Ceramah Singkat Tentang Kisah-Kisah Menakjubkan Pilihan Allah Yang Terbaik adalah catatan dari ceramah yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Abu ‘Abdil Muhsin Firanda Andirja, M.A. Hafidzahullah.
Ceramah Singkat Tentang Kisah-Kisah Menakjubkan Pilihan Allah Yang Terbaik
Yang terbaik adalah pilihan Allah..
الْخَيْرُ خِيْرَةُ اللّهِ
Para pemirsa yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala..
Sesungguhnya yang lebih mengetahui tentang kemaslahatan kita adalah pencipta kita. Dialah yang telah menciptakan kita dan mengetahui apa yang terbaik buat kita, yang mengetahui hal yang ghaib, tentang masa depan, Dialah Allah Subhanahu wa Ta’ala.
أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ ﴿١٤﴾
“Tidakkah yang menciptakan lebih mengetahui tentang apa yang Dia ciptakan?” (QS. Al-Mulk[67]: 14)
Kita terkadang berencana menurut perasaan kita, menurut perkiraan kita, bahwasannya ada sesuatu yang terbaik bagi kita sehingga kita berusaha untuk meraihnya. Namun ternyata gagal. Setelah kita berusaha ternyata kita gagal, ternyata tidak sesuai dengan apa yang kita rencanakan. Atau terkadang ada musibah yang menimpa kita yang membuyarkan cita-cita kita. Namun ingatlah wahai pemirsa yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, jika seorang hamba telah berusaha dan telah berdoa, maka yakinlah apa yang Allah takdirkan itu yang terbaik bagi dia. Kenapa?
الْخَيْرُ خِيْرَةُ اللّهِ
“Yang terbaik adalah pilihan Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman dalam Al-Qur’an:
…وَعَسَىٰ أَن تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ…
“Bisa jadi engkau membenci sesuatu namun itu yang terbaik bagi engkau..” (QS. Al-Baqarah[2]: 216)
Kemudian Allah berkata:
..وَاللَّـهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ ﴿٢١٦﴾
“Allah yang mengetahui dan kalian tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah[2]: 216)
Dalam ayat yang lain kata Allah Subhanahu wa Ta’ala:
…فَإِن كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَىٰ أَن تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّـهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا ﴿١٩﴾
“Bisa jadi kalian membenci istri-istri kalian, akan tetapi dibalik kebencian kalian, Allah menjadikan banyak kebaikan.” (QS. An-Nisa[4]: 19)
Ada seseorang Salaf, seorang ulama yang memiliki seorang anak yang sangat berbakti, baktinya sangat luar biasa. Maka orang-orang pun melihat betapa baktinya sang anak. Maka mereka bertanya: “Apa rahasianya, kenapa anak ini bisa begitu berbakti?” Maka ternyata dia mengatakan karena kesabaran dia terhadap ibunya. Ibunya mungkin bukan seorang wanita yang shalihah, wanita yang mungkin tidak begitu diharapkan. Akan tetapi karena kesabaran ulama tersebut terhadap istrinya, maka lahirlah anak yang begitu berbakti dari rahim istri tersebut. Kalau seandainya dia membenci istrinya, dia ceraikan istrinya, maka tidak akan keluar anak yang shalih tersebut. Ternyata Allah Subhanahu wa Ta’ala menghendaki kebaikan yang banyak bagi ulama tersebut dengan sabarnya dia terhadap istrinya yang mungkin tidak begitu shalihah.
Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan beberapa contoh dalam Al-Qur’an tentang bahwasanya pilihan Allah adalah yang terbaik yang terkadang di luar dari imajinasi kita, di luar dari perkiraan kita, di luar dari khayalan kita. Contohnya seperti:
1. Kisah Nabi Yusuf ‘Alaihis Salam
Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan dalam Al-Qur’an kisah Nabi Yusuf yang sangat luar biasa. Kata Allah Subhanahu wa Ta’ala:
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ أَحْسَنَ الْقَصَصِ
“Wahai Muhammad, Kami kisahkan kepada engkau dengan kisah yang terbaik.” (QS. Yusuf[12]: 3)
Kisah siapa? Kisah Nabi Yusuf. Kisah yang penuh dengan perkara-perkara yang menakjubkan. Bagaimana Allah Subahanahu wa Ta’ala memberikan anugrah kepada Nabi Yusuf dalam bentuk ujian-ujian. Oleh karenanya terkadang kata para ulama -di antaranya Ibnul Qayyim Rahimahullah– terkadang anugerah atau karunia Allah berikan dalam bentuk ujian. Dan ini yang pernah dialami oleh Nabi Yusuf ‘Alaihis Salam. Kita tahu bagaimana Nabi Yusuf ‘Alaihis Sallam akhirnya menjadi seorang Al-Aziz, seorang menteri yang mulia, yang dimuliakan dan dihormati oleh penduduk negeri Mesir. Bagaimana ceritanya Nabi Yusuf ‘Alaihis Salam bisa menjadi seorang yang mulia? Ternyata dengan berbagai macam ujian.
Dari awal ujian Allah Subhanahu wa Ta’ala sebutkan dalam kisah surat Yusuf. Tatkala saudara-saudara Nabi Yusuf ‘Alaihis Salam hasad dengan Nabi Yusuf, akhirnya kemudian melemparkan Nabi Yusuf kedalam sumur. Ini ujian pertama, dilemparkan ke dalam sumur. Namun Nabi Yusuf sabar menghadapinya. Dipisahkan dari ayahnya (Nabi Ya’kub) ‘Alaihis Salam yang sangat mencintai Nabi Yusuf. Sehingga menyedihkan sanga ayah dan juga menyedihkan Nabi Yusuf ‘Alaihis Salam. Ayah yang mencitainya, ayah yang mengayominya, ayat yang membelanya selama ini, harus terpisah dari dia. Diuji oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan dilemparkan dalam sumur. Dan ternyata ini adalah anugerah. Tapi memang ceritanya harus berupa ujian-ujian.
Kemudian yang kedua, setelah itu Nabi Yusuf ‘Alaihis Salam diselamatkan oleh orang yang datang lewat kemudian ingin mengambil air dari sumur tersebut ternyata ada Nabi Yusuf ‘Alaihis Salam. Bukannya Nabi Yusuf diselamatkan kemudian dibebaskan, ternyata malah dijadikan budak untuk dijual. Bayangkan, ini orang anak merdeka, seorang yang merdeka dijadikan budak untuk jadi barang dagangan untuk dijual, ini musibah kedua yang dialami Nabi Yusuf. Akan tetapi ternyata justru tatkala Nabi Yusuf menjadi budak ini merupakan langkah menuju kebahagiaan, langkah menuju anugerah.
Akhirnya Nabi Yusuf ‘Alaihis Salam dibeli oleh pembesar negeri Mesir, kemudian dirawat di Istana mereka, dirawat di istana yang megah, akhirnya Nabi Yusuf pun berkembang menjadi seorang pemuda yang sangat tampan. Kemudian ternyata Nabi Yusuf pun dirayu oleh sang permaisuri yang mengajak Nabi Yusuf untuk berzina. Akhirnya Nabi Yusuf ‘Alaihis Salam menolak, akhirnya dia pun dia dipenjara. Ini ujian berikutnya. Bayangkan, ujian setelah ujian. Bersabarlah Nabi Yusuf dalam penjara tersebut.
Tidak lama kemudian datanglah dua orang yang ingin ditafsirkan mimpinya. Setelah itu Nabi Yusuf menafsirkan mimpi kedua orang tersebut. Nabi Yusuf mengatakan: “Adapun engkau akan dibunuh, Adapun engkau satunya akan selamat.”
فَيَسْقِي رَبَّهُ خَمْرًا ۖ
“Dan engkau akan menjadi pelayan Sang Raja dan akan menuangkan minuman bagi sang raja.” (QS. Yusuf[12]: 41)
Kemudian apa kata Nabi Yusuf kepada salah satu dari dua penghuni penjara yang menurut beliau akan selamat tersebut?
وَقَالَ لِلَّذِي ظَنَّ أَنَّهُ نَاجٍ مِّنْهُمَا اذْكُرْنِي عِندَ رَبِّكَ
“Jangan lupa kau sebut-sebutkan kebaikanku di sisi Raja.” (QS. Yusuf[12]: 42)
Apa maksud Nabi Yusuf ‘Alaihis Salam? Yaitu agar jika sang Raja tahu bahwa Nabi Yusuf adalah orang yang shalih, yang bisa menafsirkan mimpi, maka Nabi Yusuf akan di bebas dari penjara, tidak terikat dalam penjara tersebut, akan tetapi apa kata Allah Subhanahu wa Ta’ala?
…فَأَنسَاهُ الشَّيْطَانُ ذِكْرَ رَبِّهِ فَلَبِثَ فِي السِّجْنِ بِضْعَ سِنِينَ ﴿٤٢﴾
“Ternyata Allah mentakdirkan lain. Orang yang telah selamat ini lupa untuk menyebutkan kebaikan-kebaikan Nabi Yusuf di sisi sang Raja.” (QS. Yusuf[12]: 41)
Akhirnya bertambah lagi bertahun-tahun Nabi Yusuf harus dipenjarakan. Ini karena orang ini lupa. Subhanallah, ini musibah ditambah dengan musibah. Akan tetapi ternyata Allah punya skenario yang lain, Allah punya cerita yang lain. Ternyata kelupaan orang ini adalah anugerah. Sampai kapan? Sampai akhirnya sang Raja yang bermimpi.
إِنِّي أَرَىٰ سَبْعَ بَقَرَاتٍ سِمَانٍ يَأْكُلُهُنَّ سَبْعٌ عِجَافٌ وَسَبْعَ سُنبُلَاتٍ خُضْرٍ وَأُخَرَ يَابِسَاتٍ
“Dia mimpi, dalam mimpinya dia melihat ada tujuh ekor sapi gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi yang kurus. Dan ada gandum yang kering dan ada yang hijau.” (QS. Yusuf[12]: 43)
Maka akhirnya dia bertanya siapa yang bisa menafsirkan mimpinya. Ternyata tidak ada yang mampu. Tatkala itu ingatlah pelayan Raja tadi yang telah dibebaskan dari penjara. Kata Allah:
وَادَّكَرَ بَعْدَ أُمَّةٍ أَنَا أُنَبِّئُكُم بِتَأْوِيلِهِ فَأَرْسِلُونِ ﴿٤٥﴾
Dia baru ingat tatkala itu, ternyata ada Nabi Yusuf yang pandai menafsirkan mimpi. Maka dia mengatakan, “Saya akan mendatangkan Yusuf untuk menafsirkan mimpi kalian.
Ternyata Allah menjadikan orang ini baru ingat tatkala sang Raja yang bermimi langsung. Maka kemudian Nabi Yusuf menafsirkan mimi sang Raja, baru ketahuan lah bahwa Yusuf ‘Alaihis Salam adalah seorang yang hebat, maka akhirnya Nabi Yusuf ‘Alaihis Salam diangkat menjadi seorang menteri yang mulia.
Lihatlah, para pembaca yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala..
Berbagai macam ujian-ujian yang dihadapi oleh Nabi Yusuf, ternyata semua itu kesimpulannya adalah anugerah, kesemuanya kesimpulannya adalah karunia. Allah ingin mengangkat Nabi Yusuf menjadi seorang Raja. Bahkan bukan cuma itu, akhirnya Nabi Yusuf ‘Alaihis Salam bisa mendatangkan ayah, ibu dan keluarganya semua dipindahkan ke Mesir dari kehidupan yang sulit menjadi kehidupan yang lapang. Ini anugerah yang luar biasa, akan tetapi ceritanya tidak seperti yang kita bayangkan, tidak semua anugerah datang dalam keadaan penuh kenikmatan, ternyata anugerah dan karunia yang dialami oleh Nabi Yusuf ternyata melewati ujian-ujian berbagai macam ujian.
Oleh karenanya, terkadang -kata Al-Imam Ibnu Qayyim Rahimahullah- anugerah datang dalam bentuk musibah dan dalam bentu ujian.
2. Kisah Nabi Musa ‘Alaihis Salam
Nabi Musa ‘Alaihis Salam, bagaimana tatkala kecilnya harus dilepaskan di sungai Nil. Ibnunya merasa sedih mendapatkan musibah harus melepaskan anak yang sangat dicintainya di sungai Nil. Kita tahu bahwasanya setelah Nabi Yusuf ‘Alaihis Salam diangkat menjadi seorang yang mulia, sebagai menteri di negeri Mesir kemudian seluruh Bani Israil dipindahkan ke negeri Mesir dan kemudian lama-kelamaan setelah Nabi Yusuf meninggal dunia, maka akhirnya penduduk asli negeri Mesir akhirnya menindas suku Bani Israil. Sampai akhirnya tiba masa Firaun. Firaun adalah penduduk asli dari negeri Mesir dari suku Qibti, akhirnya mendzalimi, menindas orang-orang Bani Israil. Diantaranya Nabi Musa ‘Alaihis Salam.
Tatkala tahun tersebut, maka pasukan Firaun mencari setiap anak yang dilahirkan untuk dibunuh, maka lahirlah Nabi Musa tatkala itu. Kata Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَلَقَدْ مَنَنَّا عَلَيْكَ مَرَّةً أُخْرَىٰ ﴿٣٧﴾
“Wahai Musa, sungguh Kami telah berikan kepada engkau anugerah pada kesempatan yang lain.”
Kapan? Anugerah namun dalam bentuk musibah.
إِذْ أَوْحَيْنَا إِلَىٰ أُمِّكَ مَا يُوحَىٰ ﴿٣٨﴾ أَنِ اقْذِفِيهِ فِي التَّابُوتِ فَاقْذِفِيهِ فِي الْيَمِّ فَلْيُلْقِهِ الْيَمُّ بِالسَّاحِلِ يَأْخُذْهُ عَدُوٌّ لِّي وَعَدُوٌّ لَّهُ ۚ…
“Tatkala Kami mewahyukan kepada ibumu untuk meletakkan engkau dalam keranjang: ‘Kemudian lepaskanlah keranjang tersebut ke sungai Nil.'” (QS. Thaha[20]: 38)
Ini adalah musibah atau ujian. Akhirnya ibunya Nabi Musa ‘Alaihis Salam dengan begitu sedihnya, anaknya baru dia lahirkan, yang selama ini dia kandung selama 9 bulan, yang dinanti-nantikan kehadirannya, tatkala hadir anak tersebut, maka dia harus memisahkan anak tersebut dari dirinya.
Maka Musa yang masih kecil dimasukkan dalam keranjang kemudian dilepaskan di sungai Nil, tidak tahu apa yang terjadi. Yang jelas ia melaksanakan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka selanjutnya urusan Allah, Allah yang akan menyelamatkan Nabi Musa ‘Alaihis Salam. Ternyata keranjang Nabi Musa tersebut melewati istana Firaun. Kata Allah Subhanahu wa Ta’ala:
فَالْتَقَطَهُ آلُ فِرْعَوْنَ لِيَكُونَ لَهُمْ عَدُوًّا وَحَزَنًا…
Maka ternyata Musa ‘Alaihis Salam kecil ditemukan oleh istri Firaun dan ternyata Allah telah mentakdirkan istrinya Firaun tidak bisa punya anak.
Begitu dia melihat Nabi Musa si kecil dan dia tahu dari Bani Israil, jatuh rasa cintanya kepada Musa yang kecil tersebut. Maka dia ingin memelihara Musa. Firaun yang tadinya ingin membunuh anak-anak harus tunduk kepada istrinya. Kita tahu bagaimana suami sering tunduk kepada istri. Bahkan Firaun saja tunduk kepada istrinya.
Akhirnya Musa kecil dipelihara di istana Firaun. Lihatlah, ini aanugerah yang luar biasa. Kalau seandainya Nabi Musa disembunyikan oleh ibunya dan berhasil selamat dari kejaran Firaun, maka dia akan hidup dengan susah payah, dengan kondisi miskin di perkampungan Bani Israil. Namun Allah menghendaki Nabi Musa hidup di istana Firaun, bahkan menjadi anak angkat Firaun.
Kemudian akhirnya setelah itu, karena istri Firaun begitu sayangnya kepada Nabi Musa yang kecil, akhirnya dia pun menawarkan kepada ibu-ibu untuk bisa menyusui Nabi Musa. Ternyata semua susuan ditolak oleh Nabi Musa. Si kecil Musa tidak bisa menerima sembarang susuan. Tidak ada yang disukai. Sampai akhirnya datanglah ibunya, ibunya yang bisa menyusui Nabi Musa ‘Alaihis Salam. Ternyata ada seorang orang ibu yang cocok bisa menyusui Nabi Musa. Akhirnya ibunya Nabi Musa ‘Alaihis Salam pun dipindahkan tinggal di kerajaan untuk merawat Nabi Musa ‘Alaihis Salam.
Lihatlah bagaimana kenikmatan yang luar biasa. Ibunya akhirnya kata Allah:
…فَرَجَعْنَاكَ إِلَىٰ أُمِّكَ كَيْ تَقَرَّ عَيْنُهَا وَلَا تَحْزَنَ…
“Kami kembalikan engkau wahai Musa kepada ibumu agar dia senang dan tidak bersedih.” (QS. Thaha[20]: 40)
Allah yang mengatur itu semua. Akhirnya ibunya pun tinggal di kerajaan Firaun untuk mengurus anaknya sendiri Nabi Musa ‘Alaihis Salam, bahkan digaji oleh Firaun. Ini adalah anugerah luar biasa yang Allah berikan kepada Nabi Musa dan kepada ibunya Nabi Musa dalam bentuk musibah-musibah.
Oleh karenanya para pemirsa yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala,
Jika kita terkena musibah, jika kita sudah berusaha dan berdoa ternyata ada suatu hal yang membuyarkan cita-cita kita, tidak sesuai dengan keinginan kita, maka yakinlah bahwasannya di balik segala sesuatu pasti ada hikmahnya. Terkadang hikmah tersebut Allah buka seketika itu pula, terkadang hikmah tersebut Allah buka setelah bertahun-tahun, terkadang hikmah tersebut tersembunyikan, tidak ada yang tahu, hanya akan Allah tampakkan di akhirat kelak. Allah menghendaki kebaikan bagi hamba-hambaNya.
3. Kisah seorang raja dengan menterinya
Dan di akhir dari apa yang saya sampaikan ini, ada suatu ilustrasi yang disebut dalam sebagian kisah. Hanya sebuah ilustrasi, kita tidak tahu tentang kebenaran kisah ini. Yaitu tentang seorang Raja dengan seorang menteri. Menterinya ini senantiasa berkata:
الْخَيْرُ خِيْرَةُ اللّهِ
“Yang terbaik adalah pilihan Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
Setiap orang terkena musibah, maka dia pun mendatangi orang tersebut dan menasehati dengan mengatakan: “Yang terbaik adalah pilihan Allah Subhanahu wa Ta’ala.” Suat saat sang Raja yang terkena musibah. Sang Raja jarinya terputus. Maka datanglah sang menteri dengan penuh semangat mengatakan: “Wahai sang Raja, yang terbaik adalah pilihan Allah, jarimu putus itu yang terbaik.” Maka sang Raja pun tersinggung dan marah. Dia mengatakan: “Jari saya putus yang terbaik? Penjarakan orang ini.”
Akhirnya sang mentari pun dipenjarakan. Tatkala sang menteri dipenjara, dengan mudah ia berkata:
الْخَيْرُ خِيْرَةُ اللّهِ
“Yang terbaik adalah pilihan Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
Ternyata benar. Suatu saat sang Raja pun keluar bersama anak buahnya dalam rangka berburu atau suatu keperluan. Mereka terjebak pergi ke tempat yang jauh. Akhirnya mereka ditangkap oleh orang-orang penyembah dewa untuk penyembah roh. Kemudian ditangkap lah mereka dan disembelih satu persatu untuk tumbal bagi Tuhan mereka. Tatkala tiba untuk menyembelih sang Raja, mereka dapati sang Raja ternyata jarinya putus, ternyata Raja seorang yang cacat, sehingga mereka mengatakan bahwa orang yang cacat tidak pantas untuk diserahkan bagi Dewa mereka.
Akhirnya dibebaskan lah sang Raja. Tatkala itu sang Raja pun sadar, ternyata apa yang dikatakan menterinya betul. Jarinya putus ini ternyata merupakan kebahagiaan, merupakan anugerah, sehingga dia tidak jadi dibunuh oleh mereka. Akhirnya dia pun pulang dengan begitu semangat kemudian membebaskan sang menteri dan mengatakan: “Benar perkataanmu, yang terbaik adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Saya selamat dari cengkeraman mereka. Namun saya ingin bertanya. Kenapa engkau dipenjara engkau berkata: ‘Yang terbaik adalah pilihan Allah?’ Apa kebaikan yang kau alami dalam penjara?”
Kata sang menteri: “Seandainya saya tidak dipenjara, maka saya pun akan berburu dengan engkau dan saya akan ditangkap oleh mereka dan saya akan disembelih oleh mereka. Oleh karenanya saya dipenjara adalah yang terbaik.”
Demikianlah para pemirsa, semoga kita senantiasa berkhusnudzon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Setelah kita berusaha dan berdoa, yakinlah bahwa segala ketetapan dan keputusan Allah adalah yang terbaik.
Wallahu ta’ala a’lam bish Shawab..
Video Ceramah Singkat Tentang Pilihan Allah Yang Terbaik
Sumber video: Yufid TV – Kisah-kisah Menakjubkan: Pilihan Allah yang TERBAIK – Ustadz Firanda Andirja, M.A.
Mari turut menyebarkan “Ceramah Singkat Tentang Kisah-Kisah Menakjubkan Pilihan Allah Yang Terbaik” di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..
Ceramah pilihan Allah yang terbaiak, ketetapan allah yang terbaik, allah lebih tahu apa yang terbaik untuk hambaNya, ayat rencana allah yang terbaik, segala sesuatu terjadi atas kehendak allah, ayat al-qur’an tentang rencana allah, ayat alquran tentang kehendak allah, manusia hanya bisa berencana tapi Allah yang menentukan, rencana Allah lebih baik
Komentar