Ustadz Abu Zaid Cecep Nurrohman, M.A. | Khutbah Jum’at

Gunakan Ctrl + F untuk mencari kata
Klik kata tersebut untuk menuju pada video YouTube

Ashadu Alla ilahaillallah Ashadu Alla ilahaillallah Ashadu anna muhammadar rasulullah asadu rasulullah Hayya Al Shah Hayya Al Shah Hayya Alal Falah Hayya Alal Fah Allahu akbar Allahu akbar Lailahaillallah Allah Muhammadi Muhammad allahik Muhammadi Muhammad Ibrahim inid Majid allahim Muhammad wasilil innalhamdulillah nahmaduuagfir ahahu Fala mudillalah W yudlil Fala hadalah Ashadu Alla ilahaillallah wahdahu la syarikalah wa asadu Anna Muhammad abduhuu ya auhina amanqulaha haqqq W tamutunna illa Wa Antum muslimun ya ayyuhanasuttaqubakumadzi khalaqokum Min nafsin Wahidah walaq minha zaujaha whuma rijalan ka inallahanaikumq ya ayyuhadina amanqulah W quan sadida yakumakumfirakumun ah Wir had had Muhammadin Sallallahu Alaihi Wasallam Um Muh W Muh bidah Amma ba’du maasiral muslimin hadani Allahu wa iyakum ilaatihil mustaqim seringki di dalam kehidupan dunia kita yang fana dan singkat ini kita tidak mampu merasakan kebahagiaan yang ada adalah kesempitan jiwa kita jiwa yang jauh dari ketenangan jiwa yang jauh dari ketentaman dan kebahagiaan maka saudaraku yang Allah muliakan kalau kita mau untuk merenung Tafakur sejenak niscaya kita akan mendapatkan jawaban bahwasanya ketika seorang hamba jauh dari ketenangan di dalam hidupnya jauh dari kebahagiaan kelapangan jiwanya maka di sana ada dua sebab terbesar yang menghalangi jiwa seorang hamba dari kebahagiaan sebab yang pertama maasyiral muslimin adalah karena jauhnya kita dari petunjuk allah subhanahu wa taala jauhnya jiwa kita dari Hidayah Allah subhanahu wa taala padahal sumber kebahagiaan Jiwa tidak lain hanyalah Hidayah Allah subhanahu wa taala sumber ketenangan jiwa hanya ada bersama petunjuk allah taala Allah subhanahu wa taala berfirmanan itaba Huda Fala yadillu wala yasqo maka Barang siapa yang mengikuti hidayahku dia tidak akan tersesat dan dia tidak akan sengsara ketika Allah subhanahu wa taala menurunkan al-qur’anul Karim sebagai hidayah bagi manusia Hudan Linnas sebagai hidayah bagi orang-orang bertakwa Hudan Lil Muttaqin maka Allah subhanahu wa taala menurunkan al-qur’an agar memberikan kebahagiaan kepada manusia Allah subhanahu wa taala berfirman thaa Ma anzalna alaikal qurana litasq tha tidaklah kami turunkan kepada engkau al-quran wahai Muhammad Agar engkau sengsara Agar engkau sempit di dalam kehidupan mafhum mukhalafah dari ayat tersebut kata para ulama pemahaman kebalikan dari ayat tersebut ketika rabbul alamin menjelaskan Bahwasanya Allah menurunkan kitab suci Alquran bukan untuk menyengsarakan jiwa Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam maka turunnya al-qur’an adalah sumber kelapangan jiwa sumber kebahagiaan jiwa maka saudaraku yang Allah muliakan kualitas kelapangan jiwa seorang hamba kualitas kebahagiaan yang didapatkan seorang hamba berbanding lurus dengan sejauh mana dia bermuamalah bersama al-qur’anul Karim berbanding lurus dengan sejauh mana Dia berjalan di atas petunjuk al-qur’anul Karim maka saudaraku yang Allah muliakan sebanyak apapun harta yang kita kumpulkan Sekuat apapun fisik yang kita miliki setinggi apapun pangkat dan jabatan yang kita miliki wallahi tidak akan mampu memberikan kelapangan kepada jiwa kita karena sumber kelapangan jiwa bukan materi-materi duniawi sumber kehidupan jiwa Bukan duniawiah tapi sumber kelapangan jiwa adalah Hidayah Allah subhanahu wa taala oleh karenanya Allah subhanahu wa taala menegaskan bahwasanya orang yang dikehendaki kebaikan oleh Allah Allah Jadikan Dia menerima Islam kata Allah Subhanahu Wa taaladillahuah Islam kata Allah subhanahu wa taala Barang siapa yang Allah kehendaki Hidayah pada dirinya Allah jadikan jiwanya lapang dengan Islam Allah jadikan hatinya mudah menerima Islam dan ja ya anggota badannya mudah di dalam menjalankan syariat Islam ketetapan Allah subhanahu wa taala Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda Man yuridillahu bihi Khairan yufaqihu fiddin kata Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam Barang siapa yang diinginkan kebaikan oleh Allah niscaya Allah jadikan dia paham tentang urusan agamanya Allah jadikan dia paham tentang Hidayah Allah subhanahu wa taala maka saudaraku yang Allah muliakan memahami petunjuk al-qur’anul Karim memahami petunjuk sunah rasulillah Sallallahu Alaihi Wasallam adalah syarat mutlak untuk mendapatkan kebahagiaan syarat mutlak mendapatkan lapangnya jiwa sebaliknya ketika seorang hamba berpaling dari Hidayah Allah ketika seorang hamba bersikap Acuh Tak Acuh terhadap petunjuk al-quranul Karim dan juga sunah Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam maka kehidupannya akan penuh dengan kesempitan kehidupannya akan penuh dengan kesengsaraan sebagaimana firman Allah subhanahu wa taala kata Allah subhanahu wa taala maka Barang siapa yang Berpaling Dari peringatanku siapa yang berpaling dari Hidayah Allah subhanahu wa taala dari al-quranul Karim maka baginya kehidupan yang sempit dan kelak di Hari Kiamat kami akan kumpulkan dia dalam kondisi buta kedua matanya maka pahamkan jiwa-jiwa kita maasyir muslimin bahwasanya harta sebanyak apapun yang kita miliki tidak akan mampu melapangkan jiwa-jiwa kita selama kita jauh dari ketakwaan kepada Allah subhanahu wa taala selagi seorang hamba jauh dari takwa kepada Allah subhanahu wa taala maka tidak mungkin dunia yang dia miliki akan mampu melapangkan jiwanya karena sumber kelapangan jiwa hanyalah dengan taala oleh karenanya Allah subhanahu wa taala di dalam banyak ayat alquranul Karim memperingatkan orang-orang beriman dan bertakwalah kepada Allah subhahu wa ta karena dengan takwa kalian akan menjadi orang-orang yang beruntung dengan takwa kalian akan menjadi orang-orang yang mendapatkan kebahagiaan Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda k nabiahuaihi was aku sepinggalku dua perkara yang jika Seandainya kalian berpegang teguh dengan keduanya kalian tidak akan tersesat selama-lamanya yang pertama adalah alquranul Karim yang kedua adalah sunah rasulullahallahaihi was Alhamdulillahi rabbil alamin Hamdan katstiran thayiban mubarakan Fih Kama yuhibbubuna ward wa asadu Alla ilahaillallah wa asadu Anna muhammadan abduhu wa rasuluhu la nabi ba Allahumma Shi wasallim wabarik waim ala abdika wa nabiika Muhammadin ba maasir muslimin had Allahu waakum sebab yang kedua di antara perkara yang menjauhkan seorang hamba dari Kebahagiaan adalah karena kurangnya syukur kita kepada Allah subhanahu wa taala kurangnya ras syukur kita atas karunia yang Allah berikan kepada kita karena seringkiali kita menilai nikmat hanya dalam perkara-perkara dunia seringkiali kita menilai nikmat Allah subhanahu wa taala dalam perkara-perkara materi duniawi kita hanya menilai Allah memberikan nikmat kepada kita ketika Allah lapangkan rezeki duniawiah kita ketika Allah mudah urusan bisnis kita ketika Allah mudahkan urusan usaha kita dan kita memandang sebelah mata nikmat Iman nikmat Islam nikmat Taufik di atas amal-amal kebaikan padahal maasir rahimahimakumullahu a sesungguhnya perkara-perkara duniawiah nikmat-nikmatun nikmat harta nikmat kesehatan nikmat pangkat dan jabatan adalah nikmat yang bersifat umum yang Allah berikan kepada semua hamba-hambanya baik yang beriman ataupun yang kufur kepada Allah baik yang taat ataupun maksiat kepada Allah subhanahu wa taala namun nikmat Hidayah nikmat iman dan nikmat Islam nikmat Taufik di atas jalan-jalan kebaikan adalah nikmat khusus yang hanya Allah berikan kepada hamba-hamba pilihan Allah subhanahu wa taala Namun seringkiali kita mengecilkan nikmat iman dan nikmat Islam seringkiali kita mengecilkan nikmat Taufik di atas jalan-jalan ubudiah kepada Allah subhanahu wa taala kita hanya bersyukur atau kita baru Bersyukur kepada allah subhanahu wa taala ketika Allah memberikan rezeki duniawiah kepada kita baru lisan kita terucap Alhamdulillah sedangkan kita sujud kepada Allah kita rukuk kepada Allah kita masih bisa membaca firman-firman taala kita anggap sebagai sesuatu yang bukan bagian dari nikmat yang kita dapatkan ini di antara pertanda kecilnya syukur kita kepada Allah subhanahu wa taala ditambah lagi maasir muslim seringki kita dalam perkara-perkara dunia kita melihat kepada pihak yang di atas kita sedangkan dalam urusan akhirat kita melihat kepada pihak yang di bawah kita padahal Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam mengajarkan sebaliknya hendaknya prinsip hidup orang-orang beriman dalam urusan duniawiah maka lihat kepada orang-orang yang di bawahnya agar kita tidak pernah mengecilkan nikmat Allah subhanahu wa taala kata Nabi Sallallahu Alaihi wasallamzuru Il Man Hua asfala minkum wala tandzuru Ila Man Hua fauqokum dalika ajdar Alla tdaru nikmatallahi alaikum kata Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam dalam urusan dunia hendaklah kalian melihat kepada orang-orang yang di bawah kalian Allah berikan kita sepeda motor Alhamdulillah sebagian saudara kita enggak Allah berikan sepeda motor Allah berikan kita nikmat dua kaki Alhamdulillah meskipun kita enggak punya alat transportasi sebagian saudara kita Allah enggak berikan dua kaki Allah berikan kita tempat tinggal yang sederhana Alhamdulillah sebagian saudara kita tidak memiliki tempat Hatta yang sederhana maka orang-orang beriman digembleng ditarbiah oleh Allah dan rasulnya Sallallahu Alaihi Wasallam agar tidak menjadi orang yang kufur nikmat agar menjadi hamba yang bersyukur kepada Allah subhanahu wa taala karena di antara sebab kesempitan kehidupan dunia adalah kufur nikmat Allah subhanahu wa taala sebagaimana firman Allah subhanahu wa taala lain syakartum laazidannakum walain kafartum Inna adabiyadid jika sekiranya engkau bersyukur aku tambah nikmatku untukmu tapi jika kamu kufur mengecilkan nikmat Allah subhanahu wa taala maka azabku sangatlah pedih maka syukur kata para ulama adalah tali pengikat untuk melanggangkan nikmat yang telah kita dapatkan sekaligus sebagai kunci pembuka nikmat-nikmat yang lain yang belum kita dapatkan mudah-mudahan Allah subhanahu wa taala memberikan kita Taufik untuk bisa menjadi hamba yang bersyukur kepada Allah subhanahu wa taala terutama dengan nikmat Hidayah nikmat iman dan nikmat Islam nikmat tauhid dan juga sunah rasulillah Sallallahu Alaihi Wasallam dan Allah berikan kita kekuatan dan Taufik untuk bisa istiamah di atas jalan Hidayah Allah subhanahu wa taala sampai kita kembali kepada Allah tabaraka wa taala Innallaha wa malaikatahu yusalluna Alan Nabi ya ayyuhalladzina amanu Shu Alaihi wasallimu taslima Allahumma Shi wasallim wabarik waim ala abdika wa nabiika Muhammadin abakah wunahm inaka Antal Wah Allah in Allah na aun wa ak am Allahu akbar Allahu akbar asadu Alla ilahaillallah Ashadu anna muhammadar rasulullahyya altiya Alal Falah qqatu QQ Allahu akbar Allahu akbar lailahaillallah diluruskan dirapatkan saf Allahu Akbar bismillahirahman alhamdulillahirabbil alamin arrahmanirrahim maiki yaumiddin iyaka na’budu wa iyyaka nastainin ihdinasirathal mustaqiminaai Amin sabihismaabbikal Aa alladzi khalaq fasawa walladzi qaddar fahada akal ahquka illa Masya allahah innahu yalamul Jahro W yakhfa wyassiruka Lil Yusro fakkir inaatiikroakar allzi yaslar Kubro tumma la yamutu fiha wala Yahya qad aflaha Man Tazakka wakarbihia Akir wa abq inna hadza lafisuhufil Ula suhufi ibrahima wa Musa Allahu Akbar samiallahu liman hamidah Allahu Akbar Allahu Akbar bismillahirrahman alhamdulillahiabbil alamin arrahmanirrahim maiki nastain ihdinasirathal sirathalladzina an’amta alaihim ghairil maghdubi alaihim wadin Amin hal ataka haditsul ghasiah wujuhun yaumaidin khasiah amilatun nasibah tasla naron hamiah tusqo Min aininah laisahumamun Illa wujuhun yaumaidin Naimah lisaiha rhiah Fi jannatin alah la tasm fiha fiha Jah fihaum Marfuah wa akwabum mauduah waariqu masfufah warabiyu mabtuta Afala yanzuruna Ilal Ibni Kaifa khuliqat kaufiat alat fzakkir innama Anta mudzakkir Lasta alaihim bimusaitir illa Man tawalla wa kafar fayuadzibuhullahul adzabal Akbar Inna ilaina iyabahum tumma Inna Alaina hisabahum Allahu akbar samiallahu liman hamidah allahu akbar allahu akbar allahu akbar Allahu Akbar Oh Allah Asalamualaikum warahmatullah Asalamualaikum warahmatullah astagfirullah astagfirullah astagfirullah allahum

Kajian

pada

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *