Tulisan tentang “Dalil Tentang Berbakti Kepada Orang Tua” ini adalah catatan yang kami tulis dari ceramah singkat Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi Lc. (semoga Allah menjaga beliau).
Kajian Tentang Dalil Tentang Berbakti Kepada Orang Tua
Hak ini sangat penting sekali, apalagi dizaman sekarang, dimana banyak anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya, banyak orang tua yang menangis akan tingkah laku dari anak-anaknya, banyak orang tua yang mengeluhkan kekasaran dan uquq (durhaka) dari anak-anaknya.
Kita harus mengetahui bahwa hak orang tua kita sangatlah besar sekali. InsyaAllah dengan kita memperhatikan ayat-ayat Allah dan hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang akan disebutkan di majelis ini, kita akan tahu begitu besar hak orang tua kita. Jangan sampai kita menyesal. Karena banyak orang yang menyesal ketika orang tuanya sudah meninggal.
Kita tahu para ulama kita, walaupun bakti mereka kepada orang tuanya sangatlah besar, tetapi ketika orang tua meninggal, mereka menangis. Seperti Al-Harits Al-’Uqli ketika dia memperhatikan jenazah ibunya lalu dia menangis. Ketika ditanya kenapa dia menangis? Dia menjawab:
وَلِمَ لَا أَبْكِي، وَقَدْ أُغْلِقَ عَنِّي بَابٌ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ
“Kenapa saya tidak menangis, padahal satu pintu surga telah tertutup dariku.”
Yakni kita berbakti kepada kedua orang tua merupakan jalan menuju surga.
Dalil-Dalil Tentang Berbakti Kepada Orang Tua
Dalil 1
Di antaranya tentang ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang berkenaan dengan hak orang tua:
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
“Dan Rabbmu telah mewasiatkan/memerintahkan/mewajibkan janganlah kalian beribadah kecuali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala semata dan berbaktilah kepada kedua orang tua.” (QS. Al-Isra’[17]: 23)
Ayat yang mulia ini datang kepada kita dari Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan bahwa hak orang tua datang langsung setelah hak Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dalil 2
Berbakti kepada kedua orang tua merupakan seafdhal-afdhal amalan dan paling dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala setelah beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim dari ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu. ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu berkata:
سَأَلْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم أَىُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ
“Saya pernah bertanya langsung kepada Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: ‘Wahai Rasul, amal apa yang paling dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala?’”
Jawaban dari Nabi kita yang kita cintai Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau berkata:
الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا
“Shalat pada waktunya.”
Kemudian ‘Abdullah bin Mas’ud bertanya kembali: “Kemudian apa?”
Beliau menjawab:
بِرُّ الْوَالِدَيْنِ
“Berbakti kepada kedua orang tua.”
Kemudian ‘Abdullah bin Mas’ud bertanya kembali: “Kemudian apa?”
Rasul menjawab:
الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
“Berjihad dijalan Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
Birrul walidain disebutkan dalam hadits yang mulia ini setelah beribadah kepada Allah dan sebelum berjihad fisabilillah. Ini menunjukkan bahwa birrul walidain memiliki kedudukan yang sangat tinggi.
Dalil 3
Hal ini juga dikuatkan oleh hadits ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash dalam shahih Bukhari dan Muslim. Beliau bercerita:
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَاسْتَأْذَنَهُ فِي الْجِهَادِ فَقَالَ ” أَحَىٌّ وَالِدَاكَ ”. قَالَ نَعَمْ. قَالَ ” فَفِيهِمَا فَجَاهِدْ ”
“Datanglah seseorang kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan orang ini meminta izin untuk berjihad. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bertanya: ‘Apakah kedua orang tuamu masih hidup?’ Beliau menjawab: ‘Iya.’ Rasul menjawab: ‘Berjihadlah dengan berbakti kepada kedua orang tuamu.’” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ini menunjukkan bahwa berbakti kepada kedua orang tua adalah fardhu ‘ain. Bahkan melebihi jihad fisabilillah yang fardhu kifayah.
Dan ini dikuatkan kembali oleh hadits ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash juga, dalam hadits yang shahih riwayat Muslim. Beliau berkata:
أَقْبَلَ رَجُلٌ إِلَى نَبِيِّ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ أُبَايِعُكَ عَلَى الْهِجْرَةِ وَالْجِهَادِ أَبْتَغِي الأَجْرَ مِنَ اللَّهِ . قَالَ ” فَهَلْ مِنْ وَالِدَيْكَ أَحَدٌ حَىٌّ ” . قَالَ نَعَمْ بَلْ كِلاَهُمَا . قَالَ ” فَتَبْتَغِي الأَجْرَ مِنَ اللَّهِ ” . قَالَ نَعَمْ . قَالَ ” فَارْجِعْ إِلَى وَالِدَيْكَ فَأَحْسِنْ صُحْبَتَهُمَا ” .
“Datanglah seorang laki-laki menemui Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dan laki-laki ini berkata kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: ‘Wahai Rasul, saya membaiat Anda di atas hijrah dan jihad fisabilillah. Aku mengharapkan pahala dari sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.’ Kemudian Rasul bertanya: ‘Apakah ada satu dari kedua orang tua Anda yang masih hidup?’ Dia menjawab: ‘Iya Wahai Rasul. Bahkan dua-duanya masih hidup.’ Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata: ‘Apakah Anda betul-betul menginginkan pahala dari Allah?’ Dia berkata: ‘Iya’ Lalu kata Rasul: ‘Kembalilah, temui kedua orang tuamu dan pergaulilah keduanya dengan baik.’” (HR. Muslim)
Hadits ini menerangkan bahwa berbakti kepada kedua orang tua ini pahalanya besar, bahkan kedudukannya melebihi jihad fisabilillah, jihad yang fardhu kifayah. Jadi kalau di antara kita ingin benar-benar mau berjihad, maka lihat di rumah kita, masih ada atau tidak orang tua kita? Itu jihad besar.
Jihad saja kedudukannya di bawah berbakti kepada kedua orang tua. Ini merupakan hal yang keliru yang sungguh kita sangat sedih dan kecewa ada anak muda yang semangat keislaman tetapi tidak paham tentang Din Islam itu sendiri.
Dalil 4
Berbakti kepada kedua orang tua merupakan ibadah yang besar dan merupakan sebab kita mendapatkan ridhanya Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kalau kita ingin mendapatkan ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka berbakti kepada kedua orang tua.
Rasul yang mulia ‘Alaihish Shalatu was Salam bersabda dalam hadits yang shahih riwayat Imam Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman, Rasulullah berkata:
رِضَا الرَّبِّ فِي رِضَا الْوَالِدَيْنِ وَسَخَطُهُ فِي سَخَطِهِمَا
“Ridah Allah Subhanahu wa Ta’ala berada pada keridhaan kedua orang tua dan kemurkaan Allah juga berada pada kemurkaan kedua orang tua.” (HR. Al-Baihaqi)
Dari sini kita mengetahui bahwa Birrul Walidain jalan mendapatkan keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kita semua ingin mendapatkan keridhaanNya. Maka di antara jalan mendapatkan ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah berbakti kepada kedua orang tua kita.
Dalil 5
Berbakti kepada kedua orang tua merupakan jalan dan sebab masuknya seseorang ke dalam surga. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda dalam hadits yang shahih riwayat Imam Muslim:
“ رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ ” . قِيلَ مَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ ” مَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا ثُمَّ لَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ ”
“‘Celaka, celaka, celaka,’ Sahabat berkata: ‘Siapa yang engkau maksud Wahai Rasulullah?’ Rasul menjawab: ‘Dia adalah orang yang menemui salah satu atau kedua orang tuanya dalam keadaan sepuh, tetapi tidak bisa masuk surga dengannya.’” (HR. Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa berbakti kepada kedua orang tua merupakan sebab masuknya kita ke dalam surganya Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Oleh karena itu ulama kita meskipun sedang melakukan hal-hal penting, mereka tetap mendahulukan orang tua. Kita tahu seorang ulama bernama Haiwah bin Syuraih, salah satu Imam besar yang dihormati oleh kaum Muslimin. Ketika beliau sedang asik mengajar, datanglah ibunya dan mengatakan:
قم يا حيوة، فألق الشعير للدجاج
“Bangkit Ya Haiwah, berikan gandum untuk ayam.”
Maka Haiwah langsung bangun meninggalkan taklim dan memberi makan ayam. Subhanallah. Inilah perhatian ulama kepada kedua orang tua. Hal ini karena hak orang tua adalah setelah hak Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kita butuh mempelajari hal ini dizaman sekarang yang banyak orang durhaka kepada kedua orang tuanya, mereka membuat orang tuanya menangis, bahkan dipermalukan di televisi. Laa hawla wa laa quwwata illa billah.
Tidak ada keberkahan pada orang yang durhaka kepada orang tuanya. Kita nanti akan melihat bagaimana kaum Salaf berbakti kepada kedua orang tua.
Allah mewasiatkan kepada kita untuk berbakti kepada kedua orang tua. Dan di antara sifat yang paling menonjol dari para Nabi ‘Alaihimush Shalatu was Salam adalah berbakti kepada kedua orang tuanya. Nabi Ibrahim, Nabi Nuh, Nabi ‘Isa, Nabi Musa, semua para Nabi. Bahkan mereka berdoa untuk kedua orang tua.
Selanjutnya: Dua Hak Orang Tua
Video Dalil Tentang Berbakti Kepada Orang Tua
Sumber video: Hak dalam Islam: Hak-Hak Orang Tua (Bagian ke-1) – (Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc.)
Demikian catatan “Dalil Tentang Berbakti Kepada Orang Tua”. Mari turut menyebarkan catatan kajian ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..
Komentar