Dosa-Dosa Bahayanya Lisan

Dosa-Dosa Bahayanya Lisan

2# Hendaklah Seseorang Menyadari Dosa-Dosanya
Khutbah Jum’at : Perhatikan Amal Shalihmu
Khutbah Jumat Singkat: Bahaya Su’udzon

Tulisan tentang “Dosa-Dosa Bahayanya Lisan” ini adalah catatan yang kami tulis dari video kajian Islam yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A. Hafidzahullah.

A. Mukaddimah Kajian Dosa-Dosa Bahayanya Lisan

InsyaAllah pada kesempatan kali ini kita akan membahas perkara yang sangat penting untuk kita ketahui bersama dan betapa sering kita lalai akan hal ini, yaitu tentang dosa-dosa lisan. Terutama di zaman sekarang ini yang dimana banyak hal yang memancing kita untuk berbicara.

Misalnya urusan politik, karena berbicara tentang politik adalah perkara yang menyenangkan dan sering kita berkomentar tentang politik tanpa ada dalil, tanpa ada bayyinah (bukti), hanya sekedar dengar-dengar, hanya ikut-ikutan, hanya latah, kemudian kita berkomentar, terkadang kita membangun al-Wala’ wal Bara’ (kebencian dan kasih sayang) diatas politik tersebut yang semua tulisan kita, catatan akan, omongan kita, akan dihisab oleh Allah pada hari kiamat.

Kemudian diantara hal juga yang mengundang kita untuk banyak bicara misalnya urusan selebriti, artis ini, artis anu dan macam-macam. Banyak orang berkomentar kejadian ini, kejadian anu.

Kemudian juga tidak kalah menarik untuk berbicara tentang masalah agama. Dengan adanya medsos, banyak sekali perkara-perkara  agama yang dibicarakan, sehingga terkadang seorang berbicara dengan kebenaran dan sering berbicara dengan kebatilan. Dan ini semua adalah termasuk dari dosa-dosa lisan.

1. Lisan adalah nikmat dari Allah

Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala,

Sesungguhnya lisan adalah nikmat. Kata Allah Subhanahu wa Ta’ala:

أَلَمْ نَجْعَل لَّهُ عَيْنَيْنِ ﴿٨﴾ وَلِسَانًا وَشَفَتَيْنِ ﴿٩﴾

Bukankah Kami telah menjadikan bagi dia dua mata. Dan Kami berikan baginya lisan dan dua bibir.” (QS. Al-Balad[90]:8)

Diantara nikmat yang Allah ingatkan adalah tentang nikmat lisan dan bibir. Sehingga nikmat untuk berbicara. Oleh karenanya, kalau nikmat ini kita gunakan dengan sebaik-baiknya, maka lisan ini sangat mudah mengantarkan orang ke dalam surga Allah Subhanahu wa Ta’ala. Namun jika ternyata tidak digunakan pada tempatnya, maka lisan ini sangat mudah mengantarkan orang ke dalam neraka jahanam. Makanya lisah disebut sebagai sebagai dua mata, bisa mengantarkan kepada kebaikan atua bisa mengantarkan kepada keburukan.

2. Lisan mengantarkan kepada kebaikan

Oleh karenanya banyak dalil yang menunjukkan lisan menghantarkan kepada kebaikan. Seperti orang yang menjaga lisan, kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

مَنْ يَضْمَنْ لِي مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الجَنَّةَ

“Barangsiapa yang menjamin apa yang di antara dua rahangnya (yaitu lisannya) dan menjamin apa yang di antara dua pahanya (yaitu kemaluannya), aku jamin baginya surga.” (HR. Bukhari no. 6474)

Demikian juga Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّ الرَّجُلَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ ، لاَ يُلْقِي لَهَا بَالًا ، يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ

“Sungguh ada seorang mengucapkan satu perkataan yang dia tidak pikirkan dampaknya tapi itu ternyata mendatangkan keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, kalimat dia mungkin sepele, tapi ternyata kalimat itu berkahnya luar biasa. Dengan kalimat tersebut Allah Subhanahu wa Ta’ala mengangkat derajatnya yang tinggi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

المسْلِمُ مَنْ سَلِمَ المسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ

“Seorang muslim yang sejati adalah dimana orang-orang Islam yang lain selamat dari keburukan lisannya.” (HR. Bukhari no. 10 dan Muslim no. 40 )

Jadi kalau dia bisa jaga lisan, maka dia akan mudah masuk surga. Bukankah dengan lisan kita membaca Al-Qur’an, dengan lisan kita berdakwah, dengan lisan kita beramar ma’ruf nahi munkar, dengan lisan kita ucapkan kata-kata yang menyenangkan, dengan lisan kita menyenangkan hati orang tua, menyenangkan hati kawan-kawan. Banyak yang bisa kita lakukan dengan lisan. Kalau seseorang menggunakannya dengan baik, maka itu adalah ladang pahala yang besar baginya.

3. Lisan menghantarkan kepada keburukan

Sebaliknya, jika tidak digunakan pada tempatnya, maka sangat berbahaya. Makanya ketika Muadz bin Jabal bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

يَا نَبِيَّ اللَّهِ وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُونَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ؟

“Yaa Rasulullah, apakah kita diadzab di neraka gara-gara apa yang kita ucapkan?”

Kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

ثَكِلَتْك أُمُّك وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ -أَوْ عَلَى وُجُوهِهِمْ- إلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ؟!

“Wahai Muadz, bukankah yang menyebabkan manusia terjerumus dalam neraka jahannam digeret di atas wajah mereka, kecuali akibat lisan-lisan mereka?!” (HR. Tirmidzi)

Ini isyarat bahwasanya yang menyebabkan orang masuk ke neraka jahannam banyak gara-gara lisannya. Demikian juga Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:

أَكْثَرُ مَا يَدْخُلُ النَّارَ مِنَ النَّاسِ الْأَجْوَفَانِ

“Hal yang paling banyak memasukkan orang ke dalam api neraka adalah dua lubang (kemaluan dan mulut-pent)”

Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّ الرَّجُلَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ

“Sungguh seorang berucap dengan satu kalimat yang ternyata kalimat tersebut mendatangkan kemurkaan Allah. Dia tidak peduli, dia anggap biasa-biasa saja, ternyata dampak buruknya sangat besar. Dengan satu kalimat tersebut dia pun terjerumus dalam neraka jahannam.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Maka seorang berusaha untuk menjaga lisannya agar jangan terpancing dengan hal-hal yang membuat dia mudah untuk berkomentar.

Secara umum, dosa lisan ada dua sebabnya, yaitu:

  1. berbicara dengan kebatilan disebut dengan setan yang berbicara,
  2. mendiamkan kebatilan, yang penting dia selamat, yang penting dia happy, ini disebut setan yang bisu.

Pada kesempatan kali ini kita akan menyebutkan secara global tentang dosa-dosa yang disebutkan lisan, dan kita akan sebutkan secara singkat saja. Tidak mungkin kita bahas seluruhnya secara detail. Karena kalau kita mau bahas satu persatu, maka butuh pengajian sendiri. Tujuan kita adalah agar ada gambaran global bagi kita agar kita tahu apa sih dosa-dosa lisan sehingga kita bisa menghindar darinya.

B. Dosa lisan yang berkaitan dengan hak Allah

Baca di sini: Dosa lisan yang berkaitan dengan hak Allah

Video Kajian Dosa-Dosa Bahayanya Lisan

Sumber Video: Dosa-Dosa Lisan – Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A.

Mari turut menyebarkan kajian “Dosa-Dosa Bahayanya Lisan” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi kita semua. Barakallahu fiikum..

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: