Khutbah Jum’at Tentang Membela Agama Allah adalah Kewajiban Setiap Muslim

Khutbah Jum’at Tentang Membela Agama Allah adalah Kewajiban Setiap Muslim

Khutbah Jumat Tentang Membela Agama Allah adalah Kewajiban Setiap Muslim ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor.

Khutbah Pertama – Membela Agama Allah adalah Kewajiban Setiap Muslim

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ،

أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه

قال الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

وقال تعالى، يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّـهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّـهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

وقال تعالى، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ، فإِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ

Ummatal Islam,

Sesungguhnya, membela agama Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah merupakan kewajiban setiap muslim. Karena sesungguhnya siapa yang membela agamaNya, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala pasti akan membelanya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman ;

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ

“Hai orang-orang yang beriman, jika kalian membela Allah, niscaya Allah akan bela kalian. Dan Allah akan kokohkan kaki kalian di atas keimanan.” (QS. Muhammad[47]: 7)

Di sini Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan  bahwa syarat datangnya pembelaan Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah ketika kita membela Allah Subhanahu wa Ta’ala, membela agamaNya. Karena sesungguhnya, tidak mungkin pertolongan dan pembelaan Allah Subhanahu wa Ta’ala akan datang kepada kita kecuali dengan kita membela agama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Membela Allah Subhanahu wa Ta’ala dan rasulNya.

Ummatal Islam,

Membela Allah Subhanahu wa Ta’ala, membela agama dan rasulNya, adalah merupakan perkara yang agung. Bagaimana tata cara membela agama Allah Subhanahu wa Ta’ala?

Tentu yang pertama adalah kita berusaha untuk mengkaji Al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Kita berusaha untuk mendalami Al-Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, mendalami syari’at yang Allah Subhanahu wa Ta’ala turunkan kepada kita. Kemudian kita amalkan dalam kehidupan. Maka itu adalah merupakan seagung-agungnya pembelaan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Apabila kita berusaha terus membela agama Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan cara kita mempelajarinya, mengajarkannya, dan mendakwahkan kepada manusia tentang Al-Qur’an dan hadits, maka sungguh itu adalah jihad yang besar.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman ;

فَلَا تُطِعِ الْكَافِرِينَ وَجَاهِدْهُمْ بِهِ جِهَادًا كَبِيرًا

“Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan al-Qur’an dengan jihad yang besar.” QS. Al Furqan [25] : 52

Ayat ini termasuk ke dalam ayat-ayat Makkiyyah, yang turun sebelum diwajibkannya berhijrah. Dimana pada waktu itu belum disyari’atkannya jihad dengan pedang dan panah. Akan tetapi jihad yang dimaksud di dalam ayat itu -kata para ulama- yaitu jihad dengan ilmu, keterangan, dan Al-Qur’an.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan, bahwa jihad dengan ilmu adalah jihad yang besar. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan dalam ayat itu  وَجَاهِدْهُمْ بِهِ جِهَادًا كَبِيرًا, “… dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al-Qur’an..” dengan menjelaskan, mendakwahkan, dan mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan kita sehari-hari. Allah Subhanahu wa Ta’ala menamainya dengan jihad yang besar.

Maka dari itu, sesungguhnya pembelaan kita kepada syari’at yang terpenting adalah berusaha untuk mempelajari syari’at ini, mempelajari Al-Qur’an, dan mengamalkan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda ;

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ وَ عَلَّمَهُ

“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” HR. Bukhari No. 4639

Ummatal Islam,

Yang kedua, membela agama Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan cara menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala, menjauhkan kesyirikan, berusaha untuk menapaki jejak kaki Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan sunnahnya, menjauhi berbagai macam kebid’ahan, serta senantiasa menaati Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menjauhi kemaksiatan-kemaksiatan.

Ummatal Islam,

Bukankah kesyirikan itu adalah penghinaan dan penistaan terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala? Adakah dosa yang lebih besar dari pada kesyirikan? Tidak ada. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ …

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, ..” QS. An Nisaa’ [4] : 48

… إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

“Sesungguhnya syirik itu adalah kezhaliman yang sangat besar.” QS. Lukman [31] : 13

Apabila kita marah kepada penista Al-Qur’an, semestinya kita pun mengingkari kesyirikan sebagaimana kita mengingkari penista Al-Qur’an. Karena sesungguhnya kesyirikan ini adalah justru malah kita lihat di negeri ini banyak merajalela.

Sebagian kaum muslimin memberikan sesaji-sesaji kepada Nyi Roro Kidul ataupun kepada yang lainnya. Sebagiannya lagi melakukan sembelihan-sembelihan kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagian lagi kaum muslimin mereka menyembah kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan mengagungkan keris, atau benda-benda lainnya yang dipusakakan. Dan jenis-jenis kesyirikan yang lain yang sejenisnya.

Ini adalah fenomena yang mengerikan. Fenomena yang seharusnya kita ingkari. Karena kesyirikan itu adalah merupakan dosa terbesar di mata Allah Subhanahu wa Ta’ala. Penistaan terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Allah berfirman dalam hadits qudsi

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ « قَالَ اللَّهُ كَذَّبَنِى ابْنُ آدَمَ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ ذَلِكَ ، وَشَتَمَنِى وَلَمْ يَكُنْ لَهُ ذَلِكَ ، فَأَمَّا تَكْذِيبُهُ إِيَّاىَ فَقَوْلُهُ لَنْ يُعِيدَنِى كَمَا بَدَأَنِى ، وَلَيْسَ أَوَّلُ الْخَلْقِ بِأَهْوَنَ عَلَىَّ مِنْ إِعَادَتِهِ ، وَأَمَّا شَتْمُهُ إِيَّاىَ فَقَوْلُهُ اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا ، وَأَنَا الأَحَدُ الصَّمَدُ لَمْ أَلِدْ وَلَمْ أُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لِى كُفْأً أَحَدٌ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Allah berfirman, ‘Anak Adam telah mendustakan-Ku, dan tidak pantas baginya berbuat seperti itu. Dia mencela-Ku, dan tidak pantas baginya berbuat seperti itu. Adapun pendustaannya, ia berkata, ‘Ia tidak akan kembali pada-Ku padahal dia telah diciptakan oleh-Ku.’ Jika dibandingkan penciptaannya pertama kali dengan pengembaliannya, sangat mudah untuk mengembalikannya. Adapun pencelaannya, ia berkata ‘Allah itu punya anak.’ Padahal, Aku adalah Al-Ahad (Maha Esa), Ash-Shamad (tempat bergantung setiap makhluk). Aku tidak beranak dan tidak diperanakkan. Tidak ada yang semisal dengan-Ku’.” (HR. Bukhari, no. 4974)

Orang yang mengatakan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala mengambil anak , Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan dalam hadits tersebut, dia telah menghina Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dia telah mencaci maki Allah Subhanahu wa Ta’ala. Demikian pula dengan orang mempersekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Mengambil tandingan-tandingan selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Mereka yang memalingkan ibadah kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka sungguh ia telah menyakiti Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Maka belalah syari’at Allah Subhanahu wa Ta’ala ini. Bersihkanlah agama ini dari kesyirikan dan berbagai bentuk kebid’ahan. Ajaklah orang-orang yang berbuat maksiat untuk taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sungguh itu adalah pembelaan terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Rasulullah bersabda :

احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ ..

“Jagalah Allah,niscaya Allah akan menjagamu.” HR. At Tirmidzi

Kata Al Hafidz Ibnu Rajab, apa makna jaga Allah Subhanahu wa Ta’ala? Artinya, jagalah perintah-perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala, larangan-laranganNya, dan batasan-batasanNya, niscaya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menjaga kamu.

Ummatal Islam,

Membela syari’at Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah dengan cara berusaha untuk mendakwahkan kepada manusia tentang hakikat tauhid sebagaimana para nabi dahulu mendakwahkan tauhid kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Membela syari’at Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan cara kita mengikuti jejak kaki Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam segala macam perihal kehidupan. Dalam aqidah, dalam ibadah, akhlak, dan muamalah.

Maka apabila kita telah berusaha untuk membela ini, pasti Allah Subhanahu wa Ta’ala akan membela kita. Pasti Allah Subhanahu wa Ta’ala akan berikan kepada kita pertolonganNya. Akan tetapi ketika kaum muslimin berbuat kesyirikan, kebid’ahan, dan kemaksiatan, mungkinkah pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala akan datang?

Kalau kita lihat di perang uhud, kaum muslimin kalah, karena apa? Karena menyelisihi perintah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memerintahkan jangan turun -menang atau kalah- , akan tetapi sebaliknya mereka malah turun. Kalau kaum muslimin kalah di perang hunain akibat dari merasa bangga  terhadap jumlah yang banyak. Apatah jadinya jika sebagian kaum muslimin memakai jimat-jimat, berbuat kesyirikan, memuliakan benda-benda yang dikeramatkan selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ummatal Islam,

Maka sesungguhnya membela syari’at Islam merupakan kewajiban setiap kita. Agar Allah Subhanahu wa Ta’ala membela kita semua. Apabila ketakwaan dan pembelaan terhadap agama kita telah kokoh, dengan cara mempelajari dan mengamalkannya, sehebat apapun tipu daya orang-orang kafir, tidak akan memberikan mudharat sedikitpun kepada kita.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

.. وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا ۗ..

“Jika kalian bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan ke-mudharat-an kepada kalian.” QS. Ali Imraan [3] : 120

..وَإِنْ كَانَ مَكْرُهُمْ لِتَزُولَ مِنْهُ الْجِبَالُ

“Walaupun makar mereka bisa menghancurkan gunung sekalipun.” QS. Ibrahim [14] : 46

Tapi syaratnya satu, jika kalian terus sabar di atas agama Allah Subhanahu wa Ta’ala, jika kalian terus bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka sehebat apapun makar mereka, tidak akan membahayakan kalian. Ini menunjukkan makar orang-orang yang tidak suka kepada Islam akan berhasil ketika kesabaran dan ketakwaan telah lemah di hati-hati kita. Ketika kita telah lemah dalam melaksanakan perintah-perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka apabila kesyirikan dan penyimpangan merajalela, maka pada waktu itu orang-orang yang tidak suka kepada Islam pasti akan berhasil.

Maka dari itu, agar makar mereka tidak berhasil, kewajiban kita kaum muslimin adalah menguatkan kesabaran dan ketakwaan untuk menguatkan pembelaan kita kepada agama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan cara menyibukkan diri dengan menuntut ilmu, mengamalkan, dan mendakwahkannya.

أقول قولي هذا واستغفر الله لي ولكم

Khutbah Kedua – Membela Agama Allah adalah Kewajiban Setiap Muslim

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، نبينا محمد و آله وصحبه ومن والاه، أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنَّ محمّداً عبده ورسولهُ

Sesungguhnya ketika kita berdakwah dan berdakwah, yang kita pikirkan adalah bagaimana dakwah kita sesuai dengan metode Nabi dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Bagaimana agar manhaj dakwah kita tidak menyimpang dari metode Allah Subhanahu wa Ta’ala dan rasulNya. Yang kita pikirkan bukan hasil. Karena hasil bukan urusan kita. Hasil itu urusan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman

فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ ۚ فَإِمَّا نُرِيَنَّكَ بَعْضَ الَّذِي نَعِدُهُمْ أَوْ نَتَوَفَّيَنَّكَ فَإِلَيْنَا يُرْجَعُونَ

“Maka bersabarlah, sesungguhnya janji Kami itu pasti benar. Boleh jadi kami akan memperlihatkan kepadamu sebagian apa yang Kami janjikan kepada mereka atau Kami wafatkan engkau terlebih dahulu. Maka kepada Kamilah mereka akan dikembalikan.” QS. Ghafir [40] : 77

Itu menunjukkan bahwasanya tidak syarat ketika kita berdakwah lalu segera melihat kemenangan (hasil dakwah) di depan mata. Karena sesungguhnya hasil dakwah itu milik Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menentukan. Yang terpenting kita berdakwah sesuai dengan manhaj para nabi dan rasul. Mendakwahkan tauhidullah. Mendakwahkan manusia agar kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Agar mereka mengikuti jalannya para rasul. Mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Ini yang harus kita tempuh. Memang berat dan terjal, akan tetapi hasilnya luar biasa, in syaa Allah bi idznillah.

Ummatal Islam,

Maka sesungguhnya setiap muslim harus ada di hatinya keinginan untuk membela agama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Yang paling utama adalah berusaha mempelajari agama ini dan mengamalkan dalam kehidupan kita sehari-hari.

إِنَّ اللَّـهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ

اللهم أعز الإسلام والمسلمين، اللهم انصر المسلمين في كل مكان يا رب العالمين

اللهم تب علينا إنك أنت التواب الرحيم

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عباد الله:

إِنَّ اللَّـهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ فَاذْكُرُوا الله العَظِيْمَ يَذْكُرْكُم، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُم، ولذِكرُ الله أكبَر.

Download mp3 Khutbah Jumat Tentang Membela Agama Allah adalah Kewajiban Setiap Muslim

Sumber audio: radiorodja.com

Jangan lupa untuk ikut membagikan link download khutbah Jum’at ini, kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau yang lainnya. Semoga Allah membalas kebaikan Anda.

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: