Berikut pembahasan Ceramah Singkat: Alasan Bid’ah Lebih Berbahaya daripada Maksiat yang disampaikan oleh Ustadz Armen Halim Naro, Lc. Rahimahullahu Ta’ala.
Transkrip Materi Ceramah Singkat: Alasan Bid’ah Lebih Berbahaya daripada Maksiat
Wajah yang waktu itu dalam keadaan tertunduk beramal dan berlatih.
عَامِلَةٌ نَّاصِبَةٌ ﴿٣﴾
“bekerja keras lagi kepayahan,” (QS. Al-Ghasiyiyah[88]: 3)
Bagaimana dia tidak beramal? Hari-harinya dia beribadah kepada Allah. Bagaimana ia tidak berpeluh? Hari ini dia harus memaksa dirinya untuk duduk. Akan tetapi ada apa gunanya duduk? Apa gunanya ibadah jika seandainya tidak sesuai dengan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam?
Allah katakan:
تَصْلَىٰ نَارًا حَامِيَةً ﴿٤﴾
“Kami bakar ia dengan api yang panas.” (QS. Al-Ghasiyiyah[88]: 4)
Itulah orang-orang yang merugi.
Pelaku-pelaku maksiat, preman-preman di pasar, jika seandainya mereka rugi di akhirat, mungkin mereka mendapat keuntungan sebagian di dunia. Seorang pezina ketika ia berzina, dia menikmati sekalipun dia diadzab di akhirat.
Akan tetapi orang yang berbuat ibadah tidak sesuai dengan sunnah Rasulullah, rugi dunia dan rugi akhirat. Apa kata Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam surat Al-Kahfi?
قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُم بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا ﴿١٠٣﴾
“Katakanlah: “Apakah mau aku kabarkan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi?”” (QS. Al-Kahfi[18]: 103)
Lebih merugi dari pada pezina, lebih merugi dari pada perampok, lebih merugi dari pada koruptor. Yaitu apa?
الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا ﴿١٠٤﴾
“Orang yang telah sesat didalam bermal dan mereka menyangka mereka di atas kebenaran.” (QS. Al-Kahfi[18]: 104)
Dan itulah yang ditafsirkan oleh seluruh ulama, mereka adalah orang yang berbuat bid’ah. Orang yang berbuat tidak mengacu kepada ajaran Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Tidak mengacu tentang waktunya, tidak mengacu tentang tempatnya, tidak mengacu tentang jumlahnya, tidak mengacu tentang caranya dan semacamnya. Itu adalah perbuatan bid’ah.
Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menurunkan Qur’an, telah menurunkan hadits, kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala tutup kedua wahyu tersebut dengan ucapan:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ
“Aku sempurnakan.” (QS. Al-Maidah[5]: 3)
Kemudian ia tambah, ia kurangi, ia rubah. Alangkah jahatnya ia. Kenapa bid’ah itu lebih besar daripada maksiat? Karena orang yang berbuat bid’ah, ia menambahkan aturan Allah atau ia kurangi. Biasanya bid’ah itu dia tambahkan. Ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan cara beribadah begini, ia tambah cara ibadah tersebut. Berarti secara tidak langsung ia sejajarkan dirinya dengan Allah di dalam hukum. Karena Allah memberi hukum, lalu ia tambahkan hukum tersebut. Sedangkan pelaku maksiat, kenapa ia dibawah dosa bid’ah? Karena pelaku maksiat itu adalah orang yang jatuh terhadap perintah dan larangan tersebut.
Sesungguhnya orang yang merubah peraturan yang telah dibuat oleh sang raja, jauh kurang ajarnya daripada seorang rakyat yang jatuh terhadap kesalahan tersebut. Itu logika didalam masalah dunia. Bayangkan jika seandainya itu hubungannya dengan Allah Azza wa Jalla yang jauh lebih mulia.
Orang-orang yang merubah peraturan raja, dia begitu dzalim dan sangat tidak bisa diterima dan tidak bisa dimaafkan. Berbeda dengan rakyat yang telah berusaha melakukan peraturan tersebut namun akhirnya dia tergelincir. Itu mudah dimaafkan.
Makanya bid’ah tidak dimaafkan sebagaimana dimaafkannya maksiat. Dan itu semua perbedaannya adalah dengan ilmu. Anda tidak jatuh kepada bid’ah ketika Anda berilmu tentang Al-Qur’an dan hadits.
Audio Ceramah Singkat: Alasan Bid’ah Lebih Berbahaya daripada Maksiat
Kami kesulitan untuk menemukan video sumber aslinya. Karena audio ini diambil dari video yang viral di media sosial facebook.
Podcast: Download (1.4MB)
Komentar