Ceramah Singkat Tentang Kedudukan Dan Manfaat Sedekah Dalam Islam ini adalah catatan yang kami tulis dari ceramah singkat guru kami, Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas (semoga Allah menjaga beliau).
A. Kedudukan Sedekah Dalam Islam
إِنَّ الْـحَمْدَ لِلهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَـعِيْنُهُ وَنَسْتَغْـفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّـئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِاللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْلَاإِلٰـهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَـهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُـهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
Kepada kaum muslimin dan muslimat yang mudah-mudahan dirahmati Allah Ta’ala,
Alhamdulillah kita bersyukur kepada Allah Ta’ala atas segala nikmat yang Allah karuniakan kepada kita. Dan kita wajib bersyukur kepada Allah dengan melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Dan bagi kita yang diberikan oleh Allah kelebihan harta, kewajiban kita untuk mengeluarkan zakat dan bersedekah.
Kita dianjurkan oleh Allah untuk bersedekah. Banyak ayat Al-Qur’an yang menyuruh kita untuk bersedekah. Dan harta yang ada pada kita ini pasti akan habis dan apa yang di sisi Allah itu pasti akan kekal.
Allah berfirman dalam surat An-Nahl ayat 96:
مَا عِندَكُمْ يَنفَدُ ۖ وَمَا عِندَ اللَّـهِ بَاقٍ
“Apa yang ada di sisi kamu itu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah itu akan kekal.” (QS. An-Nahl[16]: 96)
Kedudukan Sedekah Dalam Islam
Sedekah dalam Islam memiliki kedudukan yang tinggi dan agung. Sedekah memiliki kedudukan yang penting dalam menyebarkan dakwah Islam. Sedekah memiliki nilai tinggi dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Apabila seorang muslim dan muslimah setiap hari bersedekah kepada orang-orang yang susah, orang-orang yang kelaparan, fakir miskin, orang-orang yang mengalami kesulitan, dan memenuhi kebutuhan mereka sambil mendakwahkan mereka ke jalan yang benar dan dilakukan dengan ikhlas semata-mata karena Allah, mengharapkan ganjaran dari Allah Tabaraka wa Ta’ala, maka insyaAllah akan membantu tersebarnya dakwah Islam dan juga dapat meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat.
Sedekah disaat kita senang dan susah
Allah menganjurkan kita untuk sedekah disaat kita senang dan disaat kita susah. Bukan disaat kita punya saja, tapi disaat kita tidak punya juga yang bisa kita sedekahkan maka kita sedekahkan. Karena ketika Allah menyebutkan tentang sifat orang-orang yang bertakwa dalam surah Ali-Imran ayat 134, Allah berfirman:
الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ
“Yaitu orang-orang yang berinfak baik diwaktu lapang maupun sempit.” (QS. Ali-Imran[3]: 134)
Ketika dia juga susah dan nggak punya, tapi dia berusaha untuk berbagi kepada orang lain. Ini orang yang MasyaAllah. Antum lihat para sahabat demikian. Antum lihat orang-orang Anshar, susah hidupnya orang-orang Anshar. Tapi begitu kaum Muhajirin datang, dia infakkan. Bahkan Allah sebutkan dalam surah Al-Hasyr:
وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ
“Dia mengutamakan orang-orang Muhajirin, dia bantu mereka meskipun dirinya fakir tidak punya apa-apa.” (QS. Al-Hasyr[59]: 9)
Mereka bantu orang-orang yang susah itu. Jadi, dianjurkan kita untuk bersedekah, berinfak, disaat kita senang maupun susah.
Wajib berjihad dengan harta kita
Kita wajib berjihad dengan harta kita, dengan membantu dakwah Ahlus Sunnah, menyebarkan dakwah Islam, membantu para Dai, membantu para ustadz, membantu sekolah-sekolah Islam, membantu pondok-pondok pesantren Ahlus Sunnah, membantu orang-orang miskin, agar dakwah ini berkembang. Itu harus kita keluarkan dengan harta.
Antum lihat ketika Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdakwah di Mekah, yang membantu beliau dua:
- istrinya (Khadijah binti Khuwailid Radhiyallahu ‘Anha wa Ardhaha),
- Abu Bakar As Shiddiq Radhiallahu ‘Anhu.
