Waktu Seperti Pedang

Waktu Seperti Pedang

Tulisan tentang “Waktu Seperti Pedang” ini adalah catatan yang kami tulis dari video kajian IslamWaktu Seperti Pedang” yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A. Hafidzahullah.

A. Mukaddimah Kajian Waktu Seperti Pedang

Alhamdulillah pada siang hari ini kita dipertemukan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk saling mengingatkan tentang pentingnya waktu. Sebagaimana dikatakan dalam suatu pepatah Arab:

الوقت كالسيف، فإن لم تقطعه قطعك، و نفسك إن شغلتها بالحق وإلا شغلتك بالباطل

“Waktu seperti pedang, jika engkau tidak memotongnya maka dia akan memotongmu. Dan jiwamu jika tidak kau sibukkan untuk kebaikan, dia akan menyibukkanmu pada keburukan.”

Jadi waktu terus berjalan. Kalau tidak kita gunakan untuk kebaikan, maka bisa menjebak kita dalam keburukan. Kenapa bisa demikian? Karena waktu adalah nikmat yang akan ditanya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ ﴿٨﴾

“Dan sesungguhnya kalian benar-benar akan ditanya tentang kenikmatan.”

Diantara nikmat yang akan kita diminta pertanggungjawaban adalah waktu. Oleh karenanya waktu jika tidak kita gunakan untuk kebaikan, biasanya kita buang buang waktu entah pada perkara yang sia-sia atau bahkan perkara yang haram. Akhirnya hal ini membuat kita semakin terpuruk di dunia maupun di akhirat.

Pembahasan tentang ini semakin penting terutama di zaman kita sekarang ini, zaman medsos, dimana waktu kita banyak untuk medsos, Facebook, untuk YouTube, untuk Instagram dan yang lainnya. Sehingga kita semua ditimpa dengan penyakit فضول النظر  (berlebih-lebihan melihat yang tidak perlu), فضول السمع (mendengar yang tidak perlu),   فضول الكلام (berbicara yang tidak perlu), dan kita semua terjatuh dalam penyakit tersebut. Sering kalau kita sudah browsing, yang kita lihat adalah sesuatu yang tidak perlu, sehalaman demi halaman, link demi link, dan seterusnya. Ini kita alami semuanya secara bersama.

Terkadang kita ingin fokus pada yang perlu, namun teman-teman kita mengirimkan kepada kita link-link yang tidak perlu yang akhirnya kita pun membuka link tersebut dan akhirnya kita terpancing melihat link-link yang lain.

Kenapa kita bisa terjebak dalam hal ini? Jawabnya adalah karena kita kurang menghargai waktu, seakan-akan waktu adalah perkara yang kalau ada Alhamdulillah, kalau tidak ada maka tidak mengapa. Tentu tidak demikian, waktu adalah nikmat yang akan diminta pertanggungjawaban. Waktu seperti pedang, kalau kau tidak manfaatkan, maka kau akan terbabat olehnya, yaitu kau akan terjebak dalam hal-hal yang buruk.

Oleh karenanya Islam begitu memperhatikan masalah waktu. Kalau orang-orang Barat mengatakan “waktu adalah duit”, maka kita orang Islam mengatakan:

الوقت أغلى من الذهب

“Bahwasannya waktu lebih berharga daripada emas.”

Kenapa bisa demikian? Karena kalau emas pergi, kita bisa cari lagi, bahkan bisa kita dapatkan lebih dari emas tersebut. Tapi kalau waktu sudah pergi, dia tidak akan bisa kembali lagi, dia akan pergi dan akan dihisab oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala apa yang kita lakukan dalam waktu yang telah pergi tersebut.

Ibarat air mata, kalau sudah keluar dari mata seseorang, tidak akan bisa kembali. Ibarat kalau air susu sudah keluar dari puting seseorang, tidak akan bisa masuk lagi ke dalam puting tersebut. Maka demikian waktu kalau sudah pergi tidak bisa kembali.

Oleh karenanya benar perkataan Al-Hasan Al-Bashri Rahimahullahu Ta’ala, beliau berkata:

يا ابن آدم انما انت أيام فإذا ذهب يومك ذهب بعضك

“Wahai anak Adam, sesungguhnya engkau adalah kumpulan hari-hari, jika telah pergi satu hari dari dirimu, maka telah pergi sebagian dari dirimu.”

وإذا ذهب البعض يوشك أن يذهب الكل

“Kalau sudah pergi sebagian dari dirimu, dikawatirkan akan pergi seluruhmu (artinya akan datang kematian).”

Inilah hakikat waktu yang benar-benar diperhatikan oleh Islam.

Oleh karenanya banyak syariat dikaitkan dengan waktu. Contoh seperti shalat. Sebenarnya shalat itu mengajar kita untuk disiplin. Oleh karenanya Allah mengatakan:

إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَّوْقُوتًا

Sesungguhnya shalat itu diwajibkan atas kaum mukminin dengan waktu yang telah ditentukan.” (QS. An-Nisa[4]: 103)

Ketika Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ditanya: “amalan apa yang paling dicintai Allah Subhanahu wa Ta’ala” dalam hadits Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu, maka Nabi mengatakan:

الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا

“Shalat pada waktunya.”

Dalam riwayat yang lain:

الصَّلَاةِ فِي أَوَّلِ وَقْتِهَا

“Shalat di awal waktu.”

Ini jelas bahwasannya syariat mengaitkan ibadah dengan waktu dan waktu itu diperhatikan oleh Islam. Dan banyak syariat-syariat lain yang berkaitan dengan waktu.

Contoh lain adalah haji, ada waktunya.

الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَّعْلُومَاتٌ…

Bahwa haji itu ada bulan-bulan yang telah ditentukan.”

Dan perinciannya juga ada waktunya:

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْأَهِلَّةِ ۖ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ

Mereka bertanya kepadamu tentang hilal-hilal, yaitu adalah penentuan waktu bagi manusia…” (QS. Al-Baqarah[2]: 189)

Dengan adanya hilal-hilal tersebut maka berkaitan dengan banyak syarat. Masalah zakat ada haul, itu juga berkaitan dengan waktu, masalah puasa ada waktu untuk sahur, ada waktu berbuka, ini semua berkaitan dengan waktu. Misalnya masalah ketika seorang bersafar atau tidak bersafar, kemudian harus mengusap sepatunya ketika berwudhu tanpa harus membuka sepatunya. Kalau tidak bersafar maka waktunya sehari semalam, tapi kalau bersafar waktunya tiga hari tiga malam. Ini semua berkaitan dengan waktu,

Jadi, Islam sejak jauh-jauh hari sudah mengajarkan kepada penganutnya untuk perhatian terhadap waktu. Kita akan jelaskan bagaimana perhatian syariat terhadap waktu dari sisi Al-Qur’an dan sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

B. Perhatian Al-Qur’an dan Hadits Terhadap Waktu

Baca di sini: Perhatian Al-Qur’an dan Hadits Terhadap Waktu

Video Kajian Waktu Seperti Pedang

Sumber Video: Waktu Seperti Pedang – Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A.

Mari turut menyebarkan kajian “Waktu Seperti Pedang” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi kita semua. Barakallahu fiikum..

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0