Pembatal-Pembatal Tauhid

Pembatal-Pembatal Tauhid

Khutbah Jumat: 5 Falsafah Ibadah
Kewajiban Menaati Rasul
Makna Tauhid Adalah Mengesakan Allah Ta’ala

Pembatal-Pembatal Tauhid ini adalah bagian dari pembahasan tabligh akbar berjudul Keesaan Allah Ta’ala yang disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. ‘Abdur Razzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-Badr.

A. Kedudukan dan Kemuliaan Tauhid Dalam Agama Islam
B. Pengertian dan Hakikat Tauhid
C. Tauhid Adalah Hak Allah Yang Paling Agung
D. Tauhid adalah makna Laa Ilaaha Illallah
E. Pondasi dan Lawan Tauhid
F. Menjaga dan Menyempurnakan Tauhid

G. Pembatal-Pembatal Tauhid

Menit ke-1:46:38. Ketahuilah saudaraku yang mulia, ketika kita berbicara tentang sesuatu yang akan membatalkan tauhid dan sesuatu yang akan mengurangi tauhid, maka pembicaraannya dari sisi نواقض, yang harus kita ketahui bahwa penghangus daripada tauhid adalah tiga perkara. Salah satu diantara tiga perkar aini merupakan pemusnah tauhid sehingga tidak tersisa sedikitpun. Tiga perkara itu adalah syirik besar, nifak besar dan kufur besar.

1. Syirik besar

Adapun makna dari syirik besar yang akan menghanguskan tauhid kita sampai ke akar-akarnya adalah:

تسوية غير الله بالله في شيء من خصائص الله

“Engkau membuat sesuatu selain Allah sama dengan Allah di dalam perkara-perkara yang dia adalah kekhususan hak Allah dan dia adalah hak-haknya Allah.”

Manakala didalam dirimu terdapat hal ini, engkau menyamakan sesuatu selain Allah sama dengan Allah, maka sungguh dengan ini engkau telah membatalkan tauhidmu, engkau telah menghapus tauhidmu.

Sesungguhnya penduduk neraka ketika diadzab di neraka, Allah sampaikan kepada kita jeritan-jeritan mereka di neraka. Allah sampaikan kepada kita bahwa mereka menjerit karena mereka telah membatalkan tauhid mereka. Mereka berkata di nereka sebagaimana yang Allah nukilkan:

تَاللَّـهِ إِن كُنَّا لَفِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ ﴿٩٧﴾ إِذْ نُسَوِّيكُم بِرَبِّ الْعَالَمِينَ ﴿٩٨﴾

Demi Allah, sungguh kami dulu di dunia berada dalam kesesatan yang nyata. Ketika kami menyamakan kalian-kalian ini sama dengan Rabbul ‘Alamin” (QS. Asy-Syu’ara[26]: 97)

Kemudian Allah juga berfirman:

…ثُمَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُونَ ﴿١﴾

Kemudian orang-orang kafir senantiasa menyamakan sesuatu dengan Rabb mereka.” (QS. Al-An’am[6]: 1)

Allah mengatakan bahwa orang kafir menyamakan Allah dengan sesuatu. Inilah kekufuran dan kesyirikan akbar. Dan barangsiapa yang telah menyamakan Allah dengan sesuatu selain Allah, maka dengan itu dia telah membatalkan tauhidnya.

2. Kufur Akbar

Menit ke-1:50:24. Kemudian, perkar ayang akan membatalkan tauhid adalah kufur akbar. Dan kufur akbar terdapat dalam perkara-perkara yang akan kita sebutkan ini.

i. Takdzib (mendustakan)

Pertama, takdzib (mendustakan); baik mendustakan Allah atau mendustakan sesuatu yang datang dari Allah atau mendustakan Rasul-Rasul Allah, dan mendustakan sesuatu yang datang kepada kita dari Rasul-Rasul Allah. Allah berfirman di dalam Al-Qur’an:

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّـهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِالْحَقِّ لَمَّا جَاءَهُ ۚ أَلَيْسَ فِي جَهَنَّمَ مَثْوًى لِّلْكَافِرِينَ ﴿٦٨﴾

Siapa lagi yang lebih dzalim daripada orang yang membuat kedustaan atas nama Allah atau dia mendustakan kebenaran yang datang dari Allah. Tidakkah neraka seburuk-buruk tempat untuk orang yang kafir?” (QS. Al-Ankabut[29]: 68)

ii. Kesombongan

Kemudian tauhid kita juga akan batal dengan kekufuran akbar apabila kekurangan itu dari sisi yang kedua, yaitu kesombongan; sombong kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala sebagaimana kesombongan yang telah dipertontonkan oleh iblis kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala, tidak mau tunduk dan patuh kepada Allah, dan ini berlaku kepada iblis dan kepada siapa pun yang sombong seperti iblis. Allah berfirman di dalam Al-Qur’an:

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ…

Dan ingatlah ketika Kami telah berkata kepada malaikat: ‘Sujudlah kalian kepada Adam.” maka seluruh malaikat sujud kepada Adam kecuali iblis...” (QS. Al-Baqarah[2]: 34)

Ia lakukan itu dengan kesombongan.

iii. I’radh (berpaling)

I’radh adalah seseorang berpaling dan tidak mau mempelajari agama Allah sedikitpun. Ini adalah sesuatu yang bisa membawa seseorang kepada kekufuran besar, dia tidak mau belajar Agama Allah. Allah berfirman:

…وَالَّذِينَ كَفَرُوا عَمَّا أُنذِرُوا مُعْرِضُونَ ﴿٣﴾

Dan orang-orang kafir terhadap apa yang diberikan peringatan kepada mereka, mereka akan berpaling, tidak mau mendengarnya, tidak mau peduli kepada agama Allah.”

iv. Ragu

Dan kufur akbar yang ke-4 bahwa kita ragu terhadap apa yang Allah turunkan kepada kita.

3. Nifak besar

Hal yang juga membatalkan tauhid -saudaraku yang mulia- adalah nifak yang besar. Ini adalah kemunafikan yang sebenarnya dan ini adalah kemunafikannya orang-orang munafik. Dan kemunafikan ini adalah kekufuran. Allah Tabaraka wa Ta’ala mengatakan di dalam Al-Qur’an:

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ…

Sesungguhnya orang munafik terdapat di dalam derajat yang paling bawah daripada neraka…” (QS. An-Nisa[4]: 145)

Dan kemunafikan besar ini adalah apabila seseorang secara dzahir dia adalah seseorang yang beriman namun di batinnya atau di dalam dadanya dia menyimpan kekufuran. Dia sebenarnya meletakkan kekufuran di dadanya dan kemudian dzahirnya mempertontonkan keimanan. Dan seperti yang Allah katakan tentang mereka:

وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَىٰ شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ ﴿١٤﴾

Apabila orang munafik bertemu dengan orang-orang yang beriman, orang munafik secara lisan berkata kepada orang yang beriman: ‘kami beriman’. Namun apabila mereka kembali kepada setan-setan mereka, kepada teman-teman mereka sesama orang kafir, mereka akan berkata: ‘kami sebenarnya bersama kalian, kami hnay mempermainkan orang-orang yang beriman.’“(QS. Al-An’am[2]: 14)

Allah juga berfirman:

إِذَا جَاءَكَ الْمُنَافِقُونَ قَالُوا نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ اللَّـهِ ۗ وَاللَّـهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ وَاللَّـهُ يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَكَاذِبُونَ ﴿١﴾

Apabila datang kepadamu (wahai Rasulullah) orang munafik, mereka akan berkata: ‘kami bersaksi bahwa engkau adalah utusan Allah’, Allah tahu bahwa engkau adalah RasulNya, dan Allah pun bersaksi bahwa orang munafik adalah orang-orang yang berdusta.” (QS. Al-Munafiqun[63]: 1)

Berdusta maksutnya adalah apa yang mereka ucapkan dengan lisan mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka yakini dalam hati mereka. Di lisan mereka ucapkan kalimat syahadat, mereka menukilkan dan menyampaikan dalam lisan mereka syahadat, adapun hati mereka dipenuhi dengan kekafiran.

4. Syirik Kecil, Kufur Kecil dan Munafik Kecil

Menit ke-1:58:28. Adapun kesyirikan kecil dan kekufuran kecil dan kemunafikan kecil, maka itu adalah hal-hal yang akan mengurangi tauhid, walau dia tidak membatalkan tauhid, hal-hal yang akan membuat tauhid itu berkurang daripada kesempurnaannya, walau tidak menghilangkannya dari asalnya.

i. Kesyirikan kecil

Syirik kecil adalah sesuatu yang disebut di dalam nash-nash, di dalam hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bahwa dia adalah syirik. akan tetapi dia tidak sampai kepada defenisi syirik besar yang tadi telah kita sebutkan. Disebutkan dalam beberapa nash nushush tentang perbuatan-perbuatan manusia dan Nabi mengatakan itu adalah syirik, namun sebenarnya di dalam definisi dia belum sampai kepada definisi syirik besar yang tadi kita sampaikan. Kita ambil contoh bersumpah dengan nama selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Nabi mengatakan:

مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللَّهِ فَقَدْ أَشْرَكَ

“Barangsiapa yang bersumpah dengan nama selain Allah, maka dia telah berbuat syirik.”

Walau belum sampai kepada definisi syirik besar, namun ini adalah mengurangi tauhid. Atau perkataan: “Allah telah berkehendak dan engkau juga berkehendak.” atau seperti perkataan manusia: “Kalaulah bukan karena bebek, niscaya maling akan masuk rumah kita.” Ini adalah kalimat syirik kecil yang harus dijauhi. Atau perkataan: “kalaulah bukan karena para pelaut, niscaya kita akan tenggelam. Para pelaut datang, oleh karena itu kita tidak tenggelam.” Kalimat-kalimat seperti ini adalah kalimat yang mengandung kesyirikan, walau belum sampai kepada kesyirikan besar namun dia adalah sesuatu yang mengurangi kesempurnaan tauhid.

ii. Kemunafikan kecil

Kemudian yang juga merupakan kemunafikan-kemunafikan kecil dan kekufuran-kekufuran kecil adalah sesuatu yang disebut di dalam nash-nash Al-Qur’anul Karim, dalam nash-nash hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagai kekufuran akan tetapi secara definisi dia belum sampai kepada kekufuran besar yang tadi kita sebutkan.

Di antara apa yang disampaikan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah: “Ada dua dari umatku yang dia adalah merupakan kekufuran; bangga dengan nasab kita, dan menghujat orang lain karena nasabnya.” Ini adalah kekufuran yang disebut oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di dalam haditsnya akan tetapi tidak sampai kepada derajat kekufuran besar.

iii. Kemunafikan kecil

Adapun kemunafikan, maka dia adalah sesuatu yang disebut oleh Nabi di dalam nash-nash syar’i sebagai kemunafikan, namun secara definisi dia belum sampai kepada kemunafikan besar yang tadi kita sampaikan. Seperti hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ : إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ

“Ciri orang munafik ada tiga; kalau dia berbicara maka dia berdusta, kalau dia berjanji maka dia akan menghianati janjinya, kalau dia diberikan amanah maka dia akan khianat.” (HR. Bukhari)

Nabi menyebutnya sebagai kemunafikan namun dia bukanlah kemunafikan besar. Dan setiap kita hendaklah sangat berhati-hati dari hal-hal yang membatalkan tauhid kita ini dan hal-hal yang mengurangi kesempurnaan tauhid kita ini dengan cara kita senantiasa memperhatikan tauhid kita, kita senantiasa menjaga tauhid kita agar kemudian tauhid kita selalu sempurna, selalu suci, bersih daripada hal-hal yang menodainya, dan berharap bertemu dengan Allah diatas tauhid kita yang sempurna itu.

Sumber Catatan Pembatal-Pembatal Tauhid

Sumber video: Rodja TV – Tabligh Akbar: Keesaan Allah Ta’ala (Syaikh Prof. Dr. ‘Abdur Razzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-Badr)

Mari turut menyebarkan kajian Pembatal-Pembatal Tauhid ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi kita semua. Barakallahu fiikum..

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: