Khutbah Jumat: Mulia Dengan Islam

Khutbah Jumat: Mulia Dengan Islam

Berikut khutbah jumat tentang “Mulia Dengan Islam” yang disampaikan Ustadz Syafiq Riza Basalamah Hafizhahullahu Ta’ala.

Download pdf via telegram: t.me/ngajiid/119

Khutbah Jumat – Mulia Dengan Islam

Khutbah Pertama

Wahai orang-orang yang beriman, yang percaya bahwa tiada yang berhak disembah kecuali Allah semata. Yang yakin dengan rukun-rukun Islam dan iman. Bertakwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa. Takwa bukan hanya ucapan di lisan, bukan hanya kata-kata yang selalu diperdengarkan, tapi takwa adalah dalam melaksanakan perintah, tidak banyak bertanya, dan menjauhi larangan. Bersyukur kepada Allah Azza wa Jalla atas segala nikmat yang diberikan dan tidak kufur kepadaNya, mengingat Allah selalu dan tidak melupakannya

وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

“dan janganlah kalian mati kecuali dalam kondisi Islam.” (QS. Ali ‘Imran[3]: 102)

Jama’ah Rahimakumullah,

Berapa tahun kita jadi orang Islam? Berapa lama kita memeluk agama Islam? Yang kata Allah Azza wa Jalla;

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Barangsiapa yang memeluk agama selain Islam, maka tidak akan diterima dari orang tersebut dan kelak di akhirat dia akan menjadi orang-orang yang merugi.” (QS. Ali ‘Imran[3]: 85)

Jama’ah Rahimakumullah,

Sejak lahir kita islam, tapi sedikit di antara kita yang memahami apa itu Islam. Bertahun-tahun kita menjalankan agama Allah ini, tapi tidak sedikit di antara kita yang tidak mengerti apa itu Islam. Bagaimana Islam itu bisa sampai ke negeri kita? Bagaimana akhirnya kita memeluk agama Allah ‘Azza wa Jalla? Dan bagaimana hari ini kita bisa berada di rumah Allah untuk shalat, untuk mendengarkan khutbah Jumat?

Itu adalah sejarah yang panjang. Bukan 100 tahun, bukan 200 tahun atau pun 500 tahun. Tapi 1400 tahun lebih Islam ini telah hadir di muka bumi ini sejak diutusnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Tapi mereka yang tidak membaca sejarah, yang mereka hanya sibuk untuk memenuhi perutnya belaka, maka akan hidup penuh dengan kehinaan. Ia tidak tahu bahwa agama yang dia peluk adalah sumber kemuliaan dan kehormatan.

Gentarnya Romawi

Ahibbati Fillah,

1426 tahun yang lalu, pasukan umat Islam meninggalkan kota Madinah. Mereka berangkat menuju ke Yarmuk yang berada di Syam yang pada waktu itu dalam kekuasaan Romawi dan mereka beragama Nasrani. Pasukan umat Islam berjumlah 50 ribu. Romawi dengan Raja Heracliusnya, membawa pasukan yang terlatih. Yang mereka sudah hidup ratusan tahun di negeri Syam. Sekitar 600-700 tahun mereka berada di sana. Mereka memiliki tentara yang terlatih yang jumlahnya 200 ribu tentara. Mereka hendak menghadapi pasukan umat Islam yang baru berumur 15 tahun dari kota Madinah yang umlah mereka adalah 50 ribu.

Bisa dibayangkan, 200 ribu pasukan terlatih melawan 50 ribu pasukan yang baru saja lahir dari rahim kota Madinah. Dan subhanallah, yang 200 ribu itu ketakutan. Mereka gentar menghadapi pasukan yang jumlahnya 50 ribu. Maka komandan mereka mengirim satu orang untuk menyusup, melihat, dan memperhatikan pasukan umat Islam. Kemudian dia melaporkan, apa sih yang menyebabkan orang-orang yang kemarin berpakaian compang-camping, sibuk menggembala kambing, hari ini datang untuk menyampaikan sesuatu kepada Romawi.

Yang dahulunya mereka diberi beberapa jumlah uang lalu mereka pulang, diberi beberapa harta kemudian mereka meninggalkan perbatasan negeri mereka. Tapi hari ini negoisasi gagal dan mereka tetap berfikir ada tiga pilihan: masuk Islam atau tetap dalam agama mereka tapi bayar jizyah. Tapi kalau tidak, mau tidak mau peperangan harus terjadi. Setelah penyusup ini berada di tengah-tengah umat islam dan memperhatikan apa yang umat Islam kerjakan, dia pulang melaporkan kepada atasannya;

Umat Islam Dahulu

رهبان الليل وفرسان النهار

“Kalau mau tahu umat Islam, mereka itu di malam hari seperti pendeta-pendeta kita. Mereka sibuk bermunajat kepada Allah. Mereka tidak seperti bangkai yang tidur menghabiskan malamnya untuk istirahat. Dan mereka bermunajat kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Kemudian di siang harinya, kalau engkau ingin tahu umat Islam, mereka adalah seperti jawara-jawara kita.”

يصومون النهار ويقومون الليل

“Siang harinya mereka berpuasa, dan di malam harinya mereka tahajud.”

لو سرق ابن ملكهم او لو سرق ملكهم لقطء يده ولو زنى لرجمه

“Seandainya raja mereka atau anak raja mereka mencuri, mereka memotong tangannya. Dan seandainya dia berzina, mereka merajamnya sampai mati.”

Mengapa mereka melakukan itu?

لإيثارهم الحق على الاهواء

“Karena mereka lebih cinta dengan kebenaran dari pada hawa nafsu mereka.”

Apa kata panglima Romawi ini?

لو كنت صادقا

“Kalau yang kau ucapkan benar, kalau laporanmu ini jujur.”

لبطن الارض خير من ظهر حالما اراد قتالهم

“Perut bumi itu lebih baik bagi orang-orang yang ingin memerangi mereka.”

Umat Islam Kini

Tapi itu cerita masa lalu. Mengapa sekarang kita melihat tidak ada yang gentar melihat umat islam? Tidak ada yang memuliakan umat islam? Jumlah mereka banyak tapi tidak dihormati di berbagai negeri. Itu karena banyak di antara kita yang islam-islaman. Kita hanya mengaku Islam tapi tidak meyakini apa itu Islam. Tidak lagi mengamalkan Al-Qur’an. Jarang membacanya. Sunnah-sunnah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallaam ditentang dan dihinakan. Kita sibuk dengan dunia kita. Kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam;

إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُمُ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلاًّ لاَ يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ

“Apabila kamu melakukan jual beli dengan sistem ‘iinah (seseorang menjual sesuatu kepada orang lain dengan pembayaran di belakang, tetapi sebelum si pembeli membayarnya si penjual telah membelinya kembali dengan harga murah -red), menjadikan dirimu berada di belakang ekor sapi, ridha dengan cocok tanam dan meninggalkan jihad, niscaya Allah akan menjadikan kamu dikuasai oleh kehinaan, Allah tidak akan mencabut kehinaan itu dari dirimu sebelum kamu rujuk (kembali) kepada agama kamu” (HR. Abu Dawud No. 3462) [1]

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam memberikan solusi kepada kita, tapi kita menolak solusi itu jama’ah. “Sampai kalian kembali kepada agama kalian.” Hanya satu solusinya; Al-Qur’annya dibuka, kemudian bacalah perjalanan hidup Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam. Kaji sunnah-sunnahnya. Sisihkan waktu dari hidupmu dari 24 jam yang Allah berikan kepadamu. Bukan hanya untuk mencari uang dan makan. Wallahi jama’ah, semua ini akan kita tinggalkan. Hanya ada satu pakaian yang melekat di tubuh kita dan orang-orang yang kita cintai akan meninggalkan kita. Kita masih tidak sadar.

Khutbah Kedua

Jama’ah rahimakumullah,

Kita mulia bukan karena kita bangsa Indonesia, bukan karena kita orang jawa, bukan karena di nusantara. Tatkala manusia berbangga-bangga dengan etnisnya, bangsa, suku dan kabilahnya, seorang muslim tidak boleh dia bangga dengan perkara-perkara tadi. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam tatkala beliau haji wada’, beliau mengatakan:

أيها الناس إن ربكم واحد وإن أباكم واحد كلكم لآدم وآدم من تراب أكرمكم عند الله اتقاكم

“Wahai manusia, sesungguhnya Tuhan kalian itu satu. Dan bapak moyang kalian juga satu. Kalian semua adalah anak keturunan Adam. Dan Adam tercipta dari tanah. Yang paling bertakwa di antara kalian dialah yang paling mulia.” [2]

ليس لعربي على عجمي فضل، ولا لعجمي على عربي فضل، ولا لأسودَ على أبيضَ، ولا لأبيضَ على أسودَ فضلٌ، إلا بالتقوى

“Ingatlah. orang Arab tidak lebih baik dari pada orang ‘ajam (non-Arab), begitu pula sebaliknya orang ‘ajam tidak lebih mulia dari pada orang Arab. Yang (berkulit) hitam tidak lebih mulia dari yang putih, dan yang putih tidak lebih mulia dari yang hitam kecuali dengan ketakwaan kepada Allah ‘Azza wa Jalla.” [3]

Yang mencari kehormatan dari harta, jabatan, dan dari selain agama Allah Subhanahu wa Ta’ala maka kelak dia akan merasakan kehinaan.

Mulia Karena Islam

Umar bin al Khaththab radiyallahu Ta’ala ‘Anhu ketika beliau hendak mengambil kunci-kunci masjidil Aqsha, beliau datang dengan untanya. Kemudian beliau turun dari untanya karena melewati tanah yang berair. Ia bawa sepatunya kemudian ia melewatinya. Abu ‘Ubaidah Amir bin Jarrah menegur, “Ya amiral mukminin, engkau di hadapan petinggi-petinggi Romawi sedangkan engkau dengan gaya yang seperti ini?”

Umar bin al Khaththab radhiyallahu ‘anhu menjawab:

نحن قوم, اعزنا الله بالاسلام فمهما تغيرنا العزة في غيره آذادنا الله

“Kita adalah satu kaum yang dimuliakan oleh Allah karena Islam. Kalau kita mencari kehormatan dan kemuliaan di selain agama Allah ini, maka Allah akan menghinakan kita.”

Maka nasihat dari ana, saatnya kita kembali kepada agama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Satu-satunya petunjuk yang mendekatkan kita kepada Allah adalah Al-Quranul Karim dan Sunnah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Itu Al Qur’an bukan untuk pajangan di tembok. Al Qur’an itu bukan hanya untuk dibacakan dalam acara-acara tertentu. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman;

ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ

“Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,” (QS. Al-Baqarah[2]: 2)

Tapi mungkin sebagian di antara kita belum yakin dengan hal ini. Dan saatnya umat Islam tidak lagi telat untuk shalat Jum’at.

Jama’ah,

Sampai kapan kita seperti ini? Kita datang tatkala khatib sudah naik mimbar. Banyak umat Islam yang datang tatkala malaikat sudah menutup kitabnya. Berjam-jam kau mencari dunia. Mengapa untuk datang ke rumah Allah berat langkahmu? Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman;

بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا. وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ

“Tetapi kamu memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Al-A’la[87]: 16-17)

Video Khutbah Jumat Tentang Mulia Dengan Islam

Demikian khutbah jumat tentang “Mulia Dengan Islam“. Mari turut menyebarkan catatan kajian ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..

[1] Referensi: https://sunnah.com/abudawud:3462
[2] Sumber: https://www.abufairuz.com/2014/hadits/wasiat-nabi-di-haji-wada/#disqus_thread
[3] Referensi: https://www.alukah.net/sharia/0/42524/#ixzz74GynytuM

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: