Materi 6 – Faedah Ikhlas

Materi 6 – Faedah Ikhlas

Khutbah Jumat: Allah Tidak Butuh Ibadahmu
Khutbah Jumat: Berpikir 1000x Untuk yang Abadi
Hadits Arbain ke-1 : Amal itu Tergantung Niat

Tulisan tentang “Materi 6 – Faedah Ikhlas” ini adalah catatan yang kami tulis dari Audio kajian khusus peserta WAG UFA OFFICIAL yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A. Hafidzahullah.

Sebelumnya: Ikhlas – Part 1

Transkrip Materi 6 – Faedah Ikhlas

 بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله

Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang faedah-faedah dari keikhlasan.

Kita telah jelaskan bahwasanya ikhlas adalah ibadah yang agung dan ibadah yang berat, perlu perjuangan untuk bisa meraihnya. Kalaupun kita sudah meraihnya, juga perlu perjuangan untuk menjaganya. Oleh karenanya syariat menyiapkan banyak faedah bagi orang yang ikhlas. Diantaranya:

1. Terjaga dari fitnah wanita

Orang yang ikhlas akan terjaga dari fitnah wanita. Dan ini sebagaimana yang pernah dialami oleh Nabi Yusuf ‘Alaihis Salam ketika dia digoda oleh wanita yang sangat cantik jelita yang konon namanya adalah Zulaikha yang terkumpul padanya kecantikan, kemudian di dalam kamar yang tertutup, tidak ada yang melihat. Namun Yusuf ‘Alaihis Salam bisa selamat. Kata Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِ ۖ وَهَمَّ بِهَا لَوْلَا أَن رَّأَىٰ بُرْهَانَ رَبِّهِ ۚ كَذَٰلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ ۚ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ ﴿٢٤﴾

Sungguh Zulaikha sudah sangat berhasrat kepada Yusuf dan Yusuf ‘Alaihis Salam juga sudah timbul hasrat. Kalau bukan karena Yusuf ‘Alaihis Salam melihat petunjuk dari Rabbnya, tentu dia akan terjerumus. Demikianlah Kami ingin memalingkan keburukan perbuatan keji dari Yusuf...”

Kenapa Allah palingkan Nabi Yusuf ‘Alaihis Salam dari perbuatan keji, perbuatan zina?

…إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ ﴿٢٤

Sesungguhnya Yusuf termasuk dari hamba-hamba Kami yang terpilih.” (QS. Yusuf[12]: 24)

Dalam sebagian qiroah:

…إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلِصِينَ ﴿٢٤

Sesungguhnya Yusuf termasuk dari hamba-hamba Kami yang ikhlas.

Dua qiraah ini tidak bertentangan. Yang pertama مُخْلَصِين (hamba yang terpilih), مُخْلِصِين karena dia ikhlas. Orang yang ikhlas akan terpilih oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Karenanya jika seseorang selalu ikhlas dalam ibadahnya, selalu mengharap penilaian Allah, bukan mengharapkan penilaian manusia, disaat-saat genting tatkala fitnah benar-benar berkobar, Allah akan menyelamatkan diri sebagaimana Allah menyelamatkan Yusuf dari fitnah yang sangat besar, yaitu dari godaan Zulaikha yang sangat cantik jelita.

Lihat juga kisah Nabi Yusuf: Kisah-Kisah Menakjubkan Pilihan Allah Yang Terbaik

2. Dinaungi oleh Allah pada hari kiamat

Di antara faedah ikhlas adalah bahwa orang yang ikhlas akan dinaungi oleh Allah pada hari kiamat di padang Mahsyar ketika matahari jarak 1 mil dan tidak ada naungan kecuali naungan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan 7 golongan yang Allah naungi pada hari kiamat kelak ketika matahari jarak 1 mil dimana keringat manusia bercucuran. Di antara 7 golongan tersebut, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata:

رَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَهٍ، فَأخْفَاهَا حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ

“Seorang yang dia bersedekah dengan tangan kanannya kemudian dia sembunyikan sedekahnya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya.”

Ini menunjukkan akan kuat keikhlasannya. Sampai-sampai anggota tubuhnya yang lain tidak tahu apa yang dilakukan oleh tangan kanannya. Padahal kita tahu namanya tangan kiri dan tangan kanan selalu berdua-duaan, selalu bekerjasama dalam bekerja, apa yang dilakukan tangan kanan maka tangan kiri pasti tahu. Tapi ketika tangan kanan bersedekah, saking dia menyembunyikan sedekahnya, saking ikhlasnya, sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang dilakukan oleh tangan kanannya.

Apa akibatnya di akhirat karena keikhlasan yang luar biasa ini? Maka Allah naungi dia pada hari kiamat di bawah naungan yang tidak ada naungan kecuali naungan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kemudian juga di antara 7 golongan tersebut, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

رَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ

“Seorang yang mengingat Allah tatkala dia sedang bersendirian (tidak di hadapan orang banyak), kemudian dia mengingat Allah, dia memikirkan keagungan Allah, dia takut kepada Allah, maka kedua matanya pun mengalirkan air mata.”

Dan ini menunjukkan bahwa dia ikhlas, dia mungkin ada ibadah takut kepada Allah, ibadah pengagungan terhadap Allah, tapi intinya dia ikhlas, karena dia sendiri. Dia menangis bukan karena dilihat orang. Kita tahu namanya tangisan itu juga bisa orang riya’ dalam tangisan. Pura-pura menangis atau sengaja membuat dia terus menangis di hadapan banyak orang. Sedangkan orang menangis tidak ada yang melihat. Dia menangis sendirian. Ini menunjukkan dia ikhlas ketika menangis tersebut. Dan ternyata Allah naungi dia pada hari kiamat kelak.

Lihat juga: 7 Orang Yang Dinaungi Allah

3. Amalan duniawi bernilai pahala

Di antara faedah keikhlasan adalah bahwa orang yang ikhlas maka amalan-amalan yang bersifat duniawi bisa mendapatkan pahala. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda dalam satu hadits, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata kepada Sa’ad bin Abi Waqaas:

إِنَّكَ لَنْ تُنْفِقَ نَفَقَةً تَبْتَغِي بِهَا وَجْهَ اللَّهِ إِلَّا أُجِرْتَ عَلَيْهَا ، حَتَّى مَا تَجْعَلُ فِي فَمِ امْرَأَتِكَ

“Tidaklah engkau menginfakkan satu nafkah -dengan syarat- engkau mengharapkan wajah Allah (yaitu ikhlas), kecuali engkau akan diberi ganjaran oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan apa yang engkau suapkan ke mulut istrimu.”

Kalau kau mengharapkan wajah Allah (yaitu ikhlas), engkau akan mendapatkan pahala.

Ini luar biasa. Denga niat yang ikhlas, banyak rutinitas harian kita berpahala di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Misalnya kita bekerja karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, kita menyenangkan istri karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, bahkan kita suapin istri. Dan kita tahu kondisi lelaki tatkala menyuapi istrinya sedang mesra-mesranya, tidak mungkin mereka bertengkar kemudian suami menyuapi istrinya. Suami sedang menyuapi istrinya itu berarti lagi mesra-mesranya dengan istrinya, itupun kalau diniatkan karena Allah dapat pahala.

Oleh karenanya tinggal main niat, kita perbaiki niat, manage hati kita, maka banyak amalan-amalan kehidupan kita sehari-hari yang bisa mendatangkan pahala.

Saya bayangkan bagaimana seseorang kerja di Jakarta, kemudian dari pagi pergi ke kantor dan mungkin pulang issya’, waktu banyak di jalan. Kalau dia niatkan kerjaannya karena Allah, semoga semua apa yang dilakukan berpahala di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan ini di antara faedah yang agung dari kaikhlasan.

Lihat juga: Niat Lebih Unggul Dari Amal

Thayyib ikhwan dan akhwat, insyaAllah kita lanjutkan pada pembahasan berikutnya.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ

Perhatian Catatan Faedah Ikhlas

⚠️ Note: Kalau team UFA merevisi audionya, insyaAllah catatan ini juga akan direvisi sesuai dengan audio yang baru.

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: