Berikut pembahasan Materi Kultum Singkat: Etos Kerja Dalam Islam yang disampaikan Ustadz Abu Yahya Badrusalam Hafidzahullahu Ta’ala.
Transkrip Materi Kultum Singkat: Etos Kerja Dalam Islam
Saudaraku,
Etos kerja seorang Muslim hendaknya melebihi etos kerja orang lain. Kenapa demikian? Karena di dalam Islam, seorang Muslim diminta untuk betul-betul profesional di dalam melakukan berbagai macam perbuatan. Di antara nama Allah Subhanahu wa Ta’ala yaitu Al Mutqin.
الَّذِي أَتْقَنَ كُلَّ شَيْءٍ
“…. Itu yang betul-betul Mutqin di dalam melakukan suatu perbuatan.” (QS. An Naml:88)
Artinya yang betul-betul melakukan segala sesuatu itu dengan sangat sempurna sekali. Allah menciptakan langit begitu sempurna, Allah menciptakan segala sesuatu begitu sempurna bahkan para Malaikat pun kalau kita lihat bagaimana perbuatannya, sangat profesional di dalam pekerjaannya, dalam mencatat amalan-amalan manusia sekecil apapun tercatat oleh malaikat dalam sebuah catatan yang nyata.
Allah pun menciptakan segala sesuatu tak lepas dari catatan dalam Lauhul Mahfudz, yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah catat dalam Lauhul Mahfudz segala sesuatu sampai hari kiamat. Demikian pula Allah menciptakan segala sesuatunya begitu sempurna. Lihatlah pepohonan, dan segala macam yang Allah telah ciptakan. Terlihat betapa ciptaan Allah subhanahu wa ta’ala itu sangat sempurna sekali. Ini menunjukkan bahwasanya kita sebagai seorang Mukmin, seorang Muslim, berusaha untuk profesional di dalam pekerjaan kita.
Lihat juga: Muslim Produktif Kontributif
Para ulama ketika menafsirkan makna Al-Ihsan, mereka mengatakan bahwa makna Ihsan mempunyai dua makna:
- makna pertama adalah berbuat baik kepada orang lain,
- makna kedua yaitu ihsan dalam segala perkara, iksan dalam perbuatan, ihsan di dalam pekerjaan, ihsan sebagai seorang pekerja, ihsan sebagai seorang pemimpin dan ihsan di dalam keterampilan kita.
Inilah Islam, saudaraku!!
Maka dari itulah, seorang Mukmin, seorang Muslim, dia akan berusaha untuk betul-betul memiliki etos kerja yang baik. Demikian pula profesionalisme dalam pekerjaan. Dia bukan orang yang lemah. Seorang Mukmin bukanlah seorang yang malas-malasan. Karena Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ
“…Semangatlah terhadap apa yang bermanfaat untukmu dan mintalah tolong kepada Allah dan jangan lemah.” [Muslim: 47-Kitab Al Qodar, An Nawawi –rahimahullah- membawakan hadits ini dalam Bab “Iman dan Tunduk pada Takdir”]
Rasululah mengatakan,” Jangan lemah!”, artinya seorang Mukmin harus betul-betul kuat. Kuat dalam pekerjaan, kuat di dalam kemaslahatan ia di dunia dan akhiratnya.
Saudaraku,
Maka dari itulah seorang Mukmin berusaha untuk memperbaiki skill kemampuan dia di dalam bekerja. Selain dia jujur, sifatnya amanah dan tidak berkhianat. Kejujuran diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, amanah diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Selain itu juga, dia harus betul-betul menguasai pekerjaannya dan melakukan pekerjaan itu sebaik mungkin. Karena demikianlah sifat sebagai seorang Mukmin.
Sebagai seorang ustadz, dia harus profesional di dalam menyampaikan hadits maupun ayat-ayat. Sehingga pada waktu itu betul-betul dia menyampaikan penuh ilmiah, amanah ilmiah. Demikian pula bukan hanya sebatas pendapat-pendapat semata.
Sebagai seorang direktur, dia pun harus melaksanakan amanah sebagai direktur sebaik mungkin, seprofesional mungkin dan betul-betul memperbaiki etos kerjanya. Sehingga dia pun termasuk orang-orang yang sukses di dunia dan akhiratnya.
Ingat, ya akhy. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan dalam Al-Qur’an bahwasannya sebaik-baik orang yang diberikan upah adalah Al-Qowi Al-Amin, yang kuat dan amanah. Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِينُ
“Sesungguhnya sebaik-baiknya orang yang kamu upah adalah Al-Qawi Al-Amin.“(QS. Al-Qashash: 26)
Al-Qowi, yang kuat (profesional) dalam pekerjaannya. Sementara Al-Amin adalah yang amanah, tidak melakukan pengkhianatan dalam waktu dan juga dalam segala macam hal.
Oleh karena itulah seorang Mukmin adalah seorang yang betul-betul di dalam seluruh permasalahannya dia berbuat baik sebaik-baik mungkin. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
إِنَّ اللهَ كَتَبَ اْلإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ
“Sesungguhnya Allah mewajibkan perbuatan ihsan atas segala sesuatu.” (HR. Muslim)
Kata Imam Nawawi Rahimahullah, ini adalah hadits yang agung yang mencakup segala macam perbuatan ihsan dalam segala sesuatu. Ihsan dalam ibadah, dia yang harus menjadi seorang hamba yang profesional dalam ibadah, yang berkualitas dalam beribadah. Ihsan dalam pekerjaan, ia pun menjadi orang yang profesional dalam pekerjaan dan betul-betul bagus dalam etos kerjanya. Sehingga ia pun jadi hamba-hamba yang penuh dengan tanggung jawab. Bukan hanya sebatas bertanggung jawab di hadapan pemimpinnya, tapi yang terpenting adalah bertanggung jawab di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Seorang Mukmin, saudaraku,
Ketika ia melakukan pekerjaannya, yang dia ingat adalah bahwa ini amanah dari Allah. Dia takut walaupun tidak ada orang yang melihatnya, dia tidak mau menggunakan barang-barang perusahaan untuk kepentingan dirinya. Karena dia tahu itu adalah amanah. Sehingga pada waktu itu ketika ia tahu dan beriman kepada Allah dan hari akhirat, dia menjadi orang yang takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kita memohon kepada Allah mudah-mudahan kita sebagai seorang Mukmin betul profesional didalam semua pekerjaan kita, dalam agama kita, dalam ilmu kita, dalam ibadah kita dan dalam pekerjaan kita serta dalam kehidupan kita. Semoga kita menjadi orang-orang yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kekuatan. Amin ya Rabbal ‘alamin..
Video Materi Kultum Singkat: Etos Kerja Dalam Islam
Materi ceramah singkat ini diambil dari video rekaman Yufid TV dengan judul asli Ceramah Singkat: Etos Kerja Seorang Muslim – Ustadz Badrusalam, Lc.
Komentar
Masya Allah , terima kasih akhi..atas uraiannya