Tulisan tentang “Kekhususan dan Keutamaan Bulan Ramadhan” ini adalah apa yang bisa kami ketik dari kajian yang disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. Abdur Razzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr hafizhahullahu Ta’ala.
Kekhususan dan Keutamaan Bulan Ramadhan
Menit ke-01:15 Pertama-tama, marilah kita panjatkan syukur kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala nikmat-Nya kepada kita. Shalawat serta salam semoga terlimpah kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam beserta keluarga, para sahabat beliau, dan siapa saja yang mengikuti sunnah beliau sampai akhir zaman.
Di awal kajian ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada tim Radio Rodja, secara khusus kepada saudara Ihsan dan saudara Fawaz. Dan kami berdoa semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kepada kita semua ilmu yang bermanfaat dan amal yang shalih.
Karena saat ini kita sedang menghadapi sebuah bulan yang sangat penting dan penuh berkah, yaitu bulan Ramadhan, maka In syaa Allah topik pembicaraan kita pada hari ini adalah seputar bagaimana menyambut bulan Ramadhan dan bagaimana menyiapkan diri menghadapi bulan yang mulia ini.
Dan tidak lupa saya mengucapkan selamat kepada seluruh pendengar Radio Rodja.
Menit ke-04:13 Para pendengar sekalian, bulan Ramadhan adalah sebuah musim yang agung dan dicintai oleh seluruh umat Islam. Mereka sangat menghormati bulan ini dan mereka saling mengucapkan selamat dengan masuknya bulan ini.
Masing-masing dari mereka berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar bisa sampai ke bulan ini dan menjalankan ibadah dengan baik hingga bulan Ramadhan selesai. Mereka berharap dalam satu bulan ini mendapatkan berbagai karunia dan anugerah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Bulan Ramadhan memiliki banyak kelebihan dan kekhususan dibandingkan dengan bulan-bulan yang lain. Dalam sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam disebutkan bahwasanya beliau memberikan kabar gembira kepada para sahabat dengan masuknya bulan Ramadhan.
Beliau juga menjelaskan dengan masuknya bulan Ramadhan ini keutamaan-keutamaan dan kekhususannya. Juga menganjurkan dan mendorong mereka agar bersungguh-sungguh dalam beramal selama bulan suci ini.
Keutamaan Bulan Ramadhan
Menit ke-07:22 Disebutkan dalam sebuah hadits shahih di musnad Imam Ahmad dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
ﻗَﺪْ ﺟَﺎﺀَﻛُﻢْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ، ﺷَﻬْﺮٌ ﻣُﺒَﺎﺭَﻙٌ، ﺍﻓْﺘَﺮَﺽَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺻِﻴَﺎﻣَﻪُ، ﺗُﻔْﺘَﺢُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ، ﻭَﺗُﻐْﻠَﻖُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴﻢِ، ﻭَﺗُﻐَﻞُّ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦُ، ﻓِﻴﻪِ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ، ﻣَﻦْ ﺣُﺮِﻡَ ﺧَﻴْﺮَﻫَﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﺣُﺮِﻡَ
“Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu…”
Sedangkan dalam Sunan Tirmidzi disebutkan dengan sanad yang shahih bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan,
إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَيُنَادِي مُنَادٍ يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ
“Apabila malam pertama bulan Ramadhan tiba, setan-setan dan jin-jin jahat dibelenggu. Pintu-pintu Neraka pun ditutup sehingga tidak ada satu pun darinya yang terbuka; dan pintu-pintu Surga dibuka sehingga tidak ada satu pintu pun yang tertutup. Kemudian ada Malaikat yang berseru : ‘Wahai engkau yang ingin melakukan kebaikan, lakukanlah. Wahai engkau yang ingin melakukan keburukan, berhentilah.’ Dan Allah memiliki orang-orang yang dibebaskan dari Neraka, dan itu pada setiap malam.” (HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Khuzaemah)
Keutamaan bulan ini tidak terhingga, sangat banyak sekali. Sehingga kewajiban kita adalah bergembira dan senang dengan masuknya bulan Ramadhan ini. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ
“Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”.” (QS. Yunus[10]: 58)
Menit ke-11:47 Saudara-saudaraku para pendengar sekalian,
Marilah kita renungkan hadits yang sudah kami sebutkan di atas. Hadits yang sangat agung yang menunjukkan keutamaan bulan Ramadhan dan kekhususan-kekhususannya dibanding bulan-bulan yang lain.
Hadits ini hendaknya bisa menggerakkan kita untuk melakukan amal-amal baik, memasuki pintu-pintu kebaikan, dan menahan diri dari keburukan.
Disebutkan dalam hadits di atas bahwasanya pada bulan ini pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup. Pada bulan ini hendaknya seseorang yang beriman semakin bersemangat untuk menjauh dari neraka dan hal-hal yang bisa membawanya kepada neraka. Serta menjauhkan diri dari kemurkaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Pada bulan ini, setan yang selalu menggoda kita itu tidak bisa bebas seperti bebasnya ia pada bulan-bulan yang lain. Juga disebutkan dalam hadits di atas bahwasanya ada yang memanggil setiap malam dengan mengatakan, “Wahai orang yang menginginkan kebaikan, lakukanlah. Wahai orang yang menginginkan kejelekan, tahanlah.”
Itu berlangsung setiap malam. Dan meskipun kita tidak mendengarnya, kita yakin dengan adanya pemanggil tersebut setiap malam. Karena yang memberitahukan kepada kita adalah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang tidak berkata-kata atas dasar nafsu melainkan yang beliau ucapkan adalah wahyu dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Menit ke-15:52 Kalau kita merenungkan kondisi umat manusia, maka kita akan mendapatkan bahwasanya hati mereka ada dua macam. Yang pertama yaitu hati yang ingin berbuat baik dan yang kedua yaitu hati yang ingin berbuat buruk.
Kepada mereka yang diberikan taufik oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk memiliki hati yang senantiasa mengejar dan mencari kebaikan, dikatakan kepada mereka, “Lakukanlah pada bulan ini lebih banyak. Sesungguhnya engkau berada di bulan kebaikan/ musim untuk beramal. Maka hendaklah engkau lebih bersemangat dan lebih tergerak lagi untuk mendapatkan keutamaan-keutamaan tersebut.”
Sedangkan hati yang lain adalah hati yang mencari keburukan/ sering mengejar kejelekan. Maka untuk orang yang seperti ini dikatakan, “Tahanlah, jangan lakukan kejelekan itu. Sesungguhnya engkau berada di waktu yang sangat mulia/ utama. Hendaknya paling tidak pada bulan ini kalian menahan diri.”
Kemudian hendaknya masing-masing dari kita itu bertanya kepada dirinya sendiri, sebanyak apa bagian yang kita ambil dari nasihat di atas? Sejauh mana kita bisa mengikuti nasihat untuk berbuat baik selama bulan ini dan sebanyak mana kita bisa menahan diri dari kejelekan yang telah diingatkan akan bahayanya pada bulan ini.
Menit ke-19:28 Di sini hendaklah kita merenungkan bahwasanya umat manusia/ umat Islam tidak sama dalam menjawab panggilan di atas. Ada sekelompok manusia yang diberikan taufik oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, sehingga hati mereka menghadap dan terus mencari kebaikan.
Waktu mereka penuh dengan amalan kebaikan. Baik puasa, shalat tarawih, membaca Al-Qur’an, dzikir, menjenguk orang sakit, maupun menyambung silaturahmi selama bulan yang mulia ini.
Sementara sebagian yang lain, mereka memilih untuk mengedepankan amalan-amalan yang buruk dalam bulan ini. Hati mereka telah ditawan oleh syahwat mereka. Maka akhirnya mereka pun lalai dari kebaikan dan keutamaan bulan Ramadhan ini. Mereka melewatkan waktu yang mulia ini dengan amalan-amalan yang buruk.
Waspada terhadap ajakan-ajakan kepada keburukan
Menit ke-23:06 Hendaknya kita waspada terhadap ajakan-ajakan kepada keburukan yang membuat kita lalai akan keutamaan Ramadhan dan memalingkan kita dari beramal pada bulan ini. Di antara ajakan yang paling besar pengaruhnya, sehingga patut kita waspadai pada derajat nomor pertama adalah ajakan/ promosi gencar yang dilakukan oleh saluran-saluran televisi yang penuh dengan maksiat.
Di mana mereka menampilkan selama bulan Ramadhan ini film-film yang tidak pantas/ tarian-tarian yang menggoda, maupun sinetron-sinetron yang melalaikan. Ini semua mereka tampilkan. Dan uniknya, mereka menyangkut pautkan dengan Islam terhadap film-film, tarian, maupun sinetron-sinetron yang ada.
Di antara mereka ada yang mengatakan, “Silakan mencoba berbuka bersama kami.” Agar orang yang berbuka dengan mengikuti acara televisi tersebut, setelah berbuka kemudian mereka mengikuti acara selanjutnya yang kadang-kadang tidak baik untuk dilihat.
Bagaimana seorang muslim yang baik bisa dan kuat untuk melihat hal-hal yang dilarang oleh agama tersebut? Bagaimana orang yang telah menonton film-film yang tidak pantas, penuh dengan aurat, bahkan bisa lebih dari itu? Apakah orang yang melihatnya akan tergerak untuk qiyamullail setelah itu atau malah sebaliknya?
Dan itulah yang benar, bahwasanya orang yang melihat tontonan-tontonan yang seperti ini dia tidak akan tergerak untuk beramal apa lagi qiyamullail. Dia malah justru akan tergerak untuk mencari kejelekan-kejelekan atau membuka pintu-pintu keburukan yang lain.
Menit ke-26:11 Saudara pendengar, marilah kita dengungkan terus menerus panggilan di atas, yaitu panggilan yang diucapkan setiap malam untuk kita semua; “Wahai yang ingin kebaikan, lakukanlah. Dan wahai yang ingin keburukan, tahanlah.”
Marilah kita dengungkan panggilan tersebut secara terus-menerus, yaitu panggilan yang diucapkan setiap malam. Dengungkan maknanya di dalam sanubari kita. Jika Anda tidak cukup kuat untuk melakukan banyak kebaikan atau untuk berlomba-lomba dalam meraih keutamaan-keutamaan bulan ini, maka hendaklah kita tidak kurang dari yang kedua, yaitu menahan diri untuk tidak berbuat maksiat dan tidak berbuat keburukan selama bulan Ramadhan ini.
Dibebaskan dari neraka
Menit ke-28:39 Dalam hadits di atas, disebutkan bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala memiliki orang-orang yang Dia bebaskan dari neraka, dan itu terjadi setiap malam.
Sementara dalam sebuah riwayat Sunan Ibnu Majah disebutkan bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala pada setiap waktu berbuka puasa memiliki orang-orang yang Dia bebaskan dari neraka, dan itu terjadi setiap malam.
Apakah setelah mendengar hadits ini kita tergerak untuk menjadi bagian dari orang-orang tersebut? Atau malah sebaliknya, kita biasa-biasa saja dan tidak tergerak sehingga tidak menjadi bagian dari orang-orang tersebut?
Hendaknya kita berusaha untuk menjadi bagian dari golongan orang-orang yang dibebaskan dari neraka pada bulan Ramadhan ini.
Menit ke-31:47 Kemudian ketahuilah bahwasanya bulan Ramadhan ini adalah bulan pengampunan dosa. Dalam Shahih Bukhari dan Muslim disebutkan, hadits riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, bahwasanya beliau bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barang siapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760)
Alangkah agung pemberian dan kemurahan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang disebutkan dalam hadits di atas. Di situ jelas disebutkan bahwasanya orang yang berpuasa, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.
Namun itu dengan dua syarat; Syarat yang pertama adalah dengan melakukan puasa atas dasar iman. Percaya dan mengimani kewajiban puasa atas umat Islam, serta percaya dan mengimani pahala yang telah disediakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk yang melakukannya baik di dunia maupun di akhirat.
Kemudian syarat yang kedua adalah mengharap pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dari puasa ini. Tidak mengharap pujian orang lain maupun hal lain, kecuali hanya pahala dan ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hanya mengharapkan janji-janji Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk hamba-hambaNya yang beriman.
Dan untuk puasa ini Allah ta’ala telah menyediakan pahala yang tidak terbatas. Dan itu diisyaratkan oleh sebuah hadits qudsi, di mana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ
“Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya.” (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151)
Kemudian, orang yang berpuasa harus bersabar dan karenanya ia pun akan mendapatkan pahala orang-orang yang bersabar. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az Zumar: 10)
Menit ke-38:05 Perlu kita pahami bersama, bahwasanya pengampunan dosa yang dimaksudkan di dalam hadits di atas adalah dosa-dosa kecil. Jadi dosa yang diampuni dengan ibadah puasa, yang dengan sendirinya terhapus karena puasa kita adalah dosa-dosa kecil.
Adapun dosa-dosa yang besar, maka itu tidak terhapus dengan amalan. Tapi kita harus bertaubat darinya. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,
الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ، وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ، مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ، إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ
“Antara shalat lima waktu, (sholat) jum’at ke (sholat) jum’at (berikutnya), (puasa) Ramadhan ke (puasa) Ramadhan (berikutnya) melebur dosa-dosa yang terdapat di antaranya, selama pelakunya menjauhi dosa-dosa besar.” (HR. Muslim) ref: https://ngaji.id/klik/lq
Oleh karenanya, orang yang sungguh-sungguh dijauhkan dari kebaikan adalah orang-orang yang telah sampai dan masuk ke bulan kebaikan, namun dia tidak bisa meraih kebaikan yang ada di dalamnya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
ﻓِﻴﻪِ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ، ﻣَﻦْ ﺣُﺮِﻡَ ﺧَﻴْﺮَﻫَﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﺣُﺮِﻡَ
“Di dalamnya (Ramadhan) terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan seribu bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia telah terhalang dari kebaikan.” (HR. Ahmad)
Kemudian dalam sebuah hadits yang lain yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah,
أن رسول الله صلى الله عليه و سلم رقي المنبر فقال : آمين آمين آمين فقيل له يارسول الله ما كنت تصنع هذا ؟ ! فقال : قال لي جبريل : أرغم الله أنف عبد أو بعد دخل رمضان فلم يغفر له فقلت : آمين ثم قال : رغم أنف عبد أو بعد أدرك و الديه أو أحدهما لم يدخله الجنة فقلت : آمين ثم قال : رغم أنف عبد أو بعد ذكرت عنده فلم يصل عليك فقلت : آمين
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam naik mimbar lalu beliau mengucapkan, ‘Amin … amin … amin.’ Para sahabat bertanya, ‘Mengapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?’ Kemudian, beliau bersabda, ‘Baru saja Jibril berkata kepadaku, ‘Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadan tanpa mendapatkan ampunan,’ maka kukatakan, ‘Amin.’ Kemudian, Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun itu tidak membuatnya masuk Jannah (karena tidak berbakti kepada mereka berdua),’ maka aku berkata, ‘Amin.’ Kemudian, Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang tidak bersalawat ketika disebut namamu,’ maka kukatakan, ‘Amin’.” [1]
Hendaknya kita semua bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dari semua dosa. Baik yang besar maupun yang kecil. Dan marilah kita hidup dengan kehidupan yang baik, banyak beristighfar kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga di bulan Ramadhan ini kita termasuk bagian dari orang yang dibebaskan dari api neraka.
Tidak seperti golongan yang sudah kita singgung di depan, yaitu orang-orang yang tidak ada bedanya antara Ramadhan dan bukan Ramadhan. Terus berbuat buruk sehingga ketika Ramadhan lewat, dia pun menjadi orang yang sangat merugi.
Ramadhan bulan kesabaran
Menit ke-43:57 Disebutkan dalam hadits bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mensifati bulan Ramadhan sebagai bulan kesabaran. Beliau bersabda,
صَوْمُ شَهْرِ الصَّبْرِ وَثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ يُذْهِبْنَ وَحَرَ الصَّدْرِ
“Puasa di bulan kesabaran dan puasa tiga hari setiap bulan akan menghilangkan penyakit-penyakit hati.” (HR. Ahmad)
Sabar itu ada tiga macam. Sabar yang pertama yaitu sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena terkadang itu tidak lepas dari hal yang berat. Yang kedua adalah sabar untuk tidak berbuat maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan yang ketiga adalah sabar atas takdir Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Inilah tiga macam kesabaran yang hendaknya kita mencoba untuk meraihnya, melatih diri agar bisa melakukannya, khususnya pada bulan Ramadhan.
Menit ke-46:03 Para pendengar sekalian,
Kegembiraan kita dengan masuknya bulan Ramadhan, dan pengetahuan kita akan keutamaan dan kekhususan serta nilai bulan Ramadhan ini, adalah termasuk hal yang paling penting yang bisa mendorong kita untuk beramal dan memanfaatkan waktu yang sangat berharga ini.
Sebagaimana orang-orang yang tidak diberikan taufik untuk bisa mengisi bulan Ramadhan dengan baik, itu bisa jadi adalah karena mereka tidak mengetahui mahalnya bulan ini. Mereka tidak mengetahui nilai dan keutamaan bulan ini. Sehingga akhirnya mereka tidak bisa memanfaatkannya dengan baik. Mereka menganggapnya itu hanyalah musim yang biasa/ seperti waktu-waktu yang lain. Sehingga mereka pun tidak berubah.
Dan seandainya jika tahu, maka mereka in syaa Allah akan menghargai waktu ini dan memanfaatkannya dengan sebaik mungkin.
Menyambut Bulan Ramadhan
Menit ke-48:09 Penyambutan yang sesungguhnya untuk bulan Ramadhan tidaklah dengan bertukar karangan bunga atau dengan menyanyi dan melantunkan lagu-lagu/ nasyid. Juga tidak dengan mengumpulkan makanan yang banyak. Namun penyambutan yang sesungguhnya adalah dengan bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kembali kepada agamaNya.
Menit ke-49:34 Di antara hal yang perlu kita siapkan untuk menyambut bulan Ramadhan adalah berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menjalin hubungan yang baik dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kita pasrahkan urusan kita kepada-Nya agar kita bisa menjalankan ibadah pada Bulan ini dengan baik, agar kita diberikan taufik untuk mengisinya dengan amalan-amalan baik.
Karena sesungguhnya kalau tidak karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka kita tidak akan mendapatkan hidayah. Kalau bukan karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, kita tidak akan shalat ataupun puasa.
Hendaknya kita menggantungkan asa dan harapan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Berharap kepadaNya dan memasrahkan segala urusan kita kepadaNya. Dan kita berdoa semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan berkah pada bulan Ramadhan ini, dan menjadikan kita termasuk golongan orang-orang yang dibebaskan dari api neraka.
Sesungguhnya tidak ada kekuatan dan daya kecuali dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan tidak ada yang bisa memberikan kita taufik untuk bisa beramal kecuali hanya Dia.
Menit ke-52:12 Di antara hal yang perlu kita siapkan juga untuk menghadapi bulan Ramadhan ini adalah menyiapkan dan menguatkan diri, serta memperbaiki dan membersihkan hati kita dari segala kotoran. Seperti iri dan dengki atau hasad kepada sesama muslim.
Kita ketahui bersama bahwasanya hati dan dada kita itu tidak terlepas dari berbagai kotoran/ penyakit hati. Hendaknya kita membersihkan hati dari kotoran-kotoran itu, sebagaimana yang diperintahkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,
وَلاَ تَحَاسَدُوا ، وَلاَ تَبَاغَضُوا ، وَلاَ تَدَابَرُوا ، وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا
“Janganlah kalian saling hasad (iri), janganlah kalian saling membenci, janganlah kalian saling membelakangi (saling mendiamkan/ menghajr). Jadilah kalian bersaudara, wahai hamba Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim) [2]
Hendaknya pada bulan Ramadhan ini kita meningkatkan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menghindari segala hal yang bisa menjadi sebab kemurkaan dari-Nya.
Menit ke-54:43 Akhirnya, saya berdoa untuk Anda sekalian, agar Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan taufik dan pertolongan sehingga kita bisa sampai ke bulan Ramadhan. Dan semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan taufikNya agar kita bisa melakukan amalan-amalan yang bisa mendekatkan kita kepada-Nya.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala mengambil ubun-ubun/ menuntun kita kepada amalan-amalan yang baik, tidak membiarkan kita bergantung kepada diri kita sendiri, menjadikan kita orang-orang yang terbebas dari neraka, dan semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampuni seluruh kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat, baik yang masih hidup maupun yang sudah wafat.
Mp3 Kajian Kekhususan dan Keutamaan Bulan Ramadhan
Podcast: Download (Duration: 1:13:26 — 12.6MB)
Mari turut menyebarkan tulisan tentang “Kekhususan dan Keutamaan Bulan Ramadhan” ini di media sosial yang Anda miliki baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum.
[1] Referensi: https://konsultasisyariah.com/19212-doa-malaikat-jibril-menjelang-ramadhan-sms-ramadhan.html
[2] Sumber https://rumaysho.com/1021-mengapa-hati-ini-masih-merasa-iri.html
Komentar