Motivasi dan Doa Menghilangkan Rasa Malas: Jangan Tunda Hingga Esok

Motivasi dan Doa Menghilangkan Rasa Malas: Jangan Tunda Hingga Esok

Berikut pembahasan Motivasi dan Doa Menghilangkan Rasa Malas: Jangan Tunda Hingga Esok yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsari Hafidzahullahu Ta’ala.

Transkrip Kultum Motivasi dan Doa Menghilangkan Rasa Malas: Jangan Tunda Hingga Esok

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sudahkah anda beramal hari ini?

Sungguh hari ini adalah hari yang kita miliki, esok belum tentu kita miliki. Adapun masa-masa ataupun hari-hari yang sudah berlalu, tidak dapat kita putar kembali. Satu pepatah mengatakan:

 ما فات حلم والمؤمل غيب ولك الساعة التي أنت فيها

“Apa yang sudah berlalu tinggalah kenangan, sementara asa dan cita-cita masih dalam impian, namun manfaatkanlah waktu yang ada pada dirimu sekarang.”

Sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan kita nikmat. Yaitu nikmat kelapangan waktu. Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kita satu kesempatan untuk beramal shalih pada hari ini, maka jangan tunda-tunda sampai hari esok. Bersegeralah kita menuju ampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala, bersegeralah kita menuju jannah yang luasnya seluas langit dan bumi.

وَسارِعُوا إِلى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّماواتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

Bersegeralah, berlomba-lombalah, cepatlah untuk meraih ampunan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imran[3]: 133).

Maka ciri orang bertaqwa adalah benar-benar memanfaatkan waktunya, tidak menyia-nyiakan kesempatan, tidak menyia-nyiakan waktu yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berikan kepadanya. Sungguh jadilah manusia pada hari ini, karena esok belum tentu kita menjadi manusia, mungkin kita sudah menjadi bangkai ataupun mayat. Tidak ada kesempatan bagi kita untuk beramal shalih. Maka jangan tunda-tunda amal shalih, ketahuilah bahwa taswif itu adalah penyakit yang berrasal dari syaiton. Syaiton menghembuskan was-was dalam hati manusia, untuk selalu dan senantiasa bertaswif, yaitu mengatakan saufa dan saufa, nanti dan nanti, sementara esok belum tentu kita miliki.

Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘Anhuma mengatakan:

إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الصَّبَاحَ وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ

“Jika engkau berada di sore hari, jangan menunggu datangnya pagi, dan jika engkau berada pada waktu pagi hari, jangan menunggu datangnya sore. Pergunakanlah masa sehatmu sebelum sakit dan masa hidupmu sebelum mati.” (HR. Tirmidzi)

Sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan kepada kita satu sempatkan yang sangat berharga untuk beramal shalih. Pagi hari kita bangun, matahari terbit kita membuka mata kita, Allah Subhanahu wa Ta’ala masih berkenan mengembalikan ruh kita ke jasad kita, kita pun mengucapkan:

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرِ

“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah kematian kami, dan kepadaNya-lah kami dikembalikan.” (HR. Bukhari)

Maka hendaklah nikmat kehidupan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada kita dapat kita manfaatkan sebaik-baiknya. Jangan menunda-nunda amal shalih, berlomba-lombalah untuk meraih surga Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena untuk urusan masuk surga, kita tidak boleh berlambat-lambat, kita harus berlomba-lomba. Kalau ada orang yang mengajak kita berlomba-lomba dalam urusan dunia, ajaklah dia berlomba-lomba dalam urusan akhirat.

Dalam urusan akhirat kita, kita harus melihat orang-orang yang di atas kita, agar timbul semangat, muncul semangat, tumbuh semangat pada diri kita untuk berlomba-lomba, untuk menyamainya, bahkan untuk lebih darinya. Adapun untuk urusan-urusan dunia, maka lihatlah kepada orang-orang yang ada dibawah kamu, supaya kamu dapat mensyukuri, merasakan betapa besar nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada dirimu.

Coba lihat di sana masih banyak orang-orang yang tergeletak sakit, sementara Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kepada kita kesehatan. Di sana banyak orang-orang yang miskin, tidak dapat makan, sementara kita dapat mencicipi makanan. Ini merupakan satu nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada kita. Maka dalam urusan-urusan dunia, lihat orang-orang yang di bawah kita, agar tumbuh, muncul rasa syukur pada diri kita, mensyukuri nikmat-nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang sangat banyak sekali yang kalau kita hitung niscaya tidak akan terhitung.

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا

Jika kamu mencoba menghitung nikmat nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala niscaya Kamu tidak akan dapat untuk menghitungnya.” (QS  An-Nahl: 18)

Maka jadilah manusia pada hari ini! Segeralah hari ini kita beramal. Kita mengerjakan shalat dengan khusyu’, kita bersedekah mengeluarkan sebahagian dari harta kita, jangan tunda-tunda hari esok. Karena hari esok belum tentu kita miliki, dan belum tentu kita mendapati hari esok. Maka pergunakanlah masa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada kita pada hari ini.

Banyak orang-orang yang misalnya menunda shodaqoh. Dia berniat shodaqoh namun dia mengatakan bahwa besok saya akan bershodaqoh, ternyata ketika tiba hari esok, niat dan keinginan untuk bershodaqoh itu tidak seperti kemarin. Ternyata dia punya kepentingan lain, dia punya rencana lain, dia punya cita-cita lain, sehingga terabaikanlah, teralihkanlah niat untuk bershodaqoh itu dan tidak jadi dilakukan, tidak jadi dia keluarkan shodaqohnya.

Karena banyak sekali hal-hal yang akan mengganggu hati kita, yang membuat kita beralih dari satu perkara kepada perkara yang lainnya. Demikianlah hati manusia, senantiasa dibolak-balikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala,

قُلُوبَ بَنِي آدَمَ كُلَّهَا بَيْنَ إِصْبَعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ

“Hati anak Adam itu diantara dua jari dari jari-jari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dibolak-balikkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala menurut kehendakNya.” (HR. Muslim)

Apabila kita punya keinginan untuk beramal shalih pada hari ini, maka segeralah beramal shalih. Kalau kita punya niat untuk bershodaqoh pada hari ini, segeralah bershodaqoh. Kalau kita ingin berbuat kebaikan pada hari ini, membantu saudara kita, meringankan bebannya, lakukanlah pada hari ini, jangan tunggu hari esok, karena hari esok belum tentu menjadi milik kita.

Seorang hamba Mukmin ia mengerti bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala bisa saja mencabut nyawanya, dapat saja mengambil jiwanya, ruhnya, kapan saja. Maka tentunya dia tidak akan berleha-leha, dia tidak akan bersantai ria, dia akan bersegera, dia akan berupaya, berusaha mengejar rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ketahuilah kita hidup diantara dua masa, masa lalu dan masa yang akan datang. Masa lalu tidak dapat kita putar kembali, sementara masa yang akan datang tidak dapat kita tarik. Dan kita bisa mengisi ketiga masa ini. Masa lalu kita isi dengan taubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan benar-benar bertaubat, taubatan nasuha. Itulah cara mengisi masa lalu, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan:

إِلا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ

Dan barangsiapa yang bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala kemudian dia mengiringi taubatnya dengan iman dan amal shalih, maka merekalah orang-orang yang Allah Subhanahu wa Ta’ala ganti keburukan-keburukan, dosa-dosa mereka menjadi pahala, menjadi kebaikan.” (QS. Al-Furqan: 70)

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengganti dosa-dosa mereka, keburukan-keburukan mereka menjadi kebaikan dan pahala.

Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat ini mengatakan bahwa ada dua tafsiran di dalam ayat ini; yang pertama adalah Allah mengganti amal-amal buruknya menjadi amal-amal shalih. Kalau dulu dia mencuri, dia merampas harta orang lain, kemudian setelah dia bertobat dia rajin bershodaqoh. Kalau dulu yang bermalas-malasan mengerjakan shalat, maka setelah dia bertaubat dia serius dan sungguh-sungguh melaksanakan shalat dengan khusyu’. Kalau dulu dia mengabaikan hak-hak orang tuanya, dia durhaka, dia kasar kepada orang tuanya, maka setelah bertaubat dia menjadi anak yang berbakti kepada kedua orangtuanya. Jadi Allah ganti perbuatan-perbuatan buruknya menjadi perbuatan-perbuatan yang baik.

Tafsiran yang kedua adalah, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan merubah, akan mengganti dosa-dosanya, tabungan dosanya menjadi tabungan pahala. Nah itulah cara kita mengisi masa lalu, yaitu dengan bertaubat, taubatan nasuha kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kalian beruntung.” (QS. An-Nur: 31)

Taubatan Nasuha, taubat yang sungguh-sungguh, itulah cara kita mengisi masa lalu kita.

Adapun masa yang akan datang kita isi dengan ber’azam untuk tidak kembali melakukan perbuatan dosa dan maksiat tersebut. Kita sungguh-sungguh menghentikan diri dari perbuatan dosa itu.

Dan yang lebih berat ialah mengisi dan memanfaatkan waktu yang ada sekarang ini. Memanfaatkan waktu untuk beramal shalih pada hari ini, itulah yang sangat berat. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:

كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو فَبَايِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوبِقُهَا

“Setiap hari semua orang melanjutkan perjalanan hidupnya, keluar mempertaruhkan dirinya! Ada yang membebaskan dirinya dan ada pula yang mencelakakanya.” (HR. Muslim)

Demikianlah.. Setiap manusia melanjutkan perjalanannya. Barangsiapa yang ingin di antara kamu untuk maju atau mundur, kehidupan tidak berhenti, terus berjalan, hanya saja pilihan ada di tangan kita, apakah kita ingin maju ataupun mundur?

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah membeli dari diri-diri orang-orang yang beriman, jiwa dan harta mereka dengan surga:

إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah membeli orang-orang yang beriman dengan diri-diri mereka, dan harta-harta mereka dengan surga Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (QS. At-Taubah: 111)

Dan kita tahu bahwasanya surga Allah Subhanahu wa Ta’ala sangatlah mahal. Surga Allah itu mahal, tidak akan bisa terbeli dengan amal ibadah yang kita kumpulkan. Bahkan dengan amal ibadah Nabi sekalipun, Nabi tidak dapat memilih surga dengan amal ibadahnya. Maka dari itu, hendaknya kita bisa menjadi orang-orang yang membebaskan diri kita dari api neraka dan meraih surga Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Beramallah pada hari ini!

Jika kamu mendapati pagi hari, jangan tunggu esok hari. Jika engkau mendapati sore hari, jangan tunggu pagi hari. Segeralah beramal, jangan tunda-tunda beramal. Sungguh waktu ini adalah kesempatan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada kita. Waktu adalah suatu nikmat yang sangat berharga. Sungguh celaka dan binasalah, merugilah orang-orang yang menyia-nyiakan waktunya.

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran“. (QS. Al ‘Ashr).

Demikianlah.. Coba tanya kepada diri kita, apa yang sudah kita lakukan pada hari ini? Amal-amal shalih apa yang sudah kita lakukan pada hari ini? Apakah hari kita pada hari ini lebih baik daripada hari yang kemarin? Lalu teruslah berusaha.

اِحْـرِصْ عَـلَـى مَا يَـنْـفَـعُـكَ

Berusaha untuk meraih apa-apa yang bermanfaat bagi diri kita. Jadilah manusia yang terbaik bagi orang lain.

خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia yang lainnya.” (Hadits dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ (no. 3289))

Demikianlah, mudah-mudahan pesan yang singkat ini menggugah perasaan kita semua, hati kita semua, dan mendorong kita untuk segera dan berlomba-lomba untuk beramal shalih, meraih surga Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memudahkan jalan kita semua menuju surga Allah Subhanahu wa Ta’ala, menjadikan kita hamba-hamba yang beruntung, hamba-hamba yang berbahagia, mendapatkan kebaikan di dunia dan kebahagiaan nantinya di akhirat.

Wabillahi taufik wal hidayah wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Video Motivasi dan Doa Menghilangkan Rasa Malas: Jangan Tunda Hingga Esok

Transkrip ceramah singkat ini diambil dari Yufid TV dengan judul asli Motivasi Islami: Jangan Tunda Hingga Esok – Ustadz Abu Ihsan Al-Maidany, MA.

Tambahan:

Doa Untuk Menghilangkan Rasa Malas

Diantara doa yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk menghilangkan rasa malas adalah sebagai berikut:

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحُزْنِ، وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ، وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari (hal yang) menyedihkan dan menyusahkan, lemah dan malas, bakhil dan penakut, lilitan hutang dan penindasan orang.” (HR al-Bukhari 7/158)

Doa untuk menghilangkan rasa malas yang berikutnya adalah sebagaimana terdapat di dalam salah satu dzikir pagi dan petang. Doa ini bisa kita baca rutin pada pagi dan sore hari, yaitu saat membaca dzikir pagi dan petang. Doa tersebut adalah:

أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ

“Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya. Bagi-Nya kerajaan dan bagiNya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala se-suatu. Hai Tuhan, aku mohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan hari ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Tuhan, aku berlindung kepadaMu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai Tuhan, aku berlindung kepadaMu dari siksaan di Neraka dan kubur.” (HR Muslim 4/2088)

Pencarian: doa menghilangkan rasa malas bekerja, doa menghilangkan rasa malas sholat.

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: