Kesalahan-Kesalahan Dalam Ibadah Qurban ini merupakan transkrip ceramah singkat yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.
Kesalahan-Kesalahan Dalam Ibadah Qurban
Kita gembira sekali dengan semangat kaum muslimin ketika datang hari raya Idul Adha. mereka bersemangat untuk menyembelih hewan qurban.
Antum lihat banyak lembaga/ pondok yang mereka mengumpulkan qurban dari kaum muslimin. MasyaAllah jumlahnya luar biasa, sapi berekor-ekor apa lagi kambing. Ini sesuatu yang sangat menggembirakan.
Bersamaan dengan itu, kita harus tebarkan sunnah. Bagaimana sunnah-sunnah dalam menyembelih qurban. Dan Alhamdulillāh, para ikhwah berusaha dengan berbagai cara, tulisan maupun video, menerangkan bagaimana cara menyembelih qurban yang benar.
Hanya memang di sana masih ada sebagian kaum muslimin yang terjatuh dalam kesalahan di dalam menyembelih qurban ini. Maka yang perlu kita ingatkan adalah tentang beberapa hal yang sering terjadi yang ada di antaranya bisa membatalkan ibadah qurban itu sendiri, serta ada di antaranya yang tentunya mengurangi kesempurnaannya.
Saya sebutkan di antaranya;
1. Tidak Menjaga Perasaan Hewan Qurban
Seseorang tidak menjaga perasaan dari hewan qurban itu. Misalnya menyembelih di depan temannya.
Jadi dia menyembelih seekor sapi atau kambing, sementara temannya yang akan dia sembelih selanjutnya melihat penyembelihan tersebut. Ini tidak menjaga perasaan hewan itu. Tidak boleh yang demikian.
Kita harus menyadari bahwa dia juga makhluk dan mempunyai rasa takut. Memang hewan tersebut Allāh Subhanahu wa Ta’ala ciptakan untuk dimakan, tapi tidak dengan cara seperti ini kita memperlakukan hewan itu.
Kita jauhkan hewan itu atau ada pembatas, sehingga dia tidak melihat darah atau temannya ketika disembelih. Ini termasuk akhlak kita terhadap makhluk Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Akhlak bukan hanya kepada Allāh Subhanahu wa Ta’ala. Bukan hanya kepada manusia. Bahkan kepada binatang pun kita diperintahkan untuk berakhlak.
Termasuk kesalahan seseorang yaitu tidak bersungguh-sungguh dalam mempertajam pisau yang akan dia gunakan untuk menyembelih. Dia menggunakan pisau apa saja, misalnya. Kemudian ketika menyembelih, dia terlihat sangat kesulitan untuk menyembelih. Ini menyiksa.
Semakin cepat keluar darah, maka semakin bagus. Dan semakin tajam pisau yang digunakan, juga semakin bagus.
Maka Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan,
فإذَا قَتَلْتُم فَأَحْسِنُوا القِتْلَة ، وإذا ذَبَحْتُم فَأَحْسِنُوا الذِّبْحَةَ، وليُحِدَّ أحدُكُمْ شَفْرَتَهُ ، ولْيُرِحْ ذَبِيحَتَه[2
“Maka apabila kalian membunuh maka bunuhlah dengan cara yang baik, dan apabila menyembelih, maka lakukanlah dengan cara yang baik, maka hendaknya salah seorang kalian menajamkan pisaunya dan menenangkan hewan sembelihannya.” (HR. Muslim : 5167)
Semakin tajam pisau maka semakin bagus. Sehingga tidak masalah apabila kita mencari pisau buatan Jepang misalnya. Kalau kita lihat pisau itu lebih tajam, itu lebih baik dari pada buatan kampung kita tetapi tidak tajam, misalnya. Kalau memang kita ingin melaksanakan sunnah, kita akan mendapatkan pahala in syā Allāh.
Kemudian
وَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَهُ
“Hendaklah dia menenangkan/ mengistirahatkan sembelihannya.”
Maksudnya yaitu janganlah menyiksa hewan itu dengan diperlihatkannya kepada temannya yang sedang disembelih. Ini perlu diingatkan. Jama’ah diingatkan yang demikian.
2. Memotong Putus Kepala Hewan
Termasuk di antara kesalahan adalah seseorang menyembelih langsung dipotong kepala hewan tersebut. Jadi tidak mencukupkan diri dengan lehernya saja, dia memotong seluruh kepalanya.
Meskipun ini sah, tetapi kurang sempurna yang demikian. Mengapa? Di sana ada penjelasannya.
Jadi ketika kepala masih menyambung, syaraf-syarafnya juga masih menyambung, itu mempengaruhi keluarnya darah. Darah lebih sempurna keluarnya tatkala syaraf-syarafnya masih menyambung. Tetapi ketika dia dipotong habis, maka itu bisa mempengaruhi darah. Keluar darahnya tidak sempurna.
Ini perlu kita ingatkan. Jangan sampai karena begitu semangatnya lalu dia potong habis.
Ternyata indah sekali akhlak Islam, walaupun kepada hewan yang akan diqurbankan. Dan memang Islam adalah agama yang Allāh Subhānahu wa Ta’āla sempurnakan. Ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama dari Allāh Subhanahu wa Ta’ala.
Orang yang berpegang teguh dengan Islam, maka dia akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat meskipun dia tidak tahu hikmahnya.
3. Tergesa-Gesa
Sebagian kita sering tergesa. Jadi sudah dipotong, mungkin karena yang akan dipotong jumlahnya banyak (ratusan), hewan (kambing) belum benar-benar mati. Misalnya kakinya masih bergerak, tangan atau kepalanya masih bergerak-gerak, kemudian langsung dikuliti.
Kita harus menunggu (yakin) kalau hewan itu sudah mati, sudah tidak ada gerakan, baru kita kuliti. Tapi kalau masih ada gerakan dan nyawa belum keluar, jangan terburu-buru dikuliti.
Sebagian jagal karena dia ingin mendapatkan uang banyak, dia tergesa-gesa karena waktu adalah uang. akhirnya sebelum hewan tersebut mati, sudah dikuliti. Ini tidak boleh, karena ini adalah sebuah penyiksaan.
Keinginan kita untuk mendapatkan harta dunia tidak boleh sampai menyiksa hewan seperti itu, kita harus sabar dan melaksanakan sunnah.
4. Orang Lain Yang Menyembelih
Kemudian di antara kesalahan yang mungkin sebagian orang lakukan, kalau memang itu pantas untuk dikatakan kesalahan, yaitu sebagian orang lebih mencukupkan diri dengan menyerahkan penyembelihan hewan qurbannya kepada orang lain.
Dia punya uang dan bisa membayar. Bahkan mungkin dia bisa menyembelih 2 atau 3 qurban, tetapi setiap tahun tidak menyembelih secara langsung.
Seandainya ini berkaitan dengan afdhaliyyah, afdhalnya seseorang itu (shahihul qurban) adalah menyembelih langsung, Karena dia akan merasakan bahwa dia mengorbankan hartanya untuk Allāh Subhanahu wa Ta’ala. Menyembelih qurban adalah ibadah yang agung. Jadi bukan mewakilkan kepada orang lain.
Lain dengan orang yang dia menumpahkan darah, “Ya Allāh, saya menumpahkan darah ini untuk-Mu.” Sambil dia bertaqarrub mendekatkan diri kepada Allāh Subhanahu wa Ta’ala, itu lebih afdhal.
Dan bukan sesuatu yang sulit untuk menyembelih, seseorang bisa melakukannya. Mungkin sebagian orang tidak terbiasa atau takut. Padahal kalau dia belajar sebentar pun bisa.
Tinggal mengucapkan بسم الله ألله اكبر, lalu kita sembelih dan tinggal tanya yang kita sembelih yang mana. Kemudian saat memotong qurban pun orang di sekitarnya akan membimbingnya. Misalnya potong bagian atas atau bagian bawah, atau injak lehernya misalnya.
Tidak usah kita ragu. Kapan lagi kita menyembelih qurban kita? Kalau bukan hewan qurban kita sendiri, apakah kita menyembelih hewan qurban milik orang lain?
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذَّبْحَةَ وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ وَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَهُ
“Sesungguhnya Allah memerintahkan berbuat baik terhadap segala sesuatu. Jika kalian hendak membunuh, maka bunuhlah dengan cara yang baik. Jika kalian hendak menyembelih, maka sembelihlah dengan cara yang baik. Hendaklah kalian menajamkan pisaunya dan senangkanlah hewan yang akan disembelih.” (Hadits riwayat Muslim, no. 1955, Bab “Perintah untuk berbuat baik ketika menyembelih dan membunuh dan perintah untuk menajamkan pisau)
Video Kesalahan-Kesalahan Dalam Ibadah Qurban
Mari turut menyebarkan “Kesalahan-Kesalahan Dalam Ibadah Qurban” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..
Komentar