Berikut pembahasan Kultum Singkat Ramadhan: Bulan Pembebasan Dari Neraka yang disampaikan Ustadz Afifi Abdul Wadud Hafidzahullahu Ta’ala.
Transkrip Kultum Singkat Ramadhan: Bulan Pembebasan Dari Neraka
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
يَا بَاغِىَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِىَ الشَّرِّ أَقْصِرْ وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ
“Wahai para pencari kebaikan, sambutlah datangnya Ramadhan, wahai para pemburu keburukan, hentikan keburukan Anda. Sesungguhnya Allah memiliki hamba-hamba yang Allah bebaskan diri neraka dan itu Allah lakukan pada setiap malam.”
Para pemirsa yang dirahmati Allah, itulah diantara penggalan hadits yang disampaikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dimana seorang Malaikat menyeru setelah diterangkan sekian banyak keutamaan Ramadhan. Dimana:
- Allah membuka semua pintu surga yang 8, tidak ada yang ditutup sama sekali,
- Allah menutup semua pintu neraka yang 7, dan tidak ada yang dibuka sama sekali,
- Allah membelenggu gembong-gembong setan,
- Allah mengadakan suatu malam yang lebih baik dari 1.000 bulan,
- Allah Subhanahu wa Ta’ala serukan kepada para pencari kebaikan dengan segala kebaikan di bulan Ramadhan, يَا بَاغِىَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ
Sudah selayaknya seorang Mukmin, dia berlomba dan bersemangat di bulan Ramadhan, mewujudkan semuanya yang akan memberikan keuntungan kepada dia dan perkara yang akan bisa membebaskan dia dari ancaman jahanam.
Seorang Mukmin sudah selayaknya bermimpi dan bercita-cita, bagaimana setiap hari setiap malam menjadi hamba yang dimasukkan oleh Allah dalam deretan orang-orang yang dibebaskan dari neraka.
Sebab-Sebab Terbebas dari Neraka
Tentu terbebasnya dari neraka bukan begitu saja, tapi dengan sebab-sebab. Secara umum sebab-sebab seorang terbebas dari api neraka adalah:
1. Tauhid
Pertama, ini yang menentukan atau yang menjadi syarat mutlak. Yaitu dengan tauhid. Tauhid adalah menjadikan totalitas penghambaan kita hanya kepada Allah Ta’ala, tidak menjadikan sekutu bagi Allah, baik meyakini ada semisal Allah yang menciptakan, menghidupkan, mematikan, ada Illah selain Allah atau dia berkeyakinan ada makhluk yang layak dijadikan sebagai perantara untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Itulah tauhid. Tauhid ini yang akan menjadi jaminan seorang mendapatkan jannah dan mendapatkan ampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Seandainya Allah memerintahkan kepada kita:
وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ ﴿١٣٣﴾
“Dan bersegeralah Anda meraih ampunan Allah dan bersegeralah Anda mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang Allah sediakan untuk orang-orang yang bertakwa,” (QS. Ali-Imran[3]: 133)
Maka tauhid adalah dasar mendapatkan ampunan Allah dan dasar untuk dimasukkannya ke dalam jannah sebagaimana Nabi tegaskan:
مَنْ مَاتَ لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ مَاتَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ
“Barangsiapa yang dia mati dalam keadaan tidak menyekutukan Allah sama sekali, maka dia pasti masuk surga. Dan barangsiapa yang dia mati tapi dia menyekutukan Allah, pasti dia masuk neraka.” (HR. Muslim)
Sebuah kepastian, masuk surga atau neraka yaitu dengan tauhid. Orang yang mempunyai tauhid, pasti masuk surga. Walaupun masuk surga ada beberapa tingkatan; ada yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab, ada yang masuk surga dengan hisab dan dia tidak diadzab, ada yang masuk surga namun diadzab dulu di jahannam lalu Allah keluarkan dan Allah masukkan ke dalam surga, itulah diantaranya yang dikatakan Jahannamiyyun (mantan-mantan jahannam).
Tauhid adalah jaminan untuk mendapatkan ampunan Allah Ta’ala. Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam membawakan hadits qudsi, hadits yang diriwayatkan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala:
يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَني بِقُرابٍ الأَرْضِ خطايَا، ثُمَّ لَقِيتَني لاَ تُشْرِكُ بِي شَيْئاً، لأَتَيْتُكَ بِقُرابِها مَغْفِرَةً
“Wahai anak Adam, seandainya Anda datang kepadaKu dengan dosa sebesar bumi, tapi anda datang kepadaku tanpa menyekutukanKu sama sekali, akan aku datangkan ampunan sebesar dosa yang Anda bawa.” (HR. Tirmidzi)
Tauhid, jaminan diampunkannya dosa oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Lihat juga: Manfaat Mempelajari Ilmu Tauhid
2. Amal Shalih
Kedua, dengan kita memperbanyak amal shalih. Karena seluruh amal shalih adalah akan membebaskan kita dari jahannam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ
“Sesungguhnya kebaikan-kebaikan akan menghapuskan keburukan-keburukan.” (QS. Hud[11]: 114)
Keburukan, ancamannya adalah nereka. Dan dihapuskan dengan kebaikan-kebaikan. Maka shaum kita, apa kata Nabi?
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا
“Barangsiapa yang dia berpuasa di bulan Ramadhan, berangkat dari iman, yang mendorongnya untuk berpuasa adalah iman, karena dia beriman kepada Allah, karena dia mengagungkan Allah, maka dia melaksanakan perintah Allah berangkat dari iman, dia menyambut seruan Allah Ta’ala,”
Dan,
احْتِسَابًا,
“dia hanya berharap apa yang ada di sisi Allah, dia betul-betul ikhlas dalam beramal, dia tidak riya’, tidak ingin mencari pujian manusia, bukan karena dunia, tapi احْتِسَابًا, mencari pahala akhirat yang dijanjikan oleh Allah Ta’ala,”
Barangsiapa yang dia puasanya seperti ini, maka dia:
غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Akan diampunkan oleh Allah dosanya yang lalu dan akan datang.”
Apa yang telah kemarin, maka telah diampunkan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Demikian pula:
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.
“Siapa yang dia shalat malam (Qiyamul Lail) di bulan Ramadhan, berangkat dari iman, karena ruh keimanan dia, dan dalam rangka hanya mencari keutamaan atau pahala yang Allah janjikan, maka dia pun akan diampunkan dosanya yang telah lalu.”
Demikian pula:
مَنْ يَقُمْ لَيْلَةَ القَدْرِ ، إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا ، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa menegakkan malam Lailatul Qadar dengan iman dan ihtisaban, maka dia diampunkan Allah, dosa yang telah lalu.”
Semua amal shalih adalah penghapus dosa apabila dilakukan dengan إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا. Maka perbanyaklah amal shalih dalam rangka membebaskan diri kita dari neraka.
3. Taubat
Ketiga, amal besar yang akan membebaskan dari neraka adalah taubat dan istighfar. Meminta ampun kepada Allah dan memperbanyak istighfar kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menghapuskan apa yang telah lalu.
Taubat dilakukan dengan cara dia ikhlas taubatnya karena Allah, dia sesali perbuatannya, dia tinggalkan perbuatannya, dia berazzam untuk tidak mengulanginya, dia lakukan diwaktu diterimanya taubat oleh Allah Subhanahu Ta’ala. Maka ini amalan-amalan besar yang akan bisa membebaskan kita dari jahannam.
Jadikan Ramadhan semangat untuk kita terbebas dari jahannam. Karena sungguh seandainya kita tidak terbebas dari jahannam, maka segala apa yang kita miliki dari dunia tidak bisa kita pakai untuk menebus kesulitan di hari akhirat kelak.
وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ
“Setiap malam, Allah memiliki hamba-hamba yang dimerdekakan dari neraka. Demikian itu pada setiap malam.” (HR. Tirmidzi)
Maka jadilah kita di antara mereka. Semoga Allah memudahkan.
Video Kultum Singkat Ramadhan: Bulan Pembebasan Dari Neraka
Diambil dari Yufid TV dengan judul asli Ramadhan … Bulan Pembebasan dari Neraka – Ustadz Afifi Abdul Wadud.
Komentar
Terimakasih atas ilmunya