Nasihat Untuk Generasi Muda Oleh Syaikh Sa’ad bin Nashir Asy-Syatsri

Nasihat Untuk Generasi Muda Oleh Syaikh Sa’ad bin Nashir Asy-Syatsri

Ceramah Singkat: Tinggalkan yang Meragukan
Kultum Singkat Untuk Remaja: Antara Pemuda dan Harta
Ceramah Singkat: Sandaran Hati

Nasihat Untuk Generasi Muda ini adalah apa yang bisa kami ketik dari ceramah singkat yang disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. Sa’ad Asy-Syatsri Hafidzahullahu Ta’ala.

Mukaddimah Nasihat Untuk Generasi Muda Oleh Syaikh Sa’ad Asy-Syatsri

Yang pertama, setelah beliau menyampaikan mukadimahnya yang singkat, beliau menyampaikan doa untuk antum semuanya, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan taufik kepada antum semuanya. Dan juga yang kedua semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kalian para pemimpin-pemimpin bagi umat ini dan juga semoga antum semuanya bisa menjadi para pemimpin-pemimpin bagi masyarakat kalian yang bisa memberikan kebahagiaan buat mereka semuanya.

Beliau menyampaikan kepada antum semuanya bahwa antum ini insya Allah mungkin akan menjadi sebab-sebab kebaikan dan hidayah dan akan membuka pintu-pintu kenikmatan yang banyak untuk negeri ini. Beliau lalu memberikan contoh dihadapan antum semuanya, yaitu Syaikh Abu Nida’. Dahulunya (50 tahun yang lalu) beliau seusia antum semuanya saat ini. Dan sekarang antum bisa lihat di situ bahwa beliau membuka markas ini, mendirikan markas ini, dan kemudian di dalam markas ini para santri atau para pelajar bisa belajar di sini, berlatih dan melakukan kegiatan-kegiatan lainnya yang bermanfaat. Dan itu kemudian tentunya menjadi sebab bagi pengembangan dari generasi umat ini. Dan kata beliau, antum semuanya bisa menjadi lebih baik daripada beliau.

Namun kata beliau bahwa yang menjadi patokan disini bukan sebenarnya dalam urusan dunia, tetapi hendaknya disitu antum semuanya bisa mencapai kedudukan yang tinggi di dalam surga nanti yang Allah Subhanahu wa Ta’ala ridhai untuk kalian dan Allah Subhanahu wa Ta’ala mengangkat derajat kalian di dalam surga tersebut.

Lalu beliau menyampaikan bahwasanya beliau berharap antum semua bisa menjadi lebih baik, lebih bagus daripada beliau (maksudnya adalah Ustadz Abu Nida’). Kalau misalnya Ustadz Abu Nida’ membuka atau mendirikan satu markas, maka antum masing-masing bisa mendirikan 10 ataupun lebih markas-markas yang seperti ini. Namun disini masalahnya adalah bagaimana cara untuk bisa mencapai ke arah tersebut?

Diantara jalan menuju ke arah tersebut adalah:

1. Ikhlas

Maksud daripada ikhlas adalah antum semua menjadikan amal-amal yang antum kerjakan itu adalah semuanya untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala semata. Karena amal-amal yang dilakukan dengan tanpa keikhlasan itu tidak ada berkahnya sama sekali. Sementara apabila amal itu didalamnya terdapat keikhlasan kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala, maka niscaya itu akan mendatangkan keberkahan dan akan memberikan pengaruh yang besar dan jejak yang baik di kemudian hari dan akan bisa langgeng ataupun kekal, InsyaAllah.

Sebagai contohnya disitu adalah antum semua misalnya shalat di masjid ini dalam rangka untuk bertaqarrub kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala dan meniatkan hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam mengerjakannya. Begitu pula manakala antum mempelajari Al-Qur’anul Karim, juga disitu jangan sampai ada seorang yang mempelajarinya dalam rangka untuk bisa memperoleh derajat ataupun nilai yang tinggi ataupun disitu bisa melebihi yang lain. Tetapi hendaknya disitu dia mempelajari Al-Qur’anul Karim adalah semata-mata juga karena Allah Subhanahu wa Ta’ala dan untuk memperoleh pahala yang besar daripadanya.

Begitu pula ketika antum mempelajari hukum-hukum bersuci misalnya, maka disitu hendaknya juga antum didalam mempelajarinya adalah semata-mata untuk mendapatkan pahala akhirat dari Allah Tabaraka wa Ta’ala dan antum niatkan seluruh amal-amal yang antum kerjakan itu semata-mata karena Allah Tabaraka wa Ta’ala.

Begitu pula misalnya ketika antum semuanya bermuamalah dengan orang lain dengan akhlak yang mulia, berbicara dengan perkataan yang baik dan juga menunjukkan wajah yang berseri ataupun tersenyum di hadapan mereka, itu semuanya hendaknya diniatkan untuk bertaqarrubh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Begitu pula ketika antum misalnya makan, maka hendaknya disitu antum niatkan itu adalah karena Allah karena makan itu dapat menguatkan antum semuanya dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Begitu pula ketika antum minum, maka antum niatkan minum itu karena Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena dia juga dapat menguatkan antum didalam melaksanakan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Sampai juga disitu bahkan -kata beliau- tidur pun begitu. Ketika antum tidur, maka niatkan itu adalah untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena tidur ini juga dapat menguatkan seseorang dalam rangka melaksanakan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

2. Menjaga waktu

Kemudian wasiat yang kedua, hendaknya antum semua bisa menjaga waktu antum semuanya. Dan hendaklah waktu antum digunakan untuk hal-hal yang dapat mendatangkan manfaat bagi antum semua.

Sebagai contoh disitu adalah menghafal Al-Qur’anul Karim, maka hendaknya antum bisa menyibukkan diri dalam menghafal Al-Qur’anul Karim ini. Dan sekuat mungkin dan semampu mungkin antum bisa mengisinya dengan menghafal Al-Qur’anul Karim tersebut.

Kemudian contoh yang lainnya adalah melakukan sebuah permainan, seperti olahraga. Apakah dia itu bermanfaat bagi kita? Maka -kata beliau- bahwa bisa jadi dia itu akan bermanfaat bagi kita. Tetapi disitu hendaknya seseorang melihat apabila ternyata waktu bermain itu berlebihan yang sehingga justru disitu dapat membahayakan ataupun menghilangkan manfaat dari diri kita, maka hendaknya itu ditinggalkan. Dan begitulah, dalam segala hal setiap orang hendaknya berpikir apa yang dia kerjakan itu apakah kembali manfaatnya kepada dia ataukah tidak? Kalau misalkan kembali manfaatnya kepada dirinya, maka hendaknya ia lakukan. Tapi kalau misalnya disitu bisa mendatangkan mudharat dan tidak mendatangkan manfaat bagi dirinya, maka hendaknya dia tinggalkan.

3. Berdoa kepada Allah

Kemudian cara yang ketiga yang beliau wasiatkan kepada kita semuanya adalah doa kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala. Diantaranya disitu adalah misalnya ketika antum bersujud, antum memperbanyak doa di dalamnya atau di saat-saat seperti itu. Dengan misalnya meminta taufik dari Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Ya Allah berikanlah aku taufik kepada kebaikan-kebaikan.” Begitu pula misalnya: “Ya Allah, jadikanlah aku bisa menghafal Al-Qur’an. Ya Allah jadikanlah aku bisa berprestasi dalam pelajaran-pelajaranku,” dan begitu seterusnya. Hal-hal yang merupakan kebaikan-kebaikan bisa antum meminta kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala menjanjikan istijabah (pengabulan) bagi siapapun yang berdoa kepadaNya sebagaimana yang Allah Subhanahu wa Ta’ala firmankan:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ

Dan Rabbmu telah berkata: ‘berdoalah kalian kepadaKu, niscaya akan Aku kabulkan doa kalian.’” (QS. Ghafir[40]: 60)

4. Meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat

Kemudian wasilah ataupun cara yang berikutnya yang beliau nasihatkan kepada kita adalah hendaknya kita tinggalkan seluruh hal-hal yang tidak bermanfaat bagi kita. Diantaranya adalah berbicara tentang sesuatu yang memang tidak ada kaitanya dengan kita atau tidak ada gunanya bagi kita. Seperti misalnya disitu kita berbicara tentang apa yang disebarkan melalui media, baik itu koran-koran, surat kabar, ataupun media-media berita yang lainnya yang itu semuanya harus kita tinggalkan kalau kita tidak ingin membuang waktu kita untuk hal-hal yang tidak bermanfaat.

5. Meninggalkan kemaksiatan-kemaksiatan

Kemudian, wasilah ataupun cara yang berikutnya adalah meninggalkan kemaksiatan-kemaksiatan dan memelihara anggota tubuh kita dari hal tersebut. Apabila kita bisa menjaga -misalnya- penglihatan kita dari perkara yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, niscaya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberikan bantuan dan pertolongan kepada kita untuk bisa menjadikan pandangan kita ini membantu kita dalam ketaatan atau diarahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada ketaatan kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala.

Begitupula dengan pendengaran, apabila kita bisa menjaga pendengaran kita, maka niscaya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan membantu kita untuk menjadikan pendengaran kita ini digunakan hanya dalam rangka untuk ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kemudian beliau menasihatkan pula kepada kita untuk menjaga lidah kita, menjaga kedua tangan kita.

Kembali kepada pandangan mata, bahwa pandangan mata ini apabila diarahkan kepada perkara yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka dia dapat memberikan pengaruh yang buruk ke dalam hati seseorang. Karena pandangan itu sebagaimana kita pahami dari makna yang disampaikan dalam hadits bahwa pandangan mata itu bagaikan panah-panah setan yang itu pengaruhnya akan memberikan dampak yang buruk kepada seseorang hingga hari kiamat nanti.

6. Bertawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala

Kemudian nasihat yang terakhir yaitu wasilah yang harus kita tempuh adalah bertawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, jangan merasa lemah, dan jangan merasa hina diri. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Kuasa untuk menjadikan antum semua mampu mengerjakan pekerjaan-pekerjaan ataupun tugas-tugas yang besar.

Kalau kita melihat kepada mereka-mereka para pemimpin ataupun orang-orang yang menjadi tokoh-tokoh yang kemudian terkemuka dan dikenal oleh manusia, maka mereka dahulunya pernah mengalami masa yang sama seperti yang antum jalani sekarang ini. Yaitu masa-masa kecil ataupun masa-masa muda. Tetapi disitu yang membedakan adalah bahwa mereka dahulu ketika masa-masa seperti antum ini, mereka memiliki perencanaan, mereka juga memiliki cita-cita yang tinggi dan mereka bisa memelihara waktu mereka. Sehingga disitu mereka bisa mencapai kepada kedudukan apa yang mereka capai sekarang ini.

Maka disitu kembali kepada antum semuanya, apakah antum ingin menjadi orang yang kemudian bisa menjalankan tugas-tugas yang besar sebagaimana halnya para pemimpin-pemimpin ataupun orang-orang yang semisal dengan mereka yang kemudian akan dikenang jasa-jasanya oleh manusia ataukah antum disitu akan justru menjadi orang-orang yang rendahan ataupun orang-orang yang hina yang tidak bisa memberikan manfaat kepada manusia sehingga kemudian akhirnya dilupakan oleh manusia.

Penutup Nasihat Untuk Generasi Muda

Dan pada akhirnya beliau memohonkan doa untuk antum semuanya semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan taufik kepada antum semuanya dan mudah-mudahan antum semuanya menjadi para pemimpin-pemimpin dalam kebaikan yang diikuti oleh manusia dalam ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dan beliau pun mendoakan semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala mengubah keadaan antum yang sekarang menjadi lebih baik di masa yang akan datang, lebih bagus lagi, lagi sehingga disitu dapat memberikan manfaat kepada manusia baik dalam urusan agama mereka maupun dalam urusan dunia mereka.

Sekali lagi, disitu beliau menyampaikan semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan taufik kepada antum semuanya, berkali-kali beliau menyampaikannya.

Dan semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabulkan doa beliau untuk kita semuanya.

Video Kajian Nasihat Untuk Generasi Muda

Sumber video: Pengajian Islam: Nasehat Bagi Generasi Muda Islam – Syaikh Dr. Sa’ad Asy-Syatsri

Mari turut menyebarkan kajian “Nasihat Untuk Generasi Muda” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi kita semua. Barakallahu fiikum..

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: