Sikap Meremehkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

Sikap Meremehkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

Pengertian dan Kriteria Wali Allah
Khutbah Jumat Menyambut Muharram: Mencintai Sunnah Rasulullah
Kultum Singkat Tentang Lebih Cinta Nafsu daripada Cinta Kepada Allah

Sikap meremehkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ini adalah apa yang bisa kami ketik dari tabligh akbar yang disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. ‘Abdur Razzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-Badr Hafidzahumullahu Ta’ala.

Lihat sebelumnya:

Sikap meremehkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

Lemahnya kecintaan kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

Menit-1:07:41 Dan diantara tanda orang yang meremehkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yaitu lemahnya kecintaan kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di dalam hati. Dia lebih mendahulukan cinta kepada dunia, lebih mendahulukan cinta kepada hawa nafsu dan kelezatan-kelezatan yang tidak kekal, ia lebihkan itu daripada mengikuti Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Berpaling dari sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

Menit-1:08:43 Diantara tanda orang yang melecehkan sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yaitu berpaling dari sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, berpaling dari petunjuk beliau yang lurus dan tidak mau mempelajari dan tidak mau memperhatikannya, bahkan ia lebih disibukkan dengan mempelajari pendapat-pendapat yang batil, pemikiran-pemikiran yang merusak ataupun yang lainnya yang bisa memalingkan manusia dari mengikuti sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Tidak menghormati hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

Menit-1:10:23 Diantara tanda orang-orang yang melecehkan sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, yaitu tidak menghormati hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Terkadang kamu lihat pada sebagian majelis, apabila disebutkan hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ia mendengar hadits tersebut seperti mendengar perkataan manusia biasa. Bahkan mungkin dia berani untuk membantah dengan hawa nafsunya.

Contohnya misalnya bila disebutkan padanya sebuah hadits dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka orang itu berkata: “Kenapa begini? Kenapa begitu?” sengaja ia ucapkan itu untuk menentang Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Lalu dimana penghormatan dia kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam? Dimana pengagungan dia kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam? Bukankah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak berbicara dari hawa nafsunya? Karena Allah telah menyebutkan demikian.

وَمَا يَنطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ ﴿٣﴾ إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ ﴿٤﴾

Nabi Muhammad tidak pernah berbicara dari hawa nafsunya, akan tetapi ia adalah wahyu yang Allah wahyukan kepadanya.” (QS. An-Najm[53]: 3-4)

Tidak memperhatikan sirah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

Menit-1:12:53 Diantara fenomena sikap meremehkan adalah kita tidak memperhatikan sirah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, perjuangan, keistimewaan dan keutamaan beliau. Karena sesungguhnya sirah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah seutama-utamanya sirah, sesuci-sucinya sirah. Dimana kita mendapati sebagian manusia malah berpaling daripada mempelajari sirah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, mereka menyibukkan diri dengan sirah orang-orang yang tidak mempunyai keutamaan dan keistimewaan apa-apa. Bahkan mungkin dia termasuk orang-orang yang jauh daripada Allah dan RasulNya. Ia pun kemudian berpaling dari sirah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam karena lebih disibukkan dengan mempelajari hal-hal seperti itu.

Membela bid’ah dan berpaling dari petunjuk Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

Menit-1:12:53 Dan diantara fenomena sikap melecehkan terhadap sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yaitu membela bid’ah dan berpaling daripada petunjuk Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Dan disebutkan di dalam shahih dalam Bukhari dan Muslim, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي

“Siapa yang tidak menyukai sunnahku, maka ia tidak termasuk golonganku.” (HR. Bukhari Muslim)

Beliau juga bersabda:

مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang tidak diatasnya perintah kami, maka ia tertolak.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dan bahkan Rasulullah setiap hari jumat berkhutbah kepada manusia. Beliau mengucapkan:

أَمَّا بَعْدُ، فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَخَيْرُ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا.

“Sebenar-benarnya perkataan adalah Kitabullah, sebaik-baiknya petunjuk adalah petunjuk Rasulullah. Dan seburuk-buruknya perkara adalah yang diada-adakan…” (HR. Muslim)

Mencaci-maki para sahabat

Menit-1:16:47 Dan diantara fenomena bersikap jafa’ (meremehkan) hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah mencaci-maki para sahabat. Yaitu berusaha untuk bagaimana para sahabat itu dibenci oleh manusia. Bahkan ia pun mencaci-maki orang-orang yang mengikuti para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Padahal Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي ، لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي ، فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا ، مَا أَدْرَكَ مُدَّ أَحَدِهِمْ

“Jangan kalian mencaci-maki para sahabatku. Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, kalaulah salah seorang dari kalian berinfak dengan sebesar gunung emas, niscaya itu tidak akan mengalahkan infaknya sahabat dengan emas 1 mud (yaitu 2 telapak tangannya)” (HR. Muslim)

Ini yang berhubungan dengan sikap jafa’, yaitu meremehkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Sikap berlebih-lebihan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

Baca di sini: Sikap berlebih-lebihan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

Video Kajian Cara Mencintai Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

Sumber video: Rodja TV – Cinta Rasulullah (Syaikh Abdurrozaq bin Muhsin Al Abbad Al Badr)

Mari turut menyebarkan kajian Sikap meremehkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi kita semua. Barakallahu fiikum..

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: