Ceramah Singkat: Kemuliaan Jiwa yang Taslim

Ceramah Singkat: Kemuliaan Jiwa yang Taslim

Ceramah Singkat: Benarkah Kita Merindukan Ramadhan?
Janji Allah Hanya Jika Terpenuhi Syaratnya
Allah Menghancurkan Kesombongan Kaum ‘Aad

Ceramah singkat  “Kemuliaan Jiwa yang Taslim” ini disampaikan Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. Hafidzahullahu Ta’ala.

Transkrip Materi Ceramah Singkat: Kemuliaan Jiwa yang Taslim

Saudaraku, taslim adalah merupakan tuntutan yang harus dimiliki oleh setiap muslim. Taslim artinya ketundukan yang total kepada Allah dan RasulNya. Allah Ta’ala berfirman:

فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنفُسِهِمْ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Tidak, demi Rabbmu, mereka tidak beriman sampai mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang diperselisihkan di antara mereka. Kemudian mereka tidak mendapatkan dalam diri mereka rasa berat untuk menerima keputusanmu, dan mereka benar-benar taslim (menerima dengan penuh penerimaan).” (QS. An-Nisa'[4]: 65)

Saudaraku, untuk taslim penting sekali kita untuk senantiasa sadar -yang pertama- bahwa kita adalah hamba Allah dan kita harus yakin bahwa perintah Allah adalah merupakan kemaslahatan untuk hidup kita. Kita harus yakin bahwasanya larangan-larangan Allah Subhanahu wa Ta’ala itu mudharat untuk hidup kita.

Saudaraku, cobalah dengar kisah-kisah mereka-mereka yang berjiwa taslim yang luar biasa. Ketika menaati Allah dan RasulNya.

Kisah Nabi Ismail

Nabi Ismail begitu Taslim kepada Allah dan RasulNya. Ketika ayahnya (Nabi Ibrahim) bermimpi: “Hai anakku, aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelih kamu. Bagaimana pendapatmu?” Sedangkan mimpi para Nabi adalah merupakan wahyu.

Lihatlah bagaimana jawaban Ismail, seorang anak yang sangat taslim. Ketika ia tahu itu perintah Allah, tidak menunggu untuk berpikir terlebih dahulu, apalagi untuk bertanya “Mengapa ayahku?” Apa kata Nabi Ismail?

يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِن شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

Hai ayahku, lakukan saja apa yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Engkau akan dapatkan aku insyaAllah termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. An-Nisa'[4]: 65)

Subhanallah, taslim seperti apa ya akhi yang luar biasa seperti ini? Ketika ia mengetahui bahwasanya itu sudah perintah Allah, maka Nabi Ismail ‘Alaihish Shalatu was Salam segera berkata: “Lakukan hai ayahku,” Allahu Akbar.

Inilah yang kita inginkan daripada jiwa-jiwa taslim, ketundukan yang total.

Tidak aneh Nabi Ismail mempunyai sifat demikian. Karena ia adalah anak orang tua yang sangat taslim kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Nabi Ibrahim yang terkenal sangat taslim kepada Allah, menyerahkan dan menerima semua perintah Allah kepadanya. Ketika Nabi Ibrahim diperintahkan untuk menyembelih anaknya yang sangat ia sayangi, karena itu sudah perintah Allah, maka beliau pun taslim.

Ibu Nabi Ismail (Hajar), tahukah Anda ketika Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk membawa Hajar ke sebuah tempat yang disitu tidak ada kehidupan, tidak ada air, tidak ada pohon, yang ada hanya gunung batu/bebatuan, tidak ada di daerah tersebut kehidupan. Kemudian ketika Nabi Ibrahim membawa Hajar, Hajar bertanya: “Hai Ibrahim, kenapa engkau tinggalkan aku di tempat yang seperti ini? Tidak ada kehidupan. Hai Ibrahim, apakah ini sudah perintah Allah?” Nabi Ibrahim mengangguk tanda bahwa itu perintah Allah.

Subhanallah.. Bagaimana jawaban Hajar? Sungguh jiwa taslim yang luar biasa. Dia berkata: “Jika ini memang sudah perintah Allah, maka pasti Allah tidak akan menyia-nyiakan diriku.”

Subhanallah, saudaraku.. Lihatlah ketakwaan seperti ini yang kita butuhkan. Ketika Allah memerintahkan kepada kita sebuah perintah atau melarang dari suatu larangan, segera kita taslim, kita langsung menuduh diri kita ini bodoh di hadapan Allah, kita langsung merasa bahwa Allah yang lebih tahu dari kita dan kita yakin itu.

Maka saudaraku, mungkinkah orang yang menaati Allah akan Allah sia-sia hidupnya? Tidak mungkin. Mungkinkah orang yang menjauhi larangan-larangan Allah ternyata Allah biarkan begitu saja? Tidak mungkin, saudaraku.

Maka Allah sangat sayang kepada hambaNya, Allah pasti membela hamba-hambaNya yang membela agamaNya, Allah pasti menolong hamba-hambaNya yang menolong agamanya. Semoga kita termasuk orang-orang yang berjiwa taslim, saudaraku. Yang senantiasa berkata “sami’na wa atho’na.”

Video Materi Ceramah Singkat: Kemuliaan Jiwa yang Taslim

Mari turut menyebarkan link “Ceramah Singkat: Kemuliaan Jiwa yang Taslim” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: