Bacaan Niat Puasa Senin Kamis dan Niat Puasa Ramadhan Yang Benar

Bacaan Niat Puasa Senin Kamis dan Niat Puasa Ramadhan Yang Benar

Berikut pembahasan Bacaan Niat Puasa Senin Kamis dan Niat Puasa Ramadhan Yang Benar yang disampaikan oleh Ustadz Aris Munandar Hafidzahullahu Ta’ala.

Transkrip Materi Kultum Singkat Bacaan Niat Puasa Senin Kamis dan Niat Puasa Ramadhan Yang Benar

Telah sampai kepada kami satu pertanyaan yang menanyakan bagaimanakah cara niat puasa yang benar.

Kaum Muslimin rahimani wa rahimakumullah..

Satu hal yang patut untuk kita sadari bersama bahwasanya niat adalah ‘Amalul Qalbi (aktivitas hati). Maka seorang dikatakan berniat manakala di dalam hatinya terdapat keinginan untuk melakukan suatu hal. Maka niat maknanya adalah aliradah (keinginan).

Niat adalah buah dari ilmu atau niat adalah ilmu itu sendiri. Maksudnya ketika seorang mengetahui bahwasanya besok adalah Ramadhan dan dia berkeinginan untuk melaksanakan puasa Ramadhan, maka itulah niat puasa Ramadhan.

Maka di sini niat adalah dampak atau buah dari ilmu atau pengetahuan tentang suatu hal.

Seorang yang tahu ini adalah adzan dzuhur kemudian dia pergi ke masjid untuk shalat dzuhur, dia tahu bahwa ini adalah shalat dhuhur dan di masjid ini setelah iqomah akan dilaksanakan shalat dzuhur, maka orang yang ada pada dirinya pengetahuan tentang hal ini dia telah berniat.

Jadi, niat maknanya adalah keinginan dan keinginan itu buah dari pengetahuan tentang suatu hal atau bahkan dia adalah pengetahuan itu sendiri. Ada perbedaan pendapat diantara para ulama tentang masalah ini. Yaitu apakah niat itu adalah buah dari pengetahuan ataukah sama dengan pengetahuan itu sendiri.

Oleh karena itu, maka yang tepat ketika kita berkeinginan untuk melaksanakan puasa Ramadhan, tidak perlu kita mengikrarkan dengan lisan dengan mengatakan:

نويت صوم غد عن أداء فرض رمضان هذه السنة إيمانا واحتسابا لله تعالى

Kalimat semacam ini tidaklah perlu dilakukan karena beberapa alasan dan pertimbangan:

Pertama, kalimat ini adalah kalimat ibadah. Karena niat untuk berpuasa adalah rukun dari puasa. Maka dia berkaitan dengan masalah ibadah. Dan satu kaidah yang wajib diyakini oleh setiap Muslim bahwa hukum asal hal-hal yang berkaitan dengan masalah ritual ibadah, ritual keagamaan dalam Islam, hukum asalnya adalah terlarang kecuali terdapat dalil yang menunjukkan kalau itu sesuatu yang dituntunkan.

Dalam masalah ini tidak kita jumpai dalil yang menunjukkan bahwasanya ucapan-ucapan semacam ini adalah satu hal yang dituntunkan.

Oleh karena itu maka orang yang suka membuat-buat bacaan-bacaan niat kita jumpai mereka tidak konsisten. Sebagian ibadah ada bacaan niatnya sebagian lagi tidak. Wudhu, mandi, shalat, puasa, ada bacaan niatnya. Namun ketika orang mau beribadah kepada Allah dengan beradzan, dengan beriqamah, dengan membaca Al-Qur’an dan berdzikir setelah shalat fardhu, tidak mereka buatkan bacaannya.

Maka ini inkonsisten. Dan tidak konsisten dalam bersikap menunjukkan adanya sesuatu yang bermasalah dalam hal tersebut. Oleh karena itu karena Nabi tidak menuntunkannya dan tidak mengajarkannya, maka sebaiknya ditinggalkan.

Demikian juga satu hal yang patut untuk kita sadari dalam beribadah kita wajib ikhlas. Namun satu hal yang harus digarisbawahi seseorang tidak boleh merasa telah ikhlas. Sebagaimana perkataan sebagian ulama salaf, “Siapa yang merasa dirinya telah ikhlas maka ikhlasnya itu perlu diikhlaskan lagi agar menjadi benar-benar ikhlas.”

Ketika bacaan niat puasa Ramadhan dibaca di masjid dengan suara yang keras, maka di sini terdapat perbuatan mengaku-ngaku ikhlas. Dia katakan bahwasannya puasa saya besok pagi adalah karena iman dan mengharap pahala. Kemudian dia umumkan lillahi ta’ala. Maka dia umumkan satu kampung, satu masjid, kalau dia besok mau berpuasa ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta’ala semata. Maka ini satu tindakan yang tidak terpuji.

Ikhlas satu keharusan, namun merasa ikhlas adalah satu keburukan.

Menimbang minimal dua pertimbangan ini, maka sikap yang tepat jika kita ingin menjadi Muslim yang taat, Muslim yang cinta Nabi, Muslim yang karena cinta Nabi maka dia berupaya untuk mengikuti Nabi, maka dia tinggalkan bacaan niat puasa Ramadhan atau bacaan niat puasa sunnah atau puasa yang lain.

Demikian jawaban yang bisa kami sampaikan, mudah-mudahan bermanfaat.

Video Kultum Singkat Bacaan Niat Puasa Senin Kamis dan Niat Puasa Ramadhan Yang Benar

Diambil dari Yufid TV dengan judul asli Konsultasi Syariah: Cara Niat Puasa Ramadhan yang Benar – Ustadz Aris Munandar, M.P.I. – Yufid.TV

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: