Khutbah Jum’at Tentang Rasa Aman

Khutbah Jum’at Tentang Rasa Aman

Berikut ini khutbah Jumat “Rasa Aman” yang disampaikan oleh Ustadz Maududi Abdullah, Lc Hafizhahullahu Ta’ala.

Download PDF via telegram: t.me/ngajiid/126

Khutbah Jumat Pertama: Rasa Aman

Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah,

Mari kita senantiasa bersyukur kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala atas limpahan rahmat dan nikmat yang senantiasa silih berganti datang dalam hidup kita tanpa henti. Bahkan di antara nikmat-nikmat itu adalah nikmat-nikmat yang senantiasa ada dan abadi selagi hayat masih dikandung badan. Rahmat dan nikmat Allah itu adalah rahmat dan nikmat yang tiada terhingga dan tiada tara, nikmat-nikmat besar, akan tetapi orang-orang yang buta hatinya tidak akan mampu melihat besarnya rahmat dan nikmat Allah itu. Tertutup oleh nafsu, tertutup oleh syahwat, tertutup oleh kunci-kunci yang membuat hati tidak bekerja maksimal dan berfungsi optimal.

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا

Ma’asyiral muslimin, mari kita senantiasa melihat rahmat dan nikmat Allah yang senantiasa Allah berikan kepada kita, agar kita menjadi hamba Allah yang bersyukur.

Shalawat dan salam kepada Rasul kita tercinta, Nabi kita yang mulia, Muhammad bin Abdillah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, Sayyidul Anbiya wal Mursalin wa Imamul Ghurril Muhajjalin.

Syariat membawa maslahat

Allah Tabaraka wa Ta’ala menurunkan Al-Qur’an, Allah Tabaraka wa Ta’ala mengutus utusan, untuk memberikan kepada manusia semua kemaslahatan dan untuk menjauhkan manusia dari semua kemudharatan. Dan ini adalah di antara orientasi besar agama Allah Tabaraka wa Ta’ala. Tidaklah syariat diturunkan, tidaklah perintah dan larangan diturunkan, melainkan di antara tujuan besarnya agar tercipta maslahat dan berhenti mafsadat.

Oleh karena itu semua yang berhubungan dengan menghancurkan kemaslahatan, baik kemaslahatan pribadi, kemaslahatan rumah tangga, kemaslahatan bermasyarakat, sampai kepada kemaslahatan berbangsa dan bernegara adalah sesuatu yang pasti bertabrakan dan berseberangan dengan agama Allah Tabaraka wa Ta’ala.

Semua Ulama, para Dai dan Ustadz yang mempelajari agama Allah pasti tahu, pasti mengerti bahwa agama Allah ini untuk menjaga kemaslahatan dan menjauhkan manusia dari mudharat. Dan seluruh perintah-perintah dan larangan-larangan Allah menuju ke arah itu. Karena hanya Allah yang tahu bagaimana cara mengatur hidup agar terjadi kemaslahatan. Hanya Allah yang paling mengerti bagaimana menurunkan perintah dan larangan agar manusia terjauh daripada mudharat.

Mewujudkan keamanan

Ma’asyiral muslimin.. Di antara kemaslahatan hidup yang dia adalah di antara tujuan-tujuan besar diturunkannya agama Allah adalah تحقيق الأمن (mewujudkan keamanan) di dalam kehidupan. Sekali lagi, bahwa di antara orientasi besar diturunkannya agama Allah adalah mewujudkan keamanan dan menjauhkan manusia dari rasa takut.

Agama Allah tidak akan bisa kita jalankan dengan baik manakala kita tidak aman. Syariat Allah tidak akan bisa kita laksanakan dengan sempurna kecuali dengan adanya keamanan. Oleh karena itu Allah Tabaraka wa Ta’ala benar-benar memerintahkan umat Islam untuk menjaga terwujudnya keamanan itu.

Bisakah kita mencerna kenapa Allah melarang kita mencuri? Yaitu agar terwujud keamanan orang yang memiliki harta. Tak bisakah kita memahami kenapa kita dilarang membunuh? Yaitu agar terwujud keamanan bagi orang yang punya nyawa. Bisakah kita memahami kenapa kita dilarang berghibah dan ber-namimah? Yaitu agar manusia merasa terjaga dan aman kehormatan dan harga dirinya. Tahukah kita kenapa Allah haramkan zina? Karena agar manusia merasa aman pada istri dan anak-anaknya.

Lihat bagaimana agama Allah Tabaraka wa Ta’ala Rabbul ‘Izzati wal Jalalah benar-benar mengarahkan seluruh manusia (andai semua manusia mengamalkan agama Allah Rabbul ‘Izzati wal Jalalah) mengarahkan mereka kepada keamanan. Dan Allah Tabaraka wa Ta’ala menjadikan keamanan itu adalah nikmat yang sangat teramat besar. Sehingga menjadi doa utama di antara doa utama Nabi Ibrahim terhadap kota Mekah.

رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا بَلَدًا آمِنًا

Wahai Rabbku Allah pemilik Ka’bah, jadikanlah negeri ini (yaitu Mekah) negeri yang aman.” (QS. Al-Baqarah[2]: 126)

Di negeri yang aman, hamba-hamba Allah bisa beribadah kepada Allah.

Nabi Yusuf ‘Alaihis Salam mengajak ayahnya, ibunya, dan 11 saudaranya masuk Mesir dalam keadaan aman.

ادْخُلُوا مِصْرَ إِن شَاءَ اللَّهُ آمِنِينَ

Masuklah kalian ke Mesir, insyaAllah kalian ini adalah orang-orang yang aman.” (QS. Yusuf[12]: 99)

Allah Tabaraka wa Ta’ala menjanjikan keamanan untuk RasulNya, untuk para sahabat ridwanullah ‘alaihim ajma’in yang akan bertawaf di sekeliling Ka’bah, sementara musuh-musuhnya masih ada di sekeliling itu, dan ketika itu Mekah masih dikuasai oleh orang-orang Quraisy.

لَتَدْخُلُنَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ اٰمِنِيْنَۙ

Kalian pasti akan masuk Masjidil Haram InsyaAllah ketika Allah berkehendak dalam keadaan aman.” (QS. Al-Fath[48]: 27)

Walaupun di sekeliling kalian musuh-musuh masih ada, tapi kalian akan tawaf di Ka’bah dalam keadaan aman.

Agama Allah adalah solusi

Manakala agama Allah diamalkan, manakala syariat Allah (sunnah Rasulullah) ditegakkan, maka akan terjadi keamanan. Tergantung sejauh mana manusia mengamalkan agama Allah itu. Manakala dia mengamalkan dalam pribadinya sendiri, maka pribadi itu akan menjadi pribadi yang aman, tenang dan tentram, dan tidak ada rasa takut dan gentar. Manakala diamalkan dalam sebuah keluarga, maka keluarga itu akan menjadi keluarga yang aman, hubungan suami istri akan aman, hubungan anak dan orang tua akan aman, hubungan mertua dengan menantu akan aman. Manakala diamalkan di tengah RT dan RW, maka RT dan RW itu menjadi aman. Jika syariat Allah diamalkan di sebuah kota, maka kota itu akan menjadi kota yang aman. Jika diamalkan dalam sebuah negara, maka negara itu akan menjadi negara yang aman.

Maka agama Allah adalah satu-satunya solusi internasional, kalau mereka memang serius ingin mewujudkan keamanan itu. Karena hanya Islam yang mempunyai seluruh kaidah-kaidah yang dibutuhkan dunia internasional untuk menciptakan stabilitas keamanan internasional. Tanpa Islam, semua itu mustahil. Tanpa menerapkan agama Allah, semua itu hanya ucapan bibir, semua itu hanya untaian kata tanpa makna. Agama Allah satu-satunya solusi, wahai manusia di permukaan bumi.

Khutbah Kedua: Rasa Aman

Kalau kita sudah tahu bahwa agama Islam benar-benar ingin mewujudkan keamanan, perturan-peraturan agama Islam akan menciptakan keamanan. Kenapa orang yang berzina dihukum? Kenapa orang yang mencuri dihukum? Kenapa yang membunuh dihukum? Kenapa hukuman-hukuman itu terwujud? Jawabnya bahwa semua itu agar mereka tidak menebarkan rasa takut di tengah manusia.

Karenanya Anda saudara-saudaraku yang mengatakan mengamalkan agama Islam namun Anda menebarkan rasa takut di permukaan bumi dengan aksi-aksi Anda, demi Allah Anda tidak lagi selaras dengan agama Allah, Anda sudah melenceng jauh dari syariat Allah.

Kalau pasukan keamanan itu adalah musuh-musuh Anda, maka Anda bukanlah orang yang mengamalkan agama Allah. Ada yang salah dan keliru dalam pemahaman Anda terhadap agama Allah. Adakah agama Allah memerintahkan seseorang untuk meledakkan dirinya di hari Jumat, sehingga melukai, mencederai, hampir membunuh manusia-manusia yang sedang melaksanakan shalat Jumat? Agama apa ini?

Orang yang sedang mau rukuk dan sujud kepada Allah, Anda ciderai, Anda lukai, ingin Anda bunuh dan dengannya Anda ingin surga Allah. Surga apa yang Anda inginkan, kalau shalat Jumat yang Anda ganggu? Pasti ada yang keliru, pasti ada yang aneh, pasti ada syubhat yang menyerang pikiran Anda, sehingga Anda melakukan aksi yang bertolak belakang dengan orientasi diturunkannya agama Allah di permukaan bumi.

Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam penebar keamanan

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam datang ke kota Mekah ketika Fathu Mekah dengan 10.000 pasukan, apakah Rasulullah ingin men-teror penduduk Mekah? Apakah Rasulullah ingin memberikan rasa takut kepada penduduk Mekah? Jawabnya tidak. Karena Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebelum masuk kota Mekah mengutus pasukan-pasukan untuk meneriakkan di Kota Mekah “Barangsiapa yang masuk rumahnya, dia akan aman. Barangsiapa yang masuk masjid, dia akan aman.” Padahal Rasulullah datang dengan pasukan perang, padahal Rasulullah sedang berhadapan dengan musuh-musuh Islam yang puluhan tahun mengganggu stabilitas dan kemaslahatan agama Islam.

Akan tetapi lihat Rasul Anda, wahai para teroris. Kalau memang itulah Rasul Anda, Rasul Anda adalah penebar keamanan di permukaan bumi, dan kenapa Anda menebar ketakutan di tengah manusia?

Tauhid sumber keamanan

Dan yang lebih daripada itu adalah keamanan pribadi, keamanan di dalam hati. Kalaupun kita tidak bisa mewujudkan stabilitas nasional seperti yang kita idam-idamkan dan kita cita-citakkan. Kalaupun negeri ini berangsur makin lama stabilitas nasionalnya makin hancur, paling tidak jangan sampai kita tidak mendapatkan keamanan pribadi. Hati merasa aman, hati merasa tentram, hati merasa tidak pernah takut dan gentar, dan itu hanyalah milik orang-orang yang bertauhid kepada Allah.

الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُم بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ

Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuri iman mereka dengan kedzaliman (yaitu kesyirikan), merekalah orang-orang yang mendapatkan keamanan, dan merekalah orang-orang yang mendapatkan hidayah.” (QS. Al-Aan’am[6]: 82)

Janji Allah,  bahwa orang-orang yang beriman dan tidak melakukan syirik, tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, tidak meminta kepada tangkal dan jimat, tidak meminta kepada dukun dan orang-orang yang tidak pintar, dan tidak meminta kepada benda-benda, tidak meminta kepada para dewa, tidak meminta kepada matahari dan bulan, kepada Nabi dan wali, hanya meminta kepada Allah, bergantung kepada Allah, bertawakal kepada Allah,

أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ

“Merekalah orang-orang yang merasakan dan diberikan Allah nikmat aman.” Nikmat aman secara individu, nikmat aman secara pribadi, sehingga akan terjadi:

… لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

Mereka orang yang tidak ada lagi rasa takut dan mereka orang yang tidak ada rasa sedih di dalam hati.” (QS. Yunus[10]: 62)

Inilah kenikmatan hidup, disaat kita tidak ada lagi rasa takut dan gentar, disaat kita tidak ada lagi rasa sedih yang mengganggu. Itu adalah untuk orang-orang yang belajar dan mengamalkan tauhid. Dan untuk orang-orang yang menjauhi syirik dan beribadah kepada Allah dengan aneka ragam keimanan.

Rahasianya adalah semakin Anda dekat dengan Allah, semakin Anda akan merasakan aman.

Video Khutbah Jumat: Rasa Aman

Sumber Video Khutbah Jumat: ERJE.TV

Jangan lupa untuk ikut membagikan link download khutbah Jumat “Rasa Aman” ini, kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau yang lainnya. Semoga Allah membalas kebaikan Anda.

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: