Senyum Adalah Ibadah

Senyum Adalah Ibadah

Senyum Adalah Ibadah. Tidak ada kebaikan yang dinilai sepele di dalam Islam. Karena sekecil dan sesederhana apa pun suatu kebaikan, ia tetap bernilai besar di sisi Allah. Karena itulah, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

ا تَحْقِرَنَّ مِنْ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ

“Janganlah kamu menganggap remeh suatu kebaikan, walau sekedar menunjukkan wajah yang ramah ketika bertemu dengan saudaramu”1

Makna thalaqatul wajhi (diambil dari biwajhin thalqin) yaitu wajah yang berseri-seri karena bahagia dan senang saat bertemu orang lain serta tidak menampakkan muka masam dan muram di hadapannya. Kata ini juga menunjukkan perumpamaan yang indah dengan seorang yang diiringi senyuman karena senang terhadapnay. Senyum yang demikian adalah ibadah dan akan melahirkan pahala. Rasulullah bersabda:

تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ

“Senyummu kepada saudaramu terhitung sedekah”2

Demikian pula, Rasulullah menjadikan ucapan baik seorang Muslim kepada saudaranya sedekah, sebagaimana sabda beliau:

ٌكُلٌّ كَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ صَدَقَة

“Setiap perkataan yang baik adalah sedekah”3

Ibnu Baththal mengatakan, “Kedudukan ucapan yang baik disamakan dengan menyedekahkan harta karena sama-sama menyenangkan hati orang lain, khususnya bagi penerima. Inilah alasan Rasulullah Shallallahu ‘Alahi wa Sallam menyamakan keduanya.”4

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga menjelaskan bahwa ucapan yang baik dapat menjadi penyelamat seorang hamba dari api Neraka. Beliau bersabda:

اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ

“Peliharalah diri kalian dari api Neraka meski dengan (bersedekah) separuh kurma. Jika kalian tidak dapat melakukannya maka (bersedekahlah) dengan ucapan yang baik.”5

Bahkan, ucapan yang baik dapat mengantarkan manusia ke Surga. Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu mengisahkan; Suatu ketika aku berkata kepada Rasulullah: “Wahai Rasulullah, beri tahukanlah kepadaku perbuatan yang akan memasukkanku ke Surga.” Maka beliau menjawab:

ٍأَفْشِ السَّلَامَ وَأَطِبِ الْكَلَامَ وَصِلِ الْأَرْْحَامَ وَقُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُ الْجَنَّةَ بِسَلَام

“Sebarkanlah salam, ucapkanlah kata-kata yang baik, sambunglah tali silaturahmi, dan bangunlah sewaktu malam untuk beribadah kepada Allah ketika orang lain tertidur lelap. Dengan begitu, kamu akan masuk Surga dengan selamat”6

‘Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘Anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Sungguh, di Surga terdapat kamar-kamar yang dindingnya terbuat dari bahan seperti kaca, sehingga bagian luarnya dapat terlihat dari dalam, dan bagian dalamnya dapat terlihat dari luar.”

Lantas, salah seorang Sahabat yang bernama Abu Musa al-Asy’ari bertanya: Untuk siapakah kamar-kamar itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “ Untuk orang-orang yang lembut tutur katanya, yang memberi makan kepada orang miskin, dan yang bangun pada waktu malam semata-mata uuntuk beribadah (shalat) kepada-Nya ketika orang lain terlelap (tidur) .7

Sumber: Aktualisasi Akhlak Muslim. Cetakan kedua, Jumadil Akhir 1335 H / Maret 2014 M. Ummu Ihsan dan Abu Ihsan al-Atsari Penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi’i.

Catatan:

  1. HR. Muslim (no. 2626) dari Abu Dzar.
  2. HR. Tirmidzi dari Abu Dzar. Dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih al-Jami’ (no. 2908)
  3. HR. Al-Bukhari dalam Adabul mufrad. Dishahihkan oleh al-Albani dalam Silsilah Ahadits Shahihah (no. 576)
  4. Fathur Bari (X/463)
  5. HR. Bukhari dan Muslim
  6. HR. Ahmad (no. 10404). Dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih al-Jami’ (no. 1019) dari Abu Hurairah
  7. HR. Ahmad (no. 6615). Dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih al-Jami’ (no. 2123)

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0