Tulisan tentang “Cara Menghilangkan Sakit Hati” ini adalah catatan faedah dari ceramah singkat yang dibawakan oleh Ustadz Ammi Baits Hafidzahullahu Ta’ala.
Transkrip Ceramah Singkat Tentang Cara Menghilangkan Sakit Hati
Pemirsa yang berbahagia, tentu saja ita pernah sakit dan pernah berobat ke dokter. Kira-kira kalau kita perhatikan dokter akan memberikan tiga saran/tahapan untuk mengobati sakit yang kita derita. Saya gambarkan di sini ada sebuah segitiga, sebut saja segitiga kesehatan.
Dokter ketika mengobati kita, saran pertama yang akan diberikan adalah menjaga kesehatan/kekuatan fisik. Dokter akan sarankan banyak istirahat, jangan banyak pikiran, makan-makanan yang bergizi, dan kadang tidak lupa dokter memberikan kita multivitamin.
Kemudian tahapan yang ke-2, dokter akan menyarankan kita beberapa pantangan. Sakit seperti ini tidak boleh makan A, tidak boleh makan B, tidak boleh melakukan aktivitas seperti ini dan seterusnya.
Kemudian tahapan yang ketiga barulah dokter memberikan obat untuk sakit yang kita derita. Dokter akan memberikan antibiotik atau anti radang atau anti-anti yang lain dalam rangka mengurangi penyakit yang ada dalam diri kita.
Baik, Imam Ibnu Qayyim dalam kitabnya Ighatsatul Lahfan (Arab: ﺇﻏﺎﺛﺔ ﺍﻟﻠﻬﻔﺎﻥ), beliau menyebutkan sebenarnya tiga hal ini adalah teori yang berlaku untuk mengobati hati. Hati kita yang sedang sakit, kita bisa terapi, kita bisa usaha untuk mengobatinya dengan tiga cara yang tadi diterapkan dalam masalah kesehatan fisik.
Cara mengobati sakit hati
Kata Ibnul Qayyim, cara yang pertama ketika orang mengalami sakit hati kemudian dia ingin menyembuhkannya adalah:
1. Menjaga kekuatan hati
Menjaga kekuatan hati diistilahkan oleh Ibnul Qayyim dengan ﺣﻔﻆ ﺍﻟﻘﻮﺓ. Bagaimana bentuknya menjaga kekuatan hati? Kata Ibnul Qayyim bentuknya adalah dengan beriman kepada Allah, banyak melakukan ketaatan, mendekatkan diri kepada Allah, atau secara umum semua bentuk ibadah itu akan menjadi ﺣﻔﻆ ﺍﻟﻘﻮﺓ (penjaga kekuatan) bagi hati manusia. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala mensifati wahyu, mensifati apa yang diturunkan kepada NabiNya sebagai sumber kehidupan bagi hati.
Karena itu, bagian yang terpenting agar orang bisa memiliki ﺣﻔﻆ ﺍﻟﻘﻮﺓ (penjagaan kekuatan bagi hati) adalah dengan banyak belajar, memahami dzikrullah (peringatan) yang Allah turunkan. Allah Ta’ala berfirman:
وَكَذَٰلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِّنْ أَمْرِنَا ۚ مَا كُنتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ وَلَٰكِن جَعَلْنَاهُ نُورًا نَّهْدِي بِهِ مَن نَّشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا
“Demikianlah Kami turunkan kepadamu ruh dari ketetapan Kami (yaitu wahyu Al-Qur’an)…”
Kita lihat, Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebut wahyu dengan ruh. Karena wahyu adalah sumber kehidupan bagi hati manusia. Maka kita mempelajari Al-Qur’an dan Sunnah, kemudian berusaha mengamalkannya, itu adalah sumber kekuatan bagi hati manusia.
Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebut bahwa wahyu juga merupakan “Nur”:
وَلَٰكِن جَعَلْنَاهُ نُورًا نَّهْدِي بِهِ مَن نَّشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا
“Dan Aku jadikan wahyu ini sebagai cahaya, karena dia menjadi sumber kekuatan bagi hati yang dengan itu Aku beri petunjuk siapa saja di antara hambaKu yang Aku kehendaki.” (QS. Asy-Syura[42]: 52)
Karena itu pemirsa yang berbahagia, dengan kita banyak belajar dan kemudian berusaha mengamalkannya, memiliki ilmu yang nafi’ (bermanfaat), sejatinya kita sedang menjaga kekuatan bagi hati.
2. Perlindungan dari sumber penyakit yang baru
Sebagaimana dalam penyakit fisik kita disarankan oleh dokter untuk menghindari segala bentuk pantangan, segala bentuk yang bisa memperparah sakit yang ada dalam diri kita, maka kata Ibnul Qayyim demikian pula bagi orang yang sakit hati.
Orang yang hatinya sedang sakit harus menghindari pantangan yang bisa menyebabkan penyakit hatinya semakin parah. Ini yang diistilahkan oleh Ibnul Qayyim dengan الحمية من الامراض الجديدة (perlindungan dari sumber penyakit yang baru). Hati yang sudah sakit, maka jangan diperparah dengan adanya penyakit yang baru.
Apa yang dimaksud perlindungan dari sakit yang baru?
Penyakit bagi hati manusia sumbernya adalah semua perbuatan dosa dan maksiat serta penyimpangan yang dilakukan oleh manusia. Ketika kita melakukan berbagai macam maksiat -baik yang besar maupun yang kecil, baik dosanya tersembunyi maupun terang-terangan- semua itu adalah sumber penyakit bagi hati. Karena itu kata Ibnul Qayyim bahwa cara untuk kemudian menghindari adanya penyakit yang baru adalah kita melepaskan diri dari segala bentu maksiat/dosa dan jangan melakukan dosa yang baru. Karena hal semacam ini akan memperparah sakit hati dalam diri kita.
Disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menggambarkan dosa yang dilakukan oleh manusia itu ibarat sebuah titik yang ada dalam hati manusia. Kata beliau:
إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ
“Apabila seorang hamba melakukan satu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya satu titik hitam.”
فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ
“Apabila dia memohon ampun, bertaubat, maka hatinya akan dibersihkan.”
وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ
“Namun kalau dia kembali mengulangi maksiat yang dia lakukan akan ditambahkan titik hitam yang lain sampai titik hitam ini menutupi seluruh permukaan hatinya.” (HR. Tirmidzi)
Ketika seluruh permukaan hatinya sudah ditutupi dengan titik hitam, maka akan sangat sulit ada tembusan hidayah yang bisa menyentuh hatinya. Karena titik hitam ini akan menghalangi dirinya untuk mendapatkan petunjuk yang baru dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
3. Membersihkan dari unsur-unsur yang membuat hati sakit
Dokter menyarankan ketika orang sakit dengan memberikan obat untuk menghilangkan penyakitnya. Dan kata Ibnul Qayyim bahwa dalam penyakit hati juga demikian. Orang bisa menghilangkan penyakit hatinya dengan افتفراع عن المواد المؤذي (membersihkan hati dari semua unsur-unsur yang membuat hati itu sakit).
Bagaimana bentuknya?
Dijelaskan oleh Ibnul Qayyim bahwa bentuknya adalah dengan bertaubat, beristighfar kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena dengan seseorang bertaubat dan beristighfar, maka hatinya akan dibersihkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana dinyatakan dalam hadits riwayat Ibnu Majah, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
التَّائِبُ مِنْ الذَّنْبِ كَمَنْ لَا ذَنَبَ لَهُ
“Orang yang bertaubat dari dosa itu sebagaimana orang yang tidak memiliki dosa.” (HR. Ibnu Majah)
Artinya dosanya dibersihkan.
Inilah tiga hal yang disarankan oleh Ibnul Qayyim tentang bagaimana cara yang sangat efektif untuk memiliki hati yang sehat. Ketika seseorang hatinya dalam kondisi sakit disebabkan banyak maksiat, banyak bergaul dengan lingkungan luar yang belum tentu sesuai dengan syariat, Ibnul Qayyim menyebutkan tiga prinsip ini agar kita bisa memiliki hati yang sehat.
Video Ceramah Singkat Cara Menghilangkan Sakit Hati
Sumber video: Yufid TV
Mari turut menyebarkan catatan kajian tentang “Cara Menghilangkan Sakit Hati” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..
Komentar