Teks Khutbah Jumat Tentang Virus Yang Lebih Berbahaya Dari Corona ini disampaikan oleh Ustadz Ahmad Zainuddin Al-Banjari Hafidzahullah.
Download pdf via telegram: https://t.me/ngajiid/107
Khutbah Pertama – Khutbah Jumat Tentang Virus Yang Lebih Berbahaya Dari Corona
Wahai kaum muslimin, khatib mewasiatkan agar senantiasa bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa dan janganlah mati kecuali dalam keadaan beragama Islam.”
Ahibbati hafidzakumullah, Kaum muslimin yang saya cintai karena Allah Subhanahu wa Ta’ala..
Bagi seorang muslim, virus corona adalah sebuah ujian dari Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk seorang muslim. Dan kita didalam agama Islam sudah diberikan petunjuk menghadapi ujian-ujian yang ada di dunia tersebut. Seperti misalkan hadits riwayat Imam Muslim, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
عَجَبًا ِلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ ِلأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ.
“Sungguh luar biasa hidup seorang yang beriman, jika mendapatkan nikmat maka dia bersyukur atas nikmat tersebut, maka itu lebih baik untuknya. Dan jika dia mendapatkan musibah, maka dia bersabar, dan itu lebih baik untuknya. Dan tidak ada yang memiliki sikap seperti itu kecuali orang yang beriman.” (HR. Muslim)
Maka ketika hampir seluruh dunia membicarakan covid-19 (virus corona) yang mewabah dimana-mana. Sikap seorang muslim, hanya seperti itu. Jika dapat nikmat dia bersyukur, jika dapat musibah bersabar. Tidak ada yang lebih dari pada itu. Tidak terlalu takut yang akhirnya menggadaikan aqidah dan tidak terlalu menggampang-gampangkan yang akhirnya terlalu sombong dengan apa yang terjadi.
Ahibbati Hafidzakumullahu Ta’ala..
Sebenarnya di dunia ini ada virus yang lebih berbahaya bagi seorang muslim. Kalau seandainya virus corona mewafatkan ribuan orang -bahkan mungkin ditotal jutaan manusia- maka dia hanya mewafatkan yang ujung-ujungnya mati. Ujung-ujungnya mati! Dan seorang mukmin ketika mendapati ujung-ujungnya mati, malah dia bersyukur kepada Allah. Kenapa? Karena Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ أَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ
“Barangsiapa yang suka bertemu dengan Allah, maka Allah suka bertemu dengannya.” (HR. Muslim)
Maka seorang muslim ketika mendapati virus corona adalah seperti musibah-musibah lainnya. Yang kalau seandainya dia mendapatkannya dia bersabar, kalau Allah mentakdirkan dia mati berarti dia akan bertemu dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tinggal dia sabar berharap pahala atau tidak kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sedangkan di sana ada virus-virus yang lain yang lebih dahsyat, lebih berbahaya dibandingkan corona ini. Seorang ulama Tabi’in, Abu Ishaq As-Sabi’i pernah mengatakan:
إِنِّي لأُصَابُ بِالمُصِيبَةِ ، فَأَحْمَدُ اللهَ عَلَيْهَا أَرْبَعَ مَرَّاتٍ
“Aku sungguh mendapatkan musibah di dunia, maka dengan musibah tersebut aku bersyukur kepada Allah beberapa kali.”
أَحْمَدُ إِذْ لَمْ يَكُنْ أَعْظَمَ مِنْهَا
“Aku bersyukur kepada Allah bahwa musibah yang aku dapatkan tidak lebih besar dibandingkan yang apa aku rasakan sekarang.”
وَأَحْمُدُ إِذْ وَفَّقَنِي لِلاسْتِرْجَاعِ لِمَا أَرْجُو مِنَ الثَّوَابِ
“Dan aku bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Allah Subhanahu wa Ta’ala saat memberikan ujian/musibah kepadaku, aku diberi petunjuk untuk bisa mengucapkan Innalillahi wa Inna Ilaihi Rajiun.”
Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah:
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّـهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ ﴿١٥٦﴾ أُولَـٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَـٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ ﴿١٥٧﴾
“Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar apabila mereka ditimpa musibah apapun, maka mereka mengucapkan Innalillahi wa Inna Ilaihi Rajiun. Merekalah orang-orang yang mendapatkan pujian dari Allah dan rahmat, dan merekalah orang-orang yang mendapatkan petunjuk dari Allah.”
وَأَحْمَدُ إِذْ رَزَقَنِي الصَّبْرَ عَلَيْهَا
“Aku bersyukur kepada Allah dengan musibah tersebut aku bisa bersabar yang dengan sabar pahalanya sangat besar.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya Allah memberikan pahala yang sempurna bagi siapa yang bersabar tanpa batas atas musibah.”
وَأَحْمَدُ إِذْ لَمْ يَجْعَلْهَا فِي دِينِي
Ini musibah yang lebih parah dari pada corona. ” Aku bersyukur kepada Allah karena musibah tersebut tidak pada agamaku, musibah tersebut tidak pada aqidahku, musibah tersebut tidak pada ibadahku, musibah tersebut tidak pada akhlakku, adabku.”
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah berdoa dalam hadits riwayat Imam Tirmidzi:
اللَّهُمَّ لاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِي دِيْنِنَا
“Ya Allah, jangan jadikan musibah kami didalam agama kami.”
Musibah corona, ujung-ujungnya mati. Dan bagi orang yang beriman, bersabar, ihtisab (selalu mengharap-harap pahala dariNya), maka dia akan mendapatkan pahala syahid. Sebagaimana hadits tentang tha’un.
Ujung-ujungnya mati. Kenapa sibuk dengannya? Ujung-ujungnya mati. Musibah yang paling berat, virus yang paling besar, dia adalah virus kesyirikan. Yang dengan menjauhi kesyirikan, bertauhid kepada Allah, maka seseorang akan mendapatkan keamanan. Bukankah sekarang kita (MERASA) tidak aman? Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman didalam surat An-Nuur:
وَعَدَ اللَّـهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَـٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ ﴿٥٥﴾
“Allah telah menjanjikan untuk orang-orang yang beriman di antara kalian dan beramal shalih (1) sungguh kalian akan benar-benar menjadi adikuasa di atas muka bumi ini, (2) sungguh Allah akan menetapkan agama kalian, (3) sungguh Allah akan benar-benar menggantikan rasa takut kalian dengan rasa aman.”
Apa syaratnya mendapatkan keistimewaan tersebut?
“Beribadah kepadaKu dan tidak mensyirikkan Aku dengan sesuatu apapun.” (QS. An-Nur[24]: 55)
Ini virus lebih dahsyat! Virus kesyirikan lebih dahsyat dibandingkan corona. Virus percaya kepada dukun yang rattingnya di televisi-televisi nasional kita, adalah ratting paling tinggi penayangannya/ditontonnya. Ini lebih dahsyat daripada corona, karena menyebabkan kekal abadi di neraka. Bukan hanya mati, kekal abadi di neraka bersama iblis, Abu Lahab, Abu Jahal, Firaun, Qarun.
Virus kesyirikan. Ketika orang terlalu berlebih-lebihan mengagungkan orang-orang shalih sehingga orang-orang shalih tersebut dianggap mempunyai kekuasaan seperti kekuasaan Allah, bisa memberikan berkah, bisa menghidupkan, bisa matikan, bisa mengetahui akan hal ghaib, bisa menyembuhkan penyakit, ini lebih dahsyat dibandingkan virus corona. Yakin itu baik-baik wahai kaum muslimin.
Virus kesyirikan lebih dahsyat siksanya dibandingkan corona. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman di dalam surah Al-Maidah:
إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللَّـهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّـهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ ﴿٧٢﴾
“Sesungguhnya siapa saja yang mensyirikkan Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka Allah telah haramkan atasnya surga, tempatnya paling pantas di neraka. Tidak ada seorangpun penolong bagi orang-orang yang dzalim (yaitu orang-orang yang melakukan kesyirikan).” (QS. Al-Maidah[5]: 72)
Ahibbati Hafidzakumullah…
Dengan tauhid, rasa aman akan kembali datang. Dengan tauhid, rasa aman beribadah di Masjidil Haram kembali datang. Dengan tauhid, rasa aman beribadah di Raudhah asy-Syarifah kembali datang. Bertauhidlah kepada Allah, tinggalkan semua jenis kesyirikan; percaya kepada dukun, tukang santet, ramal, jimat, terlalu berlebihan mengagungkan orang-orang shalih. Itupun kalau sebenar-benarnya shalih. Kalau seandainya dia adalah wali setan?
Ini Ahibbati Hafidzakumullahu Ta’ala..
Virus yang lebih dahsyat lagi daripada corona adalah virus maksiat. Terutama maksiat syahwat. Yang di zaman sekarang sangat sulit untuk terbendung. Dalam hadits riwayat Imam Ibnu Majah, dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘Anhuma, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
يَا مَعْشَرَ الْمُهَاجِرِينَ خَمْسٌ إِذَا ابْتُلِيتُمْ بِهِنَّ وَأَعُوذُ بِاللَّهِ أَنْ تُدْرِكُوهُنَّ
“Wahai kaum Muhajirin, lima perkara yang apabila kalian diuji dengna lima perkara tersebut, dan aku berlindung kepada Allah dengan ujian tersebut, kalian mendapatkannya.”
Yang paling tertama:
لَمْ تَظْهَرْ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا إِلَّا فَشَا فِيهِمْ الطَّاعُونُ وَالْأَوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ مَضَتْ فِي أَسْلَافِهِمْ الَّذِينَ مَضَوْا
“Tidaklah perbuatan fahisyah/kekejian/zina -orang berzina sekarang di hadapan umum. Membuat konten video di YouTube-YouTube dengan konten video porno di hadapan umum, prank-prank porno di hadapan umum dilihat jutaan manusia- perbuatan kekejian, zina, aurat wanita, lesbian, homoseksual, tidaklah nampak perbuatan tersebut disebuah kaum sampai mereka memperlihatkannya. melainkan akan tersebar di tengah-tengah mereka penyakit tha’un dan penyakit-penyakit yang belum pernah ada sebelum mereka.” (HR. Ibnu Majah)
Ini virus lebih berbahaya, para ikhwah.. virus ketika anak perempuan anda, istri perempuan anda, membuat video di aplikasi-aplikasi, bergoyang ria, ditonton oleh laki-laki mata jalang, itu lebih berbahaya daripada virus corona.
Perhatikan anda wahai para lelaki. Lihat kelaki-lakian anda dengan cara menjaga aurat wanita-wanita yang dibawah tanggung jawab anda. Lebih baik anda sibuk, capek, letih, mengurus mereka di dunia, menasehati mereka di dunia, dibandingkan kita mendapat siksa di akhirat.
Ahibbati Hafidzakumullah..
Khatib tidak meremehkan virus corona. Tetapi ketertakutan yang terlalu berlebihan dari seorang muslim tidak perlu. Kenapa? Karena seorang muslim berbicara dengan takdir, beriman dengan takdir, tanamkan di dalam hati surat At-Taubah ayat 51:
قُل لَّن يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّـهُ لَنَا هُوَ مَوْلَانَا ۚ وَعَلَى اللَّـهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ ﴿٥١﴾
“Katakan (wahai Muhammad) tidak akan pernah menimpa kita musibah apapun kecuali yang sudah dituliskan takdirnya untuk kita. Dialah Allah penolong kita, hanya kepada Allah orang-orang beriman bertawakal.” (QS. At-Taubah[9]: 51)
Alah Subhanahu wa Ta’al juga berfirman di dalam ayat yang lain:
وَإِن يَمْسَسْكَ اللَّـهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ
“Jika Allah mengenakan kepada kalian dengan musibah, tidak ada yang bisa mengangkatnya kecuali Alla.”
وَإِن يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَادَّ لِفَضْلِهِ ۚ يُصِيبُ بِهِ مَن يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ ۚ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ ﴿١٠٧﴾
“Jika Allah menginginkan kalian mendapatkan kebaikan, maka tidak ada yang bisa menolak karunia Allah, Allah menimpakan kepada siapa yang dikehendakinya dari hamba-hambaNya.” (QS. Yunus[10]: 107)
Begitu seorang beriman terhadap masalah virus corona ini. Baru diketahui di sebuah daerah di Kalimantan Selatan sudah habis masker. Begitu takutnya? Bahkan seorang yang beriman ingin ketemu dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bertemu dengan Allah, menghabiskan hidupnya di dunia yang penuh dengan kesulitan, yang penuh dengan perjuangan, ingin masuk surga yang penuh dengan kenyamanan. Capek pak hidup di dunia. Begitu sikap orang beriman ketika menghadapi musibah. Tanamkan didalam hati. Apaun tidak akan pernah tertimpa kecuali yang telah Allah takdirkan kepada kita. Tetapi ingat, disana terdapat virus yang lebih berbahaya sebagaimana yang sudah saya sebutkan.
Khutbah Kedua – Khutbah Jumat Tentang Virus Yang Lebih Berbahaya Dari Corona
Wahai kaum muslimin,
Khatib mewasiatkan agar senantiasa bertakwa kepada Allah dengan menjalankan seluruh ketaatan kepada Allah di atas petunjuk dari Allah karena berharap pahala dari Allah. Dan menjauhi seluruh maksiat yang dilarang oleh Allah sesuai dengan petunjuk dari Allah karena takut siksa Allah
Allah Subhanahu wa Ta’ala befirman yang artinya: “Wahai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dan ucapkanlah ucapan yang baik, niscaya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memperbaiki keadaan kalian.” (QS. Al-Ahzab[33]: 70)
Ketika pemerintah Arab Saudi memutuskan untuk tidak ada yang umrah sementara, timbul terfikir, alangkah ruginya seseorang yang selama ini dia mampu kemudian dia sanggup, dia sehat, tapi terus menunda-nunda untuk pergi ke sana.
Alangkah ruginya seseorang yang selama ini membuang-buang waktunya bahkan satu ayat di dalam sehari semalam mungkin belum bisa dia baca dari Al-Qur’an. Tetapi dia bisa membaca semua status yang ada di ada di media sosial, dia bisa mengikuti semua grup yang ada di WhatsApp yang puluhan dia miliki dalam handphonenya. Laa haula wa laa quwwata illa billah..
Kita harus yakin betul sebagai seorang muslim bahwa musibah ini menimpa tidak lain kecuali karena ulah-ulah dari tangan manusia, dari dosa-dosa yang dilakukan.
Maka diakhir khutbah, saya nasihatkan, bertauhidlah kepada Allah. Perbanyaklah istighfar, perbanyaklah istighfar, siapa tahu dengan musibah ini kita mendapatkan syahadah (mati syahid di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala).
Download mp3 Khutbah Jumat Tentang Virus Yang Lebih Berbahaya Dari Corona
Lebih Berbahaya Daripada Virus Corona
📚 Khutbah Jumat
🔉 Pemateri: Ustadz Ahmad Zainuddin Al-Banjary
🔗 Link Download: ngaji.id/lebihbahayadrcorona
🗃 Ukuran File: 8 MB
⭐ File sudah dikecilkan
⌛ Durasi: 27:54
📹 Sumber Video: fb.com/AhmadZainuddinAlBanjary/videos/10218400404139294/
Mari turut menyebarkan link download kajian ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..
Komentar
afwan ustadz, tidak bisa di copy ya? padahal udah log in, biasanya bisa. mohon bantuannya, butuh teks nya buat khutbah soalnya.
syukron wa jazaakallahu khairon,
Alhamdulillah sudah diperbaiki.. Sekarang bisa dicopy. afwan..
Toyib ustadz, syukron atas bantuannya.
Baarakallahufik
Bagus banget…. Saya mau teks nya ustad khutbah nya