Berikut khutbah jumat singkat tentang “Bahaya Dukun dan Perdukunan” yang disampaikan oleh Ustadz Abuz Zubair Hawaary, MA. Hafidzahullahu Ta’ala di Masjid Imam Ibnu Katsir pada Tanggal 28 Rajab 1442 H / 12 Maret 2021 M.
Khutbah Pertama Bahaya Dukun dan Perdukunan
Jamaah shalat jumat yang semoga senantiasa dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala,
Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan jin dan manusia untuk beribadah kepadaNya, mentauhidkanNya, dan tidak menyekutukanNya dengan suatu apapun.
Inilah dia pokok dakwah seorang Nabi atau Rasul, tidak diutus seorang pun Nabi ataupun Rasul pada suatu kaum melainkan mereka diperintahkan untuk mengajak manusia agar mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menjauhi segala bentuk kesyirikan.
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
“Sungguh Kami telah mengutus para setiap umat seorang Rasul agar mereka memerintahkan kepada umatnya ibadahilah oleh kalian Allah dengan mentauhidkanNya dan jauhilah oleh kalian para thaghut.” (QS. An-Nahl[16]: 36)
Memurnikan tauhid adalah suatu kewajiban. Dan dia adalah jaminan keselamatan di dunia dan di akhirat. Sebagaimana kita wajib mewujudkan tauhid kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka kita juga wajib menjauhi segala bentuk kesyirikan.
Dan di antara bentuk-bentuk kesyirikan yang masih ada di zaman sekarang, bahkan terus bermunculan dan merebak, dikemas dalam bungkus kemasan yang membuat orang-orang awam, orang-orang yang jahil, yang jauh dari agama terpedaya. Sehingga mengira itu adalah kebenaran, padahal ia adalah kesyirikan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Yaitu dunia dukun dan perdukunan.
Belakangan ini wahai jamaah, kita mendengar berita, membaca, muncul persatuan dukun nusantara. Salah satu bentuk upaya untuk melegalkan perdukunan dengan dalih bahwa dukun mereka adalah dukun putih, dukun yang baik, dan dalam rangka -katanya- untuk melawan dukun-dukun yang sesat dan menyimpang.
Saudaraku, kaum muslimin..
Dukun ataupun perdukunan, dari zaman Jahiliyah dahulu kala sampai zaman Jahiliyah modern ini, masih tetap sama walaupun namanya saja yang berbeda yang dirubah-rubah, tetapi hakikatnya tetap saja sama, yaitu orang-orang yang mengaku mengetahui perkara-perkara yang ghaib, bisa mengobati, membantu orang dengan bantuan jin dan setan.
Ini dia dukun dan perdukunan dari zaman dahulu sampai dizaman sekarang. Hanya namanya saja yang berbeda. Kalau di kampung-kampung dinamakan dukun, kalau di kota-kota disebut orang pintar, padahal itu adalah orang yang sok pintar, atau dibuat lebih keren lagi dengan disebut paranormal padahal sesungguhnya itu adalah orang-orang yang tidak normal karena menyelisihi fitrahnya tauhid dan menyelisihi perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mentauhidkan Allah. Sehingga banyak orang-orang yang tertipu.
Lalu ada pula kita dengar festival santet dan segala macamnya. Semua ini jelas-jelas bentu-bentuk kemungkaran bahkan kesyirikan yang berbahaya bagi aqidah umat, bagi aqidah kaum mukminin, wajib bagi setiap mukmin untuk mengetahui bahaya syirik dukun dan perdukunan, serta mengingatkan saudara saudarinya kaum muslimin dan muslimat agar menjauhi dan meninggalkan segala bentuk dukun dan perdukunan.
Al-Imam Ibnu Hajar Asqalani menjelaskan tentang yang dimaksud dengan dukun yang dalam bahasa Arab disebut كَاهِن. Yaitu orang-orang yang mengaku bisa memberitahukan perkara-perkara atau sesuatu yang tersembunyi, termasuk mengetahui perkara-perkara yang ghaib, mengaku bisa berkomunikasi dengan makhluk-makhluk ghaib seperti jin dan setan, mengaku bisa berkomunikasi dan mendatangkan arwah-arwah orang-orang yang telah mati, mengobati dengan sesajen-sesajen/persembahan-persembahan/rajah-rajah/jampi-jampi yang mengandung kesyirikan, memanggil dan meminta bantuan kepada jin-jin dan setan. Ini dia perdukunan.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di dalam hadits-haditsnya sudah memberi peringatan keras terhadap dukun, perdukunan dan orang-orang yang mendatangi dukun. Ini menunjukkan dukun itu kufur, syirik, dan bertentangan dengan agama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena ketika seorang dukun mengaku mengetahui perkara yang ghaib, berkomunikasi dengan makhluk-makhluk yang ghaib, bisa mendatangkan arwah-arwah orang yang telah mati, bisa membantu mengetahui apa yang akan terjadi, membantu mencarikan benda yang hilang dengan sesuatu yang tidak nyata, maka dengan sendirinya perbuatan ini telah mendustai firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
قُل لَّا يَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ
“Katakanlah (hai Muhammad) tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib melainkan Allah.” (QS. An-Naml[27]: 65)
Kaum muslimin, jamaah shalat jumat yang semoga senantiasa dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala,
Telah banyak kerusakan-kerusakan yang muncul yang ditimbulkan dukun dan perdukunan. Kerusakan yang besar tentunya kesyirikan, menyekutukan Allah, berserikat dengan setan dan jin.
Kerusakan yang kedua, penipuan-penipuan. Karena banyak dari dukun-dukun tersebut melakukan penipuan-penipuan kepada orang-orang yang tidak paham. Kemudian juga pelecehan-pelecehan, merusak kehormatan para wanita dan lain sebagainya.
Apa hukum orang yang mendatangi dukun?
Para ulama menjelaskan ada tiga rincian hukum orang yang datang kepada dukun.
Yang pertama, seseorang yang datang kepada dukun, dia bertanya tapi dia tidak percaya kepada apa yang dikatakan dukun, tapi dia bertanya. Maka hukumannya tidak diterima shalatnya selama 40 malam. Bayangkan kalau dia mati dalam 40 hari itu, ketika shalatnya tidak diterima, apalagi yang bisa dia perbuat kelak di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala?
Di dalam Shahih Muslim, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِيْنَ لَيْلَةً
“Barang siapa yang mendatangi dukun lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka shalatnya tidak akan diterima selama empat puluh malam.” (HR. Muslim)
Ini menunjukkan perbuatan sekedar datang saja ke dukun untuk bertanya walaupun dia tidak percaya, itu sudah dosa besar. Haram, bahkan menyebabkan seseorang terancam tidak diterima shalatnya selama 40 malam.
Maka janganlah seorang muslim berani-berani melangkahkan kakinya untuk mendatangi dukung. Ingatkan saudara kita, saudari kita tentang bahaya dukun ini terhadap seorang muslim di dunia dan akhirat.
Yang kedua, orang yang mendatangi dukun dan dia percaya apa kata dukun itu. Ia mengaku tahu perkara yang ghaib, ia mengaku bisa berkomunikasi dengan jin dan setan, mendatangkan arwah-arwah orang yang telah mati, mengobati orang yang sakit dengan sesuatu yang tidak sesuai syar’i atau tidak logis, tidak dengan ilmu-ilmu medis, tapi mengandalkan sesuatu yang tidak nyata, bantuan kepada dukun, atau jin dan setan, atau benda-benda yang dianggap keramat. Maka apa kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam?
مَنْ أَتَى عَرَّافاً أَوْ كَاهِناً فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُوْلُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ
“Barang siapa yang mendatangi tukang ramal atau dukun lalu ia mempercayai ucapannya, sungguh dia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.”
Apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad? Yaitu Al-Qur’an. Karena mempercayai ada orang lain selain Allah yang tahu perkara ghaib itu mendustai firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang khatib bacakan tadi. Tidak ada yang tahu perkara ghaib kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sebagian ulama lagi menjelaskan bahwa jika yang datang dan bertanya itu tahu bahwa tidak boleh bertanya kepada dukun dan tidak boleh mempercayainya. Kalau dia tahu bahwa yang mengetahui perkara yang ghaib di langit dan di bumi hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala tapi masih juga dia bertanya dan percaya, ini kufur, bisa keluar dari agama Allah.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak tahu perkara yang ghaib kecuali sebatas yang diberitahukan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan di dalam Al-Qur’an di surat Al-A’raf, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala intuk menegaskan hal ini:
وَلَوْ كُنتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ
“Kalau saja aku mengetahui perkara yang ghaib, niscaya aku lebih banyak lagi untuk beramal dan tidak ada marabahaya yang menimpaku.” (QS. Al-A’raf[7]: 188)
Kalau seandainya orang yang bertanya dan mempercayai perkataan dukun itu orang awam yang tidak tahu hukumnya, maka -kata para ulama- dia kufur, tetapi kufur yang tidak mengeluarkan dari agama. Tapi tetap saja dosa besar. Karena ini adalah perbuatan-perbuatan yang sangat berbahaya, merusak tauhid.
Yang ketiga, orang yang sengaja datang kepada dukun dalam rangka untuk membongkar/membantah kebusukan dukun itu, menjelaskan kepada khalayak bahwa dukun itu pembohong, pendusta dan berbahaya karena syirik, maka ini dibolehkan, bahkan itu bagian dari amar ma’ruf nahi munkar.
Para ulama berdalil seperti peristiwa yang terjadi antara Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan Ibnu Shayyad. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mendatangi Ibnu Shayyad yang dia seorang dukun Yahudi, bekerja sama dengan jin dan setan. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam datang untuk menguji dia dan membuktikan kebohongan dia.
Sampai ketika itu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bertanya kepada dia: “Wahai Ibnu Shayyad, apa yang saya sembunyikan untukmu?” Maka Ibnu Shayyad berkata:
الدُّخُّ
“Dukhan,” salah satu tanda hari kiamat.
Apa kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika itu?
اخْسَأْ
“Diam kau,” itu kata-kata penghinaan. Diam, tapi untuk merendahkan dia.
اخْسَأْ فَلَنْ تَعْدُوَ قَدْرَكَ
“Diam, sesungguhnya engkau tidak bisa melebihi dari takdirmu.”
Para ulama menjelaskan kenapa Ibnu Shayyah mengucapkan “Dukh, dukh,” tidak selesai “Dukhan”. Ini karena dia mendapat berita itu dari jin-jin dan setan yang mencuri berita dari langit. Tetapi jin dan setan itu belum sempat mendengar sempurna dia sudah dilempar oleh bintang-bintang, sehingga dia hanya dapat mendengar separuh.
Begitulah para dukun yang mendapat berita-berita dari setan yang mungkin sekali dua kali dia benar, tetapi 1001 kalinya dukun itu adalah bohong dan dusta. Yang satu kali itulah yang menjadi bumbu-bumbu oleh para pengikut-pengikut dan pembela-pembela dukun tersebut. Sehingga digembar-gemborkan dan ternyata orang-orang awam yang bodoh, yang tidak paham akidah, akhirnya mereka percaya.
Mudah-mudahan kita bisa memahami bahaya dukun yang ternyata di zaman sekarang masih terus merajalela, bahkan dibangkitkan lagi dengan bentuk dan gaya baru, bahkan sampai-sampai ada organisasinya.
Maka hati-hati, pelajari terus akidah, wujudkan tauhid itu, pahami dan pelajari apa bentuk-bentuk kesyirikan, agar kita bisa menjauhinya.
Khutbah kedua Bahaya Dukun dan Perdukunan
‘Ibadallah..
Bertakwalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan perbanyaklah amal shalih, serta tempuhlah jalan-jalan orang-orang yang lurus, yang jujur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan ketahuilah setan selalu berusaha dengan segala cara untuk menyesatkan dan menjerumuskan manusia kepada kesyirikan.
Di zaman sekarang, dukun-dukun berdasi, sebagian lagi mereka berjubah, memakai serban, memakai peci, kadang dinamakan juga sebagai ustadz, kadang dipanggil kiayi, ki aki, dan segala macamnya.
Lalu terkadang dia komat-kamit mengucapkan sebagian dari ayat-ayat Al-Qur’an. Tetapi ketahuilah di antara ciri-ciri dukun yang mesti kita ketahui adalah ketika datang berobat seringkali dia menanyakan nama pasien dan nama ibu atau bapaknya. Hal ini untuk menggabungkan huruf yang bisa tergabung unsur-unsurnya, ada unsur air, ada unsur tanah, ada unsur udara, angin dan segala macamnya.
Kemudian kadang dia meminta benda-benda dari orang yang datang kepada dia. Kadang minta bajunya, minta baju dalamnya, minta foto, minta kopiyahnya, atau apa saja. Lalu meminta syarat yang aneh-aneh. Misalnya hewan dengan sifat-sifat tertentu, benda-benda dengan sifat-sifat tertentu. Lalu disembelih. Sebagian darahnya dibuang ke laut, ke sungai, atau tempat-tempat yang dianggap keramat.
Lalu dia juga menggunakan benda-benda yang dianggap sakti, bisa berbentuk keris, pisau, pedang, cincin, dan lain segala macamnya. Ini yang dianggapnya sebagai jimat.
Di antara ciri-cirinya juga ketika mengobati, menuliskan rajah-rajah, tulisan-tulisan dengan angka-angka dan huruf-huruf yang dipotong-potong. Kemudian simbol-simbol seperti bintang, matahari dan segala macamnya. Lalu ayat-ayat Allah yang ditulis terbalik, dipotong dan disambungkan dengan nama-nama jin dan setan.
Kemudian juga di antara dukun-dukun itu ada yang seolah-olah ketika dia membaca mantra-mantra atau jampi-jampinya, dia membaca jampi-jampi yang tidak jelas. Komat-kamit mulutnya dengan bahasa yang tidak jelas. Lalu tiba-tiba ketika dia sampai kepada potongan ayat, dia baca agak keras dan jelas, setelah itu tidak jelas lagi. Dia gabungkan antara tauhid dengan syirik.
Maka berhati-hatilah terhadap metode-metode pengobatan-pengobatan, bahkan sekarang perdukunan itu juga bersembunyi dibalik pengobatan ruqyah. Padahal pengobatan ruqyah ini merupakan pengobatan yang dianjurkan di dalam agama Allah. Ruqyah dengan Al-Qur’an, dengan doa-doa, dengan dzikir yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Tapi mereka campurkan dengna ritual-ritual perdukunan.
Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala menjauhkan kita dari segala bentuk kesyirikan. Anak generasi kita dari segala bahaya bentuk kesyirikan ini. Dan mudah-mudahan kita bisa menegakkan tauhid di bumi pertiwi ini. Agar Allah Subhanahu wa Ta’ala melimpahkan rahmat dan keberkahan kepada kita semuanya, serta kelak menyelamatkan kita di yaumil qiyamah.
Video Khutbah Jumat Bahaya Dukun dan Perdukunan
Sumber audio: FB Pondok Pesantren Imam Ibnu Katsir
Mari turut menyebarkan link download kajian ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..
Komentar