan oleh orang-orang yang berakhlak buruk itu kepadanya.
Hal ini yang ingin disampaikan oleh Syaikh adalah jangan sampai kita dikalahkan oleh musuh kita. Ketika musuh kita berakhlak tidak baik, jangan sampai kita dikalahkan oleh dia. Yaitu dengan cara kita tidak peduli, kita tidak terpengaruh dengan kata-kata dan akhlaknya yang buruk. Kalau kita terpengaruh dengan akhlaknya yang buruk kemudian kita mulai emosi, kemudian kita mulai melakukan tindakan-tindakan yang tidak baik, sungguh kita telah menolong musuh kita untuk menang terhadap diri kita. Sehingga kita akhirnya keluar dari akhlak yang mulia.
Maka hendaklah kita tidak peduli kepada apa yang dia lakukan, sehingga dengannya kita bisa selamat dan terjaga daripada sesuatu yang diinginkan oleh musuh kita, yaitu kita menjadi salah gara-gara sikap kita yang tidak baik disebabkan kita sudah keluar daripada akhlak yang baik. Namun kalau kita berakhlak mulia, maka kita telah bermuamalah kepada musuh kita dengan sesuatu yang bertolak-belakang dengan keinginannya. Dia ingin kita terpengaruh namun kita tetap berada di akhlak yang mulia.
Menit ke-1:49:33 Berkata Syaikh As-Sa’di Rahimahullahu Ta’ala bahwa tidak ada yang lebih bermanfaat dari seorang hamba pada kondisi yang seperti ini dan kondisi lainnya agar seseorang berusaha untuk selalu meletakkan di depan matanya maksud dan tujuannya ketika ingin berakhlak mulia dan berusaha untuk membuat jiwanya dan hatinya selalu jauh dari pada keinginan-keinginan yang bisa mengganggu dia dari bisa mencapai akhlak yang mulia itu.
Dan hendaknya seseorang selalu berusaha untuk menjaga ketenangan jiwanya dengan apa-apa yang bisa membuat dia sampai kepada ketenangan itu, agar dia selalu berusaha mendapatkan sebab-sebab yang membuat jiwanya tenang dan tentram. Dan dia harus berusaha untuk menolak seluruh hal-hal yang bertentangan dengan semua itu yang membuat jiwanya penuh dengan kesengsaraan. Dan sesungguhnya ketenangan jiwa itu adalah sebuah perkara yang sangat pondasi untuk ketenangan dalam kehidupan kita di dunia ini.
Kalau seandainya seorang insan hidup dalam kenikmatan-kenikmatan dunia dan terpenuhi baginya seluruh sebab-sebab kemudahan dan ketenangan dunia saja, akan tetapi hatinya penuh dengan resah dan gelisah, penuh dengan ketidakdamaian, maka hal itu akan membuat dia selalu hanyut dalam kegelisahan dan kesengsaraan, keluar dari satu kegelisahan kemudian dia masuk kepada kegelisahan yang lainnya.
Dan tidaklah seseorang mendapatkan kenikmatan kegembiraan dengan mendapatkan sesuatu yang dia inginkan akan tetapi dia mendapatkan juga sesuatu yang membuat jiwanya hancur dan gelisah dan mengotori jiwa itu. Maka sesungguhnya sampai saat ini kalau itu yang dia lakukan, maka dia tidak sampai kepada maksud dan tujuannya.
Dan sesungguhnya orang-orang yang memiliki akal yang tinggi, orang-orang yang memiliki pemikiran yang tinggi, dia akan selalu berusaha semaksimal mungkin mencapai jiwa dan hati yang tenang dan tentram. Yaitu dengan cara dia banyak-banyak kembali kepada Allah, berusaha minta petunjuk kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam segala perkara-perkara penting dan perkara-perkara yang datang menimpa dirinya. Dalam seluruh keadaan selalu meminta kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala dan selalu bermaksud dan bertujuan untuk menyempurnakan kesempurnaan akhlaknya, berakhlak dengan akhlak yang mulia dan menjaga hati mereka dari seluruh hal-hal yang bisa mengotori kehidupan mereka yang sudah nyaman dengan akhlak yang mulia. Sehingga mereka dengan itu bisa mendapatkan kenikmatan yang luar biasa di dunia dan di akhirat.
6. Memperhatikan kisah-kisah orang yang berakhlak mulia
Dan hendaklah kita memperhatikan bagaimana sebahagian kisah-kisah orang-orang mulia dan apa yang mereka rasakan dalam kehidupan mereka yang sangat nikmat. Dan boleh jadi kita temukan seseorang berada di dalam kefakiran atau kekayaan atau berada dalam hal yang sempit atau dalam hal yang lapang, bagaimanapun kondisi berubah-ubah, maka engkau selalu menemukan orang-orang yang akhlaknya mulia tersebut selalu berada dalam kehidupan yang sangat luar biasa akhlaknya dan sangat luar biasa ketenangan jiwanya dan sangat bahagia keadaannya.
Bagaimanapun keadaannya, baik dalam keadaan senang atau dalam keadaan fakir dan susah, mereka selalu berada dalam keadaan yang nyaman disebabkan akhlak mereka yang mulia. Mereka ridha dengan keputusan Allah, mereka qanaah dengan apa yang Allah berikan, mereka tidak marah dan murka kepada Allah, dan dengannya mereka mencapai akhlak yang mulia. Yang demikian itu adalah keutamaan yang Allah berikan kepada orang-orang yang Allah inginkan. Dan Allah adalah Dzat yang selalu memberikan keutamaan yang besar.
Saudaraku, di dalam kalimat yang tadi, Syaikh ingin menyelesaikan bahasan beliau tentang sebab-sebab yang menghantarkan kita kepada akhlak yang mulia. Dalam bahasan yang tadi terakhir dibahas. Dan saya ingin mengingatkan antum semuanya pada dua hal. Dua hal untuk mencapai akhlak yang mulia:
7. Ingin mencapai kecintaan Allah
Yang pertama, ketika ingin mencapai akhlak yang mulia, hendaklah seorang hamba sangat selalu ingin sekali mencapai kecintaan Allah. Tujuan hidupnya bagaimana Allah cinta kepadanya. Apapun yang dia lakukan, maka dia ingin sampai kepada titik Allah mencintai dirinya. Dengan berakhlak dengan akhlak yang mulia, dia akan mendapatkan itu. Sehingga orang yang berakhlak mulia, maka dia telah mendapatkan kemuliaan yang luar biasa dari Allah.
Dan orang terdahulu dari para ulama mengatakan bahwa akhlak mulia itu anugerah dari Allah, maksudnya adalah seorang hamba yang telah dicintai oleh Rabbnya, pasti Allah akan memberikan kepadanya akhlak mulia. Maka hendaklah kita selalu berakhlak mulia agar Allah cinta kepada kita dan dengan cinta Allah kepada kita maka kita semakin juga diberikan oleh Allah akhlak yang mulia tersebut.
8. Memperbanyak doa kepada Allah
Yang kedua, hendaknya kita memperbanyak doa kepada Allah. Karena doa adalah kunci segala kebaikan. Minta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar Allah memberikan kepada kita akhlak yang mulia. Dan perbanyak doa-doa yang datang dari Nabi kita tercinta Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam masalah ini. Diantaranya yang pertama adalah doa:
اللَّهُمَّ اهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ ، لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ ، وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ
“Ya Allah, tunjukan kami ke akhlak yang paling baik, tidak ada yang menunjukkan kami ke arah itu kecuali Engkau. Dan jauhkan kami dari akhlak yang buruk, karena tidak ada yang menjauhkan kami dari akhlak yang buruk selain Engkau.” (HR. Muslim)
Juga di riwayat lain bahwa doa yang di baca oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
اللَّهُمَّ كَمَا حَسَّنْتَ خَلْقِي فَحَسِّنْ خُلُقِي
“Ya Allah, sebagaimana Engkau telah membuat baik penciptaanku, maka buatlah hal yang baik juga dalam akhlakku.” (Shahih; Lihat Al-Jami’ hal. 280 hadits no. 1307)
Juga kemudian Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengajarkan kepada kita doa:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ مُنْكَرَاتِ الْأَخْلَاقِ ، وَالْأَهْوَاءِ ، وَالْأَدْوَاءِ
“Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari akhlak-akhlak yang buruk, dari hawa-hawa nafsu yang buruk, dari penyakit-penyakit yang buruk.” (HR. Ibnu Hibban)
Maka semoga Allah Tabaraka wa Ta’ala selalu menambahkan kepada kita akhlak yang mulia, selalu menambahkan kepada kita budi pekerti yang mulia. Sehingga dengannya kita benar-benar menjadi hamba-hamba Allah Tabaraka wa Ta’ala yang hidup dengan akhlak-akhlak yang mulia.
Penutup Kajian Cara Mendapatkan Akhlak Mulia
Menit ke-1:58:11 Dan saya ingin mengingatkan saudaraku sekalian bahwa InsyaAllah pada hari Rabu yang akan datang ana akan melakukan sebuah muhadzarah yang sangat penting dalam sebuah risalah yang juga milik Asy-Syaikh Sa’di Rahimahullahu Ta’ala. Dan risalah itu berhubungan dengan sebab-sebab yang menyebabkan amalan-amalan kita dilipatgandakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ini akan kita lakukan di salah satu daerah lain, tepatnya di Sumatera, Bukittinggi, insyaAllah setelah shalat maghrib. Ini adalah suatu bahasan yang dibutuhkan oleh setiap muslim. Bagaimana caranya dan sebab-sebab apa yang membuat amalannya dilipatgandakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka ini bahasan penting.
Dan mungkin boleh jadi antum bisa menyaksikan ini InsyaAllahu Ta’ala dengan acara live di televisi-televisi sunnah yang telah menyiarkan dakwah ini. Bisa juga disaksikan di rumah, atau bisa juga disaksikan di masjid ini. Seandainya disusun acara, bisa berkumpul di masjid ini untuk menyaksikan acara live bagaimana sebab-sebab yang membuat amalan-amalan kita dilipatgandakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan sesungguhnya mendengarkan hal ini adalah sangat penting.
Kalau seandainya nanti antum terhalang untuk bisa menyaksikan acara tersebut secara live, maka antum bisa menyaksikannya di internet siaran ulangnya, carilah pembahasan ini, karena ini adalah manfaat yang sangat besar. Di dalamnya terdapat kebaikan-kebaikan dan faedah-faedah yang sangat besar tentang bagaimana caranya agar amalan-amalan antum bisa belipat ganda di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan dengannya saya memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mengarahkan kita kepada segala kebaikan.
Video Kajian Cara Mendapatkan Akhlak Mulia
Lihat di sini: Pidato Agama Islam Tentang Akhlak: Cara Mendapatkan Akhlak Mulia
Ditulis dari video rekaman kajian ilmiah tentang Cara Mendapatkan Akhlak Mulia – Tabligh Akbar Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzaq Al Badr, rekaman pada Ahad, 15 rajab 1439 H / 01 April 2018 M di Masjid Sulaiman Fauzan Al-Fauzan Bagek Nyak A, Lombok Timur.
Komentar