Terus membantu dakwah ini! Tetap harus ada orang yang menopang dan membantu dakwah. Tidak perlu diminta dan tidak boleh -saya berkali-kali sampaikan- seorang Dai minta-minta kepada orang kaya. Tapi orang kaya harus tahu, betapa banyak Dai-Dai yang susah, yang fakir, yang miskin, yang wajib dibantu. Bantu mereka! Karena dengan membantu mereka, kita telah membantu tegaknya dakwah Ahlus Sunnah wal Jama’ah ini. Sampai Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda tentang hartanya Abu Bakar:
مَا نَفَعَنِي مَالٌ قَطُّ ، مَا نَفَعَنِي مَالُ أَبِي بَكْرٍ
“Tidak ada harta yang lebih bermanfaat bagiku selain harta Abu Bakar.” (Hadits ini shahih diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan selain dari sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu.)
Artinya, pertolongan yang sangat bermanfaat itu ketika orang sedang susah. Sekarang ini orang banyak yang susah, justru bermanfaat pertolongan kita dan akan dikenang seumur hidup. Nabi mengenang ini, tentang jasanya Abu Bakar, tidak bisa dihitung dengan apapun yang ada di muka bumi ini. Menolong Nabi di saat awal-awal dakwah, susah yang luar biasa. Dibantu dengan hartanya Abu Bakar untuk Allah dan RasulNya.
Tidak berkurang harta dengan sebab sedekah
Harta yang kita infakkan dan yang kita sedekahkan tidak akan berkurang. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا، وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ للَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ
“Sedekah tidak mengurangi harta, Allah tidak menambah kepada seorang hamba karena sifat maafnya kecuali kemuliaan. Dan tidaklah seorang merendahkan diri (tawadhu/rendah hatinya) karena Allah melainkan Allah akan mengangkat derajatnya.” (Hadits shahih riwayat muslim dari sahabat Abu Hurairah)
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan di sini: “Tidak berkurang harta dengan sebab sedekah”. Artinya harta yang kita sedekahkan itu tidak berkurang nilainya. Umpamanya kita punya uang 1 juta, lalu kita sedekahkan 100 ribu, secara nilai memang berkurang, tapi tidak. Karena yang 100 ribu kalau kita ikhlas akan dilipat gandakan sampai 700 kali lipat. Bertambah harta kita. Kalau kita mau lihat lagi diri kita, pada hakikatnya kita tidak punya apa-apa ketika lahir. Yang memberikan rezeki Allah. Ketika kita infakkan, itu pada hakikatnya pemberian dari Allah, milik Allah harta itu. Tidak berkurang, dan terus seperti itu. Kita harus banyak sedekah.
Dan ini harus diperhatikan setiap muslim dan muslimah, mukmin dan mukminah. Karena bukan laki-laki saja, perempuan juga harus banyak sedekah. Bahkan Nabi pernah berdiri di hadapan para wanita, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:
يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ، فَإِنِّي رَأَيْتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ
“Wahai para wanita, bersedekahlah kalian. Karena aku melihat kalian yang paling banyak masuk neraka.” (HR. Bukhari)
Jadi suami istri berlomba-lomba. Suami bersedekah, istri juga bersedekah dari apa yang dia miliki. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala menganjurkan kita untuk sedekah. Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 254:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنفِقُوا مِمَّا رَزَقْنَاكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَ يَوْمٌ لَّا بَيْعٌ فِيهِ وَلَا خُلَّةٌ وَلَا شَفَاعَةٌ ۗ وَالْكَافِرُونَ هُمُ الظَّالِمُونَ ﴿٢٥٤﴾
“Wahai orang beriman, infakkanlah sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepadamu sebelum datang hari ketika tidak ada lagi jual beli, tidak lagi persahabatan dan tidak lagi syafaat. Orang-orang kafir itulah orang-orang yang dzalim.” (QS. Al-Baqarah[2]: 254)
Dijelaskan tentang ayat ini oleh Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di Rahimahullah dalam tafsirnya Taisiirul Kariimir Rahmaan fii Tafsiiri Kalaamil Mannaan. Kata beliau ketika menjelaskan ayat 254:
Allah ‘Azza wa Jalla menganjurkan orang-orang yang beriman untuk bersedekah dan berinfak pada setiap jalan dan pintu kebaikan. Dan Allah menyebutkan bahwa Dia-lah Allah yang memberikan nikmat-nikmatNya dengan berbagai macam jenisnya kepada hamba-hambaNya. Dan Allah ‘Azza wa Jalla tidak memerintahkan hamba-hambaNya untuk menginfakkan seluruh hartanya, tetapi memerintahkan mereka menginfakkan sebagian harta mereka. Allah ‘Azza wa Jalla juga mengabarkan bahwa infak-infak yang telah mereka keluarkan akan menjadi simpanan di sisi Allah pada hari Kiamat, pada hari tidak bermanfaat lagi tukar-menukar dengan jual beli maupun selainnya, tidak bermanfaat pula syafa’at. Setiap orang berkata, “Adakah (kebaikan) yang dulu aku kerjakan untuk (menghadapi) hidup (di akhirat) ini.”Maka terputuslah seluruh sebab, kecuali sebab-sebab yang berkaitan dengan ketaatan kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan keimanan kepadaNya, yaitu pada hari di mana anak dan harta tidak dapat memberikan manfaat, kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang selamat.
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ ﴿٨٨﴾ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
“pada hari yang tidak bermanfaat harta dan anak-anak kecuali orang-orang yang datang kepada Allah dengan hati yang selamat.” (QS. Asy-Syu’araa[26]:88-89)
Allah juga berfirman dalam surat Ali-Imran di ayat 92:
لَن تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّىٰ تُنفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ ۚ وَمَا تُنفِقُوا مِن شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّـهَ بِهِ عَلِيمٌ ﴿٩٢﴾
“Kamu tidak akan memperoleh kebajikan sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai dan apapun yang kamu infakkan tentang hal itu sungguh Allah Maha Mengetahui.” (QS. Ali-Imran[3]: 92)
Para sahabat mengetahui tentang ini. Maka ketika Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda kepada para wanita untuk banyak bersedekah, langsung mereka infakkan yang ada dari cincinnya, dari kalungnya, langsung mereka. Kalung dan cincin itu mereka cintai, tapi mereka infakkan, mereka sedekahkan, mereka lebih mengutamakan kehidupan akhirat daripada dunia.
Maka disuruh kita untuk menginfakkan sebagian dari harta kita yang kita cintai. Umpamanya yang kita infakkan adalah makanan, maka infakkan yang terbaik dari makanan itu. Jangan yang sudah basi dikasih orang. Yang terbaik yang kita infakkan kepada mereka.
Dan juga dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman (hadits Qudsi):
أَنْفِقْ يَا ابْنَ آدَمَ أُنْفِقْ عَلَيْكَ.
“Berinfaklah wahai anak Adam, niscaya Aku akan berinfak kepadamu.” (Hadits shahih riwayat Bukhari dan Muslim)
Disuruh kita untuk berinfak.
Wanita dan sedekah
Nabi juga sering mengingatkan para wanita:
يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ وَلَوْ مِنْ حُلِيِّكُنَّ، فَإِنَّكُنَّ أَكْثَرُأَهْلِ جَهَنَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.
“Wahai para wanita, bersedekahlah kalian meskipun dengan perhiasan kalian, sesungguhnya pada hari kiamat kalian adalah penghuni neraka jahannam yang paling banyak.” (Hadits shahih riwayat At-Tirmidzi, Ahmad, Hakim dan Ibnu Hibban dari Zainab istrinya Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhuma)
Dalam hadits yang lain juga Nabi bersabda:
يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ وَأَكْثِرْنَ الْاِسْتِغْفَارَ فَإِنِّـيْ رَأَيْتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ، فَقَالَتِ امْرَأَةٌ مِنْهُنَّ جَزْلَـةٌ: وَمَا لَنَا يَا رَسُوْلَ اللهِ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ؟ قَالَ: تُكْثِرْنَ اللَّعْنَ وَتَكْفُرْنَ الْعَشِيْرَ…
“Wahai para wanita, bersedekahlah dan perbanyaklah beristighfar (minta ampun kepada Allah) karena sungguh aku melihat kalian sebagai penghuni neraka yang paling banyak.” Berkatalah seorang wanita yang cerdas di antara mereka, “Mengapa kami sebagai penghuni Neraka yang paling banyak, wahai Rasululllah?” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, “Karena kalian banyak melaknat dan banyak mengingkari kebaikan suami…” (Hadits shahih riwayat Imam Muslim, Ahmad, Ibnu Majah dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘Anhuma)
Sedekah menghapuskan dosa
Ikhwani fiddin a’azzakumullah..
Ayat-ayat yang menganjurkan sedekah itu banyak sekali. Dan sedekah itu menghapuskan dosa. Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 271:
إِن تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ ۖ وَإِن تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَيُكَفِّرُ عَنكُم مِّن سَيِّئَاتِكُمْ ۗ وَاللَّـهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ ﴿٢٧١﴾
“Jika kamu menampakan sedekah-sedekah itu, maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagi kamu. Dan Allah akan menghapuskan sebagian kesalahan kamu dan Allah Maha Teliti tentang apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah[2]: 271)
Artinya sedekah itu akan menghapuskan dosa. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda:
الصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ
“Sedekah itu dapat menghapuskan kesalahan laksana air dapat memadamkan api.” (HR. Tirmidzi)
Dan sedekah juga sebagai bukti keimanan kita. Kalau kita beriman, mesti kita banyak sedekah.
Jadi Ikhwani fiddin a’azzakumullah.. Kepada kaum muslimin dan muslimat yang mudah-mudahan dirahmati oleh Allah..
Banyak sedekah, banyak sedekah! Kesempatan sekarang ini untuk bersedekah. Jangan tunda! Kita nggak tahu tentang kematian kita. Sedekah! Nanti penyesalan yang terjadi bagi orang-orang yang menunda sedekah itu. Kesempatannya sekarang. Meskipun kondisi kita susah, yang lebih susah dari kita sangat banyak sekali. Banyakin sedekah. Baik itu suami (yang laki-laki) ataupun yang perempuan, banyakin sedekah. Kesempatannya sekarang ini, jangan tunggu nanti. Jangan tunggu wabah ini selesai, jangan. Sekarang! Orang butuh ini sekarang. Apalagi sekarang di bulan Ramadan, banyakin sedekah. Itu luar biasa kehebatan sedekah ini. Dan ini semuanya pada hakikatnya milik Allah, bukan milik kita. Dan itu akan akan menolong kita nanti di akhirat selama kita ikhlas.
Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua..
وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
Video Kedudukan Sedekah Dalam Islam
Sumber Video: MIAH Bogor – 19. Sedekah Memiliki Kedudukan Yang Agung :: Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
B. Keajaiban dan Keutamaan Sedekah
إِنَّ الْـحَمْدَ لِلهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَـعِيْنُهُ وَنَسْتَغْـفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّـئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِاللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْلَاإِلٰـهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَـهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُـهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
Kepada kaum muslimin dan muslimat yang mudah-mudahan dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala,
Kita akan membahas tentang keutamaan-keutamaan sedekah. Keutamaan sedekah ini puluhan, banyak sekali keutamaannya.
1. Sedekah merupakan bukti kebenaran iman seseorang
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
الصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ
“Sedekah itu merupakan bukti.” (HR. Muslim)
Makanya disebutkan oleh para imam itu ketika memberikan definisi tentang sedekah, mereka menyebutkan bahwa sedekah itu merupakan bukti. Ketika para imam memberikan penjelasan tentang sedekah, sedekah itu bukti iman yang nyata.
Dikatakan oleh Imam Nawawi Rahimahullah, “Disebut dengan sedekah karena ia merupakan sebuah bukti atas kepercayaan pelakunya dan kebenaran imannya baik lahir maupun batin. Maka sedekah itu adalah keyakinan dan kebenaran imannya. (Dalam Syarah Shahih Muslim)
Jadi, sedekah menurut bahasa artinya pemberian yang diniatkan untuk mencari ganjaran atau pahala di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kata Al-‘Allamah al-Ashfahani Rahimahullah berkata, “Sedekah adalah harta yang dikeluarkan oleh pemiliknya sebagai bentuk taqarrub (mendekatkan diri kepada Allah), seperti zakat dan sedekah.” Mufradat Alfazhil Qur’an (hlm. 480)
Dan sedekah biasanya diberikan kepada orang-orang fakir miskin karena Allah Subhanahu wa Ta’ala disebut. Maka sedekah itu disebut “bukti”.
2. Sedekah menghapus kesalahan dan dosa
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Salalm bersabda:
الصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ
“Sedekah itu dapat menghapuskan kesalahan laksana air dapat memadamkan api.” (Hadits shahih riwayat Imam Ahmad dan Tirmidzi)
3. Sedekah sebagai sebab masuk ke dalam surga dan dibebaskan dari api neraka
Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu ‘Anha bahwa ia berkata: “Ada seorang wanita miskin mendatangiku bersama dua anak perempuannya, maka aku memberikannya makanan dengan tiga butir kurma. Lalu ia memberikan kepada setiap anaknya sebutir kurma, lalu ia ingin mengangkat sebutir kurma ke mulutnya untuk dimakan namun kedua anak perempuan itu meminta makan darinya. Maka ia pun membelah sebutir kurma itu menjadi dua untuknya. Apa yang dilakukan oleh wanita itu membuat aku kagum (kata ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha). Aku pun menceritakan perbuatan wanita itu kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
إنَّ اللَّه قَدْ أَوْجَبَ لَهَا بِهَا الجنَّةَ، أَو أَعْتقَها بِهَا مَن النَّارِ
“Sesungguhnya Allah telah menetapkan surga untuknya dengan perbuatannya itu atau Allah akan membebaskan dari neraka dengan sebab perbuatannya itu.” (Hadits shahih riwayat Muslim)
Artinya sedekah itu akan membebaskan orang dari api neraka dan memasukkan orang ke dalam surga. Dan si wanita ini karena sayangnya kepada anaknya. Dan itu akan membebaskan dari api neraka dan memasukkan dia ke surga.
4. Sedekah sebagai sebab keselamatan dari panasnya hari kiamat
Sedekah sebagai sebab keselamatan dari panasnya hari kiamat. Diriwayatkan dari sahabat ‘Uqbah bin ‘Amir Radhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda:
كُلُّ امْرِئٍ فِي ظِلِّ صَدَقَتِهِ حَتَّى يُفْصَلَ بَيْنَ النَّاسِ
“Setiap orang berada dibawah naungan sedekahnya hingga diputuskan perkara di antara manusia.” (Hadits shahih riwayat Imam Ahmad, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban)
Di sini disebutkan bahwa setiap orang berada dibawah naungan sedekahnya sampai diputuskan perkara. Di hari kiamat itu matahari dekat, kurang lebih tingginya matahari 1 mil kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam riwayat Muslim:
تُدْنَى الشَّمْسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ الْخَلْقِ حَتَّى تَكُونَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيلٍ
“Di dekatkan matahari itu di hari kiamat (kepada manusia) kurang lebih satu mil.” (HR. Muslim)
Maka orang yang banyak sedekah itu akan dilindungi dan dinaungi oleh sedekahnya. Dan juga Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Salalm bersabda ketika Nabi menyebutkan tentang 7 golongan yang dinaungi oleh Allah pada hari kiamat, diantaranya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan:
وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ
“Dan seorang yang bersedekah dengan sesuatu sedekah lalu ia menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.” (Muttafaqun ‘Alaihi/disepakati oleh Bukhari dan Muslim)
5. Sedekah sebagai sebab mendapatkan pertolongan Allah, mendapatkan kemenangan dan juga rezeki
Dari Sa’ad bin Abi Waqqash Radhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda:
هَلْ تُنْصَرُوْنَ وَتُرْزَقُوْنَ إِلاَّ بِضُعَفَائِكُمْ؟
“Bukankah kalian diberikan pertolongan dan diberikan rezeki dengan sebab doa orang-orang yang lemah di antara kalian?” (HR. Bukhari)
Kata Imam Ibnu Baththal Rahimahullah: “Tafsir hadits ini adalah orang-orang yang lemah, orang-orang fakir miskin lebih ikhlas dalam berdoa dan lebih khusyu’ dalam beribadah disebabakan kosongnya hati mereka dari ketergantungan kepada perhiasan dunia.” (Fathul Baari)
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu, dia berkata: “Dulu pada masa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ada dua bersaudara. Salah seorang dari keduanya mendatangi Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk menuntut ilmu sedankan yang lainnya bekerja. Lalu saudaranya yang bekerja Ini mengadukan perihal suadaranya yang menuntut ilmu yang selalu minta uang kepada dia. Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
لَعَلَّكَ تُرْزَقُ بِهِ
“Bisa jadi engkau diberikan rezeki oleh Allah dengan sebab saudaramu.”
Artinya, adanya orang-orang yang lemah di sekitar kita, itu banyak menolong kita, banyak membantu kita. Dan rezeki kita ada dan kita diberikan kesehatan oleh Allah dan yang lainnya itu adanya orang-orang lemah di antara kita. Ini yang harus kita perhatikan.
Kepada orang-orang yang -umpamanya- punya perusahaan atau dia punya usaha yang punya karyawannya -mungkin- ada 5/10/50/100, perhatikan. Dalam kondisi seperti ini memang kita mengalami kerugian, tapi jangan di PHK mereka, kasihan. Kadang-kadang kita tidak memperhatikan bahwa perusahaan kita berjalan bukan setahun atau dua tahun, tapi sudah bertahun-tahun. Dan kita sudah mengeruk keuntungan yang luar biasa. Ketika kita mengeruk keuntungan itu, ini semua karunia dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Yang kedua, itu ada bantuan dari orang-orang miskin yang kerja dengan kita. Buruh-buruh itu membantu kita. Tidak bisa kita kaya sendirian tanpa buruh atau pegawai, tidak mungkin. Sekarang banyak orang segampang itu – ketika ada musibah- PHK. Kita harus lihat, ketika dia nganggur, yang susah siapa? Dia, istrinya, anaknya, atau mungkin saudaranya yang bisa bantu. Antum perhatikan itu. Tidak segampang itu untuk memberhentikan orang. Pikirkan ini oleh semuanya, oleh orang-orang kaya yang punya usaha, oleh pemerintah, pejabat, perhatikan ini. Saat ini dalam kondisi yang sulit, kondisi wabah. Bagaimana kita membantu mereka? Seandainya mereka tidak bekerja, bagaimana kita gaji dengan penuh.
Umpamanya sekarang sekolah atau pondok, otomatis dalam dua bulan ini tidak mengajar. Tapi apa kita biarkan mereka? Tetap kita gaji, kita bantu. Itu benar. Yayasan harus mencari uang bagaimana untuk membantu mereka. Ini adalah kondisi yang tidak diduga-duga. Begitu juga tentang bayarannya mereka, jangan penuh, dikurangi. Karena mereka tidak masuk secara penuh.
Semuanya kita ini tujuannya dalam rangka menolong, membantu kaum muslimin. Pegawai kita orang-orang susah, bukan orang-orang senang. Jadi Nabi menyebutkan Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Kalian ditolong, diberikan rezeki, dengan sebab orang yang lemah.”
Jadi, sekarang kita lihat.. Umpama kondisi kita susah, sulit, perusahaan kita rugi. Tapi waktu kita untung, berapa kali kita untung? Berapa tahun kita untung? Apa kita tidak ingat itu? Jasanya siapa? Tentu yang pertama Allah yang memberikan keuntungan, yang kedua adalah adanya orang-orang susah yang membantu kita. Tidak mungkin perusahaan kita akan maju tanpa ada pegawai, tidak mungkin. Kita harus pikirkan, kita harus lihat itu. Pertimbangannya harus matang, jangan sampai kita membuat orang ini tambah banyak pengangguran, tambah banyak yang susah, tambah banyak yang miskin, kasihan.
Jadi tujuan kita menolong dan membantu kaum muslimin. Dan insyaAllah dengan begitu rezeki akan diberikan oleh Allah, pasti! Kita harus yakin seyakin-yakinnya bahwa Allah yang memberikan rezeki kepada kita. Dengan kondisi kita sekarang ini, Allah yang memberikan rezeki. Dalam kondisi yang sulit, susah, tetap masih Allah berikan rezeki. Paling tidak kita diberikan kesehatan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan dijauhkan dari malapetaka.
6. Sedekah dapat memelihara jiwa dari kekikiran
Dalam hati manusia ada sifat kikir. Kalau dia sedekah, itu kekikirannya akan hilang. Harus dilawan. Kadang-kadang kita mau sedekah, kekikiran itu akan timbul. Nanti saja, jangan sekarang, atau sayang harta sudah capek kita nyari duit, dari pagi sampai malam, kita simpan bertahun-tahun disuruh sedekah. Itu godaan dari setan dan juga dari jiwa yang kikir. Makanya dengan banyak sedekah ini kita akan dijaga dari kekikiran. Allah berfirman dalam surah Al-Hasyr ayat 9:
وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَـٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ ﴿٩﴾
“Dan barangsiapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Hasyr[59]: 9)
Artinya kita harus banyak sedekah, jangan kikir sehingga kita akan menjadi orang yang beruntung.
7. Sedekah sebagai sebab mendapatkan keberkahan, tambahan karunia dan ganti yang lebih baik dari Allah Subhana wa Ta’ala
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمَا أَنفَقْتُم مِّن شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ ۖ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ ﴿٣٩﴾
“Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rezeki yang terbaik.” (QS. Saba[34]: 39)
Apa yang kita infakkan, pasti diganti oleh Allah. Dan yang Antum harus ingat bahwa setiap hari dua malaikat turun. Kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
مَا مِنْ يَوْمٍ يُصبِحُ العِبادُ فِيهِ إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلانِ، فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا، وَيَقُولُ الآخَرُ: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا
“Tidak ada hari dimana hamba berada di dalamnya kecuali ada dua malaikat yang turun, salah satu dari keduanya berkata: ‘Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang yang berinfak.’ Malaikat yang lain berkata: ‘Ya Allah berikanlah kehancuran kepada orang yang tidak berinfak hari ini.'” (Hadits shahih diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim)
8. Dihilangkah rasa takut
Orang yang sedekah dimana dia mengharapkan keridhaan Allah, dia ikhlas, maka akan dihilangkan rasa takut, rasa sedih. Ini penting. Sekarang orang banyak yang ketakutan dan sedih. Tapi kalau dia banyak sedekah, tenang dia, tidak gelisah, tidak takut. Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 274:
الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُم بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ سِرًّا وَعَلَانِيَةً فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿٢٧٤﴾
“Orang-orang yang menginfakkan hartanya di waktu malam dan siang secara sembunyi maupun terang-terangan, mereka mendapatkan pahala di sisi Allah, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah[2]: 274)
Dengan banyaknya sedekah, mereka tidak takut fakir, tidak takut miskin. Dan juga tidak sedih hati dia. Kkarena dia yakin dengan dia sedekah itu akan diganti oleh Allah, akan diberikan rezeki oleh Allah dan akan dilipatgandakan.
9. Orang yang bersedekah akan dilipatgandakan pahalanya
Orang yang bersedekah, maka akan dilipatgandakan pahalanya sesuai dengan kadar keikhlasannya. Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 261:
مَّثَلُ الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّـهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّـهُ يُضَاعِفُ لِمَن يَشَاءُ ۗ وَاللَّـهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ ﴿٢٦١﴾
“Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah, seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada 100 biji, Allah melipatgandakan bagi siapa yang Allah kehendaki dan Allah Maha Luas dan Allah Maha Mengetahui.”
Artinya orang-orang yang berinfak dijalan Allah, akan dibalas oleh Allah sampai 700 kali lipat. Bayangkan, besar ganjaran orang yang sedekah itu.
10. Sedekah dapat membersihkan harta
Sedekah mengikis kotoran-kotoran yang menimpanya karena perbuatan sia-sia, sumpah yang dusta dan kelalaian. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
يَا مَعْشَرَ التُّجَّارِ إِنَّ هَذَا الْبَيْعَ يَحْضُرُهُ اللَّغْوُ ، وَالْحَلِفُ ، فَشُوبُوهُ بِالصَّدَقَةِ
“Wahai para pedagang, sesungguhnya perniagaan ini kerap kali diiringi dengan perbuatan sia-sia dan sumpah, maka bersihkanlah dengan sedekah.” (Hadits ini shahih riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud, An-Nasa’i, Ibnu Majah dan Hakim)
Disuruh kita banyak bersedekah.
11. Mengobati penyakit jasmani
Kemudian, yang harus Antum perhatikan lagi, bahwa sedekah itu punya keajaiban. Yaitu dia dapat mengobati penyakit jasmani. Bahwa ketika kita sakit, umpamanya orang tua kita sakit atau kita sakit, perbanyak sedekah. Karena sedekah itu mengobati penyakit. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
دَاوُوا مَرْضَاكُمْ بِالصَّدَقَةَ
“Obatilah orang yang sakit di antara kamu dengan sedekah.” (Hadits ini hasan lighairihi. Diriwayatkan oleh Abu Syaikh dalam Ats–Tsawab. Dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Jami’ Ash-Shaghir dan juga dalam Shahih At–Targhib wat–Tarhib)
Jadi dengan kita sedekah, insyaAllah akan diringankan penyakit yang ada pada keluarga kita, bahkan disembuhkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
12. Sedekah dapat menolak berbagai macam bala dan bencana
Sebagaimana dalam wasiat Nabi Yahya ‘Alaihis Salam kepada Bani Israil yang kemudian Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda kepada para sahabatnya. Jadi hadits ini awalnya Nabi menyebutkan tentang nasihat Yahya kepada Bani Israil. Kemudian setelah itu, Nabi memberikan wasiat kepada para sahabatnya:
وَآمُرُكُمْ بِالصَّدَقَةِ, فَإِنَّ مَثَلَ ذَلِكَ كَمَثَلِ رَجُلٍ أَسَرَهُ الْعَدُوُّ فَأَوْثَقُوا يَدَهُ إِلَى عُنُقِهِ وَقَدَّمُوهُ لِيَضْرِبُوا عُنُقَهُ, فَقَالَ: أَنَا أَفْدِيهِ مِنْكُمْ بِالْقَلِيلِ وَالْكَثِيرِ فَفَدَى نَفْسَهُ مِنْهُمْ
“Aku memerintahkan kalian supaya bersedekah, sesungguhnya perumpamaan sedekah itu seperti seorang laki-laki yang ditawan oleh musuh lalu mereka mengikat tangannya sampai ke lehernya, lalu mereka membawakannya untuk memenggal lehernya, lalu ia berkata: ‘aku akan menebus diriku dari kalian dengan harta yang sedikit maupun banyak.’ Lalu ia menebus dirinya untuk bisa lolos dari mereka.” (Hadits Shahih riwayat Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim )
Maksudnya, sedekah ini memberikan pengaruh yang sangat menakjubkan dalam menolak berbagai macam bala. Sesungguhnya Allah Ta’ala menolak berbagai macam bala dengan sedekah. Ini perkara yang sudah dimaklumi dan sudah dicoba oleh orang. Dengan kita banyak sedekah, kita akan terhindar dari berbagai macam bencana. Banyak bencana, banyak orang yang sering kehilangan (apakah uangnya, hpnya atau yang lainnya). Coba dipikirkan, mungkin dia kurang sedekah. Mungkin seseorang ketika sedang melakukan sesuatu, motornya diambil orang. Coba perhatikan, banyak bencana atau penyakit yang sampai dia berobat sampai ratusan juta. Coba kalau dia banyak sedekah, insyaAllah akan dihindarkan itu.
Jadi sedekah itu akan menghilangkan atau menolak bala bencana. Ini sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
13. Sedekah memadamkan panasnya alam kubur
Sedekah dapat memadamkan bagi dirinya panasnya alam kubur. Ingat, kita berlindung selalu kepada Allah dari adzab kubur. Setiap hari dalam shalat kita berlindung dari adzab kubur. Tapi diantaranya juga untuk berlindung dari adzab kubur dengan banyak sedekah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
إِنَّ الصَّدَقَةَ لَتُطْفِئُ عَنْ أَهْلِهَا حَرَّ الْقُبُورِ ، وَإِنَّمَا يَسْتَظِلُّ الْمُؤْمِنُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِي ظِلِّ صَدَقَتِهِ
“Sesungguhnya sedekah itu memadamkan panasnya alam kubur bagi pelakunya, dan pada hari kiamat seorang mukmin akan bernaung di bawah naungan sedekahnya.” (Hadits ini hasan riwayat Imam At-Tabrani dalam Mu’jamul Kabir dari sahabat ‘Uqbah bin ‘Amir Radhiyallahu ‘Anhu, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash–Shahihah)
Jadi ini tentang keutamaan-keutamaan sedekah. Dan mestinya setelah saya sampaikan seperti ini kita berlomba-lomba, yang ikhwan maupun akhwat, bapak-bapak ibu-ibu, suami istri, anak-anak, selama dia ada rezeki, sedekahkan. Apa yang ada, sedekahkan. Apalagi kita berada di bulan Ramadhan, banyakin sedekah, menolong orang-orang yang susah, sulit, miskin, fakir, memberikan makan untuk buka puasa, memberikan makan untuk sahur dan yang lainnya. Tapi semua harus dilakukan dengan ikhlas karena Allah, bukan untuk pamer, bukan untuk Riya’, bukan untuk bangga, bukan untuk di kenal, bukan. Kalau riya’, mengungkit kebaikan, akan hapus nanti amalnya, rugi. Semuanya harus ikhlas karena Allah. Berlomba-lomba karena Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Mudah-mudahan sedekah yang kita lakukan ini bermanfaat untuk kita, keluarga kita, untuk kaum muslimin, dan mudah-mudahan Allah akan menjauhkan kita dari panasnya alam kubur, dijauhkan dari adzab kubur, dijauhkan dari api neraka, dimasukkan ke surgaNya, Aamiin Ya Rabbal Alamin…
وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
Video Tentang Keajaiban dan Keutamaan Sedekah
Sumber Video Keajaiban dan Keutamaan Sedekah: MIAH Bogor – 20. Keajaiban Sedekah :: Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Penutup Kedudukan Dan Manfaat Sedekah Dalam Islam
Demikian catatan kajian tentang Kedudukan Dan Manfaat Sedekah Dalam Islam. Mari turut menyebarkan link kajian Kedudukan Dan Manfaat Sedekah Dalam Islam di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..
Komentar