Berikut transkrip khutbah jumat tentang ” Peringatan dari Allah dalam Surah Qaf “ yang disampaikan Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah Hafidzahullahu Ta’ala.
Khutbah Pertama Peringatan dari Allah dalam Surah Qaf
Di antara cara mencapai takwa adalah dengan membaca Al-Qur’an Al-Adzim. Al-Qur’an adalah peringatan dari Allah ‘Azza wa Jalla yang seharusnya disampaikan di mimbar-mimbar.
… مَنْ يَخَافُ وَعِيدِ
“Berikanlah peringatan dengan Al-Qur’an kepada orang-orang yang takut dengan ancaman-Ku.” (QS. Qaf [50]: 45).
Maasyiral Muslimin rahimakumullah, Allah berfirman di Surah Qaf, yang beberapa kali Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam membacakannya dari awal sampai akhir di mimbar Shalat Jumat. Beliau membacakan ayat itu dan cukup itu sebagai peringatan. Kita akan baca beberapa ayat dari Surah Qaf agar iman kita bertambah. Kata Allah ‘Azza wa Jalla tatkala mensifati orang-orang yang beriman dengan keimanan yang hakiki:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah, gemetar hatinya, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka.” (QS. Al-Anfal [8]: 2)
Allah berfirman di ayat 16, kenapa Allah menciptakan kita? Satu, untuk mengabdi kepada-Nya, dan Dia tahu dengan apa yang dibisikkan oleh hati manusia. Hal yang tersembunyi yang pasangan hidup kita tidak mendengarkannya, yang teman duduk kita juga tidak menyimak apa yang sedang terbesit di hati kita. Allah tahu dengan hal itu. Allah menciptakan dua malaikat yang mencatat perbuatannya. Tidak ada apapun yang terucap dari lisan manusia melainkan di situ ada malaikat yang selalu mengawasi dan siap mencatat.
مَا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
“Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).” (QS. Qaf [50]: 18).
Pengawas manusia kadang kala capek dan tertidur, tetapi malaikat terus mencatat apa yang diucapkan. Misalnya, seseorang mengatakan cerai yang seharusnya istrinya tidak boleh lagi berkumpul dengannya, tapi dia merasa tidak ada yang mencatat. Di hari kiamat, setiap orang akan membaca kitab catatannya sendiri:
اقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيبًا
“Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada hari ini sebagai penghitung terhadapmu.” (QS. Al-Isra [17]: 14).
Kemudian Allah berfirman:
وَجَاءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ذَٰلِكَ مَا كُنتَ مِنْهُ تَحِيدُ
“Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang dahulu hendak kamu hindari.” (QS. Qaf [50]: 19).
Kita takut dengan kematian. Tatkala kita naik mobil, kita berusaha untuk berada di tempat yang aman dan menggunakan safety belt. Ketika sakit dan dokter mengatakan kita harus makan sesuatu, kita mengikuti anjurannya. Kita menghindar dari kematian, tetapi sakaratul maut tetap datang. Kematian tidak mengenal umur, tempat, atau kondisi.
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ…
“Setiap jiwa akan merasakan kematian.” (QS. Al-Ankabut [29]: 57).
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ ۚ ذَٰلِكَ يَوْمُ الْوَعِيدِ
“Dan kelak akan ditiuplah sangkakala. Itulah hari terlaksananya ancaman.” (QS. Qaf[50]: 20)
Bumi yang indah dan dihiasi oleh manusia dengan bangunan yang diharap akan bertahan lama, itu akan hancur lebur tatkala ditiupkan sangkakala. Itulah hari ancaman di mana setiap orang akan mendapatkan balasan dari apa yang telah dikerjakannya.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan, “كيف أنعم” Bagaimana aku bisa menikmati makan dan kehidupan sedangkan malaikat yang ditugaskan meniupkan sangkakala sudah memegang sangkakala itu dan wajahnya memandang ke arah ‘Arsy, menunggu perintah Allah ‘Azza wa Jalla untuk meniupkan sangkakala?”
Para sahabat bertanya, “Kalau begitu apa yang harus kami katakan, Ya Rasulullah? Rasulullah menjawab, “قولوا: حسبنا الله ونعم الوكيل”
“Katakanlah: Cukuplah Allah sebagai pelindung kami dan sebaik-baik pelindung”
Kiamat akan terjadi pada saat manusia sedang beraktivitas, seperti bertransaksi di pasar atau membangun bangunan. Jangan berpikir kiamat terjadi saat semua orang menanti, tidak. Allah berfirman,
…لَا تَأْتِيكُمْ إِلَّا بَغْتَةً…
“Dia datang dengan mendadak.” (QS. Al-A’raf[7]: 187)
Kemudian Allah ceritakan bagaimana manusia dibangkitkan dari kuburnya,
وَجَاءَتْ كُلُّ نَفْسٍ مَّعَهَا سَائِقٌ وَشَهِيدٌ
“Ketika seseorang bangkit dari kuburnya, ada satu malaikat yang menggiringnya, dan ada satu malaikat yang akan menjadi saksi untuknya.” (QS. Qaf[50]: 21)
لَّقَدْ كُنتَ فِي غَفْلَةٍ مِّنْ هَٰذَا فَكَشَفْنَا عَنكَ غِطَاءَكَ فَبَصَرُكَ الْيَوْمَ حَدِيدٌ
“Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai akan terjadinya kiamat, maka Kami singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam.” (QS. Qaf[50]: 22)
Seseorang kalau sudah sibuk dengan pekerjaan, sibuk menghitung keuangan, sibuk dengan perencanaan-perencanaan, sibuk dengan masa depan anak-anak. Padahal dimana ada masa depan di muka bumi ini? Tatkala Allah sudah menetapkan bumi ini akan hancur, engkau masih berfikir masa depan? Masa depan yang sejati adalah ketika seseorang dibangkitkan dari kuburnya.
Di hari kiamat, semua kenyataan akan terungkap. Manusia dibangkitkan dalam keadaan telanjang, bahkan sandal pun tidak dikenakan. Mereka digiring ke Padang Mahsyar dengan seorang malaikat yang menggiring dan seorang malaikat yang menjadi saksi. Allah berfirman:
وَقَالَ قَرِينُهُ هَٰذَا مَا لَدَيَّ عَتِيدٌ
“Dan malaikat yang menyertainya berkata, ‘Ini adalah catatan yang dia kerjakan ada padaku, Ya Allah.'” (QS. Qaf [50]: 23).
Catatan tersebut mencakup semua perbuatan dan ucapan manusia sejak baligh hingga mati. Bahkan amalan yang terus berlanjut setelah kematian juga akan dicatat.
Allah berfirman:
أَلْقِيَا فِي جَهَنَّمَ كُلَّ كَفَّارٍ عَنِيدٍ
“Allah berfirman: ‘Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam neraka semua orang yang ingkar dan keras kepala.” (QS. Qaf[50]: 24)
Orang yang ingkar adalah dijelaskan dalam ayat selanjutnya:
مَنَّاعٍ لِلْخَيْرِ مُعْتَدٍ مُرِيبٍ
“yang sangat menghalangi kebajikan, melampaui batas lagi ragu-ragu,” (QS. Qaf[50]: 25)
Mereka yang terlalu cinta dengan hartanya sehingga tidak mau berbagi, hanya mengumpulkan kekayaan tanpa memberikannya kepada yang berhak. Allah berfirman:
الَّذِي جَعَلَ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ فَأَلْقِيَاهُ فِي الْعَذَابِ الشَّدِيدِ
“yang menyembah sembahan yang lain beserta Allah, maka lemparkanlah dia ke dalam adzab yang keras.” (QS. Qaf[50]: 26)
Orang yang paling bahagia di dunia ini, hanya satu celupan di neraka, maka ia akan melupakan semua kenikmatan yang pernah dinikmatinya. Bagaimana jika ini berlaku bukan hanya sehari atau dua hari, tetapi di neraka untuk selama-lamanya? Terjadi dialog di hari kiamat, setan yang selalu mendampinginya berkata:
وَقَالَ قَرِينُهُ رَبَّنَا مَا أَطْغَيْتُهُ وَلَكِنْ كَانَ فِي ضَلَالٍ بَعِيدٍ
“Dan teman (setan)nya berkata, ‘Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkannya, tetapi dia sendiri berada dalam kesesatan yang jauh.'” (QS. Qaf [50]: 27).
Selama hidup, manusia sering menyalahkan setan atas segala keburukan dan kesesatan. Namun, di hari kiamat, setan membantah dengan mengatakan bahwa dia tidak pernah menyesatkan manusia, melainkan manusia itu sendiri yang menolak kebenaran, menolak nasihat dan memilih jalan kesesatan.
Allah berfirman:
وَلَا تَخْتَصِمُوا لَدَيَّ وَقَدْ قَدَّمْتُ إِلَيْكُم بِالْوَعِيدِ
“Janganlah kamu bertengkar di hadapan-Ku, sungguh Aku telah memberikan ancaman kepadamu.” (QS. Qaf [50]: 28).
Allah telah menurunkan Al-Qur’an yang sudah jelas dengan terjemahan dan tafsirnya. Maka tidak ada gunanya mereka bertengkar di akhirat kelak.
مَا يُبَدَّلُ الْقَوْلُ لَدَيَّ وَمَا أَنَا بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ
“Keputusan di sisi-Ku tidak dapat diubah dan Aku sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Ku.” (QS. Qaf[50]: 29)
يَوْمَ نَقُولُ لِجَهَنَّمَ هَلِ امْتَلَأْتِ وَتَقُولُ هَلْ مِنْ مَزِيدٍ
“(Dan ingatlah pada) hari ketika Kami bertanya kepada Jahannam: ‘Apakah engkau sudah penuh?’ Dia menjawab: ‘Apakah masih ada tambahan?'” (QS. Qaf[50]: 30)
Tidak ada ceritanya neraka penuh, sampai Allah sendiri yang membuatnya penuh.
Khutbah kedua Peringatan dari Allah
Tatkala sakratul maut datang, seseorang ingin kembali untuk beramal shalih, seperti yang dinyatakan dalam Al-Qur’an,
… رَبِّ ارْجِعُونِ ﴿٩٩﴾ لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ…
“Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku beramal shalih dalam perkara yang telah aku tinggalkan.” (QS. Al-Mu’minun [23]: 99-100)
Sekarang kita berada di lokasi yang bisa beramal shalih. Oleh karena itu, jangan ditunda. Segera beramal shalih.
Jumat ini adalah Jumat terakhir di bulan Jumadal Akhir. Pekan depan, kita akan memasuki bulan Rajab. Setelah bulan Rajab, kita akan memasuki bulan Sya’ban, dan setelah itu, bulan Ramadhan. Para ulama terdahulu menjadikan bulan Sya’ban sebagai kunci pembuka untuk kebaikan.
Mereka berkata, Bulan Rajab adalah bulan menanam, dan bulan Sya’ban adalah bulan menyiram tanaman. Sedangkan bulan Ramadhan adalah bulan panen.
Imam Syafi’i, misalnya, khatam Al-Qur’an 60 kali selama bulan Ramadhan. Sebagian mereka khatam tiap hari. Mereka mempersiapkan itu jauh-jauh hari. Ini menunjukkan betapa pentingnya persiapan. Dengan menanam kebaikan di bulan Rajab, menyiramnya di bulan Sya’ban, dan kemudian memanen hasilnya di bulan Ramadhan, kita dapat memperoleh hasil yang maksimal.
Oleh karena itu, siapkanlah diri, rencanakan, catat, perhatikan, dan evaluasi persiapan kita untuk menyambut bulan Ramadhan.
Video Khutbah Jumat Tentang Peringatan dari Allah
Sumber video: Syafiq Riza Basalamah Official
Mari turut menyebarkan link download kajian ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..
Komentar