Perkataan Imam Syafi’i tentang Surat Al-Ashr

Perkataan Imam Syafi’i tentang Surat Al-Ashr

Penjelasan Islam, Iman dan Ihsan dari Hadits Jibril
Mukadimah Kajian Al-Ushul Ats-Tsalatsah – Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq Al-Badr
Allah tidak Ridha Dipersekutukan dengan Apapun

Perkataan Imam Syafi’i tentang Surat Al-Ashr ini adalah apa yang bisa kami ketik dari kajian Kitab Al-Ushul Ats-Tsalatsah yang disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. ‘Abdur Razzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-Badr Hafidzahumullahu Ta’ala.

Lihat sebelumnya: Berwasiat diatas Kebenaran dan Kesabaran

Kajian Perkataan Imam Syafi’i tentang Surat Al-Ashr

Menit ke-2:10 Bismillahirrahmanirrahim.. Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, juga kepada keluarganya dan seluruh sahabatnya.

Para pendengar yang semoga dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, setelah pengarang kitab ini menjelaskan tentang empat perkara yang wajib untuk dipelajari oleh setiap muslim, beliau kemudian membawakan perkataan Imam Asy-Syafi’i Rahimahullah tentang surat Al-Ashr ini. Akan tetapi sebelumnya Syaikh ingin menjelaskan dua hal penting yang berkaitan dengan masalah kesabaran.

Permasalahan yang pertama yaitu sabar menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah adalah:

الصبر ضابط الأخلاق المأمور بها

“Sabar adalah penjaga akhlak-akhlak yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.”

Dan perhatikan kalimat ini, karena kalimat ini adalah kalimat yang agung. Syaikhul Islam Rahimahullah menyebutkan bahwasanya sabar adalah sifat yang menjaga akhlak-akhlak yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاَق

“Tidaklah aku diutus kecuali untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad)

Dan tidak mungkin seseorang bisa konsisten diatas akhlak yang baik kecuali dia bersabar. Karena sabar inilah yang membuat dia selalu istiqamah diatas akhlak tersebut. Maka barangsiapa yang tidak mempunyai kesabaran, maka dia tidak mungkin menjadi orang yang berakhlak mulia. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

…ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ ﴿٣٤﴾

Hadapilah dengan cara yang lebih baik, maka orang yang ada di antara kamu dan di antara dia permusuhan tiba-tiba dia menjadi teman yang setia.” (QS. Fussilat[41]: 34)

وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا …

Dan hal itu tidak akan didapatkan kecuali bagi orang-orang yang bersabar.” (QS. Fussilat[41]: 35)

Maka apabila seseorang tidak mempunyai kesabaran, dia akan kehilangan akhlak yang baik. Dan apabila seorang yang tidak mempunyai kesabaran, maka agamanya pula akan hilang. Dan jika seseorang tidak mempunyai kesabaran dia akan terjatuh dalam hal-hal yang diharamkan. Juga apabila seseorang tidak mempunyai kesabaran dia akan bergaul dengan orang yang hina. Dan kesabaran ini dibutuhkan oleh setiap muslim dalam segala perkara agama dan dalam segala urusannya.

Menit ke-6:18 Perkara kedua yang Syaikh ingin ingatkan dalam masalah ini yaitu perkataan Ibnul Qayyim Rahimahullah ketika beliau memberikan ringkasan dari faedah yang diambil dari surat yang agung ini.

Beliau mengatakan bahwasanya kesempurnaan seorang manusia yaitu apabila dia sempurna pada dirinya dan ia menyempurnakan orang lain. Dan kesempurnaan seseorang apabila ia memperbaiki dua kekuatannya, yaitu kekuatan ilmu dan kekuatan amal. Dan cara memperbaiki kekuatan ilmu ini terdapat dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا…

Kecuali orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Ashr[103]: 3)

Dan untuk menyempurnakan kekuatan amalnya, yaitu dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ

Dan dia beramal shalih.” (QS. Al-Ashr[103]: 3)

Adapun cara seorang menyempurnakan orang lain dengan menjalankan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam firmanNya:

وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْ

Saling berwasiat diatas kebenaran dan saling berwasiat untuk bersabar.” (QS. Al-Ashr[103]: 3)

Maka surat yang mulia ini menggabungkan kesempurnaan seseorang, bagaimana dia menyempurnakan dirinya dengan beriman dan beramal dan cara ia menyempurnakan orang lain dengan senantiasa menyampaikan nasihat kepada hamba-hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala, senantiasa berdakwah kepada kebenaran dan senantiasa mengajak kepada kasih sayang dan senantiasa memberikan nasihat di dalam agama Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Baca juga: Menapaki Jejak Manhaj Aqidah Imam Asy-Syafi’i

Menit ke-9:32 Kemudian pengarang kitab ini Rahimahullah menyebutkan perkataan Imam Asy-Syafi’i Rahimahullah, beliau mengatakan:

لو ما أنزل الله حجة على خلقه إلا هذه السورة لكفتهم.

“Seandainya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menurunkan hujjah untuk para makhlukNya kecuali surat ini, maka itu sudah cukup.”

Dan ini merupakan kalimat atau perkataan yang sangat agung dari Imam Asy-Syafi’i Rahimahullah ketika menjelaskan pentingnya ayat ini. Dan salah seorang Syaikh menyebutkan ketika memberikan komentar atas perkataan Imam Syafi’i ini, bahwa makna dari perkataan لكفتهم yaitu surat ini mengandung pokok-pokok agama dan kaidah-kaidah keimanan serta syariat-syariat Islam dan wasiat-wasiat yang mulia. Dan surat ini walaupun dia ringkas akan tetapi maknanya sangat padat.

Dan bukan berarti bahwasanya ketika seseorang telah mempelajari surat al-Ashr dia tidak perlu lagi mempelajari perkara-perkara syariat yang lain, tidak perlu lagi belajar, akan tetapi makna dari لكفتهم di sini adalah cukup surat ini sebagai nasihat yang mencakup perkara-perkara yang banyak dan nasihat yang ringkas akan tapi sangat padat maknanya sebagai motivasi bagi seseorang untuk senantiasa belajar, beramal, berdakwah dan bersabar.

Menit ke-12:11 Kemudian para pendengar yang semoga dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, setelah kita berbicara tentang empat perkara yang wajib untuk dipelajari, yaitu ilmu, amal, sabar dan dakwah. Yang mana empat perkara ini merupakan hal-hal yang menyelamatkan seorang hamba apabila dia berusaha untuk melakukan empat hal ini.

Dan kita cukupkan sampai disini kajian kita pada hari ini. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa memberi taufikNya kepada kita dan mengajarkan kita ilmu yang bermanfaat. Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Maha Mendengar dan Maha Menerima doa.

Selanjutnya: Tidak Ada Ilah Yang Berhak Disembah Kecuali Allah – Tafsir Surat Muhammad Ayat 19

Baca dari awal yuk: Mukadimah Kajian Al-Ushul Ats-Tsalatsah

Mp3 Kajian Perkataan Imam Syafi’i tentang Surat Al-Ashr

Sumber audio: Perkataan Imam Syafi’i tentang Surat Al-‘Ashr – Kitab Al-Ushul Ats-Tsalatsah (Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq Al-Badr)

Mari turut menyebarkan catatan kajian “Perkataan Imam Syafi’i tentang Surat Al-Ashr” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi kita semua. Barakallahu fiikum..

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0