Ceramah Singkat: Jangan Menyerah dalam Pekerjaan
Kemudian di antara sebab-sebab kebahagiaan yang disebutkan oleh Syaikh Muhammad Abdurrahman bin Nashir As Sa’di yaitu konsentrasi dengan pekerjaan kita hari ini. Ini juga penting. Jangan terlalu khawatir dengan perkara yang akan datang dan jangan bersedih dengan masa yang telah lalu.
Kekhawatiran dengan waktu yang akan datang disebut dalam Bahasa Arab dengan gham atau ham (الهمّ), kesedihan tapi berkaitan dengan masa depan. Sedangkan yang berkaitan dengan masa lalu disebut dengan al huzn (الحزن), kesedihan. Oleh karenanya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa;
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ
“Ya Allah, aku berlindung kepada Engkau dari kekhawatiran (di masa depan yang menimbulkan kesedihan) dan dari perkara yang telah lalu (yang menimbulkan kesedihan).” (HR. An Nasa’i No. 5450)
Kita konsentrasi dengan apa yang kita lakukan sekarang ini. Yang perkara ke depan, boleh kita rencanakan, kita mengatur rencana, tapi jangan terlalu menyedihkan kita. Jangan terlalu khawatir. Konsentrasi dengan yang ada di hadapan kita ini. Jangan sampai kita tidak melakukannya dengan dengan baik.
Bersemangat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ, وَلَا تَعْجَزْ
“Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu, dan minta tolonglah pada Allah, janganlah engkau merasa lemah (merasa tidak mungkin terjadi)”
وَلَا تَعْجَزْ, jangan menyerah. Ada usaha, maka rencanakan, kerjakan dengan baik, dan konsentrasi terhadap amalan yang ada di hadapan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan,
وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلا تَقُلْ : لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَذَا لَكَانَ كَذَا وَ كَذَا , وَلَكِنْ قُلْ : قَدَرُ اللهِ وَ مَا شَاءَ فَعَلَ , فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
“Jika kamu tertimpa sesuatu (kegagalan), maka janganlah kamu mengatakan, ‘seandainya aku berbuat demikian, pastilah tidak akan begini atau begitu’. Tetapi katakanlah, ‘Allah telah menakdirkan dan Allah berbuat sesuai dengan apa yang Dia kehendaki’. Karena sesungguhnya perkataan ‘seandainya’ akan membuka (pintu) perbuatan setan” (HR. Muslim no. 2664)[1]
Sampai seorang ulama mengatakan. “Bersedih karena masa lalu, terlalu memikirkan masa lalu, adalah perbuatan kebodohan.” Mengapa? Karena tidak mungkin dia mengembalikan lagi, mustahil. Sudah hilang. Yang lalu biarlah berlalu. Jadikan pelajaran bagi kita.
Adapun kita kemudian bersedih dan terus menangis, sehingga tidak bisa bergerak karena terlalu diliputi dengan kesedihan pada perkara-perkara yang telah lalu, maka dia adalah orang yang bodoh. Syaithan telah menguasainya. Kita kerjakan apa yang ada di hadapan kita. Dan kita husnuzhan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kalau kita berusaha, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberikan jalan terbaik di hadapan kita.
Komentar