Tulisan tentang “Hadits Arbain ke 18 – Bertakwa Kepada Allah Dimanapun Berada” ini adalah ringkasan yang bisa kami ketik dari kajian Kitab Al-Arba’in An-Nawawiyah yang disampaikan oleh Ustadz Anas Burhanuddin, M.A. hafizhahullahu ta’ala.
Kajian sebelumnya: Hadits Arbain ke-16 : Hadits Larangan Marah
Hadits Arbain ke 18 – Bertakwa Kepada Allah Dimanapun Berada
Imam An-Nawawi Rahimahullahu Ta’ala mengatakan:
عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ جُنْدُبِ بنِ جُنَادَةَ وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: (اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ) رَوَاهُ التِّرْمِذِي وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ. وَفِي بَعْضِ النُّسَخِ: حَسَنٌ صَحِيْحٌ.
“Diriwayatkan dari Abu Dzar Jundub bin Junadah Al-Ghifari dan Abu Abdirrahman Muadz bin Jabal Al-Anshari bahwasannya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: ‘Bertakwalah kepada Allah dimanapun engkau berada dan ikutilah keburukan dengan kebaikan niscaya kebaikan akan menghapuskan keburukan sebelumnya dan pergaulilah manusia dengan pergaulan yang baik.‘” (HR. Tirmidzi dan beliau mengatakan hadits hasan dan dalam sebagian cetakan sunan Tirmidzi disebutkan hasan shahih)
Kesimpulan Hadits
Dari hadits yang agung ini, kita bisa menyimpulkan beberapa hal.
Pertama, perintah untuk bertakwa kepada Allah di mana pun kita berada. Takwa kepada Allah berarti menjalankan perintah-Nya semampu kita dan meninggalkan semua larangan-Nya. Dengan begitu, kita bisa terhindar dari siksa dan murka Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagian ulama menambahkan bahwa takwa juga harus mengandung dua unsur lain.
Unsur pertama adalah mengimani apa yang disampaikan oleh Allah berupa kabar-kabar, seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’andan hadits-hadits shahih mengenai nabi-nabi dan umat-umat terdahulu, surga, neraka, malaikat, jin, ruh dan kejadian akhir zaman. Mengimani kabar-kabar tersebut merupakan bagian dari takwa kepada Allah.
Unsur kedua adalah beribadah kepada Allah dengan cara yang telah Dia ajarkan. Ibadah harus sesuai dengan ajaran Allah dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Ini juga termasuk dalam takwa.
Kedua, kita dituntut untuk bertakwa kepada Allah kapan pun, di mana pun, dan dalam kondisi apa pun. Ini adalah hal yang sangat berat, terutama ketika kita sedang menyendiri, sebagaimana dijelaskan oleh Imam Syafi’i rahimahullahu ta’ala. Namun, hal ini akan terasa mudah bagi orang yang diberikan taufik dan kemudahan oleh Allah.
Ketiga, perintah untuk mengikuti keburukan dan dosa dengan kebaikan. Setelah berbuat dosa, kita harus segera bangkit dan ingat kepada Allah, lalu mengikuti keburukan itu dengan kebaikan. Kebaikan ini bisa berarti taubat kepada Allah dan istighfar, atau lebih luas lagi, melakukan amal-amal saleh yang bisa menghapus dosa.
Keempat, kebaikan yang kita lakukan akan menghapus dosa-dosa yang telah lalu. Jika kebaikan itu adalah taubat, ini bisa menghapus semua dosa, baik yang besar maupun yang kecil. Jika kebaikan yang dilakukan berupa amal shalih, maka amal tersebut hanya bisa menghapus dosa-dosa kecil. Sedangkan dosa-dosa besar hanya bisa dihapus dengan taubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kelima, perintah untuk mempergauli manusia dengan pergaulan yang baik. Akhlak mulia adalah amalan yang sangat penting dan merupakan ibadah sosial yang tidak boleh diabaikan. Akhlak mulia juga menjadi amalan yang paling berat yang mampu membuat timbangan amal kebaikan kita lebih banyak dibandingkan dengan amal keburukan.
Insya Allah, ini adalah beberapa pelajaran penting yang bisa kita ambil dari hadits ini. Semoga bermanfaat. Wallahu Ta’ala a’lam.
Hadits Arbain ke 18 – Bertakwa Kepada Allah Dimanapun Berada
Podcast: Download (Duration: 1:16:58 — 22.1MB)
Sumber audio: radiorodja.com
Mari turut menyebarkan catatan kajian “Hadits Arbain ke 18 – Bertakwa Kepada Allah Dimanapun Berada” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi kita semua. Barakallahu fiikum..
Komentar