Tulisan tentang “Materi 21 – Doa Terhindar Dari Riya’” ini adalah catatan yang kami tulis dari Audio kajian khusus peserta WAG UFA OFFICIAL yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A. Hafidzahullah.
Sebelumnya: Materi 20 – Cara Berjuang Melawan Riya’
Transkrip Materi 21 – Doa Terhindar Dari Riya’
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
Berikut ini beberapa tips yang bisa kita lakukan, selain perenungan-perenungan yang sudah kita sampaikan, ini adalah beberapa tips yang bisa kita lakukan yang membantu kita untuk terhindar dari riya‘ atau agar Allah melindungi kita dari riya’
1. Berdoa kepada Allah
Ini sangat penting, karena kita tahu riya’ adalah penyakit yang sangat samar yang dalam satu riwayat Nabi mengatakan:
الشِّرْكُ الْخَفِيُّ
“Syirik yang samar.”
Dalam riwayat yang lain Nabi mengatakan:
شِرْكُ السَّرَائِرِ
“Syirik yang tersembunyi.”
Demikian juga dalam satu hadits dari Abu Musa al-Asy’ari, beliau berkata:
خَطَبَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ
“Sesungguhnya suatu hari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkhutbah kepada kami.”
Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا هَذَا الشِّرْكَ
“Wahai manusia sekalian, hati-hatilah kalian, hindarilah daripada kesyirikan ini.”
فَإِنَّهُ أَخْفَى مِنْ دَبِيبِ النَّمْلِ
“Sesungguhnya kesyirikan itu lebih samar daripada rayapan semut.”
فَقَالَ لَهُ مَنْ شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَقُولَ
“Kemudian ada yang berkata kepada Nabi:
وَكَيْفَ نَتَّقِيهِ وَهُوَ أَخْفَى مِنْ دَبِيبِ النَّمْلِ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟
“Ya Rasulullah, bagaimana kami bisa menghindarinya sementara dia lebih samar daripada rayapan semut?”
Kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, ucapkanlah:
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ نُشْرِكَ بِكَ شَيْئًا نَعْلَمُهُ وَنَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا نَعْلَمُه
“Ya Allah, kami berlindung kepada Engkau dari kesyirikan kepadaMu yang kami sadari dan kami mohon ampun dari kesyirikan yang kami tidak sadari.” (HR. Ahmad, Thabrani dan Ibnu Abi Syaibah dan dihasankan oleh Syaikh Albani dalam shahih At-Targhib wa At-Tarhib)
Di sini ketika Rasulullah menjelaskan tentang syirik itu sangat samar, para sahabat bingung bagaimana cara menghindarinya kalau sangat samar bahkan lebih samar daripada rayapan semut?
Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberikan jalan yang paling terbaik, yaitu berdoa. Bagaimana caranya kita menghindar dari penyakit yang seperti ini, yang sangat samar. Kalau Allah tidak tolong kita, maka kita bakalan mampu untuk menghindar dari penyakit ini.
Dan yang senada dengan ini adalah hadits yang juga diriwayatkan dari Abu Bakar Ash-Shiddiq, yaitu dari Ma’qil bin Yasar, beliau berkata:
انطلقتُ مع أبي بكر الصديق رضي الله عنه إلى النبي صلى الله عليه وسلم
“Aku pergi bersama Abu Bakar Radhiyallahu ‘Anhu menemui Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.”
Kemudian Nabi berkata:
يا أبا بكر للشِّركُ فيكم أخفى من دبيب النمل
“Sesungguhnya kesyirikan pada kalian lebih samar daripada rayapan semut.”
Abu Bakar berkata:
وهل الشرك إلا من جعل مع الله الها آخر
“Ya Rasulullah, bukankah kesyirikan adalah menjadikan sesembahan selain Allah bersama Allah?”
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata:
الذي نفسي بيده للشِّركُ أخفى من دبيب النمل
“Aku bersumpah dengan yang jiwaku berada di tanganNya, sesungguhnya syirik itu lebih samar daripada rayapan semut.”
ألا أدلك على شيءٍ إذا قلته ذهب عنك قليلهُ وكثيرهُ
“Maukah aku tunjukkan kepada engkau sesuatu doa yang jika kau ucapkan maka akan pergi kesyirikan darimu yang kecil maupun yang banyak.”
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata:
اللَّهُمَّ إَنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ , وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا أَعْلَمُ
“Ya Allah aku berlindung kepada Engkau dari kesyirikan yang aku sadari dan aku mohon ampunanMu dari syirik yang tidak aku sadari.” (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad dan juga Abu Ya’la dalam musnadnya, dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Albani Rahimahullah dalam Shahih Al-Adabul Mufrad)
Di sini sama, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengajarkan sebagaimana dalam hadits Abu Musa Al-Asy’ari sebelumnya, ini juga Rasulullah ajarkan kepada Abu Bakar. Abu Bakar tahu bahwasanya menghindar dari syirik itu perkara yang berat, maka ada solusi yang terbaik adalah berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Apalagi dalam satu riwayat, dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
الشرك في هذه الأمة أخفى من دبيب النملة السوداء على صفاةٍ سوداء في ظلمة الليل
“Sesungguhnya kesyirikan pada umat ini lebih samar daripada rayapan semut hitam di atas batu licin yang hitam dalam kegelapan malam.” (HR. Al-Hakim, Tirmidzi, Ahmad, Abu Ya’la dan dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam Shahih Al-Jami’)
Perhatikan di sini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menggambarkan tentang samarnya kesyirikan, kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: “lebih samar daripada rayapan semut hitam di atas batu licin yang hitam dalam kegelapan malam.” Kira-kira ada yang bisa melihatnya atau tidak? Semut hitam, batu hitam gelap malam, kita tidak ada yang bisa melihat. Kalau menyalakan lampu baru kelihatan. Tapi kalau dalam kondisi gelap, siapa yang bisa melihat?
Artinya kesyirikan itu kalau masuk ke dalam seseorang, seringnya dia tidak sadari. Kalau hatinya masih bersih, maka akan ada sinyal yang menunjukkan apakah dia riya’ atau dia ujub atau syirik-syirik yang lainnya. Tapi betapa sering orang tidak menyadari?
Makanya dalam doa, kita berdoa:
اللَّهُمَّ إَنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ , وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا أَعْلَمُ
“Ya Allah aku berlindung kepada Engkau dari kesyirikan yang aku sadari dan aku mohon ampun kepadaMu dari syirik yang tidak aku sadari.”
Karena ada kesyirikan yang masuk menjalar dalam hati kita tapi tidak kita sadari. Hanya orang-orang yang berusaha ikhlas yang bisa mendeteksi penyakit tersebut.
Ini di antara obat yang mujarab agar kita terhindar dari riya’ dan dijaga oleh Allah agar tidak terkena riya’. Tapi ingat ini doa bukan hanya dilafalkan, harus diucapkan dengan penuh-penuh permohonan dan pengharapan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kita ucapkan dalam sujud kita, dalam doa-doa kita, setelah tasyahud akhir, kita berdoa dengan benar-benar berharap agar kita terhindar dari kesyirikan.
Ya Ikhwati, Ya Ahibbati, seandainya kita melakukan amalan sebesar apapun ternyata tercampur riya’, maka akan gugur, yaitu tidak ada nilainya di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Saya ulangi doanya:
اللَّهُمَّ إَنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ , وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku berlindung kepada Engkau dari kesyirikan yang aku sadari dan aku beristighfar kepada Engkau dari kesyirikan yang aku tidak sadari.”
Maka jangan lupa agar kita benar-benar berdoa dengan doa ini dengan serius memohon kepada Allah. Karena kalau riya’ dihilangkan dari diri kita, maka kita akan bahagia.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
Selanjutnya: Materi 22 – Doa Ketika Dipuji Agar Tidak Riya’
Perhatian Materi 21 – Doa Terhindar Dari Riya’
⚠️ Note: Kalau team UFA merevisi audionya, insyaAllah catatan ini juga akan direvisi sesuai dengan audio yang baru.
Komentar