Ceramah Singkat Tentang Jangan Tinggalkan Ibadah Qurban

Ceramah Singkat Tentang Jangan Tinggalkan Ibadah Qurban

Tulisan tentang “Jangan Tinggalkan Ibadah Qurban” ini adalah catatan faedah dari ceramah singkat yang dibawakan oleh Ustadz Ammi Baits Hafidzahullahu Ta’ala.

Transkrip Ceramah Singkat Tentang Jangan Tinggalkan Ibadah Qurban

Qurban itu amal ibadah tahunan, bukan amal ibadah seumur hidup. Saya membuat kesimpulan ini karena umumnya masyarakat mereka beranggapan bahwa qurban itu amal ibadah seumur hidup. Makanya ada istilah “qurban untuk” dalam sebuah keluarga.

Kepala rumah tangga, seorang ayah membeli seekor kambing. Tahun ini qurban atas nama ayah, tahun besok qurban atas nama ibu, tahun besok qurban atas nama anak pertama, anak kedua, kalau anaknya tiga maka tahun berikutnya anak ketiga. Sehingga dia 5 tahun berturut-turut berqurban, setelah itu tidak pernah qurban dalam waktu yang lama. Ketika diajak “Ayo Pak qurban,” maka dijawab “Aku wis tauhid (Saya sudah pernah)”. Dia beralasan bahwasanya dia sudah pernah berqurban sehingga dia tidak lagi mau berqurban.

Meskipun bapak sudah pernah berqurban, maka sekarang qurban lagi. Karena qurban itu amal ibadah tahunan, bukan amal ibadah seumur hidup. Alasan ini berlaku kalau amal ibadah itu seumur hidup. Misalnya ditanya “Pak njenengan (panggilan jawa untuk yang lebih tua) sudah aqiqah belum?” Lalu dijawab sudah pernah. Berarti tidak perlu aqiqah lagi karena ini amal ibadah seumur hidup.

Tapi kalau qurban, dia amal ibadah yang sifatnya tahunan. Sehingga kemarin sudah berqurban, tahun ini qurban lagi, besok berqurban lagi dan begitu seterusnya, sesuai dengan kemampuan yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada kita.

Kita bisa melihat kesimpulan ini dari firman Allah di surat Al-Kautsar:

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ ‎﴿١﴾‏ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ ‎﴿٢﴾‏

Sesungguhnya Aku telah memberikan kepadamu Al-Kautsar. Karena itu kerjakanlah shalat ikhlas karena Rabbmu dan sembelihlah qurban.” (QS. Al-Kausar[108]: 1-2)

Menurut beberapa ahli tafsir di kalangan ulama Tabi’in, seperti Qatadah, Atha’ bin Abi Rabah, dan Ikrimah yang beliau adalah muridnya Ibnu Abbas, makna perintah shalat dalam ayat ini adalah shalat Ied, dan makna perintah menyembelih adalah menyembelih qurban.

Artinya Allah perintahkan kerjakanlah shalat Ied dan sembelihlah qurban. Sebagaimana shalat Ied dikerjakan setiap tahun sekali, qurban juga dikerjakan setiap tahun sekali. Sehingga amal ibadah ini bukan amal ibadah seumur hidup, tapi amal ibadah setiap tahun.

Yang kedua, yang mampu harus berqurban. Dalil tentang ini adalah sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ، وَلَمْ يُضَحِّ، فَلَا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانَا

“Siapa yang punya kemampuan tapi tidak mau berqurban, tidak usah dekat-dekat dengan tempat shalat kami (yaitu masjid).” (HR. Ahmad)

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam seolah-olah mengusir sebagian di antara umatnya yang mereka punya kemampuan tapi tidak melaksanakan qurban, tidak usah dekat-dekat dengan masjid. Padahal masjid adalah rumah kedua bagi kaum muslimin.

Kalau ada anak yang nakal tidak pernah pulang, saking jengkelnya orang tuanya karena dia tidak pernah pulang, lalu orang tuanya bilang: “Sudahlah, kamu tidak usah pulang sekalian.” Kira-kira anaknya semakin bahagia atau semakin susah?

Tentu anak itu sedih, karena kalimat ini menunjukkan hukuman dari orang tua, bukan kasih sayang orang tua kepada anaknya. Karena itulah hadits ini dipahami oleh sebagian ulama bahwa berqurban bagi orang yang mampu hukumnya wajib. Meskipun ada juga yang berpendapat qurban itu hukumnya tidak wajib, tapi sunnah muakkadah (sunnah yang sangat ditekankan). Namun apapun itu, kalau kita masih punya kemampuan, sebisamu jangan tinggalkan berqurban.

Video Ceramah Singkat Jangan Tinggalkan Ibadah Qurban

Sumber video: Yufid TV

Mari turut menyebarkan catatan kajian tentang “Jangan Tinggalkan Ibadah Qurban” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: