Khutbah Jumat: Kemuliaan Dzulhijjah Yang Terlupakan

Khutbah Jumat: Kemuliaan Dzulhijjah Yang Terlupakan

Dosa Lisan Yang Berkaitan Dengan Orang Lain
Dosa Lisan Yang Berkaitan Dengan Diri Sendiri
Berprasangka Baik Kepada Allah 

Kemuliaan Dzulhijjah Yang Terlupakan merupakan transkrip dari video khutbah jumat yang disampaikan Ustadz Ammi Nur Baits Hafizhahullahu Ta’ala.

Khutbah Jumat tentang Kemuliaan Yang Terlupakan

Khutbah Pertama

Hadirin Jama’ah Jum’ah yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala,

Bagian dari bentuk mengagungkan Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah kita memuliakan apapun yang dimuliakan oleh Allah Azza wa Jalla. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَمَنْ يُّعَظِّمْ شَعَآئِرَ اللّٰهِ فَاِ نَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوْبِ

“Barangsiapa yang mengagungkan syiar agama Allah, sesungguhnya itu bagian dari ketakwaan yang timbul dari dalam hati.” (QS. Al-Hajj[22]: 32)

Karena itulah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberikan aturan yang berbeda dalam kondisi biasa dengan kondisi yang istimewa seperti yang kita ketahui Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengistimewakan bulan Ramadhan demikian pula para sahabatnya, dan Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga mengistimewakan bulan-bulan haji demikian pula para sahabat karena bulan ini adalah bulan yang diistimewakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Allah menciptakan dan Dia pula yang memilih sesuai dengan apa yang ia kehendaki, Allah berfirman,

وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ

“Dialah Dzat RabbMu yang menciptakan apa saja yang dia kehendaki dan Dia memilih apa saja yang Dia kehendaki.” (QS. Al-Qasas[28]: 68)

Salah satu di antara bulan yang istimewa yang Allah nyatakan dalam Al-Quran di Surat At-Taubah adalah 4 bulan haram. Apa saja 4 bulan haram itu?

Dimulai dari Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram (3 bulan berturut-turut kemudian 1 bulan agak di tengah) yaitu bulan Rajab. Allah Ta’ala berfirman di surat At-Taubah ayat yang 36,

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضَ مِنْهَاۤ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗ ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ

Sesungguhnya jumlah bulan dalam kitabullah dalam catatan Allah ketetapan Allah ada dua belas bulan, pada hari Allah menciptakan langit dan bumi, di antara 12 bulan itu ada empat bulan haram. Itulah agama yang lurus sesuai dengan apa yang Allah syariatkan karena itu janganlah kalian mendzalimi diri kalian selama bulan-bulan haram itu.” (QS. At-Taubah[9]: 36)

Hadirin yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala,

Kita mengenal istilah negeri haram atau tanah haram yaitu kota suci Mekkah dan Madinah. Disebut sebagai tanah haram yang artinya tanah mulia karena tanah ini memiliki nilai yang khusus dalam syariat Islam dan Allah Subhanahu wa Ta’ala juga menetapkan bulan yang disebut dengan Asyhurul Hurum (bulan-bulan haram). Disebut sebagai bulan haram karena bulan ini adalah bulan yang mulia dalam syariatNya, karena itulah Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan aturan khusus di mana Allah mengatakan,

فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ

“Janganlah kalian mendzalimi diri kalian di sepanjang bulan-bulan haram itu.” (QS At-Taubah[9]: 36)

Al-Hafidz Ibnu Katsir rahimahullah dalam tafsirnya ketika beliau menyampaikan penjelasan untuk ayat

فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ

“Janganlah kalian mendzalimi diri kalian.”

Yang dimaksud mendzalimi diri sendiri adalah berbuat kemaksiatan karena setiap maksiat yang dilakukan oleh hamba hakikatnya dia sedang mendzalimi dirinya, kata Beliau,

في هذه الأشهر المحرمة، لأنها آكد، وأبلغ في الإثم من غيرها

“Yang dimaksud dalam ayat ini adalah janganlah berbuat maksiat di bulan-bulan haram ini karena keharamannya (bentuk dosanya) lebih besar dibandingkan bulan-bulan yang lainnya.”

Sehingga (jama’ah yang dimuliakan Allah) sebagaimana perbuatan ketaatan ketika dilakukan di waktu yang istimewa pahalanya akan dilipatgandakan, maka demikian pula perbuatan maksiat ketika dilakukan di waktu yang istimewa dosanya juga dilipatgandakan. Ibnu Katsir mengatakan,

كما أن المعاصي في البلد الحرام تضاعف

“Sebagaimana orang yang melakukan maksiat di tanah Mekah atau di Madinah dosanya dilipatgandakan maka demikian pula ketika maksiat itu dilakukan di bulan yang istimewa maka dosanya juga akan dilipatgandakan.”

Artinya (Jama’ah yang dimuliakan Allah) ketika kita menyadari saat ini kita berada di pertengahan Dzulqo’dah (kurang lebih tanggal 15 Dzulqo’dah) sehingga ketika kita paham bahwasannya ini adalah bulan yang istimewa, maka selayaknya kita menyadari hati-hati ada aturan khusus di sana. Jangan sampai kita melakukan banyak maksiat, melepaskan diri kita untuk tenggelam dalam kegiatan durhaka kepada Allah. Karena perbuatan maksiat di bulan haram dosanya lebih besar dibandingkan perbuatan maksiat di bulan-bulan yang lainnya, meskipun secara umum semua perbuatan maksiat hukumnya dilarang. Kemudian kata Al Hafidz Ibnu Katsir,

وكذلك الشهر الحرام تغلظ فيه الآثام، ولهذا تغلظ فيه الدية في مذهب الشافعي

“Demikian pula di bulan haram dosanya diperbesar. Karena itu menurut Madzhab Syafi’iyyah, apabila ada orang yang melakukan pelanggaran maka dendanya lebih besar ketika pelanggaran itu dilakukan di sepanjang bulan haram.”

وطائفة كثيرة من العلماء، وكذا في حق من قَتل في الحرم أو قتل ذا محرم

Demikian pula banyak ulama yang memiliki pendapat yang sama…

Sehingga setelah kita sadar akan hal ini, mari kita berusaha untuk menyadari ini adalah sesuatu yang diistimewakan oleh Allah, jangan dianggap sebagai hal yang sepele hal yang biasa artinya sebagai bentuk mengagungkan Allah Ta’ala mari kita muliakan dan kita agungkan hari yang diistimewakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Khutbah Kedua Kemuliaan Bulan Dzulhijjah Yang Terlupakan

Izinkan sebelum saya melanjutkan materi untuk menyampaikan sebuah hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, Rasulullah shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ يَوْمَ الجُمُعَةِ: أَنْصِتْ، وَالإِمَامُ يَخْطُبُ، فَقَدْ لَغَوْتَ

Apabila kamu berkata kepada sampingmu: ‘Diam’ ketika imam sedang berkhutbah, maka kamu telah menggugurkan pahala Jumatanmu.” (HR. Bukhari no. 934 dan Muslim no. 851)

Sehingga terkadang ada orang yang dia hadir bersama kita, namun barangkali kurang memperhatikan aturannya, dia bicara ketika Khatib sedang berkhutbah. Sangat disayangkan kita sama-sama bermodal waktu, bermodal tenaga namun ada sebagian di antara kita yang gagal mendapatkan pahala Jumatan gara-gara melakukan pelanggaran, yaitu bicara dengan sesama pada saat khutbah sudah mulai (khutbah sedang berlangsung).

Karena itu mohon sabar, sabar, dan sabar, waktu khutbah tidak lama hanya kurang lebih 15-20 menit sehingga mohon untuk disimak baik-baik. Inilah kesempatan terakhir, jika kita tidak mau mendengarkan kajian dan tausiyah selama sepekan manfaatkan sebaik mungkin kesempatan mendengarkan khutbah setiap hari Jumat.

Jama’ah yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala..

Dan bulan yang sangat istimewa berikutnya adalah Dzulhijjah, yang insyaa Allah sebentar lagi akan kita jumpai. Kenapa bisa disebut sebagai bulan yang sangat istimewa?

Disebutkan dalam hadits riwayat Bukhari, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda,

مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ الْعَشْرِ

Tidak ada hari dimana amal shalih itu lebih dicintai oleh Allah melebihi hari melebihi amal shalih yang dilakukan di sepanjang 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.” (HR. Al-Bukhari)

Dalam riwayat yang lain Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan,

فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ مِنَ التَّهْلِيلِ وَالتَّكْبِيرِ والتحميد

Karena itu sepanjang 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, perbanyaklah berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. [1]

Ada seorang sahabat yang bertanya,

يا رسولَ اللَّهِ ، ولا الجِهادُ في سبيلِ اللَّهِ ؟

“Ya Rasulullah, apakah termasuk amal jihad fii sabilillah?”

Jawab Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ

“Termasuk juga dibandingkan amal jihad fii sabilillah, amal yang dilakukan di 10 pertama bulan Dzulhijjah memiliki keutamaan yang lebih kecuali orang yang berangkat dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada satu pun yang kembali.” (HR. Bukhari)

Sehingga di 10 pertama bulan Dzulhijjah ini, para ulama menjadikannya sebagai musim untuk banyak beramal. Di antara mereka ada yang bersungguh-sungguh selama 10 hari pertama bulan Dzulhijjah dengan banyak berpuasa selama tanggal 1 sampai 9 Dzullhijah, ada juga yang memperbanyak membaca Al-Qur’an dan aneka amal ibadah yang lainnya.

Intinya, mari kita semarakkan sebagaimana kita menyemarakkan bulan Ramadhan, karena sebagaimana kita mengakui bulan Ramadhan adalah musim beramal, Dzulhijjah juga termasuk di antara musim untuk beramal. Dan kita berharap kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, semoga Allah ta’ala menerima setiap amal yang kita lakukan dan Allah jadikan itu sebagai sebab terangkatnya wabah yang saat ini melanda seluruh umat manusia sedunia.

Video Khutbah Jumat tentang Kemuliaan Yang Terlupakan

Sumber audio: anb channel

Mari turut menyebarkan “Khutbah Jumat tentang Kemuliaan Yang Terlupakan” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..

Catatan:

  1. Lihat: https://www.alukah.net/sharia/0/102521/

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0