Khutbah Jumat singkat padat “Memuliakan Bulan Rajab” ini disampaikan oleh Ustadz Ammi Nur Baits Hafidzahullah di Masjid Al-Hidayah Krajan, Yogyakarta.
Khutbah Pertama – Memuliakan Bulan Rajab
Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala,
Salah satu di antara kebiasaan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau mengulang tema khutbah yang sama. Sehingga sampai para sahabat hafal satu surat melalui khutbah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Ada seorang sahabiyat wanita yang beliau mendengar khutbah dari luar dan beliau mengatakan:
أَخَذْتُ ق وَالْقُرْآنِ الْمَجِيدِ من فِي رسول الله يوم الجمعة وهو يقرأ بها على المنبر
“Aku menghafal surat Qaf dari lisan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pada hari jumat ketika beliau berkhutbah di atas mimbar.”
Saat ini, kita berada di penghujung bulan Jumadal Akhirah (جمادى الآخر) dan sesaat lagi kita akan memasuki satu bulan yang mulia, yang disebut oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagai salah satu bulan haram. Bulan itu adalah bulan Rajab, insya Allah akan jatuh besok hari Sabtu sebagai tanggal yang pertama.
Perlu kita ketahui bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala memilih di antara waktu dan dijadikan sebagai waktu yang istimewa. Maka kita wajib mengistimewakannya. Sebagaimana yang Allah Ta’ala firmankan:
ذَٰلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى الْقُلُوبِ
“Sesungguhnya orang yang mengagungkan syiar agama Allah, itu bagian dari ketakwaan hatinya.” (QS. Al-Hajj[22]: 32)
Sehingga kita mengagungkan apa yang Allah agungkan, kita muliakan apa yang Allah muliakan, dan kita istimewakan apa yang dipilih oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ
“Rabbmu memilih apa saja yang Ia kehendaki.” (QS. Al-Hajj[22]: 32)
Allah memilih apa saja yang Dia kehendaki, menciptakan apa saja yang Dia kehendaki dan memilih sesuai dengan apa yang Dia kehendaki. Sehingga kita sekali lagi memuliakan apa yang Allah muliakan, mengagungkan apa yang Allah agungkan.
Lihat juga: Khutbah Jumat Bulan Rajab Adalah Bulan Yang Agung
Dan di antara waktu yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah 4 bulan haram yang ini wajib untuk kita ketahui. Sebagaimana yang Allah firmankan dalam Al-Qur’an:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ
“Sesungguhnya jumlah bulan dalam waktu 1 tahun di sisi Allah Ta’ala ada 12 bulan yang itu merupakan ketetapan Allah ketika Allah menciptakan langit dan bumi...”
Sehingga saat Allah menciptakan langit dan bumi, Allah telah menetapkan dalam takdirNya bahwa jumlah bulan dalam 1 tahun perhitungannya ada 12 bulan, meskipun ada sekte yang tidak mau mengakui hal ini seperti Nasrani Ortodoks yang menurut mereka bahwasanya jJumlah bulan dalam satu tahun ada 10 bulan. Tapi Allah Ta’ala tetapkan bahwa jumlah bulan dalam setahun ada 12 bulan.
Kemudian Allah nyatakan:
مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ
“Di antara 12 bulan itu ada 4 bulan haram.”
ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ
“Itulah agama yang lurus.”
فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ
“Karena itu janganlah kalian melakukan perbuatan kedzaliman terhadap diri kalian di 4 bulan itu.”
Empat bulan haram itu apa saja? Disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, dari sahabat Abu Bakrah Radhiyallahu ‘Anhu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah berkhutbah ketika Haji Wada’, beliau mengatakan:
إِنَّ الزَّمَانَ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ
“Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana kondisi ketika Allah Ta’ala menciptakan langit dan bumi.”
Sehingga apa yang terjadi saat ini kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sama persis sebagaimana yang terjadi ketika Allah Ta’ala menciptakan langit dan bumi. Berputar zaman ini yang terdiri dari:
السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا
“Dalam waktu 1 tahun ada 12 bulan.”
مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ
“Di antara 12 bulan itu ada 4 bulan haram.”
Apa saja empat bulan haram itu?
ثَلاَثٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَ ذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ
“3 bulan berturut-turut, yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram.”
وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
“Dan 1 bulan berada di tengah tahun, yaitu bulan Rajab Mudhar yang letaknya antara Jumada Akhirah dengan bulan Sya’ban”
Disebut sebagai Rajab suku Mudhar karena dulu suku Mudhar adalah suku yang paling mengagungkan bulan Rajab.
InsyaAllah hari sabtu adalah tanggal pertama.
Jama’ah yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala..
Setelah kita mengetahui bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menetapkan 4 bulan haram yang disebut sebagai bulan haram (haram artinya istimewa), sebagaimana kita mengenal ada istilah Masjidil Haram, ada istilah tanah haram, karena dia punya hukum yang istimewa, punya hukum yang mulia, dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga kita perlu mengetahui hal ini, agar kemudian kita jalankan konsekuensinya.
Karena itu kita sampaikan kepada masyarakat 12 bulan dalam hitungan tahun Hijriah ada 4 bulan yang istimewa; Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan satu lagi adalah bulan Rajab.
Demikian sebagai khutbah yang pertama, semoga bermanfaat.
Khutbah Kedua – Memuliakan Bulan Rajab
Selanjutnya, apa yang harus kita lakukan ketika kita menghadapi bulan haram?
Pertama, kita wajib memuliakan bulan haram sebagaimana Allah memuliakan bulan haram. Kita mengagungkan bulan Romadhan karena kita tahu bulan Ramadhan adalah bulan yang diagungkan oleh Allah, maka demikian pula bulan-bulan lain yang diagungkan oleh Allah, wajib kita agungkan dan kita muliakan sebagaimana yang Allah muliakan.
Yang kedua, kita perlu memahami bahwa melakukan amalan ketaatan di waktu yang istimewa akan memberikan nilai pahala yang lebih besar dibandingkan amalan ketaatan di luar waktu yang istimewa. Kita meyakini bahwa orang yang berbuat taat pada saat Ramadahan, pahalanya lebih besar. Maka demikian pula orang yang berbuat taat/beribadah kepada Allah di saat bulan haram, pahalanya juga lebih besar.
Dan sebaliknya, melakukan perbuatan maksiat di waktu yang istimewa, dosanya lebih besar dibandingkan perbuatan maksiat yang dilakukan diluar waktu yang istimewa. Sehingga kita takut bermaksiat kalau datang bulan Ramadhan. Sing ora tau jilbapan jadi jilbapan (yang tidak pakai jilbab menjadi memakai jilbab). Yang biasanya preman, begitu Ramadhan leran (berhenti) jadi preman. Yang biasanya suka berbuat maksiat, ketika Ramadhan dia berhenti sejenak. Dan hal yang sama juga harus dilakukan di empat bulan haram.
Allah Subhanahu wa Ta’ala memuliakan bulan ini. Sehingga kita diajarkan agar jangan sampai kita menggampangkan diri berbuat maksiat di 4 bulan yang istimewa ini. Dan salah satunya adalah bulan Rajab besok.
Sehingga orang kalau sadar seperti ini, maka dia akan hati-hati. Awas, maksiat di bulan Rajab dosanya lebih besar dibandingkan maksiat di luar bulan Rajab.
Dengan cara seperti ini maka kita akan mengagungkan dan memuliakan bulan ini sebagaimana kita memuliakan tanah haram sehingga kita tidak berani ngomong kasar atau ngomong nggak benar ketika di tanah haram. Kita juga nggak berani berdusta ketika Ramadhan, kita tidak berani melakukan tindakan maksiat di waktu-waktu yang istimewa. Maka salah satu di antara waktu itu yang perlu kita istimewakan adalah bulan haram.
Kita memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, semoga Allah memberikan kita hidayah untuk selalu berada di atas ajaran Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, melakukan ketaatan kepada Allah Ta’ala sesuai dengan apa yang dibimbing oleh Allah dan sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Video Khutbah Jumat singkat Memuliakan Bulan Rajab
Silahkan dibagikan, semoga bermanfaat dan menjadi pembuka pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..
Komentar