Tulisan tentang “Rumahku Istanaku, Rumahku Tempat Ibadahku” ini adalah catatan faedah dari ceramah singkat yang dibawakan oleh Ustadz Dr. Firanda Andirja, Lc. MA. Hafidzahullahu Ta’ala.
Rumahku Istanaku, Rumahku Tempat Ibadahku
Tadi kita dengarkan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَىٰ
“Tetaplah kalian di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian bertabarruj (berhias/menampilkan diri) sebagaimana berhiasnya orang-orang jahiliyah terdahulu.” (QS. Al-Ahzab[33]: 33)
Ayat ini adalah salah satu rangkaian dari ayat-ayat yang Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi nasihat kepada istri-istri Nabi. Di antaranya Allah mengatakan:
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ…
“Tetaplah kalian di rumah-rumah kalian dan jangan keluar-keluar berhias sebagaimana orang-orang jahiliyah dahulu.”
Sebagian ulama mengambil faedah dari ayat ini bahwasanya menetapnya seorang wanita di rumah adalah ibadah. Seorang wanita kalau di rumah mengerjakan apa yang harus dia kerjakan, menatapnya saja dia di rumah itu argo pahala jalan baginya.
Oleh karenanya wanita yang terbaik adalah tidak sering keluar rumah. Bahkan untuk ibadah yang agung, seperti shalat berjamaah, lebih baik di rumahnya. Katanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
لَا تَمْنَعُوا إِمَاءَ اللهِ مَسَاجِدَ اللهِ وَبُيُوتُهنَّ خيرٌ لَهُن
“Janganlah kalian melarang para wanita ke masjid untuk shalat, tetapi rumah mereka lebih baik bagi mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Artinya wanita kalau ada dua pilihan; shalat di masjid atau shalat di rumah, maka lebih afdhal dia shalat di rumah. Bahkan kata para ulama ini berlaku bagi para wanita penduduk kota Madinah. Karena hadits tersebut Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sampaikan di Madinah. Kita tahu shalat di Masjid Nabawi 1000 kali lipat. Tetapi bagi wanita yang tinggal di Madinah lebih utama mereka shalat di rumah-rumah mereka.
Karenanya sebagian ulama berkata seorang wanita kalau shalat di rumah, dia sudah mendapat 27 derajat. Berbeda dengan laki-laki, kalau ingin mendapat 27 derajat harus ke masjid. Ini tidak lain adalah pemuliaan kepada para wanita agar mereka tahu bahwasanya keberadaan mereka di rumah itu lebih afdhal/lebih baik. Karena kapan mereka keluar rumah, mereka akan dijadikan alat oleh setadan untuk menggoda para lelaki. Kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ فَإِذَا خَرَجَتِ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ
“Sesungguhnya wanita itu aurat kalau dia keluar dari rumah maka akan diintai oleh setan.” (HR. Tirmidzi)
Setan mengintai untuk menghiasinya di hadapan mata para lelaki.
Oleh karenanya kita harus sampaikan hal ini kepada istri kita, kepada anak-anak perempuan kita, bahwasanya wanita itu kalau di rumah argo pahalanya sudah jalan, dia menjalankan perintah Allah. Tapi dia harus di rumah dengan menghadirkan dalam hatinya bawahnya ini perintah Allah. Tidaklah dia keluar dari rumah kecuali ada keperluan, bukan sedikit-sedikit minta keluar rumah, sedikit-sedikit minta keluar rumah sebagaimana banyak wanita di zaman sekarang.
Dan ini juga mengkonversikan bagi para lelaki/suami untuk menyiapkan tempat tinggal yang nyaman bagi para wanita agar mereka betah di rumah. Jangan wanita disuruh di rumah saja kemudian sang suami pelitnya minta ampun, tidak perhatian sama mereka, tidak diajak ngobrol, tidak dipedulikan. Yang ini menjadikan para wanita pingin keluar dari rumah. Karena dia tidak menemukan kebahagiaan dalam rumah.
Maka para lelaki berusaha membantu para wanita untuk menjalankan ibadah mulia, yaitu menetap di rumah itu adalah ibadah.
Mp3 Ceramah Singkat
Sumber mp3: Team kelas UFA Official
Mari turut menyebarkan catatan kajian tentang “Rumahku Istanaku, Rumahku Tempat Ibadahku” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..
Komentar