Berikut ini khutbah Jum’at “Semangat Beribadah di Bulan Sya’ban” yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor.
Khutbah Pertama – Semangat Beribadah di Bulan Sya’ban
Sesungguhnya di antara kasih sayang yang Allah berikan kepada hamba-hambaNya, yaitu diberikan waktu-waktu yang mulia, dimana waktu-waktu tersebut Allah lipatgandakan padanya pahala-pahala, sehingga dengannya seorang hamba bisa mendapatkan keutamaan yang besar dan agung disisiNya.
Ummatal Islam,
Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan hari-hari yang utama, demikian pula bulan-bulan yang utama, waktu-waktu yang utama, tiada lain adalah agar kita berusaha untuk mempergunakannya semaksimal mungkin dalam rangka mendulang pahala, sehingga kita bisa mendapatkan derajat yang tinggi di dalam surga.
Di antara keutamaan-keutamaan hari yang Allah Subhanahu wa Ta’ala sebutkan adalah di hari Jumat. Dimana di hari ini adalah hari yang paling mulia, hari yang paling utama, hari yang paling baik, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
سَيِّدُ الأَيَّامِ يَوْمُ الْجُمُعَةِ
“Sayyidnya hari adalah hari Jumat.” (HR. Ibnu Khuzaimah)
Dalam riwayat yang lainnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ
“Sebaik-baiknya hari yang matahari terbit padanya adalah di hari Jumat.” (HR. Muslim)
Di hari itu tegaknya hari kiamat, di hari itu Allah menciptakan Adam, di hari itu Allah masukkan Adam ke dalam surga, di hari itu Allah Subhanahu wa Ta’ala keluarkan Adam dari surga. Itulah di antara keistimewaan yang dimiliki oleh hari Jumat.
Maka dari itulah di hari-hari jumat yang merupakan hari raya kaum muslimin, kita sangat dianjurkan untuk memfokuskan diri dengan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dengan memperbanyak shalawat kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan segera bergegas pergi ke masjid untuk shalat jumat. Karena itulah yang diberikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagai bimbingan untuk kita, mendapatkan pahala yang besar.
Ummatal Islam,
Di antara bulan yang Allah utamakan, banyak saudaraku. Di antaranya bulan-bulan haram, yang Allah Subhanahu wa Ta’ala sebutkan:
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ …
“Sesungguhnya jumlah bulan di hari Allah menciptakan langit dan bumi adalah 12 bulan, dari 12 bulan itu empat bulan haram. Itulah agama Allah yang lurus, maka jangan kalian mendzalimi diri kalian sendiri di bulan-bulan tersebut.” (QS. At-Taubah[9]: 36)
Itumenunjukkan bahwa perbuatan dzalim di bulan itu dilipatgandakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan Alhamdulillah kita sekarang masuk ke bulan Sya’ban, dimana ini adalah bulan yang disebutkan dalam hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
تعرض فيه أعمال العباد إلى الله
“Amalan-amalan hamba setiap harinya akan ditampakkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
Maka disaat ini berarti kita berusaha untuk memperbaiki diri kita semaksimal mungkin, membiasakan kebiasaan-kebiasaan yang terbaik, yang tentunya sebagai persiapan menuju bulan Ramadhan.
Adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mempersiapkan diri di bulan Sya’ban dengan memperbanyak puasa. Maka dari itulah, demikian kita berusaha mempersiapkan diri dengan berbagai macam amalan shalih, entah itu berpuasa sunnah, entah itu dengan membaca Al-Qur’an, entah itu dengan shalat tahajud, entah itu membiasakan diri dengan sedekah, demikian pula dzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, agar ketika kita telah mulai punya kebiasaan, kita pun akan bisa mengisi hari-hari Ramadhan dengan lebih baik.
Namun siapa yang tidak membiasakan dirinya di atas kebaikan, bagaimana ia akan bisa?
Berapa banyak di bulan Ramadhan orang-orang yang mereka itu merasa berat untuk membaca Al-Qur’an, berapa banyak di bulan Ramadhan ternyata mereka berat untuk melakukan shalat tarawih, mereka pun juga berat untuk mengisi hari-hari di bulan Ramadhan dengan dzikir kepada Allah.
Kenapa demikian, saudaraku? Jawabnya satu, karena mereka tidak membiasakan diri di bulan Sya’ban, mereka tidak berusaha untuk melatih diri di bulan Sya’ban.
Oleh karena itulah saudaraku, kalau kita lihat para ulama Salaf terdahulu, mereka memulai bersungguh-sungguh dan membiasakan kebaikan demi kebaikan di bulan Rajab, mereka memulai dengan membaca Al-Qur’an, yang tadinya setiap harinya 1 juz, mereka tingkatkan menjadi 2 juz, menjadi 3 juz.
Subhanallah, itulah mereka-mereka yang bersungguh-sungguh mencari surga, itulah mereka yang bersungguh-sungguh untuk mencari keridhaan Allah semata. Mereka ingin supaya di bulan Ramadhan mereka keluar dalam keadaan mendapatkan ampunan Allah Jalla jalaluhu.
Akhal Islam A’azzaniyallah wa iyyakum..
Karena memang jiwa manusia itu apabila tidak dipaksa dan dibiasakan, ia selalu condong kepada keburukan. Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ
“Sesungguhnya jiwa itu selalu menyuruh kepada keburukan...” (QS. Yusuf[12]: 53)
Ketika kita selalu mengikuti keinginan jiwa kita, apa yang diinginkan oleh nafsu dan syahwat kita selalu lakukan, maka kita menjadi kerdil, kita menjadi rendah di hadapan setan dan di hadapan jiwa kita.
Maka dari itulah, saudaraku.. Mereka-mereka yang menginginkan sesuatu yang mulia berupa surga, berupa ridha Allah, dia akan paksa jiwanya, dia akan biasakan dirinya. Memang pertama berat, akan tetapi saudaraku, ketika jiwa telah terbiasa dengan kebaikan, ia akan rindu kepada kebaikan, ia akan merasa tertawa dan senang dengan kebaikan demi kebaikan.
Seorang ulama Salaf terdahulu berkata: “Dahulu aku berusaha untuk memaksa jiwaku dalam keadaan ia menangis untuk menaati Allah Subhanahu wa Ta’ala. Adapun sekarang aku paksa dia dalam keadaan ia tertawa senang.”
Ya Akhal Islam, itulah perjuangan menuju surga, perjuangan dalam kehidupan dunia.
Khutbah Kedua – Semangat Beribadah di Bulan Sya’ban
Ummatal Islam,
Rasul kita yang mulia ‘Alaihish Shalatu was Salam suri tauladan kita yang terbaik, memberikan tauladan kepada kita agar di bulan Sya’ban kita segera mempersiapkan diri dengan berbagai macam amal. Memang saudaraku, membiasakan diri itu yang paling berat buat diri kita, terutama membiasakan diri di atas kebaikan.
Ketika jiwa kita terbiasa di atas maksiat, ketika jiwa kita terbiasa di atas sesuatu yang lalai dan tidak bermanfaat, ketika jiwa kita terbiasa dalam segala sesuatu yang sama sekali Allah tidak ridha kepadanya, maka jiwa kita pasti akan berat untuk menaati Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Maka saudaraku, disitulah letak jihad melawan hawa nafsu. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
أَفْضَلُ الْجِهَادِ أَنْ يُجَاهَدَ الرَّجُلُ نَفْسَهَ وَ هَوَاهُ
“Jihad yang paling utama adalah seseorang berjihad melawan dirinya dan hawa nafsunya” (Hadits shahih diriwayatkan oleh ibnu Najjar dari Abu Dzarr)
Karena itu adalah merupakan pondasi jihad. Siapa yang bisa menjihadi dirinya, siapa yang mampu untuk mengalahkan setan yang ada dalam dirinya, dia akan mampu untuk mengalahkan musuh yang ada di luar sana. Tapi ketika kita kalah terus oleh hawa nafsu kita, kita kalah terus oleh setan yang berusaha menguasai diri kita, bagaimana kita akan menang melawan musuh yang ada di luar sana?
Maka, saudaraku.. Jihad melawan hawa nafsu adalah merupakan jihad yang terus kita lakukan sampai kita meninggal dunia. Setelah setan masih ada, selama kita masih punya hawa nafsu dan syahwat, disitulah jihad melawan hawa nafsu akan terus kita lakukan, untuk terus kita membiasakan di atas ketaatan demi ketaatan.
Download mp3 Khutbah Jumat Tentang Semangat Beribadah di Bulan Sya’ban
Sumber audio: radiorodja.com
Judul asli: Keistimewaan Hari Jumat dan Bulan Syaban – Khutbah Jumat (Ustadz Badrusalam, Lc.)
Jangan lupa untuk ikut membagikan link download khutbah Jum’at “Semangat Beribadah di Bulan Sya’ban” ini, kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau yang lainnya. Semoga Allah membalas kebaikan Anda.
Komentar