Tulisan tentang “Mengenal Tanda-Tanda Kekuasaan Allah” ini adalah apa yang bisa kami ketik dari kajian Kitab Al-Ushul Ats-Tsalatsah yang disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. ‘Abdur Razzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-Badr Hafidzahumullahu Ta’ala.
Sebelumnya: 3 Landasan Utama yang Wajib Diketahui Setiap Muslim
Kajian Tentang Mengenal Tanda-Tanda Kekuasaan Allah
Menit ke-1:34 Bismillahirrahmanirrahim.. Segala puji bagi Allah, shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, juga kepada keluarganya dan seluruh sahabatnya.
Para pendengar yang semoga dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, kemudian penulis kitab ini Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Rahimahullah melanjutkan perkataan beliau dengan mengatakan:
فإذا قيل لك: بم عرفت ربك؟
“Jika ditanyakan kepada Anda: ‘Dengan apa engkau mengetahui Rabbmu?'”
Pertanyaan ini yang dimaksud adalah “Apa tanda-tanda dan dalil-dalil serta bukti-bukti yang dengannya engkau mengataui Rabbmu Subhanahu wa Ta’ala.”
Jadi apabila dikatakan kepada kita pertanyaan ini, maka jawabannya adalah kita mengatakan: “Aku mengetahui Rabbku dengan ayat-ayatNya dan makhluk-makhlukNya.”
Makna kata “ayat” (tanda)
Ayaat (آيات) adalah jamak dari kata ayat (آية). Dan ayat (آية) artinya adalah alamat, tanda, dalil, bukti dan hujjah. Adapun kata مخلوقات ini adalah jamak dari kata “makluk”, yaitu semua yang diciptakan setelah sebelumnya tidak ada.
Jadi apabila dikatakan kepada kita atau ditanyakan kepada kita: “Dengan apa engkau mengetahui Rabbmu?” Maka kita menjawab dengan ayat-ayatNya dan makluk-makhlukNya. Kemudian kita menyempurnakan jawaban kita dengan membaca ayat:
وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ…
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah malam, siang, matahari dan bulan.” (QS. Fussilat[41]: 37)
ومن مخلوقاته السموات السبع والأرضون السبع وما فيهن وما بينهما
“Dan di antara makhluk-makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah langit yang tujuh, bumi yang tujuh dan apa yang ada di dalamnya dan apa yang ada di antara keduanya.”
Seorang Arab badui pernah ditanyakan pertanyaan ini kepada dia: “Dengan apa engkau mengetahui Rabbmu?” Maka dia menjawab: “Bumi yang mempunyai jalan-jalan, kemudian lautan yang mempunyai ombak, langit yang berbintang, bukankah semua itu menunjukkan kepada Dzat Yang Maha Lembut dan Maha Mengetahui?” Yaitu maksudnya adalah bahwa makhluk-makhluk ini adalah tanda-tanda kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bukti akan adanya Allah Subhanahu wa Ta’ala serta bukti bahwasanya di sana ada Rabb, ada pengatur, ada pemilik alam ini, ada yang mengatur alam ini yang tidak ada sekutu bagiNya Subhanahu wa Ta’ala Yang Maha Suci, yang tidak ada sekutu bagiNya suatu apapun.
Menit ke-5:00 Kemudian pengarang kitab ini Rahimahullah mengatakan: ومن مخلوقاته (Dan di antara makhluk-makhlukNya). Kata من di sini adalah menunjukkan sebagian dari makhluk-makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena hakikat perkara ini yaitu sebagaimana perkataan seorang penyair:
وفي كل شيء له آيةٌ تدل على أنه واحد
“Dan pada setiap sesuatu ada tanda kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menunjukkan bahwasanya Dia Maha Satu.”
Jadi semua yang kita lihat dari makhluk-makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala merupakan dalil dan bukti akan adanya pencipta dan akan adanya yang mengadakan hal tersebut dari sesuatu yang tidak ada. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
أَمْ خُلِقُوا مِنْ غَيْرِ شَيْءٍ أَمْ هُمُ الْخَالِقُونَ ﴿٣٥﴾
“Apakah mereka diciptakan dari sesuatu yang tidak ada ataukah mereka yang menciptakan diri mereka sendiri?” (QS. At-Tur[52]: 34)
أَمْ خَلَقُوا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ ۚ بَل لَّا يُوقِنُونَ ﴿٣٦﴾
“Apakah mereka yang menciptakan langit dan bumi? Sungguh mereka tidak yakin akan hal tersebut.” (QS. At-Tur[52]: 35)
Maka pencipta dari semua makhluk ini dan semua yang mengadakan yang ada yang kita lihat di depan mata kita dengan pengaturan yang sangat sempurna dan penciptaan yang sangat mengagumkan, ini semua adalah bukti-bukti dan tanda-tanda akan kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menunjukkan bahwasanya Dia adalah pencipta yang tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Dia dan tidak ada sesembahan yang berhak untuk diibadahi selain Dia.
Siang dan malam
Menit ke-8:15 Pengarang kitab ini Rahimahullah mengatakan: ومن آياته الليل والنهار (Dan di antara antara-tanda kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah malam dan siang). Siang dan malam adalah dua di antara tanda-tanda kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang sangat menakjubkan.
Dan ini adalah di antara tanda-tanda kekuasaannya Allah Subhanahu wa Ta’ala yang senantiasa berjalan sepanjang hari dan sepanjang malam. Siang berganti malam kemudian matahari dan bulan, semuanya berjalan dengan pengaturan yang sangat sempurna sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala perintahkan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ
“Malam tidak akan mendahului siang.” (QS. Yasin[36]:: 40)
Semuanya berjalan dengan sempurna, tidak ada yang saling mendahului satu sama lainnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا
“Allah Subhanahu wa Ta’ala menutup siang dengan malam dan mereka saling mengikuti dengan cepat.” (QS. Al-A’raf[7]: 54)
Ini adalah tanda-tanda kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang kita lihat setiap pagi, setiap sore. Kita melihat bahwasanya sungguh sempurna penciptaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan hal ini menunjukkan kesempurnaan penciptanya.
Kemudian matahari dan bulan semuanya berjalan dengan perhitungan yang sempurna dengan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
لَا الشَّمْسُ يَنبَغِي لَهَا أَن تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۚ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ ﴿٤٠﴾
“Tidak mungkin matahari akan mendapatkan bulan. Dan malam tidak mungkin mendahului siang. Dan semuanya berjalan di tempatnya.” (QS. Yasin[36]: 40)
Kemudian ini adalah tanda-tanda kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Allah jadikan di hadapan para hambaNya. Mereka menyaksikan setiap hari dan setiap malam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ خِلْفَةً لِّمَنْ أَرَادَ أَن يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُورًا ﴿٦٢﴾
“Dialah yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi siapa yang ingin mengambil pelajaran atau yang ingin bersyukur.” (QS. Al-Furqan[25]: 62)
Ini menunjukkan bahwasanya dalam pergantian siang dan malam ada pelajaran bagi seorang hamba dan ada sebab bagi seseorang untuk bersyukur kepadaNya.
Makhluk tidak berhak disembah
Menit ke-11:30 Penulis kitab in Rahimahullah kemudian mengatakan: ومن مخلوقاته السموات السبع والأرضون السبع (Dan di antara makhluk-makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah langit yang tujuh serta bumi yang tujuh). Ini adalah makhluk makhluk Allah yang luar biasa yang menunjukkan kesempurnaan rububiyah dan keagungan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Bumi yang tujuh yang di dalamnya ada gunung-gunung, ada sungai-sungai, ada pohon-pohon, ada lembah-lembah dan makhluk-makhluk yang lain. Juga langit-langit yang mana pada langit tersebut ada pelajaran dan hikmah yang dipetik oleh seorang yang mentadaburi penciptaan tersebut.
Kemudian beliau mengatakan: وما فيهن (Yang ada di dalamnya, yaitu di dalam langit dan di dalam bumi. وما بينهما (Dan di antara keduanya). Yaitu di antara langit dan bumi dari udara, dari awan, burung-burung dan selainnya, ini semua adalah makhluk-makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menunjukkan bahwasanya Dialah Rabb yang berhak disembah yang tidak ada selain yang berhak disembah.
Menit ke-14:40 Para pendengar yang semoga dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, dalil dari apa yang penulis sampaikan tadi adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah malam dan siang, matahari dan bulan.” (QS. Fussilat[41]:37)
Ini adalah tanda-tanda kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menunjukkan keesaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kemudian lanjutan dari ayat ini:
لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ
“Janganlah engkau sujud kepada matahari dan jangan engkau sujud kepada bulan.” (QS. Fussilat[41]:37)
Iya, kita mengetahui bahwasanya siang dan malam, matahari dan bulan, serta pergerakan semuanya adalah tanda-tanda kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang sangat mengagumkan, akan tetapi semua ini tidak menunjukkan bahwasanya makhluk-makhluk tersebut boleh untuk disembah. Karena semua makhluk tersebut adalah makhluk-makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan yang namanya makhluk walaupun ia sangat luar biasa, sangat sempurna, sangat indah, sangat kuat, tidak berhak untuk diibadahi sedikitpun. Yang berhak untuk disembah adalah yang menciptakannya dan yang mengadakannya dari tidak ada. Adapun makhluk, maka tidak berhak untuk disembah sedikitpun. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ
“Janganlah engkau sujud kepada matahari dan jangan engkau sujud kepada bulan.” (QS. Fussilat[41]:37)
وَاسْجُدُوا لِلَّـهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
“Dan sujudlah kepada Allah yang menciptakan semuanya jika engkau hanya kepadaNya menyembah.” (QS. Fussilat[41]:37)
Dan ini adalah kaidah yang di ambil oleh seorang muslim dalam perkara ini. Yaitu bagaimanapun kita melihat besarnya atau agungnya makhluk, bagaimanapun indahnya makhluk tersebut, bagaimanapun kuatnya, bagaimanapun besarnya kedudukannya, semua itu tidak menunjukkan bahwasanya dia berhak untuk disembah. Karena yang berhak disembah adalah yang menciptakan semua ini dan yang mengadakannya dari sesuatu yang tidak ada. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَاسْجُدُوا لِلَّـهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
“Dan sujudlah kepada Allah yang menciptakan makhluk-makhluk tersebut jika hanya kepadaNya kalian menyembah.” (QS. Fussilat[41]:37)
Ini adalah kaidah yang penting serta pokok utama dalam bab ini. Yaitu bahwasanya ibadah tidak boleh untuk dipalingkan kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Maha Agung, yang mengadakan semua makhluk ini dari tidak ada, tidak ada sekutu bagiNya dalam hal tersebut. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ
“Mereka tidak mengagungkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sebenar-benarnya pengagungan.”
وَالْأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Semua bumi akan berada di genggaman Allah Subhanahu wa Ta’ala pada hari kiamat.”
وَالسَّمَاوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ
“Dan langit-langit digulung di tangan kanan Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ
“Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. Az-Zumar[39]: 67)
Menit ke-22:20 Kemudian firman Allah Subhanahu wa Ta’ala -dan ini adalah dalil kedua yang menunjukkan bahwasanya makhluk-makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala langit dan bumi). Yaitu firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّـهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ ۗ أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ ۗ تَبَارَكَ اللَّـهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ ﴿٥٤﴾
“Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupi siang dengan malam kemudian saling mengikuti dengan cepat, dan matahari dan bulan serta bintang-bintang semuanya tunduk di bawah perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Miliknyalah segala perintah dan penciptaan. Maha Suci Allah, Rabb semesta alam.” (QS. Al-A’raf[7]: 54)
Ini adalah makhluk-makhluk adzim (besar), makhluk-makhluk agung yang Allah Subhanahu wa Ta’ala ciptakan yang menunjukkan bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala Dialah yang berhak disembah. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّـهُ (Sesungguhnya Tuhanmu adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala) kemudian Dia menyebutkan penciptaan langit dan bumi dalam enam masa. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala juga menyebutkan bahwasanya Ia bersemayam di atas ‘Arsy. Dan ‘Arsy kita mengetahui bahwasanya dia adalah atap dari seluruh makhluk dan makhluk yang paling tinggi yang Allah Subhanahu wa Ta’ala mensifati ‘Arsy ini dengan ‘Arsy yang luas, ‘Arsy yang agung, ‘Arsy yang mulia, karena sungguh agung dan besar ciptaan Allah Subhanahu wa Ta’ala ini.
Kemudian Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah berkata: “Jika engkau meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala surga, maka mintalah surga Firdaus.” Karena surga Firdaus adalah surga yang paling tinggi, dia berada di tengah surga yang lain dan di atasnya adalah ‘Arsy Rahman. Dan ‘Arsy adalah makhluk yang paling besar, paling luas, dan paling agung.
Oleh karena itu Allah Subhanahu wa Ta’ala mensifatinya dengan الْعَرْشِ الْمَجِيدُ. Dan makna majid adalah وَسِعَ (luas). Jadi ‘Arsy adalah makhluk yang paling besar, dan ini menunjukkan kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang sangat besar dan menunjukkan besarnya Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Suatu hari Abu Dzar pernah bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika ia duduk di masjid, ketika itu beliau bertanya tentang kursi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab bahwasanya tidaklah kursi dibandingkan dengan ‘Arsy kecuali hanya seperti cincin kecil yang dilemparkan di padang pasir yang luas. Potongan besi yang kecil ini adalah kursi dan padang pasir yang luas adalah ‘Arsy Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tentu ini adalah bandingan yang sangat-sangat kecil.
Kemudian apabila dibandingkan antara kursi dengan langit dan bumi, maka langit dan bumi juga hanya seperti cincin kecil yang dilemparkan di padang pasir yang luas. Jika semua makhluk-makhluk ini adalah makhluk-makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala, tentu hal ini menunjukkan akan besarnya dan agungnya pencipta, yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kemudian kita memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar senantiasa menambahkan ilmuNya kepada kita dan semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa memberi taufik kepada kita semua. Dan kita menutup kajian kita pada siang ini dengan memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar senantiasa memberikan taufikNya kepada kita dan kita akan lanjutkan kepada pertemuan berikutnya. InsyaAllah.
Selanjutnya: Hadits-Hadits Yang Mengandung 3 Landasan Utama
Baca dari awal yuk: Mukadimah Kajian Al-Ushul Ats-Tsalatsah
Mp3 Kajian Tentang Mengenal Tanda-Tanda Kekuasaan Allah
Podcast: Download (Duration: 31:20 — 7.2MB)
Sumber audio: radiorodja.com
Mari turut menyebarkan catatan kajian “Mengenal Tanda-Tanda Kekuasaan Allah” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi kita semua. Barakallahu fiikum..
Komentar