Ceramah Singkat: Misteri Jembatan Akhirat

Ceramah Singkat: Misteri Jembatan Akhirat

Adab Berdoa Nabi Zakariya Meminta Keturunan
Ceramah Singkat: Rahasia Kebahagiaan Bersama Al-Qur’an
Ikhlas – Part 1

Tulisan tentang “Misteri Jembatan Akhirat” ini adalah catatan faedah dari Ceramah Singkat yang dibawakan oleh Ustadz Badru Salam, Lc. Hafizhahullahu Ta’ala.

Ceramah Singkat: Misteri Jembatan Akhirat

Saudaraku.. Lihatlah jembatan yang melintang di atas danau atau di atas lautan. Mengingatkan kepada kita sebuah jembatan yang melintang di atas api neraka. Dimana jembatan di atas api neraka adalah merupakan penentu seseorang apakah ia akan masuk surga atau ke neraka. Jembatan itu kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

أَحَدُّ مِنَ السَّيْفِ

“Lebih tajam dari pedang.”

Jembatan itu ada padanya خَطَاطِيفُ وَكَلاَلِيبُ, yaitu sesuatu yang akan mencaplok seseorang yang lewat padanya. Jembatan itu adalah jembatan Ash-Shirath yang terbentang di atas api neraka. Dan setiap muslim pasti akan melewatinya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَإِن مِّنكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا…

Semuanya kalian pasti akan memasuki api neraka...” (QS. Maryam[19]: 71)

Artinya akan melewati jembatan yang terbentang di atas api neraka itu.

Akhal Islam,

Jembatan itu merupakan gambaran tentang keistiqomahan seorang hamba dengan kehidupan dunia. Sebagian ulama salaf berkata bahwa keselamatan seseorang ketika melewati jembatan Ash Shirath disesuaikan dengan keistiqomahan dia dalam kehidupan dunia ini. Semakin dia istiqomah dalam kehidupan dunia, maka semakin dia kuat untuk menjalani kehidupan untuk diatas sunnah Rasul di atas ketaatan Allah Subhanahu wa Ta’ala sampai ia meninggal dunia.

Maka demikian pula keadaan ia dalam melewati jembatan Ash Shirath. Semakin ia terseok-seok ketika dia hidup dalam kehiduaan dunia, terseok-seok terkadang ia masuk ke dalam maksiat. Terkadang ia jatuh bangun lagi di atas ketaatan, demikian pula ia akan melewati jembatan Ash Shirath seperti itu pula.

Cara Melewati Jembatan

Oleh karena itu, wahai saudaraku. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengabarkan bahwasanya orang yang melewati jembatan Ash Shirath itu bermacam-macam keadaannya.

Ada yang melewatinya seperti kilat, ada yang melewatinya seperti angin yang kencang, ada yang melewatinya seperti kuda yang berlari dengan kencang, ada yang melewatinya seperti berjalan, ada yang melewatinya dengan cara merangkak, ada pula yang terseok-seok terkadang ia terkena sengatan api neraka, dan terkadang ia pun bangun untuk berjalan yang akhirnya ia pun selamat sampai tujuan. Dan di sana ada orang-orang yang jatuh ke dalam api neraka.

Subhanallah…

Setiap kita berfikir ketika kita nanti akan melewati jembatan Ash Shirath itu, kita berfikir tentang kehidupan kita di dunia maka tiada lain jalan kita agar kita dimudahkan untuk melewati jembatan Ash Shirath itu, kecuali dengan cara kita melewati kehidupan ini dengan penuh keistiqomahan.

Kita melewati jalan kehidupan dunia ini dengan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sabar menghadapi berbagai macam ujian/ cobaan kehidupan. Karena memang hidup di dunia ternyata bukan sesuatu yang mudah.

Hidup di dunia ternyata dipenuhi dengan hal-hal yang menipu kita, hidup di dunia kita lihat banyak sekali hal-hal yang merintangi keimanan kita. Di sana ada syahawat, di sana ada syubuhat, di sana ada hawa nafsu, dan di sana ada perkara-perkara yang membuat manusia tertipu.

Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mensifati dunia, bahwa dunia itu adalah kesenangan yang menipu. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

“Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS. Al-Hadid[57]: 20)

Di antara doa yang Nabi ajarkan

Akhal Islam,

Para nabi semuanya berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan doa:

اللهمّ سَلِّمْ سَلِّم

“Ya Allah selamatkan, selamatkan.”

Kita ingin selamat ketika melewati jembatan Ash Shirath yang terbentang di atas api neraka itu. Kita tidak ingin apabila kita terjerembab ke dalam api neraka yang sangat panas ketika melewati jembatan Ash Shirath itu, ya akhi. Maka hendaklah kita selalu bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hendaklah kita senantiasa berusaha untuk istiqomah.

Dan untuk istiqomah ternyata bukan perkara yang mudah. Tentunya kekuatan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala lah yang kita harapkan. Oleh karena itulah kita selalu memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala:

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ

“Tunjukilah kami jalan yang lurus,” (QS. Al-Fatihah[1]: 6)

Oleh karena itulah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menganjurkan kita untuk senantiasa berdoa:

اللَّهُمَّ أَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

Ya Allah, tolonglah aku agar selalu mengingat-Mu, bersyukur pada-Mu, dan memperbagus ibadah pada-Mu.” (HR. Abu Daud dan Ahmad)

Jembatan Ash Shirath

Sungguh ya akhal Islam,

Jembatan itu mengerikan sekali. Di bawah kepungan api neraka. Di bawah panasnya api neraka yang memberikan asap-asap yang tidak mengenakkan. Kita semua ternyata harus melewati jembatan yang terbentang itu. Setiap kita berpikir akankah kita akan selamat ketika melewati jembatan itu?

Wallahi, kita harus selamat dan menyelamatkan diri kita. Rasul kita yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو فَبَائِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَو مُوْبِقُهَا

“Setiap manusia berbuat, seakan-akan ia menjual dirinya, ada yang memerdekakan dirinya sendiri, ada juga yang membinasakan dirinya sendiri.” [HR. Muslim, no. 223]

Jembatan itu, ya akhal Islam, memberikan peringatan kepada kita akan kehidupan di dunia ini. Ketika penduduk api neraka itu telah masuk neraka, mereka menyesal dan kemudian meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk dikembalikan kepada kehidupan dunia. Mereka ingin kembali ke dunia untuk beramal shalih. Memperbaiki amalan mereka agar bisa selamat.

Namun di saat itu sudah tidak ada lagi manfaat penyesalan. Di saat itu hanyalah ada penyesalan. Dan penyesalan sudan tidak ada manfaatnya lagi.

Agar tidak menyesal

Akhal Islam, kita tidak ingin apabila kelak ternyata kita menyesal dalam kehidupan nanti. Lebih baik kita menyesal di sini. Hari ini kita menyesali semua dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan kita. Dan segera kita taubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kemudian kita istiqomah di atas pertaubatan itu. Agar kita selamat dari jembatan yang terbentang di atas api neraka tersebut.

Ketika seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,

يا رَسُولَ الله، قُلْ لي في الإِسْلاَمِ قَوْلًا لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا غَيْرَكَ

“Wahai Rasulallah, katakan kepadaku di dalam Islam sebuah perkataan lah yang aku tidak akan bertanya kepada siapapun kecuali kepada engkau.”

Kata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

قُلْ: آمَنْتُ باللهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ

“Katakanlah: aku beriman kepada Allah. Kemudian istiqomahlah.” (HR. Muslim)

Subhanallah, ketika kita beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala kemudian kita istiqamah, maka kemudian kita pun wafat di atas istiqomah itu, di atas keimanan itu. Itu pertanda bahwa ia akan bisa melewati jembatan Ash Shirath.

Akhirnya kita memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan keselamatan kita di dunia ini, memberikan keselamatan ketika melewati jembatan Ash Shirath yang terbentang di atas api neraka. Tentunya itu semua dengan hasil usaha, amalan shalih, dan keistiqamahan kita.

Video Ceramah Singkat: Misteri Jembatan Akhirat

Mari turut menyebarkan catatan kajian “Ceramah Singkat: Misteri Jembatan Akhirat” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: