Berikut pembahasan Khutbah Jumat Singkat Ramadhan: Motivasi Akhir Ramadhan yang disampaikan Ustadz Abu Yahya Badrusalam Hafidzahullahu Ta’ala.
Download file pdf khutbah ini via Telegram klik https://t.me/ngajiID/6
Transkrip Khutbah Jumat Singkat Ramadhan: Motivasi Akhir Ramadhan
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه
قال الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
وقال تعالى، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ، فإِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ
Ummatal Islam,
Bulan Ramadhan tinggal beberapa hari lagi. Kata ‘Aisyah Radhiyallahu Anha;
: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص اِذَا دَخَلَ اْلعَشْرُ اَحْيَا اللَّيْلَ وَ اَيْقَظَ اَهْلَهُ وَ شَدَّ اْلمِئْزَرَ.
“Adalah Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam apabila memasuki malam-malam sepuluh (akhir Ramadhan) beliau menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya, dan mengencangkan ikat pinggangnya (bersungguh-sungguh beribadah)”. [HR. Bukhari dan Muslim]
Maka tentunya ikhwatal Islam, dengan semakin mendekati akhir Ramadhan semakin kita bersungguh-sungguh untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, semakin kita mengencangkan ikat pinggang kita untuk mencari Lailatul Qadar, mencari ampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka kewajiban kita adalah mengikuti Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para Sahabatnya. Mengikuti beliau di dalam menghadapi akhir akhir bulan Ramadhan ini.
Karena kita melihat banyak kaum Muslimin yang sibuk untuk berbagai macam hal hal persiapan menuju hari raya untuk membeli pakaian pakaian baru atau mempersiapkan kue-kue atau mempersiapkan masakan-masakan. Bukannya tidak boleh akan tetapi yang tidak benar adalah kalau sampai menjadikan kita lalai dari mempersiapkan diri menuju akhir ramadhan dengan banyak beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Karena kita tidak tahu apakah Ramadhan kali ini kita mendapatkan ampunan dari Allah atau tidak. Sebagaimana dalam hadits yang sering kita mendengarnya, pernah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di datangi Malaikat Jibril dan berkata kepada Rasulullah, Yaa Muhammad katakanlah Aamiin…
Maka Jibril berkata, “Celaka seorang hamba yang masuk padanya bulan Ramadhan kemudian ia keluar dari bulan Ramadhan:
فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ
“Dalam keadaan dosanya tidak diampuni oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala”
فَقُلْتُ: آمِينَ
“Maka ku katakan Aamiin.”
Kita tidak ingin di bulan Ramadhan ketika kita keluar darinya ternyata kita tidak mendapatkan ampunan dari Allah, kita tidak ingin mendapatkan do’a kecelakaan doa kehinaan yang didoakan oleh malaikat jibril yang diaminkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Maka usaha kita adalah bersungguh-sungguh dan terus bersungguh-sungguh meminta kepada Allah kekuatan agar dikuatkan beribadah di malam – malam terakhir dari Bulan ramadhan ini untuk mencari Lailatul Qadar.
Allah berfirman
لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ خَيۡرٞ مِّنۡ أَلۡفِ شَهۡرٖ
Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.-Surat Al-Qadar, Ayat 3.
Artinya kata para ulama bahwa beribadah di malam itu lebih baik daripada beribadah selama 1.000 bulan lamanya. Apabila kita berhasil mendapatkan Lailatul Qadar dan kita beribadah di malam itu, seakan-akan kita beribadah 1000 bulan. Namun yang celaka adalah orang yang berbuat maksiat di malam itu, apabila ibadah dilipatgandakan nilainya sama dengan 1.000 bulan, dia pun sama nilainya sama dengan maksiat 1.000 bulan.
Nauzubillah,, kita berlindung kepada Allah dari hal yang demikian itu.
Di dalam mencari Lailatul Qadar, banyak ibadah yang bisa dilakukan. Di antaranya yang sangat dianjurkan adalah memperbanyak shalat di waktu malam sebagaimana itu yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Abu Dzar berkisah dalam riwayat Ibnu khuzaimah bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bangun bersama para Sahabatnya shalat di malam 23 sampai sepertiga malam pertama. Di malam ke 24 tidak keluar, di malam ke 25 beliau kembali shalat bersama para Sahabat sampai pertengahan malam, setelah selesai shalat Abu Dzar berkata, “Wahai Rasulullah, masih tersisa panjang waktu malam bagaimana kalau kita lanjut untuk menambahkan shalat kita..?” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda;
ﻣَﻦْ ﻗَﺎﻡَ ﻣَﻊَ ﺍْﻹِﻣَﺎﻡِ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﻨْﺼَﺮِﻑَ ﻛُﺘِﺐَ ﻟَﻪُ ﻗِﻴَﺎﻡُ ﻟَﻴْﻠَﺔ
“Barang siapa salat malam bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya (pahala) shalat satu malam (penuh).”
HR Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Ibn Majah, Nasa’i, dan lain-lain, Disahihkan oleh Al-Albani dalam Sahih Tirmidzi
Berlanjut di malam ke 26 Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak keluar dari masjid, di malam ke 27 Rasulullah membangunkan keluarganya kemudian beliau shalat (tahajud atau tarwih) berjamaah bersama para Sahabatnya dari awal malam sampai akhir malam, sampai-sampai kata Abu Dzar, “sampai-sampai kami khawatir tidak mendapatkan sahur saking panjangnya sholat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.”
Ternyata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mencari Lailatul Qadar dengan cara menghabiskan malam untuk shalat. Tentunya kekuatan kita tidak sama dengan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para Sahabatnya. Di zaman ini siapa yang mampu di antara kita yang shalat dari awal malam sampai akhir malam? Di antara kita tidak ada yang mampu yang hidup di zaman ini.
Tetapi kita bisa lakukan ibadah yang lain selain shalat. Kita bisa banyak membaca Al-Quran, banyak mentadaburi Al-Qur’an, kita juga bisa beribadah dengan ibadah ibadah yang lainnya. Ibadah-ibadah yang baik berupa dzikir kepada Allah.
Ikhwatal Islam azzakumullah wa iyyakum.
Lailatul Qadar mempunyai tanda-tanda yang Rasullullah kabarkan kepada kita. Diantaranya Rasulullah mengatakan cahaya matahari di waktu pagi terlihat warnanya merah dan tidak panas. Namun ada sebuah kesalahan yang banyak dilakukan oleh kita, yaitu kita berusaha melihat matahari di setiap pagi untuk memastikan apakah saya dapat Lailatul Qadar atau tidak.
Ini perbuatan yang tidak pernah dilakukan oleh para Sahabat dan juga para Salafus Shalih. Kenapa? Karena hal seperti itu bisa menyebabkan kita lemah dalam beribadah. Ketika misalnya kita melihat bahwasanya matahari terlihat redup lalu kita pun merasa kita sudah mendapatkan Lailatul Qadar. Maka di malam berikutnya pasti kita lemah dalam beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Maka dari itulah tidak dilakukan oleh Salafush Shalih terdahulu. Mereka tidak melakukan perbuatan itu supaya apa? Yaitu supaya mereka terus bisa berlanjut beribadah setiap malam di malam terakhir Ramadhan.
Ikhwatal islam azzakumullah wa iyyakum,
Maka inilah kesempatan kita untuk mendapatkan keutamaan dan istimewanya malam Lailatul Qadar. Karena kita tidak tahu apakah Ramadhan akan datang kita masih hidup atau tidak. Anggap saja ini Ramadhan terakhir kita. Kita berdo’a semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberikan kepada kita kekuatan untuk terus beribadah dan menggunakan malam-malam tersisa ini untuk beribadah. Semoga kemudian kita pun mendapatkan Lailatul Qadar yang disebutkan oleh Allah sebagai malam yang turun padanya para malaikat.
Allah berfirman;
تَنَزَّلُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيهَا بِإِذۡنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمۡرٖ
“Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan.” Surat Al-Qadar, Ayat 4
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda;
الْمَلائِكَةُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الأَرْضِ أَكْثَرُ مِنْ عَدَدِ الْحَصَى
“Para Malaikat pada saat Lailatul Qadar di bumi jumlahnya lebih banyak dari pada jumlah kerikil/pasir.” (HR. Ibnu Khuzaimah dihasankan Ibnu Hajar dan Al-Albani ).
Jumlah malaikat yang turun di malam itu lebih banyak daripada jumlah kerikil kerikil yang ada di muka bumi, sangat banyak sekali.
Para malaikat itu turun membawa apa yang di perintahkan oleh Allah, yaitu membawa rahmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
أقول قولي هذا واستغفر الله لي ولكم
Transkrip Khutbah Jumat kedua Khutbah Jumat Singkat Ramadhan: Motivasi Akhir Ramadhan
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، نبينا محمد و آله وصحبه ومن والاه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنَّ محمّداً عبده ورسولهُ
Ummatal Islam,
Kesungguhan kita dalam beribadah tiada lain adalah merupakan nikmat dari Allah. Karena ibadah memang berat ikhwatal Islam. Kalaulah bukan karena Allah yang membantu kita, maka kita tidak akan mampu beribadah.
Oleh karena itu Allah berfirman;
إِيَّاكَ نَعۡبُدُ وَإِيَّاكَ نَسۡتَعِينُ
“Hanya kepada Engkaulah kami beribadah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.” -Surat Al-Fatihah, Ayat 5.
Syaikh Sholeh Al Utsaimin Rahimahullah berkata; Karena ibadah itu berat maka kita minta pertolongan kepada Allah supaya Allah membantu kita untuk bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kalau kita melihat sejarah Shalafus Shalih, mereka melewati malam-malam di malam terakhir itu dengan shalat dan ibadah dan mereka menghidupkan malam-malam mereka seluruhnya ibadah, (shalat, dzikir, berdoa). Dan adapun di waktu siang mereka banyak beristirahat sebagaimana disebutkan dalam atsar ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha.
Maka dari itu ketika kita siang banyak beristirahat walaupun kemudian kita banyak menggunakan juga dengan dzikir. Di waktu malam kita menjadi kuat kembali untuk beribadah, kalau ternyata istirahat kita di waktu siang tujuannya mempersiapkan ibadah di waktu malam, maka itu adalah ibadah juga.
Maka dari itu ya akhi, memang ada hadist yang mengatakan bahwasanya puasa atau tidurnya orang yang berpuasa itu ibadah namun hadits ini lemah, akan tetapi ketika niat kita adalah untuk sesuatu yang mulia maka perkara yang sifatnya mubah menjadi mulia disisi Allah Subhanahu wa ta’ala.
Ikhwatal Islam azzakumullah wa iyyakum.
Dan jangan lupa untuk zakat fitri di akhir dari pada bulan ramadhan. Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata:
فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ مَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلاَةِ فَهِىَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ الصَّلاَةِ فَهِىَ صَدَقَةٌ مِنَ الصَّدَقَاتِ.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitrah untuk menyucikan orang yang berpuasa dari bersenda gurau dan berkata-kata keji, dan juga untuk memberi makan orang miskin. Barangsiapa yang menunaikannya sebelum shalat idul fitri maka zakatnya diterima dan barangsiapa yang menunaikannya setelah shalat maka itu hanya dianggap sebagai sedekah di antara berbagai sedekah.” (HR. Abu Daud 1609; Ibnu Majah 1827. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)
Maka dengan zakat fitrah bisa mensucikan puasa kita, dari apa? Dari perbuatan yang sia-sia dan ucapan-ucapan yang tak berguna. Terkadang ketika kita berpuasa kita mengucapkan kata-kata yang tidak ada manfaatnya kita melakukan perbuatan yang sia-sia maka dengan zakat fitrah itu, itu bisa menggugurkan dan mensucikan puasa kita dari perbuatan-perbuatan itu semua.
Ikhwatal Islam azzakumullah wa iyyakum.
Kita mohon kepada Allah agar Allah memberikan kepada kita kekuatan terus beribadah sampai sampai akhir bulan Ramadhan, kita meminta kepada Allah agar Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan ampunan di bulan Ramadhan ini.
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِيِّۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ صَلُّواْ عَلَيۡهِ وَسَلِّمُواْ تَسۡلِيمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ
اللهُمَّ اجْعَلنَا مِن التَّوَّابِين
اللهُمَّ اجْعَلنَا مِن المتَّقِين
اللهُمَّ وَتُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ اَنْتَ التَّوابُ الرَّحِيم
اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
عباد الله:
إِنَّ اللَّـهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ ﴿٩٠﴾
فَاذْكُرُوا الله العَظِيْمَ يَذْكُرْكُم، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُم، ولذِكرُ الله أكبَر.
Download mp3 Khutbah Jumat Singkat Ramadhan: Motivasi Akhir Ramadhan
Klik link Motivasi Akhir Ramadhan – Khutbah Jumat (Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc.)
Catatan Artikel Khutbah Jumat Singkat Ramadhan: Motivasi Akhir Ramadhan
Khutbah Jumat yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor pada Jumat, 23 Ramadhan 1436 / 10 Juli 2015. Pada khutbah jumat ini, beliau menyampaikan tema tentang “Motivasi Akhir Ramadhan“. Mari kita simak dan download khutbah Jumat ini, semoga bermanfaat.
Komentar
Di khotbah awal ada kekurangan rukun
Baca’an Sholawat nya tidak ada.
Maaf memang tidak dicatat Pak.