Khutbah Jumat: Keadilan dalam Islam

Khutbah Jumat: Keadilan dalam Islam

Faktor Dari Dalam Sebab Turunnya Iman (Bag. 1)
Belajar Adab dan Akhlak Islami dari Ulama Salaf
Bagaimana Kedudukan Aqidah, Thariqah, Magfirah?

Berikut ini khutbah JumatKeadilan dalam Islam” yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor.

Download versi PDF via telegram: t.me/ngajiid/118

Khutbah Pertama – Keadilan dalam Islam

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ،
أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه
قال الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
وقال تعالى، يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّـهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّـهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
وقال تعالى، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ، فإِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ

Ummatal Islam,

Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan agama Islam ini sebagai rahmat untuk semesta alam. Agama yang menyebarkan kebaikan dan keadilan, serta melarang dari berbagai macam bentuk kezaliman. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman;

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS. An-Nahl[16]: 90)

Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan semua keadilan dan kebajikan. Semua kezaliman dan ketidakadilan dilarang di dalam Islam. Oleh karena itulah, bagaimana adilnya Islam yang sungguh luar biasa. Mereka tidak pernah dibeda-bedakan; apakah ia seorang pejabat atau bukan. Siapa pun sama di hadapan hukum Islam. Keadilan Islam tidak membedakan apakah dia seorang mukmin atau kafir. Semua sama di dalam hukum-hukum Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Oleh karena itulah, di antara keadilan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala perintahkan kepada kita adalah untuk tidak berbuat zalim kepada siapa pun. Sekali pun dia orang non-muslim. Di antara perbuatan kezaliman yaitu mengganggu ibadah-ibadah mereka di dalam vihara-vihara atau gereja-gereja mereka. Karena sesungguhnya itu perkara yang dilarang oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Di dalam perang, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan wasiat kepada para panglima perangnya. Di antara wasiat yang beliau sampaikan kepada mereka adalah tidak membunuh anak-anak, tidak merusak bangunan-bangunan tempat ibadah, demikian pula tidak mengganggu orang-orang yang sedang beribadah. Tidak menebang pepohonan dan tidak pula membakarnya.

Sungguh, ini ajaran yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ajarkan kepada umatnya di dalam peperangan. Lalu bagaimanakah bila tidak dalam keadaan perang? Bagaimana jika di dalam keamanan? Maka tentunya lebih lagi kewajiban kita untuk menjaga.

Maka, lihatlah bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memperlakukan orang-orang kafir yang tinggal di kota Madinah. Beliau perlakukan mereka dengan penuh keadilan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menzalimi mereka, kecuali mereka yang memulai kezaliman.

Akhal iman a’azzakumullah wa iyyakum,

Lihatlah dalam sejarah, bagaimana umat Islam sangat menghormati agama-agama yang lainnya. Ketika Spanyol telah dikuasai Islam, tidak ada satu pun rumah ibadah yang dirusak dan dihancurkan. Ketika Islam menguasai Yerusalem, tidak ada satu pun gereja yang dihancurkan. Mereka-mereka yang beribadah di sana dihormati dan tidak diganggu sama sekali. Itulah yang diajarkan oleh agama kita. Karena mengganggu mereka itu termasuk kezaliman yang tidak diizinkan dalam Islam. Apalagi mengebom dan berbuat keonaran di sana. Itu sesuatu yang dilarang dalam Islam.

Ya akhal Islam,

Adakah agama yang sangat toleransi terhadap agama lain selain Islam? Sama sekali mereka yang Islam tidak pernah mengganggu. Bahkan melarang kita untuk mengganggu mereka yang bukan Islam. Namun di dalam masalah aqidah, Islam mempunyai ketegasan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman;

لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ

“Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku”. (QS. Al-Kafirun[109]: 6)

Oleh karena itu, ketika kita tidak boleh mengganggu mereka yang beribadah dan merayakan perayaan mereka, Islam pun melarang kita untuk mengucapkan kata-kata yang menunjukkan persetujuan terhadap aqidah-aqidah maupun hari besar mereka. Yang tentunya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak meridhainya.

Ummatal Islam a’azzakumullah,

Banyak ulama yang menukil adanya ijma’ akan haramnya mengucapkan selamat untuk hari besar mereka. Karena itu adalah pertanda persetujuan kita kepada aqidah mereka. Sementara dalam masalah aqidah, kita tidak diperbolehkan. Kita hanya beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Rabb segala sesuatu. Rabbul ‘alamin yang telah menciptakan langit dan bumi. Yang telah menciptakan tuhan-tuhan yang mereka sembah itu.

Keyakinan seorang muslim tidak akan pernah berubah; bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Rabb kita. Dan agama yang Allah Subhanahu wa Ta’ala ridhai adalah Islam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman;

إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلْإِسْلَٰمُ ۗ

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali ‘Imran[3]: 19)

Maka dari itu, lihatlah bagaimana Islam mendudukkan segala perkara pada tempatnya masing-masing. Tidak pernah berbuat zalim sedikit pun juga. Bahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam hadits qudsi;

…فَلاَ تَظَالَمُوا

“.. Janganlah kalian saling menzalimi.” (HR. Muslim)

Bahkan di dalam Islam, seseorang yang dizalimi walaupun dia kafir, kalau ia berdoa maka doa itu pasti akan didengar oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ummatal Islam a’azzakumullah wa iyyakum,

Lihatlah ketika di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika terjadi perdamaian Hudaibiyah, perdamaian kaum muslimin dengan kaum musyrikin. Bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan para sahabatnya untuk tetap menghormati perjanjian perdamaian tersebut. Di mana di antara isi perdamaian itu adalah apabila ada kaum muslimin yang ditawan oleh orang musyrikin, kemudian mereka kembali ke kaum muslimin, kewajiban kaum muslimin untuk mengembalikannya kepada kaum musyrikin.

Dan ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam praktekkan ketika Abu Jandal dan beberapa tawanan lain datang ke Kota Madinah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan mereka untuk pergi karena telah ada perjanjian sebelumnya dengan kaum musyrikin. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sama sekali tidak pernah tidak menepati janji. Demikian pula terhadap isi perdamaian itu.

Bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang membunuh orang-orang musyrikin dan kafirin yang berada di dalam perdamaian. Beliau bersabda;

مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا لَمْ يَرَحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ ، وَإِنَّ رِيحَهَا تُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ أَرْبَعِينَ عَامًا

“Siapa yang membunuh kafir mu’ahad ia tidak akan mencium bau surga. Padahal sesungguhnya bau surga itu tercium dari perjalanan empat puluh tahun.”(HR. Bukhari no. 3166) [1]

*Kafir mu’ahad : orang-orang kafir yang telah terjadi kesepakatan antara mereka dan kaum muslimin untuk tidak berperang dalam kurun waktu yang telah disepakati.

Bahkan ketika Musailamah al-Kadzab yang jelas-jelas mengaku dirinya sebagai nabi, yang tentunya diperangi oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketika dia mengirimkan utusannya. Dan ketika utusan ini datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau mengatakan; ““Demi Allah, kalaulah tidak ada ketentuan bahwa para utusan (delegasi) tidak boleh dibunuh, pastilah aku akan memenggal kalian.” (HR. Abu Dawud)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap menghormati semua aturan-aturan. Ketika Islam melarang untuk membunuh utusan-utusan itu, beliau pun tidak pernah membunuh mereka. Itulah keadilan Islam. Walau bagaimana pun Musailamah Al Kadzab memerangi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, akan tetapi ya akhi, kebencian kita tidak boleh menyebabkan kita tidak bersikap adil.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman;

وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَـَٔانُ قَوْمٍ عَلَىٰٓ أَلَّا تَعْدِلُوا۟ ۚ ٱعْدِلُوا۟ هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ

“Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.” (QS. Al-Ma’idah[5]: 8)

أقول قولي هذا واستغفر الله لي ولكم

Khutbah Kedua – Keadilan dalam Islam

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، نبينا محمد و آله وصحبه ومن والاه، أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنَّ محمّداً عبده ورسولهُ

Ummatal Islam,

Demikianlah Islam, agama yang sangat toleransi terhadap agama lain. Namun sudah kita jelaskan tadi, dalam masalah aqidah maka kita tidak boleh tawar-menawar. Allah Subhanahu wa Ta’ala tegas mengatakan;

لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ

“Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku”. (QS. Al-Kafirun[109]: 6)

Bahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang kita untuk mengambil mereka sebagai teman-teman dekat kita. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfiman;

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu. ..” (QS. Ali ‘Imran[3]: 118)

Yaitu dari selain kaum mukminin. Allah Subhanahu wa Ta’ala juga melarang kita untuk mengambil mereka sebagai pemimpin-pemimpin kita. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman;

وَلَن يَجْعَلَ ٱللَّهُ لِلْكَٰفِرِينَ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ سَبِيلًا

“dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan (menguasai) orang-orang yang beriman.”  (QS. An-Nisa'[4]: 141)

Maksudnya, kata para ulama. Islam melarang kita untuk mengangkat dari selain muslim sebagai pemimpin kita. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengabarkan kepada kita bahwasanya mereka, terutama Yahudi dan Nasrani, tidak akan pernah ridha kepada kita. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman;

وَلَن تَرْضَىٰ عَنكَ ٱلْيَهُودُ وَلَا ٱلنَّصَٰرَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.” (QS. Al-Baqarah[2]: 120)

Ketika kita mengikuti gaya dan tata cara agama mereka, mereka ridha namun Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak ridha. Maka janganlah kita mengikuti gaya mereka. Jalanilah agama Islam. Berbanggalah dengan agama Islam. Karena sesungguhnya itulah agama yang Allah Subhanahu wa Ta’ala ridha kepadanya.

إِنَّ اللَّـهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ
اللهم اغفر لنا ذنوبنا يا رب العالمين, اللهم أعز الإسلام والمسلمين، وأذل الشرك والمشركين يا رب العالمين, اللهم انصر المسلمين في كل مكان يا رب العالمين, اللهم اصلح ولاه امور المسلمين في هذا البلد وفي سائر بلاد المسلمين, اللهم وفق شباب المسلمين لما تحب وترضى
آمين يارب العالمين
وصَلَّى اللهُ على نبيِّنا محمّد، وآخر دعوانا أنِ الحمد لله ربِّ العالمين

Download mp3 Khutbah Jumat Tentang Keadilan dalam Islam

Sumber audio: radiorodja.com

Jangan lupa untuk ikut membagikan link download khutbah Jum’at “Keadilan dalam Islam” ini, kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau yang lainnya. Semoga Allah membalas kebaikan Anda.

[1] Sumber: https://rumaysho.com/379-hukum-membunuh-atau-qngebomq-orang-kafir.html

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: