Materi 68 – Tawadhu’ Terhadap Orang Miskin

Materi 68 – Tawadhu’ Terhadap Orang Miskin

Tulisan tentang “Materi 68 – Tawadhu’ Terhadap Orang Miskin” ini adalah catatan yang kami tulis dari Audio kajian khusus peserta WAG UFA OFFICIAL yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A. Hafizhahullah.

Sebelumnya: Materi 67 – Tawadhu’ Terhadap Makanan

Materi 68 – Tawadhu’ Terhadap Orang Miskin

Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, kita masih membahas hadits-hadits yang berkaitan dengan tawadhu’ secara makna. Dalam satu hadits, dari Abu Darda, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

ابْغُونِي الضُّعَفَاءَ فَإِنَّمَا تُرْزَقُونَ وَتُنْصَرُونَ بِضُعَفَائِكُمْ

“Carilah untukku orang-orang lemah, sesungguhnya kalian diberi rezeki dan kalian ditolong karena orang-orang yang lemah/ miskin.” (HR. Abu Dawud)

Dalam sebagian riwayat:

اِبْغُوْنِيْ فِي ضُعَفَائِكُمْ

“Carilah aku di orang-orang miskin,” yaitu seakan-akan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersama dengan mereka. Dimana ada orang miskin seakan-akan di situ ada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Ini adalah hadits yang memerintahkan kita untuk memperhatikan orang-orang miskin/ susah, karena mereka adalah orang-orang yang tidak diperhatikan, tidak dipedulikan, dipandang dengan sebelah mata. Hal ini karena kita tahu di masyarakat bahwasanya yang menjadi barometer penilaian seseorang adalah kekayaan dan kemewahan. Wajar jika seseorang melihat orang kaya maka dipandang/ dihormati, sangat wajar sekali. Dan wajar jika seseorang ketika melihat orang miskin maka dipandang dengan sebelah mata.

Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengajarkan kita untuk memperhatikan orang-orang miskin. Perhatikan mereka, seakan-akan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berada di tengah-tengah mereka. Perhatikan mereka, lihat kondisi mereka, sayangilah mereka, seakan-akan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berada di tengah-tengah mereka.

Ketika kita memperhatikan orang-orang miskin, berarti kita memperhatikan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dan ini menyuruh kita untuk tawadhu’ agar kita perhatian dengan mereka.

Kemudian Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjelaskan bahwasanya ketika seseorang memperhatikan atau kita memperhatikan orang miskin, sebenarnya manfaat itu bukan hanya untuk orang-orang yang miskin tersebut. Tapi ada manfaat duniawi juga. Selain manfaat di akhirat, manfaat di dunia juga.

Kembali kepada kita, mengapa? Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,

فَإِنَّمَا تُرْزَقُونَ وَتُنْصَرُونَ بِضُعَفَائِكُمْ

“.. sesungguhnya kalian diberi rezeki dan kalian ditolong karena orang-orang yang lemah/ miskin.” (HR. Abu Dawud)

Oleh karena itu, kalau ada suatu pemerintahan yang islami yang penguasanya memperhatikan orang-orang miskin,  perhatian, memberi waktu untuk mereka, memperhatikan ekonomi mereka, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menolong penguasa seperti ini atas musuh-musuh mereka. Karena diantara sebab kemenangan selain tentu memperhatikan kekuatan, persenjataan, dan yang lainnya, di antaranya adalah dengan memperhatikan orang-orang miskin.

Ini dalil bahwasanya perhatian terhadap orang-orang miskin bukan hanya mendatangkan manfaat ukhrawi (pahala yang besar), akan tetapi juga manfaat dunia yang kembali kepada orang-orang yang memperhatikan. Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menolong rezekinya.

Dan sebagian ulama ketika membahas hadits ini, mereka mengatakan peringatan bahwasanya jangan terlalu bercampur dengan orang-orang kaya terutama dengan orang kaya yang sombong dan angkuh. Karena seseorang akan terbawa dengan gaya hidup mereka. Bisa jadi melupakan orang-orang miskin.

Allahul musta’an.

▬▬•◇✿◇•▬▬

Mari turut menyebarkan catatan kajian tentang “Materi 68 – Tawadhu’ Terhadap Orang Miskin” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Baarakallahu fiikum..

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: