Khutbah Jumat: Terlena Dengan Dunia dan Jabatan

Khutbah Jumat: Terlena Dengan Dunia dan Jabatan

Ceramah Singkat: Pahamilah Ini Agar Anda Bahagia
Materi Kultum Singkat Yang Menarik: Perjalanan Menuju Kampung Akhirat
Takwa dan Sabar untuk Meraih Kesuksesan Dunia dan Akhirat

Tulisan tentang Khutbah Jumat: Terlena Dengan Dunia dan Jabatan” yang disampaikan Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah Hafizhahullahu Ta’ala.

Khutbah Jumat: Terlena Dengan Dunia dan Jabatan

Khutbah Pertama

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه، وحبيبه وخليله، صلوات ربي وسلامه وبركاته عليه، وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين

اما بعد

فيا عباد الله أوصيكم ونفسي بتقوى الله

Aku wasiatkan kepada diriku sendiri dan kepada semua yang hadir di sini untuk senantiasa bertakwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla, untuk senantiasa melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya, untuk senantiasa bersyukur kepada Allah Jalla Jalaluhu dan tidak kufur kepadaNya, untuk senantiasa mengingat Allah dan tidak lupa kepadaNya.

Ma’asyiral Muslimin,

Entah ini Jum’at ke berapa yang kita datang ke rumah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sekian kalinya kita datang menyimak petuah-petuah disampaikan.

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa dan janganlah kalian mati kecuali dalam kondisi Islam.” (QS. Ali ‘Imran[3]: 102)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr[59]: 18)

Jama’ah rahimakumullah,

Hari ini ada yang berbahagia. Hari ini sebagian manusia gembira. Mungkin karena harta yang dia dapatkan. Rumah yang dia beli, keuntungan yang dia raih, mungkin jabatan, mungkin kekuasaan yang dibagi-bagi. Kemudian dia mendapatkan sebagiannya, dia pun gembira.

Terkadang sebagian manusia lupa kalau kegembiraan itu akan berakhir. Di surah Al Kahfi yang kita dianjurkan untuk membacanya setiap Jum’at, sebagian hanya membaca huruf-hurufnya. Akan tetapi ada sebagian yang tidak pernah membacanya. Hanya koran yang dia baca. Hanya berita yang dia ikuti. Sehingga sebagian orang berjalan di muka bumi ini dengan terseok-seok, tidak tahu arah hendak kemana.

وَاضْرِبْ لَهُمْ مَثَلَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا

“Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia) tentang kehidupan dunia..” (QS. Al-Kahfi[18]: 45)

Untuk manusia-manusia yang terlena dengan jabatan mereka, yang terlena dengan kedudukan mereka, yang terlena dengan harta mereka, dengan dunia ini. Dahulu (ayat ini) diberikan kepada orang-orang musyrikin yang ada di Mekkah dan ayat ini untuk seluruh umat manusia. Permisalan kehidupan dunia ini seperti apa, sih?

Kata Allah Subhanahu wa Ta’ala,

..كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الْأَرْضِ..

“Seperti air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi,”  (QS. Al-Kahfi[18]: 45)

Seperti air yang hari hari ini kita menanti-nanti turunnya air. Kita menanti hujan itu turun. Kita melihat beberapa daerah sekarang kering, menguning, sebagian pun mati. Tapi tatkala turun air hujan, kita melihat semuanya jadi hijau. Sampai kapan dia menjadi hijau?

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan,

فَأَصْبَحَ هَشِيمًا تَذْرُوهُ الرِّيَاحُ ۗ وَكَانَ اللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ مُقْتَدِرًا …

“Kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Kahfi[18]: 45)

Yang tadinya kita lihat hijau, yang begitu mengesankan, yang begitu memukau, yang membuat hati menjadi gembira, seketika pergi menjadi kuning kembali, di bawa oleh angin terbang kesana kemari. Ditinggalkan oleh manusia. Inilah kehidupan dunia, engkau tidak akan tersenyum dalam waktu yang lama. Engkau tidak akan menikmati rumahmu dalam waktu yang cukup panjang. Jabatan yang engkau dapatkan juga tidak akan selama-lamanya di sana. Sebentar lagi engkau turun, pasti.

Ini kehidupan dunia. Yang kemarin menjadi bos, menjadi atasan, bisa jadi sekarang sudah dirumahkan. Yang kemarin memiliki kekuasaan, bisa jadi hari ini di penjara, dan esok di kuburan. Lalu mengapa manusia berlomba-lomba untuk meraih sesuatu yang dia yakini dia akan meninggalkannya?

Di ayat selanjutnya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan,

..الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ

“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia..” (QS. Al-Kahfi[18]: 46)

Itulah kehidupan dunia. Harta yang dikumpulkan, dicari, dan dikejar. Mengapa? Karena itu adalah perhiasan kehidupan dunia. Kita bangga tatkala memakai pakaian yang bagus, memakai jam yang mahal, memakai mobil yang mewah, atau memiliki rumah yang indah. Bangga lah manusia, karena memang itu perhiasan kehidupan dunia.

Anak, berapa banyak orang yang berbangga dengan anaknya. Yang nomor satu jadi ini, yang nomor dua jadi ini, yang ketiga yang keempat sukses semuanya. Iya, itu perhiasan kehidupan dunia. Tapi itupun akan pergi. Kita akan meninggalkannya.

Apa kata Allah Subhanahu wa Ta’ala?

وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلًا

“.. tetapi amalan-amalan yang kekal lagi shalih adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” (QS. Al-Kahfi[18]: 46)

Amal-amal shalih yang seharusnya engkau melihat dengan kacamata yang benar, shalatmu, sedekahmu, yang ikhlas hanya mengharap keridhaan-Nya, itu yang akan kekal dan abadi. Itu yang akan menjadi harapanmu kelak pada hari yang tidak ada gunanya harta yang kau kumpulkan kalau tidak diamalkan. Anak-anak pun tidak berguna untukmuu pada hari kiamat.

Jadi kalau ada orang mau bangga, bukan dengan bintang yang ada di pundaknya, bukan dengan karpet merah yang dihamparkan untuk dia. Bukan dengan nama dia yang diulang-ulang di media. Tapi kalau Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebut dirimu. Tatkala malaikat-malaikat mencatat amalanmu.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

كِرَامًا كَاتِبِينَ

“yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu),” (QS. Al-Infithar[82]: 11)

Mungkin tidak ada media yang sedang merekam perbuatan kita. Tidak ada kamera yang sedang memvideokan kita. Tapi ada malaikat yang tidak pernah berpisah dari kita. Itu yang kekal dan abadi. Lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan kita,

وَيَوْمَ نُسَيِّرُ الْجِبَالَ وَتَرَى الْأَرْضَ بَارِزَةً وَحَشَرْنَاهُمْ فَلَمْ نُغَادِرْ مِنْهُمْ أَحَدًا

“Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan dapat melihat bumi itu datar dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak kami tinggalkan seorangpun dari mereka.” (QS. Al-Kahfi[18]: 47)

Kita tahu bahwa gunung itu pasaknya bumi. Kita tahu ada akar yang menghujam masuk ke bumi, akan dicabut oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, diterbangkan dan dijalankan hingga bumi ini jadi rata.

…وَعُرِضُوا عَلَىٰ رَبِّكَ صَفًّا لَقَدْ جِئْتُمُونَا كَمَا خَلَقْنَاكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ ۚ

“Dan mereka akan dibawa ke hadapan Tuhanmu dengan berbaris. Sesungguhnya kamu datang kepada Kami, sebagaimana Kami menciptakan kamu pada kali yang pertama;” (QS. Al-Kahfi[18]: 48)

Mereka akan digiring, dibangkitkan dari kuburnya, tanpa membawa apa-apa. Jangankan jabatan yang engkau miliki, jangankan kekuasaan yang kau raih, jangankan harta yang engkau capai dan lelah memikirkannya. Pakaian pun engkau tidak punya. Engkau telanjang, tanpa alas kaki.

Ahibbati fillah,

Kita akan diberdirikan berbaris-baris di hadapan Allah ‘Azza wa Jalla. Kata Umar Bin Khattab Radiyallahu ta’ala ‘Anhu,

حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا، وَزِنُوها قَبْلَ أَنْ تُوزَنُوا، وَتَأهَّبُوا لِلْعَرْضِ الْأَكْبَرِ

“Hendaklah kalian menghisab diri kalian sebelum kalian dihisab, dan hendaklah kalian menimbang diri kalian sebelum kalian ditimbang, dan bersiap-siaplah untuk hari besar ditampakkannya amal” diriwayatkan oleh At Tirmidzi dalam Shifatul Qiyamah

Tidak ada yang tersembunyi. Hari ini kita bisa menyembunyikan dosa dan kesalahan kita. Iya. Banyak orang yang tidak tahu dengan siapa kita. Tapi hari itu engkau akan ditampakkan. Kita melihat bagaimana tatkala ada acara bersama, kita berusaha memilih pakaian yang paling bagus. Kita memakai parfum. Iya, nanti kita punya acara bersama. Dimana? Di Padang Mahsyar. Kita  semua akan digiring ke sana.

Maka hendaklah kita menghiasi diri dengan amalan shalih. Kata Allah Subhanahu wa Ta’ala,

بَلْ زَعَمْتُمْ أَلَّنْ نَجْعَلَ لَكُمْ مَوْعِدًا..

“bahkan kamu mengatakan bahwa Kami sekali-kali tidak akan menetapkan bagi kamu waktu (memenuhi) perjanjian.” (QS. Al-Kahfi[18]: 48)

Kalian mengira dengan mati akan selesai semua urusan. Kalian mengira bahwasanya hari kiamat hanyalah ramalan belaka. Sebagian orang tak percaya karena tidak ada yang pernah hadir dari masa itu. Allahu Akbar. Berimankah orang yang seperti itu? Walaupun mungkin tidak diucapkan dengan lisannya, tidak ditulis dengan penanya, tapi sebagian meragukan akan adanya hari kiamat. Meragukan akan dibangkitkannya kembali manusia.

وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَٰذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا ۚ وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا ۗ وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا

“Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: “Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun”. (QS. Al-Kahfi[18]: 49)

Kitab-kitab itu dibagikan. Ada yang mengambilnya dengan tangan kanannya, ada yang mendapatkan dengan tangan kirinya, sesuai dengan amalannya ketika hidup di dunia.

Ahibbati fillah,

Ketika kita hidup di dunia ini, kita melihat ada yang kaya dan miskin. Ada yang sukses dan ada yang tidak sukses dalam kehidupan dunianya. Itu semua adalah ujian dari Allah ‘Azza wa Jalla. Tapi pada hari kiamat, semuanya sesuai dengan amalanmu. Bukan harta,  jabatan, dan banyaknya pengikutmu.

Maka ahibbati fillah,

Lanjutkan kehidupanmu di dunia ini. Silahkan engkau mau hidup berapa lama. Tapi kau yakini kau akan mati. Beramallah semaumu. Engkau pasti akan mendapatkan balasan dari apa yang kau kerjakan.

اقول قولي هذا واستغفر الله لي ولكم، ولسائر للمؤمنين والمؤمنات، فاستغفروه، انه هو الغفور الرحيم

Khutbah Kedua

الحمد لله وكفى والصلاة والسلام على النبى المصطفى سيدنا ومولانا وشفيعنا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين

اما بعد

Jama’ah rahimakumullah,

Yang membuat seseorang itu beramal untuk akhirat tatkala dia mengetahui hakikat kehidupan dunia adalah ilmu. Tatkala ada informasi kepada kita bahwa tanah ini harganya murah yaitu 100 juta. Kemudian engkau beli sekarang. Nanti ada yang mau membelinya seharga satu milyar. Kita akan membelinya ketika yakin akan informasi tersebut. Kita ingin keuntungan yang lebih besar.

Tatkala ada informasi yang mengatakan kepada kita; “Awas ada banjir bandang yang sedang datang menuju ke tempat kita.” Lalu ada yang teriak mengumumkan di masjid, “Cepat tinggakan rumah kalian!” Maka semuanya akan meninggalkan semua yang mereka miliki. Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam seringkali mengingatkan kita bahwa bumi ini akan hancur. Semua akan ditinggalkan. Akan tetapi kita tetap berfikir untuk hidup di sini (di dunia). Diberi tahu untuk cepat engkau jual dirimu. Untuk apa? Untuk mendapatkan sesuatu yang lebih agung dari dunia dan isinya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَىٰ تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ

“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?” (QS. As-Saff[61]: 10)

Dikasih tahu sama Allah Subhanahu wa Ta’ala di ayat selanjutnya. Tapi kadangkala kita tidak tertarik dengan tawaran-tawaran dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ahibbati fillah,

Hari ini adalah hari Jum’at. Harinya bersholawat buat Nabi ‘Alaihi sholatu Wassalam. Harinya membaca surah Al Kahfi. Harinya berdoa memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingat pada hari ini bahwa kelak kiamat akan terjadi. Maka perbanyaklah shalawat untuk Nabi ‘Alaihi shalatu Wassalam.

إِنَّ اللَّـهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اللهم صل وسلم وزد وبارك وانعم على سيدنا ومولانا محمد
اللهم اغفر للمؤمنين والمؤمنات، والمسلمين والمسلمات، الاحياء منهم والاموات، انك سميع قريب مجيب الدعوات
اللهم منزل الكتاب مجري السحاب هازم الاحزاب اهزم اعداءك اعداء الدين يا رب العالمين
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
و سبحان ربك رب العزه عما يصفون وسلام على المرسلين والحمد لله رب العالمين

Video Khutbah Jumat: Terlena Dengan Dunia dan Jabatan

Sumber video: SRB Official – Khutbah Jumat: Terlena Dengan Dunia & Jabatan

Mari turut menyebarkan tulisan tentang “Khutbah Jumat: Terlena dengan Dunia dan Jabatan” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..

Komentar

WORDPRESS: 1
  • comment-avatar
    Muhammad arifin 3 tahun ago

    Alhamdulillah…
    Terimakasih ilmunya.

  • DISQUS: 0