Mukadimah 20 Cara Menjadi Orang Yang Sabar dan Tidak Pemarah

Mukadimah 20 Cara Menjadi Orang Yang Sabar dan Tidak Pemarah

7# Balas Dendam Menjadikan Umur Terbuang Sia-Sia
11# Kesabaran adalah Separuh dari Keimanan
17# Kedzaliman Yang Menimpa adalah Sebab Diampuni Dosa

Berikut pembahasan Mukadimah 20 Cara Menjadi Orang Yang Sabar dan Tidak Pemarah yang disampaikan Ustadz Abdullah Roy Hafidzahullahu Ta’ala.

Transkrip Mukadimah 20 Cara Menjadi Orang Yang Sabar dan Tidak Pemarah

Materi yang akan kita sampaikan pada kesempatan kali ini sebagaimana yang sudah Antum ketahui dan mungkin bukunya sudah ada di tangan Antum, yaitu tentang masalah kaidah-kaidah di dalam bersabar.

Kitab ini dikarang oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Beliau adalah Ahmad bin Abdul Halim bin Abdus Salam Al Haroni Rahimahullah. Dilahirkan pada tahun 661 Hijriyah dan meninggal dunia pada tahun 728 Hijriyah.

Beliau adalah termasuk ulama yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjadikan kehidupan beliau menjadi kehidupan yang penuh dengan berkah dan membawa kebaikan yang banyak bagi umat.

Beliau Rahimahullah dikenal dengan keilmuan yang dalam di dalam berbagai cabang ilmu. Baik di dalam masalah tafsir, dalam masalah hadits, dalam masalah fiqih, di dalam masalah usul fiqh, di dalam masalah firqoh-firqoh, di dalam masalah aqidah, di dalam berbagai cabang ilmu.

Maka beliau Rahimahullah termasuk orang yang memiliki keistimewaan dan kelebihan yang tidak dimiliki oleh yang lain. Dimana beliau di dalam cabang-cabang ilmu tersebut, termasuk orang yang sangat dalam ilmunya dan ini diketahui dan dipahami oleh para ulama yang lain.

Beliau Rahimahullah di dalam kehidupannya, khususnya kehidupan dakwah beliau, telah mendapatkan ujian yang banyak baik dari orang-orang yang merupakan akron (ulama sebaya) dengan beliau Rahimahullah, demikian pula orang-orang yang hasad dan memiliki hati yang berpenyakit.

Sehingga di dalam biografi beliau disebutkan bagaimana beliau Rahimahullah menghadapi ujian-ujian yang berat dari musuh-musuh beliau dan orang-orang yang membenci beliau. Tapi beliau dikenal sebagai seorang yang sabar dalam menghadapi celaan dan juga ujian dari manusia dengan penuh kesabaran. Oleh karena itu Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan di dalam diri beliau al-Qobul (diterima oleh manusia).

Oleh karena itu insyaAllah kita akan membaca satu karangan beliau yang berjudul قاعدة في الصبر (kaidah di dalam bersabar).

Kenapa kita memilih kitab ini di antara sekian banyak kitab? Di antaranya:

  • kitab ini berisi tentang kaidah-kaidah ringkas yang berkaitan dengan kesabaran menghadapi fitnah manusia,
  • kitab ini langsung dikarang oleh seseorang yang memiliki pengalaman yang banyak di dalam menghadapi fitnah manusia dan sudah teruji kesabarannya. Sehingga apa yang beliau tulis tentunya sesuai dengan apa yang beliau lakukan dan sesuai dengan pengalaman beliau. Tentunya ini berbeda apabila ditulis oleh seseorang yang pengalamannya di dalam masalah ini minim dan bukan orang yang termasuk orang yang mendapatkan ujian yang berat dan juga besar.

Oleh karena itu biidznillah, sesuai dengan waktu yang dimudahkan, kita akan membaca bersama kitab yang dikarang oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ini.

Ikhwah sekalian yang dimuliakan oleh Allah ‘Azza wa Jalla,

Sebagai mukadimah, bahwasanya kesabaran adalah ibadah. Dan dia adalah memiliki kedudukan yang besar dan keutamaan yang tinggi di dalam agama kita. Dan di dalam Al-Qur’an, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyebutkan banyak ayat yang isinya adalah keutamaan orang yang bersabar.

Al-Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullah menyebutkan bahwasanya di dalam Al-Qur’an, Allah menyebutkan kesabaran lebih dari 90 tempat. Ini menunjukkan bahwasanya kesabaran di dalam agama kita memiliki keutamaan yang besar sampai disebutkan oleh Allah di dalam Al-Qur’an lebih dari 90 tempat.

Dan sabar di dalam agama kita mencakup tiga perkara. Seseorang tidak dinamakan bersabar kecuali apabila dia bersabar di atas tiga perkara. Yaitu:

1. Bersabar di dalam menjalankan perintah

Seseorang di dalam menjalankan perintah Allah, perlu kesabaran. Di sana banyak perintah-perintah Allah yang bertentangan dengan hawa nafsu manusia. Maka tidak bisa menjalankan perintah Allah kecuali orang-orang yang bersabar.

Shalat perlu kesabaran, bermajelis ilmu seperti ini perlu kesabaran. Seseorang datang dari rumahnya mendatangi majelis ilmu, duduk selama 3 jam, ini perlu kesabaran. Kalau tidak bersabar tidak akan bisa menghadiri majelis ilmu.

2. Bersabar menghindari kemaksiatan

Meninggalkan kemaksiatan, maka ini juga perlu kesabaran. Orang yang tidak bersabar, maka dia tidak akan bisa meninggalkan kemaksiatan. Karena kemaksiatan biasanya sesuai dengan hawa nafsu. Sehingga perlu perjuangan di dalam melawan hawa nafsu tersebut. Kalau seseorang tidak bersabar, maka dengan mudah dia mengikuti hawa nafsunya.

3. Bersabar dalam menghadapi musibah

Bersabar di dalam menghadapi musibah yang sudah ditakdirkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla. Maka ini adalah tiga perkara yang seseorang tidak dinamakan bersabar kecuali apabila bersabar diatas tiga perkara tersebut.

Dan apa yang akan disebutkan oleh Syaikhul Islam di dalam kitab ini, berkaitan lebih dekat dengan jenis kesabaran yang ketiga. Yaitu bersabar atas musibah yang menimpa.

Di antara musibah adalah musibah yang berasal dari manusia. Seperti celaan, umpatan, gangguan dari manusia. Maka apa yang akan disampaikan oleh Syaikhul Islam di dalam kitab ini, lebih dekat kepada yang yang ketiga.

Sebagaimana yang kita tahu, dalam kehidupan kita sehari-hari khususnya di dalam berdakwah, sering sekali kita mendapatkan gangguan tersebut. Yaitu seseorang mengajak kepada kebenaran kemudian ditolak oleh manusia, kita menginginkan kebaikan kemudian mereka memberikan kejelekan kepada diri kita.

Dan kita hidup di tengah-tengah masyarakat yang banyak di antara mereka yang belum mengenal agama ini dengan baik. Sehingga sering sekali apa yang kita lakukan dan apa yang kita dakwahkan ditanggapi oleh mereka dengan tanggapan yang tidak baik. Sehingga datanglah perkara yang tidak mengenakkan dari mereka.

Oleh karena itu sangat butuh sekali kita mengetahui kaidah-kaidah bagaimana kita bersabar menghadapi perkara-perkara yang tidak mengenakkan dari manusia.

Di dalam Al-Qur’an Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan:

أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنكَرِ وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا أَصَابَكَ

Hendaklah engkau mendirikan shalat, ber-amar ma’ruf nahi mungkar, dan hendaklah engkau bersabar atas apa yang menimpamu.” (QS. Luqman[31]: 17)

Ini adalah perintah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala supaya kita bersabar ketika kita ber-amar ma’ruf nahi mungkar dan juga ketika berdakwah.

Namun seseorang perlu mengetahui apa kaidah-kaidah yang memudahkan kita untuk bisa mewujudkan kesabaran tersebut. Dan inilah yang akan disampaikan oleh Syaikhul Islam. Dan beliau adalah seseorang yang sangat berpengalaman di dalam masalah ini. Kesabaran beliau sudah teruji, sehingga apa yang akan beliau sampaikan insyaAllah bermanfaat bagi kita semuanya.

Beliau menyebutkan di sini 20 poin yang berkaitan dengan kaidah-kaidah bersabar menghadapi ujian dari manusia. Beliau mengatakan

ويعين العبد على هذا الصبر عدةُ أشياء:

“Dan membantu seorang hamba untuk bersabar di dalam menghadapi fitnah dari manusia, beberapa perkara:”

Menit ke-15:24 1# Kaidah-Kaidah Bersabar: Allah Yang Menciptakan Seluruh Perilaku Hamba-HambaNya

Video 20 Cara Menjadi Orang Yang Sabar dan Tidak Pemarah

Ditulis dari video rekaman kajian ilmiah Rodja TV tentang Kaidah-Kaidah Dalam Bersabar – Ustadz Dr. Abdullah Roy, MA.

Komentar

WORDPRESS: 2
  • comment-avatar

    […] Transkrip sebelumnya: Mukadimah 20 Cara Menjadi Orang Yang Sabar dan Tidak Pemarah […]

  • comment-avatar

    Wah ilmu Beliau cemerlang sekali.Terima kasih. Semoga Allah membalas yang baik. Amin.

  • DISQUS: