Khutbah Jumat tentang Tamak Terhadap Ilmu

Khutbah Jumat tentang Tamak Terhadap Ilmu

Khutbah Jumat “Tamak Terhadap Ilmu” ini disampaikan oleh Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat hafizhahullahu ta’ala.

Khutbah Jumat tentang Tamak Terhadap Ilmu

Bagian Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ؛
أَمَّا بَعْدُ

Jama’ah shalat Jum’at yang berbahagia di dalam hidayah dan rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala,

Dalam sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Imam Al Bukhari rahimahullahu ta’ala di kitab shahihnya dari jalan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata bahwa dia pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Siapakah manusia yang paling berbahagia mendapat syafa’atmu?” Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan, “Wahai Abu Hurairah, sudah saya duga, tidak ada seorangpun yang bertanya kepadaku tentang masalah ini sebelum-mu. Karena saya tahu, kamu sangat semangat (tamak) untuk mendapatkan hadits.”

Lalu beliau bersabda,

أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ أَوْ نَفْسِهِ ‏

“Orang yang berbahagia karena mendapatkan syafaatku pada hari kiamat nanti adalah orang yang mengikrarkan laa ilaaha illallah, ikhlas dari dalam dirinya.” (HR. Bukhari 99)[1]

Hadits yang mulia ini memberikan pelajaran yang sangat berharga kepada kita. Sesuai dengan judul bab yang diberikan oleh Al-Imam Al-Bukhari, yaitu bersikap tamak terhadap ilmu, khususnya hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Menunjukkan bahwa kaum salaf begitu sangat bersemangat dan tamak dengan ilmu. Tamak terhadap dunia itu terlarang. Namun tamak terhadap ilmu adalah terpuji.

Semangat yang besar untuk memperoleh ilmu sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan kepada Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa belum ada seorangpun yang bertanya tentang ini kecuali beliau. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melihatnya begitu sangat tamaknya terhadap hadits. Yang menunjukkan bahwa Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu adalah sahabat yang mulia.

Beliau adalah orang yang paling banyak meriwayatkan hadits dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dan beliau adalah muhaddits (ahli hadits) yang pertama di dalam Islam. Beliau adalah Rawiyatul Islam (rawinya Islam) dan hafizhul Islam (penjaga Islam) atas persaksian besar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam karena beliau begitu sangat tamaknya terhadap hadits. Yang menunjukkan tamak terhadap ilmu Tidak terlarang. Bahkan terpuji

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ

Bagian Kedua

الْحَمْدُ للَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى
والصلات والسلام على نبي رحمة
وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم إلى يوم دين
و بعد

Jama’ah shalat Jumat yang saya muliakan,

Hadits yang mulia tadi adalah hadits shahih yang dikeluarkan oleh Imam Al-Bukhari dari kitab tershahih setelah kitabullah Al-Qur’an, yaitu kitab Al Jami’ush Shahih. Hadits tadi adalah hadits yang sangat besar yang menjelaskan kepada kita bahwa Islam beredar dengan ilmu, mendasarkan sesuatu dengan ilmu, dan Nabi yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat senang terhadap orang yang belajar ilmu bahkan tamak terhadap ilmu.

Oleh karena itu, kaum salaf tidak keluar dari ilmu. Manhaj ilmiah mereka sangat besar. Hadits yang mulia ini menjelaskan tentang asas Islam yang tertinggi yaitu tauhidullah, orang yang paling berbahagia nanti mendapat syafaat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah orang yang mengucapkan Lailahaillallah. Berarti tauhidnya kuat, خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ ikhlas dari hatinya.

Alangkah besarnya kalimat thoyyibah ini, kalimat takwa dan kalimat ikhlas ini. Karena kalimat laa ilaha illallah adalah kalimat takwa dan kalimat ikhlas. Oleh karena itu, pelajarilah tauhid. Hiduplah dengan tauhid. Dan kita pun mati dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’aSubhanahu wa Ta’ala. Kaum muslimin tidak boleh meninggalkan tauhid.

Maka ini adalah pertanyaan yang bagus sekali. Kata ulama, bagusnya pertanyaan adalah setengah dari ilmu. Setengah lagi adalah jawabannya.

Mudah-mudahan apa yang saya sampaikan dapat bermanfaat bagi kita sekalian.

اللهم اغفر للمؤمنين ولمؤمنات والمسلمين والمسلمات الاحياء منهم والاموات
ربنآ ءاتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا أذاب النار
والحمد للّه رب العالمين

Video Khutbah Jumat tentang Tamak Terhadap Ilmu

Silahkan bagikan khutbah jumat tentang “Tamak Terhadap Ilmu“, semoga bermanfaat dan menjadi pembuka pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..

[1] Referensi: https://sunnah.com/bukhari:99

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: