cahaya sunah RJ TV salurat baga pemirsa TV [Musik] asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh alhamdulillah wasalatu wasalamu ala rasulillah Nabina Muhammadin wa ala alihi wa ashabihi waanwalah Ashadu Alla ilahaillallah wahdahu la syarikalah wa Ashadu anna muhammadan abduhu wa rasuluh Amma ba’du ikhwaat Islam azakumullah para pemerhati raja di mana pun anda berada Alhamdulillah di kesempatan pagi hari ini seperti biasa di Selasa pagi kita akan simak bersama kembali kajian ilmiah yang kami hadirkan secara langsung dari pembahasan rutin pembahasan buku Ada apa dengan remaja buku yang membahas mengenai problematika remaja disampaikan oleh Al Ustaz Bu Hisan almaidani hafizahullah sebagai penulisnya langsung di setiap Selasa pagi ini dan seperti biasa setelah materi yang akan disampaikan pada kesempatan ini akan membahas mengenai lingkungan yang mendidik untuk tanggung jawab Kami akan buka sesi interaktif sesi soal jawab silakan bagi Anda yang ingin bertanya perihal pembahasan ini di layanan pesan Whatsapp di 0819896543 baik kita akan simak bersama materi yang akan disampaikan kepada Ustaz kami persilakan F Maskur asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh inalhamdulillah nahmaduhuainuhuagfiruh illah anusinatiina yahdihillah Fala mudillalah Wam yudlil Fala hadialah Ashadu Alla ilahaillallah wahdahu la syarikalah wa Ashadu anna muhammadan abduhu wa rasuluh ya ayyuhalladzina amanu ittaqulaha haqqa tuqatih wala tamutunna illa Wa Antum muslimun wab para pemerhati ra kaum muslimin dan muslimat yang dimuliakan Allah pertama-tama kita bersyukur k Allah subhanahu wa taala atas limpahan karunia dan Anugerah selawat dan salam atas nabi kita Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam keluarga beliau sahabat beliau dan segenap Umah Ila yaumilqiamah para pemerhati raja kaum muslimin dan muslimat Azani Allah wyakum Jamian Pagi ini kita akan melanjutkan Masih bersama buku Ada apa dengan remaja kita kita akan melanjutkan pokok-pokok bahasan yang ada di dalam buku ini pada Pagi ini kita akan membahas lanjutan dari pembicaraan kita sebelumnya yaitu bagaimana kita menciptakan membangun lingkungan yang baik dan positif untuk anak salah satunya adalah lingkungan yang mendidik untuk bertanggung jawab tanggung jawab adalah salah satu sifat bertanggung jawab adalah salah satu sifat yang mesti dimiliki oleh seorang mukmin seorang mukmin dilatih oleh Allah untuk melaksanakan berbagai perintah dan kewajiban agar membentuk mereka menjadi pribadi yang bertanggung jawab misalnya salat lima waktu yang Allah berikan tanggung jawab itu kepada kita mulai dari waktunya Tata caranya dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya ini akan membentuk seorang muslim menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan menumbuhkan rasa tanggung jawab ini perlu latihan untuk menanamkan rasa tanggung jawab pada diri kita kita perlu melatihnya demikian pula pada anak-anak kita terutama remaja yang sebentar lagi akan lepas landas artinya akan ee berhadapan dengan kehidupan yang sebenarnya ya maka rasa tanggung jawab ini perlu kita tanamkan dan ini tidak bisa dilakukan secara ee tiba-tiba ya atau ee kita katakan kita ingin ee cepat ya Ee sifat ini tertanam padanya ya perlu dilatih ya perlu latihan perlu waktu artinya ya Sehingga sedikit demi sedikit I mengerti apa itu tanggung jawab mengerti tanggung jawab Nah demikian Lalu bagaimana kita mendidik mereka anak-anak kita ini untuk memiliki kemandirian itu rasa tanggung jawab dan EE rasa percaya diri yang pertama adalah melatih untuk berusaha ya mengajarkan kepada anak bahwa segala sesuatu itu harus melewati proses ini pelajaran yang Allah berikan kepada manusia ya Allah menciptakan kita dengan proses kalau kalaulah Allah berkehendak dan mau ya Bisa saja semua manusia Allah ciptakan seperti Adam ya tanpa proses langsung jadi tapi itu hanya berlaku pada Adam tidak pada yang lainnya semuanya melewati proses ya Mulai dari dia lahir ke dunia ya kemudian ee dia berproses mulai mulai dari balita bawah 5 tahun kemudian menjadi anak yang mulai mumayis basuta antara 5 dan bawah 10 tahun kemudian menjadi remaja dewasa dan seterusnya hingga dia sampai kepada ee titik kesempurnaan ya di dalam hidupnya ya dia menjadi seorang manusia yang dewasa benar-benar dewasa itu proses semuanya ya tidak langsung jadi Ya dia memiliki kedewasaan yang sempurna ya pemikiran yang matang ya kedewasaan Nah itu proses ya dan itu perlu dilatih ya karena ini salah satu ee tugas yang Allah berikan kepada para pendidik yaitu menumbuhkan rasa tanggung jawab itu kepada mereka Maka salah satunya adalah melatih mereka untuk berproses berusaha ya nah ee dan para orang tua juga harus sabar untuk melaksanakan proses itu juga ya Nah dalam menanamkan ini kepada anak-anak mereka jangan cepat-cepat ingin memetik hasil ya atau terburu-buru kemudian kalau tidak tercapai apa yang diinginkan kita kecewa ya kemudian meluapkan kekesalan kejengkilan kita kepada si anak Ya sementara kita sendiri pendidiknya tidak mau mengikuti proses itu tidak sabar ya Nah demikian jadi jangan terburu-buru juga ini pelan-pelan kalau kita mendapati ya anak remaja misalnya agak lemah ataupun ee kurang rasa tanggung jawabnya artinya ini perlu latihan yang lebih ee keras lagi ya lebih intens lagi agar ya dia mengerti Jangan terburu-buru ingin memetik hasil kemudian kita terburu-buru juga misalnya menjatuhkan vonis ya Nah itu perlu kesabaran Ya nah nabi saja mendidik umat itu perlu waktu sampai 23 tahun ya Nah demikian ya maka Coba ya kita ee sabar di dalam mengikuti dan mengawal proses ya menanamkan ya rasa tanggung jawab ini kepada mereka ya salah satu contoh yang sering kita sebutkan adalah ee kita katakan memberikan tugas-tugas ya kepada anak ya tugas-tugas yang mungkin ya bukan tugas yang serius dan EE penting mungkin ya tapi itu untuk latihan saja untuk melihat bagaimana ee dia merespon satu tanggung jawab ataupun kewajiban ya Nah dan jangan kita buru-buru marah misalnya dia tidak ee melakukan apa yang kita perintahkan atau tidak melakukannya seperti apa yang kita inginkan ya Nah ya jangan terburu-buru marah ya karena itu akan membuyarkan ee apa yang kita sebenarnya ingin tanam apa yang sebenarnya ingin kita tanamkan kepadanya ya Nah maka bersabarlah ya terus kita latih dia ya sembari kita Arahkan ya supaya ya Ee dia punya ee kesadaran untuk melaksanakan tugas-tugasnya dan tanggung jawab-tanggung jawabnya itu ya apa-apa yang kita perintah kepadanya itu nah kemudian ya Hidup ini adalah pilihan setiap hari Allah subhanahu wa taala sebenarnya memberikan kita banyak pilihan Ya Allah sendiri mengatakan liinkumqamaak bagi siapa di antara kamu yang ingin maju atau ingin mundur artinya itu pilihan bahkan Allah mengatakanakf barang siapa yang mau silakan Mukmin Barang siapa yang mau silakan juga kufur ya artinya itulah hidup Hidup itu adalah pilihan Allah memberikan pilihan kepada kita karena Allah meletakkan akal pada manusia ya agar mereka bisa memilih dan pilihan itu sama dengan risiko konsekuensi ya Nah maka ya kehidupan ini hidup ini di dunia ini yang memang penuh risiko ya itu yang kita hadapi dalam kehidupan nyata ya dan anak akan berhadapan dengan itu maka coba latih dia untuk berani memilih ya Nah kadang-kadang kita justru ya mendidik mereka untuk menjadi orang yang pengecut pengecut di sini maksudnya tidak berani menetapkan pilihan ya tidak berani menetapkan pilihan ya Sehingga anak ini menjadi orang yang ya jiwanya kerdil dan penakut pengecut ya Nah dan Apa akibatnya ya dia akan tumbuh menjadi orang-orang yang enggak berani mengambil risiko dan konsekuensi nah dari situ Bagaimana muncul rasa tanggung jawab ya Nah demikian nah seorang yang berani memilih artinya dia berani bertanggung jawab mengambil resisiko dan ini adalah salah satu kita katakan tugas yang sangat vital dan penting bagi seorang pemimpin apalagi seorang pemimpin ya Nah karena pilihan yang akan dihadapkan kepadanya semakin banyak dan semakin berat semakin sulit nah misalnya anak laki-laki ya ya untuk menanamkan rasa tanggung jawab ini ya memang perlu ya kita katakan usaha yang ekstra keras lebih daripada anak perempuan misalnya ya karena memang berbeda anak laki-laki enggak sama dengan anak perempuan maka maka menanamkan rasa tanggung jawab pada anak laki-laki itu mungkin lebih kita ee tekankan ya ya kita lebih serius untuk melakukannya ya bukan berarti anak perempuan tidak kita latih untuk bertanggung jawab Cuma ya Allah juga mengatakan di dalam alqur’anijal Alisa laki-laki itu atau suami akan menjadi pemimpin qwam atas istrinya ataupun wanita mau mau dia harus memiliki jiwa kepemimpinan dan salah satu ya salah satu e kita katakan tugas yang berat dari yang diemban oleh seorang pemimpin adalah dari kepemimpinan itu adalah memilih ya Nah dia akan dihadapkan kepada pilihan yang lebih banyak daripada yang bukan pemimpin tentunya ya ya demikian dan ya memilih itu artinya risiko ya Nah kalau orang itu tidak nya rasa tanggung jawab ya maka dia menjadi orang yang pengecut enggak berani memilih dan enggak berani juga mengambil risiko ataupun kalau dia memilih dia enggak ngerti bahwasanya dia berhadapan dengan konsekuensi dan risiko Nah demikian dan ini perlu dilatih pada anak-anak kita ya terutama remaja supaya nanti ketika mereka betul-betul dewasa sudah siap ya untuk mengarungi kehidupan yang sebenarnya dia tidak lagi bersama kita dia tidak lagi bersama orang tuanya Nah demikian ya maka dari itu Allah juga mengingatkan kita ya Wina khfihimatan khu alaihim hendaklah mereka ya yaitu kita manusia khawatir ya ya meninggalkan anak-anak keturunan generasi yang lemah yang dikhawatirkan masa depannya yaitu itu tidak memiliki kesiapan untuk menghadapi hidup dan tentunya ya Ee pendidikan yang tulang punggung pendidikan itu adalah pendidikan rumah ya pendidikan rumah itu adalah tulang punggung pendidikan poros utama pendidikan bahkan itu adalah asas pendidikan seorang anak ya Nah kadang-kadang kita keliru menilai seseorang itu dari ee mungkin ee ee ee tingkat pendidikan yang dicapainya ya Ya mungkin dia ee bisa S1 S2 S3 atau ya mungkin status-status pendidikan yang dia capai di luar ya Tapi kadang-kadang itu tidak menggambarkan seseorang ya kadang-kadang kita tertipu GU dan banyak orang-orang yang terperangah [Musik] dan kita katakan ee susah menerima kenyataan misalnya Wah dia pendidikannya tinggi tapi kok seperti itu misalnya ya Kok seperti ini kok begini kok begitu ya sebenarnya kita enggak bisa lihat dari ee pendidikan luar yang dicapainya karena ee pada dasarnya manusia itu akan nampak kelihatan aslinya dari pendidikan rumah yang diterimanya kalau tidak dapat ya ya Ee Begitulah Ya ee ya pendidikan yang dia dapat di luar itu kadang-kadang itu tidak menggambarkan dia yang sebenarnya begitu wallahuam bawab maka ini perlu ya dilatih oleh para pendidiknya terutama orang tua ya Nah demikian ya ini perlu ya orang tua di sini ee mengobservasi anak itu ya Nah Bagaimana ada anak itu yang kadang-kadang suka Abai lalai ya Nah ya maklumlah Mungkin dia belum terpikir untuk ee apa apa namanya menerima konsekuensi tidak mengerti konsekuensi dan Ee tidak ambil pusing dengan risiko ya padahal sebenarnya kan tidak seperti itu ya seharusnya Nah demikian jadi ini perlu kita ee tanamkan dan kita latih kepadanya ya dengan ya kita katakan waktu ya pelan-pelan tidak bisa terburu-buru dan gerasa-gerusu nah Nah demikian ya nah jadi mengambil keputusan artinya adalah menetapkan pilihan ya Nah sebagian orang tua ada yang ini termasuk memanjakan anak ya segala sesuatu dia yang memilihkan gitu ya Ya memang Ya ee orang tua tentunya lebih paham ya Nah cuma di sini ya kita harus melatih mereka dalam hal-hal yang mungkin risikonya tidak besar ya ya Yang mana mereka ee ya bisa kita biarkan untuk memilih hal-hal yang ee apa namanya kita katakan penting ataupun hal-hal yang Gan tentunya ya tetap ya orang tua yang mengarahkan dan memilihkan untuk anak-anak mereka tapi ini dalam rangka melatih ya ya membiarkan anak untuk memilih ya Nah demikian wallahuam bawab nah nah kemudian setelah itu Ya kita perlu mendukungnya untuk berani memikul konsekuensi dari pilihan tersebut ya nah misalnya ada orang tua yang memberi uang kepada anaknya lalu dia ya sebagian anak enggak ngerti pegang uang ya maka dari itu hati-hati dengan Hadiah uang ya karena uang itu bagi anak seperti benda sakti yang dia yang dia lihat benda ini dapat mewujudkan segala keinginannya maka mungkin ya yang terjadi adalah dia menghabiskannya dengan cepat maka di sini artinya dia kurang punya rasa tanggung jawab ya terhadap ee amanah ataupun ee konsekuensi pegang uang itu ya maka ya dia harus menanggung akibat dari pemborosan yang dia lakukan ada resikonya begitu ya Nah demikian ya seperti itu contohnya ya Nah sehingga anak itu ya makin lama makin bertanggung jawab ketika dia pegang uang ya tentunya ada masa di mana anak itu ya memegang ee propertinya sendiri artinya barang-barang pribadinya sendiri termasuk uang yaitu ketika dia dalam al-quran disebut apabila dia sudah sampai usia rusyud dewasa tapi untuk menuju ke situ kan perlu dilatih misalnya anak yatim anak yatim tidak boleh diberikan harta yang dimilikinya hingga dia Sampai usia rusyud Ya nah tapi sebelum sampai ke titik itu anak itu kan perlu dilatih untuk pegang yang benda yang namanya uang ya Nah yang hari ini ya enggak ada anak yang enggak tahu itu benda yaitu uang itu ya Nah demikian tapi ya bayangkan anak yang enggak mengerti konsekuensi dia pegang uang lalu lalu ketika dia sudah Ee dewasa dia pegang itu tanpa dia tahu bagaimana ya menggunakannya apa resikonya ya Ya nanti Ya jadilah Dia anak yang ya boros misalnya ya Nah ya yang pusing orang orang tuanya juga kan begitu ya Nah para pemerhati raja kaum muslimin dan muslimat yang dimuliakan Allah jadi kita berikan itu dalam rangka melatihnya ya dan agar dia mengerti konsekuensinya ya Nah demikian kalau tidak ya banyak ya orang-orang dewasa bahkan dewasa kita katakan Ya enggak mengerti konsekuensi dia pegang harta pegang uang ya sehingga dia boros dia mubazir ya dia menyia-nyiakan harta atau idatul ma ya karena enggak ngerti ya Di Apa konsekuensi dia pegang uang itu nah sementara ini ini kan ya ketika dia dewasa itu menjadi suatu yang serius ini salah satu perkara yang yang rumit dia di dalam hidup itu adalah mengenai Harta Ya tanggung jawabnya itu mulai dari mencarinya dari mana didapat dan tanggung jawab itu juga berlanjut sampai kepada bagaimana dia membelanjakannya begitulah beratnya tanggung jawab meegang harta itu ya Maka jangan heran kalau orang-orang dewasa sekalipun ya enggak cakap enggak bijaksana memegang Harta Ya ya dengan mudah dia bersikap boros mubazir melakukan apa yang dilarang itu yaitu idatul Ma menyia-nyiakan Harta Ya ya terutama ya di sini pemimpin ya kepala keluarga suami misalnya ya kita katakan Ya tentunya tanggung jawabnya lebih besar daripada istri banyak para suami ya kalau belum diomelin istri enggak ngerti bahwanya dia boros ya kalau belum diomelin istri ya ya Kayaknya dia enggak sadar itu bahwasanya dia boros ya Nah diomelin istri baru sadar gu bahwasanya ya di selama ini pengeluarannya sudah membengkak misalnya sudah banyak mubazirnya sudah banyak idatul Ma apalagi laki-laki ya kelemahannya itu kan hobi kalau sudah bicara Hobi kadang-kadang dia boros pun enggak sadar mubazir pun enggak sadar Nah iya dia kalau dia punya nya istri yang kritis ya artinya suka ngomel juga diomelin itu memang sebagian suami Memang Pantas diomelin juga begitu ya Nah seperti itu Nah ini kan berkaitan dengan pendidikan yang dilaluinya ya pendidikan yang dilewatinya di masa kecil di rumah makanya pendidikan ee tulang punggung pendidikan itu adalah pendidikan rumah bukan yang di sekolah di seekolah kan sudah random dia ya guru-guru itu tidak sepenuhnya memperhatikan anak-anak kita ya Kita juga harus harap maklum juga dengan kondisi para guru apalagi hari ini ya ya Nah harap maklum saja enggak bisa kadang-kadang kita andalkan ya menjadi tulang punggung pendidikan anak-anak kita Nah ya Celakanya adalah orang tua yang pendidikan anaknya m tiap-titip ya lalu ee Bagaimana ya kita katakan ee anak ini bisa ya memiliki modal dan bekal yang cukup untuk mengarungi kehidupan Nah demikian ya Jadi ya memang perlu ee bersabar untuk menanamkan e hal ini kepada mereka salah satunya caranya adalah tadi ya melatih mereka untuk menjalani proses ya hidup ini bukan ee ya kita katakan sulap Sim Salabim kemudian dia apa yang diinginkannya ada di depan matanya ya kemudian apa yang di di tangannya itu ya sesuatu yang ya sesukanya dia lakukan ya Nah banyak sekarang ini ya orang-orang dewasa saja yang enggak ngerti rasa tanggung jawab KH khususnya yang berkaitan dengan harta di sini ya Nah belum lagi yang lain misal tanggung jawab waktu itu juga perlu dilatih ya tanggung jawab waktu ya karena waktu juga itu kan harta seb Sebenarnya ya waktu itu makanya ketika bicara waktu itu Allah menggunakan kata-kata khusr rugi Kenapa ee waktu padanannya rugi karena ya waktu itu adalah harta juga ya Bahkan harta yang sangat bernilai enggak bisa dinilai dengan apapun ya Nah orang itu juga harus punya rasa tanggung jawab terhadap waktu Ya misalnya apa ya dia membuat jadwal yang mungkin ketat di dalam hidupnya nah ini yang perlu dilatih juga pada anak remaja ya sebenarnya apalagi hari ini ya ya mereka Suka buang-buang waktu mereka kurang menghargai waktu ya ya mereka boros waktu juga mubazir waktu ya Nah ini Kan perlu ditanamkan rasa tanggung jawab terhadap waktu ya Nah demikian ya dan banyak lagi hal-hal lain yang memang perlu ya kita katakan kita latih pada mereka ya wallahuam baawab Nah kemudian di antara yang bisa kita lakukan untuk menanamkan ini pada mereka adalah menyiapkan mental mereka untuk menghadapi kegagalan ya orang yang pengecut adalah orang yang selalu dihantui dengan kegagalan enggak Siap gagal ya tidak siap menerima kenyataan itu yang akan membuat orang itu jadi pengecut enggak berani milih engak berani ambil risiko dan konsekuensi ya Nah ya itu ya dibayang-bayangi rasa kegagalan nah ini menunjukkan lemahnya hati Sebenarnya ya lemahnya hati ya Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam mengatakan di dalam hadis Man kanatid Dunya hammahu Barang siapa dunia menjadi tujuannya ini lemahnya hati ya salah satu yang melemahkan hati itu adalah e dunia itu terlalu dominan di hati ya hingga selalu menjadi tujuan kan begitu ya Nah Bagaimana faraqallahu alaihilahu Allah subhanahu wa taala akan mencerai-beraikan kekuatannya artinya adalah membuat dia lemah ya lemah di sini bukan fisik ya tapi hati kemudian waa’alal faqro Baina ainai Allah akan meletakkan kefakiran di depan matanya yaitu rasa takut akan kegagalan ya rasa takut akan kegagalan kemiskinan kefakiran ya ya Nah ini sebenarnya ya kata lain dari apa orang-orang yang enggak berani ambil risiko ya Nah demikian sehingga ya enggak berani mencoba akhirnya dan ini adalah sikap lemah Ya sementara nabi mengatakan ya eh ihris Al Ma yanfauk wastain Billah wa tajiz ya berusahalah untuk meraih apa-apa yang bermanfaat untukmu yaitu berusaha ya kemudian minta pertolongan kepada Allah dan Jangan lemah Jangan lemah di sini adalah ya rasa takut untuk gagal begitu ya Sehingga enggak berani coba artinya apa ya kalau kalah sebelum bertanding gitu ya Nah kalah sebelum bertanding itu ungkapannya ya Nah itu orang-orang yang tidak berani mencoba ya bagaimana kita ya tahu kesuksesan kalau kita enggak mengerti atau takut kegagalan ya kenyataannya orang-orang yang sukses itu adalah orang-orang yang mungkin berkali-kali gagal ya rata-rata seperti itu jarang kan orang yang sekali coba langsung sukses dan berhasil ya Nah kita ya dalam hal-hal bukan hanya dalam hal dunia ya dalam hal akhirat agama juga demikian menuntut ilmu misalnya ya Ya mungkin kita merasa enggak mampu atau gagal ya mungkin karena kita enggak berani mencoba ya Nah demikian ya itu dalam hal-hal Ayo kita katakan akhirat dan agama ya demikian juga dalam hal dunia Nah jadi ini perlu di dilatih kepada anak-anak yaitu menyiapkan mental mereka untuk menghadapi kegagalan kalau kita bicaranya sukses ya Nah nanti dia enggak Siap gagal dan hidup ini kan enggak selalu mulus Ya seperti yang kita ee lihat ya Ee kita saksikan di dalam kehidupan kita mungkin anak-anak remaja enggak tahu itu belum tahu itu karena mereka belum mengarungi kehidupan yang sebenarnya tapi kita para orang tua kan ngerti itu karena kita mungkin sudah jatuh bangun berkali-kali ya nah jadi artinya apa ada masa-masa jatuh ada masa-masa ya seorang itu harus di bawah tilkal ayyam nudawiluha bainannas itulah hari-hari yang kami pergilirkan kepada manusia nabi saja Allah ya kasih kalah dalam perang enggak menang terus ya itu nabi kita Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam ya mengalami kekalahan juga dalam perang itu Seorang nabi ya Nah demikian ya untuk e ya kita katakan pelajaran ya bahwa begitulah dia kadang-kadang kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan walaupun kita sudah berada di jalur yang benar apalagi ya gagal kita itu karena kita tidak berada di jalur yang benar gitu ya maka kita harus ambil di situ pelajaran Gitu ya nah ini yang lebih sulit diterima yaitu kita sudah mengambil jalur yang benar tapi kita masih gagal juga ya seperti ya para Nabi Ya seperti kita katakan pelajaran yang kita bisa petik dari beberapa kekalahan yang dialami Nabi dalam perang contohnya Perang Uhud beliau harus terluka perang Hunain ya ya kaum muslimin ya di awal harus menderita kekalahan padahal jumlah mereka banyak mereka justru lari meninggalkan Nabi dalam perang hunin ya ya walaupun nabi kembali menyeru mereka untuk Ya kembali ke Medan peperangan sampai seperti itu padahal jumlahnya banyak ya Waktu mereka sedikit itu tidak ada kata lari dan mundur tapi ketika jumlahnya banyak ya justru lari begitu meninggalkan nabi ya nyaris meninggalkan nabi sendirian Nah demikian itu pelajaran ya artinya ee Kalaupun kita sudah berada on the track Istilahnya ya kita juga ya Ee tidak ee menutup kemungkinan untuk merasakan mencicipi yang namanya gagal juga ya Nah demikian apalagi memang kita salah jalur ya salah kita ya Nah kalau gagal kan mungkin ya kita bisa lebih nerima ya Oh saya salah jalur ini saya melakukan satu yang salah ini ya wajar kalau gagal kan begitu ya Nah demikian wallahuam bawab tib ya Nah ini yang perlu eh ee kita katakan kita tanamkan ya pada anak kesiapan mental mereka untuk menghadapi kegagalan ya maka itu salah satu faedah yang mungkin bisa kita sampaikan kepada mereka ee ketika kita mengajar kan sirah kepada anak-anak ya kepada remaja ya Nah ada sisi-sisi yang sebenarnya tersembunyi yang perlu kita ya apa namanya kita ee ungkapkan ya kita ee Munculkan ya ketika kita mempelajari ee sirah Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam ya bukan hanya yang indah-indah dan manis-manis kemenangan kesuksesan ya bukan bukan nya itu sebenarnya makanya ada dinamika ee kehidupan Nabi ya ya ada masa susah masa senang masa menang Masa Masa kalah masa menang ya Nah demikian ya karena jika bukan karena pahitnya kegagalan kita tidak akan pernah tahu nikmatnya kesuksesan sukses itu nanti enggak spesial lagi kalau kita tidak mencicipi pahitnya ya Pedihnya kegagalan gitu ya ya Nah demikian wallahualam tapi ini perlu kesiapan mental Enggak semua orang siap gagal ya Nah kalau itu kita latih kepada mereka dari kecil nah dia akan menjadi pribadi yang tangguh ya mungkin dia bisa jatuh berkali-kali Ya untuk bangkit walaupun sekali dalam hidupnya tapi itu menentukan ya Nah demikian daripada orang yang sukses terus-menerus ya tapi sekali jatuh enggak bisa bangkit-bangkit lagi dan hidup ini ya fluktuatif naik turun ya Nah demikian ya itulah ujian yang Allah berikan kepada manusia ya Nah ada orang yang selalu mungkin berhasil sukses jarang gagal tapi sekali gagal terpuruk enggak bisa bangkit-bangkit lagi dia ada orang yang mungkin lebih sering jatuhnya dia tapi ada momen dia bisa bangkit ini menunjukkan dia adalah orang yang punya mental yang baja jiwa yang tangguh hati yang kuat ya hati yang kuat maka Jangan mengeluh dan menggerutu kalau Allah kasih kita gagal ya jangan merasa kurang beruntung apalagi melihat orang-orang yang sukses kan begitu ya ya Karena kadang-kadang itulah pilihan yang EE harus kita terima resikonya ya Nah demikian wallahuam bawab dan di antara jenis pendidikan yang penting adalah pendidikan untuk menghadapi kegagalan ya sehingga mereka mampu untuk belajar dari kesalahan-kesalahan ya dan berusaha untuk ya kita katakan Ya kembali ke jalurnya begitu ya Nah manusia ya seperti itu ee ada sisi lalainya sisi rupanya ya lengahnya ya Ee dengan segala kekurangannya ya I tapi ya manusia yang beruntung adalah manusia yang bisa belajar dari kegagalannya kesalahannya dan ya mampu bangkit ya dari keterpurukan Nah demikian ya wallahuam bissawab bab Enggak semua orang ya mampu menghadapi ujian gagal ya Nah ada orang yang hanya mampu kalau dia sukses kalau dia berhasil kalau lempeng-lempeng saja lurus-lurus saja ya yang Allah berikan kepadanya dikasih agak bengkok belok-belok sedikit dia ya masuk jurang dia ya wallahuam bisawab maka ajari anak-anak remaja kita untuk melihat kegagalan dari sisi yang lain ya nah nah ketika anak itu ee kita bisa kita katakan Ya tidak mendapatkan apa yang diinginkannya lah Ya walaupun dia sudah berusaha nah di di sinilah kita harus mendampinginya jangan justru membulinya kalau misalnya dia tidak mendapatkan ya kesuksesan ataupun apa yang diinginkannya misalnya dalam pelajaran sekolah misalnya Wah ini jeblok ini nilai pelajarannya kan begitu dia merasa terpuruk gagal enggak mampu Nah di sini ya Peran pendidik itu ya Nah bukan jangan justru membulinya ya Wah kamu memang begini begitu nah gitu nah ini akan menjatuhkan mentalnya ya Nah dia akan menjadi orang yang Ee kita katakan ajaz Ya dalam hadis itu ajaz sementara ya nabi mengatakan wala tajiz Jangan bersikap lemah wallahuam bissawab Nah demikian yang mana ya dia akan mampu melihat kegagalan sebagai pengalaman karena belajar dari pengalaman Enggak semua orang bisa walaupun ada ungkapan yang mengatakan pengalaman itu adalah guru yang paling berharga kan begitu ya tapi masalahnya adalah Enggak semua orang bisa mengambil pelajaran dari pengalaman ya ya justru pelajaran itu membuat dia terpuruk seharusnya ya pengalaman itu yang membuat dia semakin matang artinya dia enggak siap ya E mungkin ini berkaitan dengan pendidikan yang diterimanya waktu kecil dulu ya Nah demikian wallahuam maka hati-hati ya Kita terlalu memanjakan anak berlebihan ya sehingga dia menjadi anak yang lemah mentalnya itu akibat dari terlalu memanjakan anak kadang-kadang anak itu harus kita biarkan berjalan sendiri menghadapi masalahnya tapi kita tidak lepas penuhnya enggak kita pantau tapi kita melatihnya untuk berani mengambil konsekuensi ya dan bisa menerima kegagalan dan untuk bangkit lagi begitu wallahuam bissawab Nah demikian maka dari itu ee orang tua itu juga harus bisa menjadi motivator bagi anak-anak mereka bukan ya orang tua yang mudah kecewa kemudian ujung-ujungnya membully anaknya sendiri ya Nah membully anaknya sendiri tanpa dia sadar bahwa dia membuli anaknya sendiri ya mengunderestimate anaknya menjatuhkan mentalnya ya misalnya gini ya tanpa disadari ini misalnya orang tua selalu mengungkapkan rasa kecewa kepada anaknya ayah kecewa Ibu kecewa kecewa kecewa kecewa itu kan berat bagi mereka gitu ya Kalaupun kita kecewa enggak perlulah diomongin kayak seperti itu ya seolah-olah Dia anak yang menyusahkan orang tua dan enggak enggak enggak berhasil ya memenuhi ekspektasi orang tuanya e lama-lama dia berpikir saya ini anak yang enggak berharga kalau seperti itu ya Banyak orang tua yang enggak sadar gitu ya terlalu berlebihan Ya bisa dibilang lebai ya di dalam mengungkapkan rasa kekecewaan kepada anak sehingga muncul kata-kata misalnya percumalah disekolahkan mahal-mahal sudah begini sudah begitu Ayah sudah buat begini keluar banyak ini itu ini itu ya ya Kita paham orang tua kecewa kalau kalau anak tidak sesuai dengan ekspektasi orang tuanya cuma ya Kita juga harus paham ya kewajiban kita bukan membuat mentalnya jatuh begitu tapi ya kewajiban kita adalah Bagaimana menaikkan kembali ya motivasinya maka jadilah motivator bagi anak-anak kita ya bukan justru ya Banyak orang tua yang bisanya cuma ya mengungapkan rasa kecewa padahal itu lebih mirip kepada bully sebenarnya tanpa disadari ya orang tua yang terlalu lebai dalam mengungkapkan rasa kekecewaannya kepada anak Itu kadang-kadang bisa diartikan oleh anak sebagai Buli terhadap dirinya begitu wallahuam bissawab ya kita tahu paham ya Kita sebagai orang tua kadang-kadang kecewa kan begitu ya tapi bukan bukan itu yang harus kita lakukan gitu terus mengungkapkan kekecewaan-kekecewaan apalagi bukan hanya dengan kata-kata tapi juga dengan ekspresi ya Nah ya hingga membuat anak itu tambah Murung dia tambah masem kan begitu ya enggak bisa senyum lagi karena ya pendidiknya juga enggak bisa senyum lagi karena sudah dirundung kekecewaan begitu yang mendalam gitu ya Ya kita harus simpan juga itu ya jangan ditampilkan itu kepada anak walaupun kita kecewa dan enggak perlu juga disebut-sebut dibilang-bilang ya ee diceritakan bahkan yang lebih buruk lagi orang tua menceritakan kekecewaannya kepada orang lain dan lebih buruk lagi si anak tahu gitu ya ya itu betul-betul hancur itu ya Para pemerhati Raja kaum muslimin dan muslimat yang dimuliakan Allah tib Nah demikian ya jangan membuat dia frustasi ya Nah itu artinya juga kita tidak siap ya untuk menghadapi kegagalan ya di dalam ya mendidik anak gitu ya Kita juga harus akui kadang-kadang kita gagal ya di dalam melaksanakan apa yang kita inginkan kepada anak pendidikan anak walaupun kita enggak boleh berputus asa ya ya artinya itu karena kita mungkin salah tapi ya kita enggak boleh ya berputus asa tentunya ya wallahuam bissawab Nah demikian tib Nah itu saja mungkin ya materi kita pada kesempatan pagi ini mudah-mudahan bermanfaatul Astagfirullah [Musik] ahah Terima kasih banyak Ustaz syukrir demikian islamakumullah para PTI di mana pun anda berada materi yang telah disampaikan oleh Ustaz di kesempatan pagi hari ini yaitu mengenai lingkungan yang mendidik untuk tanggung jawab khususnya kepada anak-anak remaja kita diambil dari buku Ada apa dengan remajaahmudahan menjadi wawasan yang bermanfaat bagi kita semua ilmu yang bermanfaat baik untuk selanjut nya kami akan ajukan beberapa pertanyaan yang sudah masuk di layanan pesan Whatsapp yang terkait dengan pembahasan kita di kesempatan pagi hari ini yang pertama Ustaz ada pertanyaan Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Ustaz Apakah mendidik anak perempuan si anak juga harus diajarkan untuk bekerja Ustaz misal memenuhi kebutuhan yang dia ininkan itu dengan perjuang sendiri e misal dengan berjualan atau dengan menabung dari hasil EE jajanan jajannya Ustaz atau bagaimana Ustaz yang terbaik jazakir iya iya ayat ayat mengatakan ya kita mulai jawaban dengan ayat laki-laki enggak sama dengan perempuan itu dasarnya dulu ya nah kemudian laki-laki dan perempuan punya bentuk tanggung jawab yang berbeda tugas dan tanggung jawab yang berbeda maka di sini kita menanamkan rasa tanggung jawab ya menurut ya kita katakan kewajiban-kewajiban yang akan dipikulnya ya Nah demikian ya sebagai contoh laki-laki ya dia punya tanggung jawab besar misalnya untuk mencari nafkah maka ya kita katakan mungkin stressingnya ya Nah fokusnya mungkin lebih besar porsi tanggung jawab dalam Bab itu ya nah wanita ya punya tanggung jawab untuk mengurus rumah ya mengurus suami keluarga dan rumahnya sebagaimana nabi mengatakan almatu riyatun fi baiti zaujiha ya seorang wanita itu atau istri itu punya eh pemimpin Ya bagi e eh ratun fi baiti zaujiha pemimpin di dalam rumah suaminya ya ya ya urusan yang dikatakan sekarang sumur dapur kasur ya artinya urusan rumah tangga itulah kewajiban terpentingnya ya Nah maka mungkin bisa lebih difokuskan ke situ ya Nah artinya apa ee fokusnya kepada hal-hal yang akan dihadapi ya kewajiban-kewajiban yang bakal dia pikul Nah bukan berarti yang lainnya enggak perlu ya tapi ya kita di dalam pendidikan ini juga harus tahu skala prioritas ya Apa yang perlu ditekankan apa yang ya kita katakan bisa ditunda atau yang kurang dari itu kan begitu ya Nah demikian wallahuam bisawab ya Nah ee Apakah wanita enggak perlu punya rasa tanggung jawab misalnya di dalam menyampaikan ilmu perlu ya maka Coba lihat nabi Bagaimana menanamkan pada diri Aisyah untuk ya punya rasa tanggung jawab untuk menyampaikan ilmunya ya yang mungkin tidak dimiliki oleh ee istri-istri yang lain ya karena kelebihan mungkin yang dimiliki oleh Aisyah Nah demikian Nah itu kan ya kita katakan sesuatu yang EE level yang berikutnya ya ketika kita sudah mengenali ya itu dasar ya kita menanamkan rasa tanggung jawab terutama hal-hal yang penting baginya nah selebihnya adalah ini bicara tentang bakat ya bakat karena semakin besar karunia yang Allah berikan kepada kita maka semakin besar juga rasa tanggung jawab itu ya orang yang punya bakat di dalam ilmu tentunya tanggung jawabnya lebih besar kan begitu ya kadang dia punya kewajiban untuk menyampaikan ilmu Ya tapi kan enggak semua orang ya punya bakat di situ he ya ada yang memang enggak berbakat Ya belajar pun enggak nyampai dia Nah ini kan Anugerah ya talenta bakat itu anugerah nah ini kewajiban Pak para orang tua ya mengeksplore bakat anak dari situ kita bisa menetapkan porsi kewajiban-kewajiban yang yang bakal dia pikul nanti begitu Nah demikian ya wallahuam bawab Nah kita ada nulis buku muslimah siap berkarya yaah ada nah itu berkaitan dengan ya para wanita ya ya kita bicara di situ para wanita yang juga bisa berkiprah di samping ya kita katakan dia cakap di dalam memikul tanggung jawab tanggung jawab yang dasar tadi ya ya sebagai istri ya dia punya tanggung jawab yang dasar yaitu urusan rumah dan suami kan begitu ya Nah demikian wallahuam bawab maka kita lihat ya di dalam sirah para Salaf itu ya bagaimana para muslimah juga punya kiprah yang besar ya di dalam di tengah-tengah umat ini ya Nah demikian wallahuam bawab nabi juga membiarkan para muslim untuk berkiprah misalnya di dalam peperangan ya sebagai perawat dan lain sebagainya ya Nah ada buku yang ditulis oleh EE SY masur Hasan Salman Kalau tidak salah itu berkaitan dengan profesi kaum wanita di zaman Salaf dulu bahwa ternyata wanita itu banyak menekuni berbagai profesi ya Nah demikian tentunya ini satu nilai yang lebih ya dari ya kita katakan ee kewajiban dasar yang memang harus ditunaikan ya sebagai wanita dan sebagai istri Nah demikian wallahuam bawab nah Syekh Masar Hasan Salman juga menulis buku tentang eh kiprah kaum wanita di dalam ee penyebaran ilmu nah itu juga buku yang bagus untuk dibaca saya kira sudah diterjemahkan kedua buku itu ke dalam bahasa Indonesia judulnya belum tahu Oh ya Saya belum tahu Jul bel bahasa Indonesi Demikian Ya mungkin bisa dicari ya demikian wallahuam iya Baik terima kasih banyak sek atas jawaban dan nasihatnya demikian untuk yang bertanya dan ini ada dua pertanyaan Senada mengenai ee kekhawatiran baik dari sisi orang tua ataupun anaknya sendiri Ustaz mengenai masa depan ee anaknya ini bagaimana meyakinkan masa depan anak untuk melangkah ya dia apakah EE kita biarkan begitu saja atau kita ee ikuti dengan sesuai dengan keinginan kita kita dan juga ini ada pertanyaan anak remaja kami berkomunikasi dengan sering berkomunikasi dengan orang luar negeri dengan bahasa asing tentunya bahkan ketika main game pun mereka main bersama dengan orang-orang luar dan berbicara dengan bahasa Inggris sehingga ekspektasi mereka selalu ingin melanjutkan belajar dan mencari kerja di luar negeri Ustaz Yang pastinya Negeri kafir tapi dari kami sebagai orang tua khawatir dan belum percaya dengan agamanya ya mohon nasihat Ust apa Hal terbaik yang harus dilakukan oleh orang tua iya ya E kadang-kadang kita berada di antara harapan dan realita Ya ini yang kadang-kadang susah untuk disatukan gitu ya antara harapan dan realita realitanya Ya seperti yang kita lihat dalam kehidupan kita walaupun harapannya sebenarnya tidak seperti itu kan begitu ya Ya semua orang tua pasti punya harapan yang indahlah bagi anak-anak ya tapi kadang-kadang kenyataan di lapangan tidak seperti yang diharapkan ya itu ujian juga salah satu bentuk ujian kan begitu ya Nah sebenarnya kekhawaaran itu ya bergantung kepada apa yang sudah dilakukan Sebenarnya ya modal yang sudah diberikan gitu ya Nah pendidikan yang sudah diberikan kepada si anak kalau belum memang khawatirlah ya kalau memang enggak ada kosong melompong Istilahnya ya memang kita khawatir gitu ya Nah karena kita tidak memberikan bekal ya kepada ee mereka ya Nah maka ya yang muncul adalah kekhawatiran gitu ya mungkin barulah sadar orang tua itu muncul kekhawatirannya karena selama ini dia tidak mungkin belum memberikan modal yang cukup untuk anak itu sehingga dia juga enggak pde gitu terhadap anak itu Nah demikian makanya ya kita katakan Ya dulu Merantau itu sebenarnya kan budaya manusia ya bukan hanya di Indonesia tapi juga di berbagai negara mengenal yang namanya istilah Merantau ya dulu juga para Salaf Merantau ya Ee para ulama kita dulu juga Merantau ya dan itu juga dikenal di sini di apa namanya di nusantara ya di negeri ini ya Merantau itu Nah kalau kita enggak bicara Merantau di kalangan bangsa-bangsa lain lah ya kita kita lihat di di di di di kalangan kita ataupun di ee di bangsa ini atau di Indonesia lah kita kata di tanah air ya dulu orang tua-orang tua kita itu tidak melepas anaknya Merantau ya kecuali setelah membekali mereka ya ya Misalnya di dalam urusan dunia itu dibekali dengan apa ilmu bela diri Misalnya ini contoh ya artinya apa orang tua itu membekali gitu ya bagi si anak yang hingga dia punya modal yang cukup untuk mengarungi kehidupan gitu ya Nah melepasnya itu anak itu Nah makanya pendidikan itu adalah riwayat ini sering kita ulang-ulangi ya pendidikan itu sama dengan riwayat ya dari 0 tahun sampai 20 tahun dan itu yang akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah dari kita nanti pada hari kiamat apa yang sudah kita lakukan ya kalau kita baru sibuk di anak di usia anak itu menjelang dia dewasa atus pada saat kita akan melepasnya Ya wajarlah bukan hanya khawatir aja ngeri-ngeri Sedap Istilahnya ya Iya karena ya selama ini mungkin kita lalai itulah buah dari kelalaian artinya apa muncullah rasa kekhawatiran yang berlebihan bahkan rasa takut kan begitu ya Bahkan enggak PD juga seperti itu ya wallahuam bawab maka ya Eh dan pertanyaan kedua tadi ya satu fenomena mungkin ya karena anak sekarang ini ya dia punya akses untuk banyak bisa dan tahu itu lebih ya daripada orang tua kan begitu ya kadang-kadang orang tua yang enggak bisa ngikuti itu kan begitu ya Nah anak-anak sekarang semua bisa belajar otodidak kan begitu ya punya akses untuk berhubungan dengan orang-orang di seluruh dunia itu enggak bisa kita cegah juga kan begitu ya enggak bisa kita halangi juga Ya enggak realistis juga kalau kita apa namanya ee menghalang atau menghambat itu pada anak toh Dia akan cari jalannya sendiri juga begitu ya Nah siapa anak sekarang apalagi remaja yang enggak kenal dunia internet atau dunia maya begitu kayaknya enggak ada kan gitu ya Nah itu kan dunia tanpa batas makanya ya jawaban kita kepada masalah yang kedua tadi adalah ya yaitu penting nya kita untuk menempel anak-anak terutama remaja ya kalau bocah basuta bawaah 10 tahun mungkin enggak ditempel pun enggak enggak jadi masalah ya Nah tapi remaja usia 10 sampai 20 tahun itulah masa-masa orang tua itu perlu menempel anak ini ya perlu menempel anak Ini masalahnya adalah banyak orang tua ketika anaknya remaja justru melepasnya tidak menempelnya ya tidak mengawalnya karena dianggap sudah gede gitu ya ya badannya aja yang gede itu ya Nah justru dia asyik dengan Dengan apa Dengan bocahnya dengan anaknya yang kecil ya Nah akhirnya ya kita tahu sendiri ya remaja hari ini Masalahnya banyak sebenarnya ya maka sering-seringlah kita berdialog dengan aaja ya Mencoba mengorek mereka apa yang yang ada pada mereka yang enggak ya artinya apa e Enggak berani ya untuk berdialog dengan remajanya begitu karena dia akan terkejut-kejut gitu ya ya ada
Ustadz Abu Ihsan Al-Maidany, M.A. – Ada Apa Dengan Remaja
Gunakan Ctrl + F untuk mencari kata Klik kata tersebut untuk menuju pada video YouTube
Tags:
Leave a Reply