Motivasi Istiqomah Setelah Ramadhan

Motivasi Istiqomah Setelah Ramadhan

Ceramah Singkat: Yang Dikenal oleh Hati
Mahalnya Hidayah: Kisah Istri Nabi Nuh, Nabi Luth dan Fir’aun
Menggabungkan Takwa dan Sabar untuk Meraih Kesuksesan Dunia dan Akhirat

Berikut ini adalah ceramah singkat dengan tema “ Motivasi Istiqomah Setelah Ramadhan “ yang disampaikan oleh Ustadz Afifi Abdul Wadud, B.A.

Ceramah Singkat Tentang Motivasi Istiqomah Setelah Ramadhan

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Assalaamu’alaykum warahmatullaahi wabarakaatuhu.

Innalhamdalillaah, wash-shalaatu was-salaamu ‘ala Rasulillaah, wa ‘ala alihi wa ash habihi wa man walah. Walaa hawla walaa quwwata illaa billaah, amma ba’du.

Para pemirsa, rahimani wa rahimakumullaah. Sebuah pemandangan yang sangat menakjubkan saat kaum muslimin di bulan Ramadhan, berlomba-lomba membuka Al qur’an, berlomba-lomba memenuhi masjid-masjid, berlomba-lomba mengeluarkan infaq dan shodaqoh, dan berlomba dalam kebaikan secara umum, memiliki semangat yang tinggi.

Tapi pemandangan yang sangat menakjubkan, begitu tutup malam Ramadhan, masuk ke 1 syawal, maka semua bangunan yang megah itu seakan-akan runtuh seketika. Masjid kembali sepi, al qur’an tinggal melangkah di rak-raknya, kehidupan kembali hingar bingar, mencerminkan kelalaian kepada agama.

Bagaimana bisa seperti ini ? dan apa mestinya kita lakukan  ?

Permisa, kita bukan penyembah Ramadhan, kita bukan para hamba Ramadhan, tapi kita adalah para penyembah Allaah. Kita adalah abdullaah, sehingga ada ungkapan ulama :

“ كن ربانيا ”

Artinya : “ Jadilah anda seorang Rabbani ( hamba Allaah, yang berkhidmatnya kepada Allaah ) “

“ ولا تكن رمضانيا ”

Artinya : “ Tapi jangan anda menjadi ramadhaniyan ( para penghamba Ramadhan, yang seakan hanya mengenal Allaah di bulan Ramadhan ) “

Ini tentu adalah sejelek-jelek kaum kata para ulama,  sejelek-jelek kaum,

“ ﻻ ﻳﻌﺮﻓﻮﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻻ ﻓﻲ ﺭﻣﻀﺎﻥ ”

Artinya : “ Orang yang tidak mengenal Allaah, kecuali di bulan Ramadhan “

Yang dituntut dari kita adalah istiqomah, karena umur ibadah kita

“  وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ ”

Artinya : “ Sembahlah Allaah sampai anda kedatangan al-maut, yaitu al yaqin ( al maut )  “

Menyembah Allaah sampai kita mati. Tidak kita pungkiri Ramadhan waktu yang istimewa, yang sangat menjanjikan, akan tetapi bukan berarti kita hanya cukup dengan Ramadhan beramal, tapi seluruh waktu kita sampai kita mati. Nabi kita katakan :

“ أَيُّهَا النَّاسُ عَلَيْكُمْ مِنَ الأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ ”

Artinya : “ Wahai manusia, tetaplah anda dalam beramal sesuai kemampuan anda “

“ فَإِنَّ اللَّهَ لاَ يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا ”

Artinya : “ Allaah tidak akan bosan memberikan anda pahala, sampai anda bosan melakukan amalan “

Sekali lagi ingatkan, apa yang kita harapkan dari Allaah tidak akan pernah putus, sampai kita memutuskan dengan kita malas. Dan Nabi kita katakan :

“ أَحَبَّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهَ ”

Artinya : “ Amalan yang paling Allaah cintai adalah ”

“ ا دُووِمَ عَلَيْهِ وَإِنْ قَلَّ ”

Artinya : “ Amalan yang paling ( dawwam ) yang paling dirutinkan walaupun sedikit ”

Memelihara amal sampai kita mati, itu memiliki berberapa keuntungan :

1. Membersihkan hati dari nifaq

Membersihkan diri kita ( hati kita ) dari nifaq, membersihkan jiwa kita dari nifaq. Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah orang-orang yang sangat mencintai Allaah subhanahu wa ta’ala. Dan tidak kenal pudar, dan tidak kenal putus.

“ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ ”

Artinya : “ Orang mukmin sangat mencintai Allaah (subhanahu wa ta’ala ) “

( Qur’an surah al baqarah : 165 )

Dzohir wa bathinan ( lahir dan bathin ). Adapun munafik, dia menampakan dzohirnya dan bathinnya kosong. Dia tegar ibadah dengan kemalasan-kemalasan, dia akan nampakan ibadah kalau dilihat oleh manusia. Maka menjadikan ibadah kita, tidak kita rutinkan, tidak kita pelihara, menunjukan hati kita adalah penyakit nifaq. Maka merutinkan amal kita, mempertahankan amal kita, sampai kita mati. Adalah tanda bersihnya hati kita dari sikap nifaq.

2. Menyongsong kecintaan Allaah

Dengan kita melangsungkan amal pasca Ramadhan, kita pelihara amal – amal itu, kita berarti telah menyongsong kecintaan Allaah kepada hamba-Nya. Yang Allaah katakan tentang para wali-wali Allaah :

“ مَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيهِ ”

Artinya : “ Tidaklah suatu, yang hamba mendekatkan diri kepadaku melebihi mereka mendekatkan diri kepadaku dengan amal-amal yang wajib “

Dengan amal-amal yang wajib,

“ وَمَا يَزالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ ”

Artinya : “ Dan hambaKu, senantiasa mendekatkan diri kepadaku dengan amal-amal yang sunnah, sampai aku mencintai dia “

Sehingga orang yang mereka menjaga kelangsungan amal pasca Ramadhan, dia jaga qiyamul lail, dia jaga qirotul qur’an, dia jaga puasanya, dia jaga amal kebaikannya, shodaqohnya, walaupun tentu tidak sederas ketika Ramadhan. Maka ini menunjukan bahwa dia memiliki ‘alamatul iman, dia menyongsong kecintaan Allaah subhanahu wa ta’ala kepadanya.

3. Menyelamatkan diri dari fitnah

Mau menjaga kelangsung amal, itu berarti menyelamatkan diri dari bahaya fitnah yang datang, dari bahaya-bahaya fitnah yang datang kepadanya, karena akan datang fitnah-fitnah yang bisa merusak seseorang, dan orang yang mereka menjaga kelangsungan amal, serta nantiasa  segera beramal, dia akan memiliki senjata untuk menyelamatkan diri dari gulungan fitnah yang menggelapkan manusia.

“ بَادِرُوْا بِالْأَعْمَالِ فِتَناً ”

Artinya : “ Segeralah beramal karna akan datang fitnah-fitnah ( yang menghancurkan manusia ) “

Kemudian,

4. Menyelamatkan dari su’ul khotimah

Bahwa orang yang mereka menjaga kelangsungan amal, dia telah menyelamatakan dirinya dari su’ul khotimah. Karena ada orang yang mereka diberitakan Nabi,

“ إن الرجل ليعمل بعمل أهل الجنة حتى ما يكون بينه وبينها إلا ذراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل النار فيدخلها ”

Artinya : “ Ada seorang hamba ( manusia ) yang beramal dengan amalnya ahlul jannah, sampai jarak antara dia dengan syurga tinggal sejengkal, kitab ( takdir ) telah mendahului dia, lalu dia menutup dengan amalnya ahlun nar, maka dia pun masuk ke dalam neraka “

Ini menunjukan tidak istiqomah dalam beramal, dia tidak menjaga kelangsungan amal, sehingga dia terkena su’ul khotimah. Orang yang mereka menjaga kelangsungan amal, maka diharapkan akan selamat dari su’ul khotimah. Karena dia jaga terus kelangsungan amal yang baik itu.

Semoga Allaah subhanahu wa ta’ala, menjadikan kita diantara orang yang senantiasa menjaga kelangsungan amal, dan jangan sampai kita menjadi orang yang seakan-akan hanya mengenal Allaah di bulan ramadhan, tapi jaga kelangsungan amal anda pasca Ramadhan.

“ كن ربانيا ولا تكن رمضانيا ”

Jadilah anda hamba Allaah ( Rabbani ), yang beramal selama hidup menyembah Allaah yang tidak pernah mati. Di Ramadhan maupun di luar Ramadhan, jangan anda menjadi para penyembah Ramadhan, yang hanya beramal saat datangnya bulan Ramadhan setelah itu gak nampak lagi. Semoga manfaat.

Washallallaahu ‘ala nabiyya muhammadin wa’ala ‘alihi washahbihi wa sallam, assalaamu’alaykum warahmatullaahi wabarakaatuhu

Video Motivasi Istiqomah Setelah Ramadhan

Keterangan:

Disampaikan         : Ustadz Afifi Abdul Wadud
Ditulis                     : Rabu, 4 Syawal 1441 Hijriyah, Bekasi, Bantargebang
Link video kajian  : Yufid.TV – Motivasi Istiqomah Setelah Ramadhan

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: