Ustadz Ustadz Arman Amri, Lc. | Syarah Hadist Arbain An-Nawawi

Gunakan Ctrl + F untuk mencari kata
Klik kata tersebut untuk menuju pada video YouTube

aku telah diperintah untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak disembah dengan benar melainkan Allah saksikanlah kajian Islam ilmiah di Roja TV dan radio Roja [Musik] bismillah asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh inalhamdalillah nahmaduhu waastainuhu waastagfiruh wa naudubillahi minuri anfusina w sayiatialinaahdiillah Fala mudillallah um musl ya yaumakumfirakumakumahahqitabah had had muhammadinahu Alaihi Wasallam bidah para jemaah yang dimuliakan Allah subhanahu wa taala kita lanjutkan kembali materi hadis dari alarbain nawawiyah Bu karya Al imam nawawi rahimahullahu taala sekarang kita sampai kepada hadis yang ke-17 pada hari ini hari Kamis tanggal 26 J pula 1446 Hijriah atau bertepatan dengan tanggal 28 November 2024 masehi kita akan mendengarkan hadis yang ke-17 dan penjelasan dari para ulama kita dengarkan terlebih dahulu hadis yang ke-17 dari sahabat Abu ya’la syaddad Bin aus al-anshari radhiallahu taala Anhu hadis yang dikeluarkan oleh Al imam muslim rahimahullahu taala baik kita baca terlebih dahulu hadis yang ke-17 alhitus saabiasyar an Abi ya’la syaddad Ibni ausin al-ansari radhiallahu taala anh rasulillah Sallallahu Alaihi inallaha katabal ihsana Alin faidza qotaltum faahsinulitlah wazaabahtum faahsinbhah walyuhidadukum syafratahu walurihabihatahu rawahu muslim artinya hadis yang ke-17 dari sahabat Abu ya’la syaddad Bin Aus al-anshari Semoga Allah meridainya dari Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam beliau bersabda Sungguhnya Allah telah mewajibkan untuk berbuat Ihsan atas segala sesuatu apabila Kalian membunuh maka bunuhlah dengan cara yang terbaik dan jika kalian menyembelih sembelihlah dengan cara yang terbaik hendaknya Di Antara Kalian menajamkan pisaunya dan mengenakkan hewan sembelihannya hadis riwayat muslim dari atau dalam riwayat yang lain bisa kita lihat dari sahabat Anas radhiallahu taala anh Di mana Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda Za hakamtum fa’dilu waidza qotaltum fahsinu fainnallaha Muhsin yuhibbul Muhsinin apabila kalian memberikan hukum maka berlaku Adillah apabila kalian menghukumi maka berlaku Adillah dan jika kalian membunuh maka baguskanlah dalam yakni membunuh tersebut karena sesungguhnya Allah Maha berbuat baik dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik para jemaah yang dimuliakan Allah subhanahu wa taala inilah hadis yang ke-17 dari sahabat Abu ya’alah syaddad Bin Aus Bin Tsabit al-anshari radhiallahu taala anh Semoga Allah meridainya sahabat yang wafat di negeri Syam pada tahun 58 Hijriah di mana sahabat ini adalah sahabat yang sangat mulia sekali sahabat yang tergolong dari kalangan ulama dan memiliki sifat yang Halim sangat penyabar kemudian zuhud dan Wara serta Abid yni ahli ibadah sahabat syaddad ini terkenal sebagai sahabat yang sedikit sekali tidur di malam hari karena jika beliau tidur di malam hari maka tidurnya tidaklah nyenyak dikarenakan beliau teringat terus dengan siksa neraka beliau teringat terus dengan siksa api neraka seingga beliau tidak dapat tidur dan beliau manfaatkan untuk salat malam sampai tiba waktu subuh inilah sahabat yang mulia syaddad Bin Aus Ayahanda beliau aus Bin Tsabit al-anshari tergolong dari sahabat Ansar yang awal-awal masuk agama Islam dan saudara dari aus yakni Hasan bin Tsabit atau Paman dari Abu ya’la Ini paman dari syaddad ini ini Hasan bin Tsabit adalah penyair Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam sahabat yang mulia sahabat yang mulia inilah sekelumi tentang sahabat Abu ya’la syaddad Bin Aus al-anshari radhiallahu taala Anhu baik para jemaah yang dimuliakan Allah subhanahu wa taala kita dengarkan keterangan dari para ulama tentang manzilatul hadis yakni kedudukan Hadis yang ke-17 ini dan hal-hal lainnya berkaitan dengan hadis ke-17 yang pertama sekali tentang manzilatul hadis kedudukan Hadis Al Imam annawawi rahimahullahu taala mengatakan kepada kita tentang hadis ini hadal haditu Minal ahadil jamiah liqawaidil Islam hadis ini tergolong dari hadis-hadis yang mengumpulkan kebaikan yakni keutamaan yang banyak sekali dan tergolong dari kaidah-kaidah agama Islam kemudian kita lihat bahwa dalam hadis ini nabi yang mulia Sallallahu Alaihi Wasallam menyebutkan ke umuman Ihsan yakni keumuman untuk berbuat baik dalam seluruh ya yakni Apa sajalah yang bisa kita lakukan yang bisa dilakukan oleh seorang hendaknya meletakkan asas alhsan Ya baik dalam yakni perbuatan yang tersebut para jemaah yang dimulakan Allah subhanahu wa taala di sini kita lihat ya berkaitan dengan nabi yang mulia Sallallahu Alaihi Wasallam yang golong sebagai sebaik-baik guru bagi umat ini di mana beliau Sallallahu Alaihi Wasallam menyebutkan kaidah besar ini dari kaidah-kaidah agama Islam ya dan juga sebagai pokok ya dalam kaidah agama yang mulia ini kemudian setelah itu beliau memberikan contoh yakni furu cabangnya atau contohnya berkaitan dengan alqatl wazzabh yakni membunuh dan menyembelih Nah nanti kita akan Jelaskan berkaitan dengan masalah ini dan ini bagian dari yakni arahan didikan nabi yang mulia Sallallahu Alaihi Wasallam kepada umat ini para jemaah yang dimuliakan Allah subhanahu wa taala kemudian yang berikutnya lagi berkaitan dengan isi dari hadis yang mulia ini di mana nabi yang mulia Sallallahu Alaihi Wasallam mengatakan kepada kita Innallaha kataba Sungguhnya Allah kataba Apa makna kataba di sini yni kataba banyak memiliki makna yang pertama dari makna kataba di sini adalah jamaah wabata ini mengumpulkan dan menetapkan contoh Allah subhanahu wa taala berfirman berkaitan dengan makna kataba yaitu J bata mengumpulkan dan menetapkan firman Allah subhanahu wa taala dalam surat almujadilah ayat 22 Allah subhanahu wa taala berfirman ulaika kataba Fi qulubihimul Iman yaitu mereka-mereka yang mengumpulkan Iman di dalam hati mereka atau menetapkan Iman di dalam hati mereka lihat di sini makna kataba dalam ayat yang mulia ini bermakna mengumpulkan atau menetapkan para jemaah yang dimuliakan Allah subhanahu wa taala kemudian makna katabah yang kedua yaitu syaroa wa aujabah yakni mensyariatkan atau mewajibkan Nah ini banyak kalau kita jumpai dalam dalam ayat al-qur’an dalam ayat-ayat al-qur’an berkaitan dengan firman-firman Allah subhanahu wa taala yang di dalamnya ada lafaz katabah atau ya kutiba misalnya contohnya dalam surah Albaqarah di mana Allah subhanahu wa taala berfirman tentang kewajiban ibadah siam yang sudah sering kita dengarkan ayat yang mulia ini dalam surah al-baqarah ayat 183 ya ya ayuhadina amanutibaikumam kamatiba aladina minqblikum laallakum tattaquun artinya Wahai orang-orang yang beriman telah diwajibkan Nah kalau kutiba maknanya telah diwajibkan telah diwajibkan siam yni siam Ramadan atend diri kalian sebagaimana orang-orang terdahulu telah diwajibkan siam atas mereka agar kalian mendapat predikat takwa kata Allah subhanahu wa taala Nah di sini bermakna disyariatkan atau diwajibkan kemudian bisa dilihat pula dalam surat yang sama surat Albaqarah ayat 216 di mana Allah subhanahu wa taala berfirman telah diwajibkan atalian berperang Yaum kata Allah subhanahu wa taala atau dalam surat yang sama pula y surat Albaqarah ayat 178 di mana Allah subhanahu wa taala berfirmantibaikumul Q filqla yakni telah diwajib sekalian qisas dalam hal pembunuhan Nah di sini berkaitan dengan makna kataaba sekali lagi yaitu bermakna syaroa telah disyariatkan atau aujaba Y telah diwajibkan kemudian makna katabah yang ketiga sekarang yang ketiga yaitu bermakna qaddar yakni telah ditakdirkan atau telah ditentukan oleh Allah subhanahu wa taala contoh Allah subhanahu wa taala berfirman dalam surat almujadilat 21 kataballahu laag Allah telah menentukan ini Allah telah menakdirkan kemenangan bagi diriku dan rasul-rasulku kata Allah subhanahu wa taala nah ini berkait dengan makna kata baris ini yakni qaddaro Allah telah menakdirkan atau dalam surat al-anbiya dalam surat al-anbiya ayat 105 Ya Allah subhanahu wa taala berfirman walaqad katabna fizzaburi Dan sungguh kami telah takdirkan dalam Kitab Zabur Kitab Zabur artinya di sini berkaitan dengan lafaz kataba bermakna Ya qadaro baik para jemaah yang dimuliakan Allah subhanahu wa taala sebagian para ulama ini berkaitan dengan hadis yang mulia ini hadis yang ke-17 hadis dari Abu ya syadad Bin Aus sebagian para ulama membawakan makna inallah katabaar W maknanya adalah disyariatkan atau diwajibkan namun sebagian lagi mengatakan bahwa maknanya juga bisa bermakna Qadar in jadi Artinya bahwa Allah subhanahu wa taala telah menakdirkan ya telah menakdirkan alihsan yaah inilah berkaitan dengan yakni pandangan dari para ahli ilmu mengenai makna kataba dalam hadis yang mulia ini Innallaha katabal ihsana Al para jemaah yang dimulan Allah subhanahu wa taala Sekarang kita akan lihat berkaitan [Musik] dengan kitabah yakni penulisan ya kalau dikatakan alkitabah yakni penulisan almudofah ilallah yang disandarkan kepada Allah subhanahu wa taala para ulama membagi menjadi dua alkitabah dua jenis penulisan atau dua jenis alkitabah apa itu Yang pertama adalah alkitabah alqadariah kitabah alqadariah yakni penulisan takdir dan yang kedua alkitabah asyariah yakni penulisan syariat yakni agama dalam hal ini dalam al-quran alkarim nanti kita akan lihat berkaitan dengan contoh-contohnya yang pertama terlebih dahulu adalah alkitabah alqadariah alkauniah di sini bisa kita lihat ada empat ee macam yang diberikan oleh para ulama yang pertama alkitabah al-qadariyah alammah yang bersifat umum yakni bersifat umum penulisan takdir bagi seluruh makhluk Artinya bahwa Allah subhanahu wa taala telah menulis takdir para makhluk ya 50.000 tahun sebelum Allah mencipta langit dan bumi Dan ini tertulis di Lauhul mahfuz pena telah diangkat lembaran telah kering ya rufiatil akqlam wfati suhuf nah ini berkaitan dengan alkitabah contoh dari kitabah yang pertama dari alkitabah al-qadariyah al-kauniyah Kemudian yang kedua adalah alkitabah al-qadariyah al-umriah nah ini yang berkaitan dengan yakni manusia saat manusia itu masih berada pada perut ibunya yakni berupa janin setelah genap berusia 120 hari Allah subhanahu wa taala perintahkan kepada malaikat untuk menuliskan empat takdir bagi si hamba ini yang pertama tentang rezekinya yang kedua tentang umurnya yang ketiga tentang amalnya dan yang keempat tentang bahagia atau sengsaranya ia nah ini yang disebut dengan sekali lagi alkitabah alqadariyah al-umriah Kemudian yang ketiga sekarang yang ketiga adalah alkitabah alqadariyah assanawiyah itu takdir tahunan kita katakan takdir tahunan di mana Allah subhanahu wa taala telah menakdirkan takdir para hamba untuk 1 tahun ke depan yaitu pada malam takdir atau disebut dengan Lailatul Qadar jadi pada malam takdir lailatul qadar Allah subhanahu wa taala menakdirkan takdir para hamba misal ditakdirkan pada lailatul qadar atau malam takdir itu bwa Si Fulan atau fulanah ya akan sukses tahun ini misalnya atau ditakdirkan akan meninggal misalnya tahun ini misalnya atau ditakdirkan tahun ini akan berangkat haji misalnya atau akan begini begitu dan sebagainya nah ini disebut dengan takdir tahunan ya ini yang ketiga kemudian yang keempat ya dari alkitabah alqadariah yaitu alyaumiyah takdir harian ya takdir harian di mana Allah subhanahu wa taala menakdirkan takdir para hamba untuk satu hari tersebut sebagaimana Allah subhanahu wa taala berfirman dalam surat Arrahman ayat 29 Allah berfirman kulla yaumin Hua fiyaan artinya setiap hari Allah dalam kesibukannya yakni dalam menakdirkan takdir para hamba untuk satu hari tersebut yakni setiap hari setiap hari Allah subhanahu wa taala dalam kesibukannya kata Allah subhanahu wa taala yauminuai para jemah yang Diman Allah subhanahu wa taala ini sebagai contoh dari takdir yang pertama Ya yakni alkitabah alqadariah Aliah yaitu penulisan takdir yang diper ya yakni untuk alam semesta ini Baik para jemah yang dimulan Allah subhanahu wa taala adapun alkitabah yang kedua yang tadi telah diisyaratkan yaitu alkitabah asyariah adiniah yaitu penulisan tentang Syariat agama ya contoh banyak kita lihat dalam Alquran atau Hadis Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam berkaitan dengan ya Ketentuan dan kewajib salat l waktu misalnya siam Ramadan misalnya sampai pergi haji bila mampu maka berkaitan dengan alkitabah penulisan yang kedua ini berkaitan dengan Syariat agama bisa terjadi dan bisa tidak yakni kita lihat di antara kaum muslimin misalnya berkaitan dengan salat Li waktu ada yang mengerjakan salat Li waktu ada pula yang tidak mengerjakan salat l waktu atau yang berkaitan dengan siam Ramadan ada di antara kaum muslimin yang mengerjakannya Ada pula yang tidak mengerjakan siam Ramadan atau bahkan sampai ibadah haji sekalipun bagi mereka yang sudah mampu secara fisik dan finansial ada saja di antara mereka yang belum mau mengerjakannya Nah inilah berkaitan dengan alkitabaharah penulisan ya tentang Syariat agama para jemaah yang dimulan Allah subhanahu wa taala kita lanjut di sini tentang alihsan sekarang di mana nabi yang mulia kembali kepada hadis ke-17 tadi nabi yang mulia Sallallahu Alaihi Wasallam mengatakan kepada kita innallahungguhnya Allah telah mewajibkan dan alihsanah Apa makna al-ihsan Apa makna dari al-ihsan al-ihsan bisa bermakna alitqan wa ijadatusai yaitu betul-betul ya mengerjakan dengan teliti dengan baik dengan bagus atau bersikap profesional ya ini makna yang pertama atau atau makna alihsan yang kedua adalah isalun naf ya lilhair Memberikan manfaat kepada orang lain memberikan manfaat kepada orang lain Nah kalau kita lihat berkaitan dengan makna yang pertama yaitu alitqan ini makna Isan yang pertama alitqan wa ijadatusai ini bisa mengarah kepada yang wajib dan bisa pula mengarah kepada yang sunah ya mengarah kepada yang wajib misalnya ya mengerjakan semua kewajiban-kewajiban agama seperti salat lima waktu dengan sebaik-baiknya ya dengan sempurna dari Takbiratul Ihram sampai salam dikerjakan dengan sebaik-baik pengerjaan baik gerakan bacaan dan seterusnya Ah ini jelas ya hal yang wajib Adapun hal yang sunah ya Semua yang berkaitan dengan sunah-sunah ini bisa dikerjakan namun dikerjakan dengan baik dikerjakan dengan ee yakni teliti begitu maka ini termasuk dari ya al-itqan makna al-ihsan Kemudian yang kedua tadi dikatakan bahwa dari Makna al-ihsan adalah Isal annafa Memberikan manfaat kepada orang lain nah ini juga bisa yakni berupa yang wajib atau yang sunah seperti Memberikan manfaat yang wajib adalah kepada orang tua kepada anak dan istri ya memberikan hal-hal yang bermanfaat begitu ini hukumnya wajib adapun yang sunah ya yang sunah Ah ini Tentunya yang ya yang EE seperti sodqah yang sunah ya infak sodqah yang sunah ataupun yang lainnya ya hukumnya sunah saja tidak sampai kepada yang yang wajib baik para jemaah yang dimulian Allah subhanahu wa taala ee tentang hadis nabi yang mulia tadi Innallaha katabal ihsana Sungguhnya Allah telah mewajibkan alihsan nah ini berkait dengan hukum Ihsan dalam hadis yang yang mulia ini adalah wajib adalah apa wajib dan kita lihat dalilnya dari al-qur’an al karim dalam surah Albaqarah dalam surah Albaqarah ayat 195 Allah subhanahu wa taala berfirman in berbuat ihsanlah kalian Sungguhnya Allah mencintai orang-orang yang Muhsin atau dalam surat annahl ayat 90 di mana Allah subhanahu wa taala berfirman inallahaurli Wal Ihsan kata Allah suungguhnya Allah memerintahkan berbuat yang adil dan Ihsan nah ini perintah dari Allah perintah dari rabbul alamin kalau perintah jelas Lil wujub adalah suatu kewajiban maka wajib kita untuk berbuat Ihsan maka nabi yang mulia dalam hadis yang mulia ini menegaskan kepada kita semua Innallaha katabal ihsana Sesungguhnya Allah mewajibkan ya berbuat Ihsan yakni berbuat baik para jemah yang dimul Allah Subhan taala kalau kita melihat kepada penjelasan para ulama tentang Ihsan ini di antaranya yang pertama penjelasan dari Syekh Walid assaidan hafidahullah Beliau mengatakan bahwa al-ihsan itu ada tiga al-ihsan ada tiga yang pertama Ya alihsan ilallah berbuat Ihsan kepada Allah subhanahu wa taala yang kedua Lin nafs untuk diri sendiri dan yang ketiga Lilir untuk orang lain ya berbuat Ihsan untuk orang lain begitu yang pertama berkaitan dengan ya berbuat Ihsan kepada Allah kepada rabbul alamin ini sebagaimana yang dijelaskan o Rasulullah wasam Dalam Hadis Jibril Ketika Malaikat Jibril bertanya kepada nabi kabarkanlah kepadaku apa itu Ihsan Apa jawaban nabi anta’budallaha kaaka tar faillam takun tarahu fainnahu yaroka Ihsan tersebut adalah engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihatnya dan jika engkau tidak melihat Allah pasti Allah melihat dirimu Nah inilah berkaitan dengan Ihsan kepada Allah subhanahu wa taala yang Nabi jelaskan dalam hadis Jibril tadi kemudian Ihsan yang kedua adalah Ihsan kepada diri sendiri yakni seorang berbuat baik kepada dirinya sendiri ya berbuat baik kepada dirinya sendiri apakah itu dalam ya masalah yakni jasmaninya rohaninya dia penuhi kebutuhan jasmani dan rohaninya ya maka ia telah berbuat Ihsan kepada dirinya ya berbuat Ihsan kepada dirinya terlebih Dia belajar agama untuk dirinya agar dirinya keluar dari kebodohannya dari kebodohan dirinya sendiri kan begitu kemudian dia belajar tauhid Dia belajar sunah Nabi yang mulia dia mempelajari kebaikan-kebaikan lainnya dalam agama yang mulia ini lalu dia amalkan maka inilah kebaikan untuk dirinya kebaikan untuk dirinya kemudian yang ketig tiga sekarang alihsan lilhair berbuat Ihsan kepada orang lain ya tentunya dengan cara memberikan manfaat memberikan keutamaan kepada orang lain ya memberikan apa yang yakni dibutuhkan oleh orang lain yang bermanfaat bagi dirinya ahah inilah makna dari ya berbuat Ihsan kepada orang lain dan ini Tentunya banyak sekali dalil yang menjelaskan hal ini Baik para jemah yang dimulan Allah subhanahu wa taala sekarang kita lihat lebih rinci yakni di antara keterangan yakni Syekh Sulaiman arruhaili hafidahullahu taala berkaitan dengan makna al-ihsan ya berkaitan dengan makna al-ihsan yang pertama kata beliau dalam masalah agama hak haknya seorang ya bertauhid kepada Allah subhanahu wa taala dengan cara bertauhid kepada Allah subhanahu wa taala dan membuktikan ya perintah dari Allah dan rasulnya dalam beragama ini yaitu dengan ya ittiba kepada nabi yang mulia Sallallahu Alaihi Wasallam mencontoh sunah Nabi dalam beribadah kepada Allah subhanahu wa taala maka jelas ini merupakan alihsan fiddin ya berbuat Ihsan dalam agama ini secara umum dulu kemudian yang kedua dalam masalah Ibadah dalam masalah ibadah nah ini kalau dalam masalah ibadah kita merujuk kepada hadis Jibril di mana nabi yang mulia Sallallahu alaih wasallam menjelaskan tentang e yakni Ihsan di situ ketika ditanya oleh malaikat jibril Apa jawaban nabi tentang Ihsan anbudallah kaaka un engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihatnya dan jika engkau tidak melihat Allah pasti Allah melihat dirimu Nah inilah berkaitan dengan Ihsan dalam ibadah kemudian para jemaah yang dimulakan Allah subhanahu wa taala yang berikutnya lagi alihsan fil muamalah Ihsan dalam sisi muamalah begitu yaitu tadi dikatakan kan memberikan manfaat kepada orang lain dengan apa bilfadli Wil Adli dengan keutamaan dan keadilan ya Apa itu dengan keutamaan yaitu dengan cara seorang memberikan atau seorang ee menurunkan haknya ya Ee kemudian diberikan kepada orang lain atau menambah hak orang lain menambah hak orang lain ya ini dengan cara inilah disebut dengan alfadl dengan keutamaan sedangkan dengan aladl dengan keadilan yaitu memberikan sesuatu itu dengan ya haknya ya memberikan sesuatu itu sesuai dengan haknya ini haknya Si Fulan berapa Si Fulan berapa Si Fulan berapa disesuaikan dengan haknya ee tersebut maka ini berkaitan dengan keadilan di sini jadi bermuamalah atau berbuat Ihsan dalam sisi muamalah yaitu dengan alfadl dan aladl dengan keutamaan dan keadilan sebagaimana Allah subhanahu wa taala menyebutkan dalam ayat yang mulia Innallaha yamuru Bil Adli Wal Ihsan Sesungguhnya Allah memerintahkan untuk berbuat adil dan ihsan para jemah yang dimuliakan Allah subhanahu wa taala kemudian juga dalam masalah akhlak ini juga ada Ihsan dalam masalah akhlak dalam masalah akhlak sebagaimana Allah subhanahu wa taala berfirman wasbir fainnallaha AJR Muhsinin dan Bersabarlah suungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan tidak akan menyia-nyiakan ganjaran orang-orang yang berbuat Ihsan nah Ihsan di sini adalah dengan ke kesabaran dan sabar itu merupakan Akhlak Yang Mulia atau bagian dari Akhlak Yang Mulia baik para jemaah yang dimulan Allah subhanahu wa taala atau misalnya lagi alihsan fil Amali yni berbuat Ihsan dalam ee pekerjaan Nah di sini ya bisa juga kita katakan sebagai sikap profesional ya sikap profesional yakni ketika seorang bekerja dengan sebenar-benarnya ya dengan teliti dengan sangat rapi sangat bagus sekali menunjukkan profesional profesionalnya begitu maka jelas orang seperti ini yakni telah memberikan Ihsan dalam pekerjaannya sebagaimana nabi yang mulia Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda dalam hadis yang mulia Innallaha yuhib Min ahadikum idza Amila amalan ayutqinahu ala kulliai ayutqinahu rawahu thaani kata nabi yang mulia Sallallahu Alaihi Wasallam suungguhnya Allah mencintai salah seorang Di Antara Kalian apabila bekerja bekerja secara profesional kata Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam kemudian para jemaah yang dimuliakan Allah subhanahu wa taala ini berkaitan dengan ya macam-macam alihsan ya macam-macam alihsan ya kemudian mengenai alihsan itu sendiri ada dua ada yang wajib ada yang sunah kalau yang wajib seperti ya mengerjakan kewajiban-kewajiban meninggalkan hal-hal yang diharamkan oleh agama ah ini adalah Ihsan yang sifatnya wajib Adapun Ihsan yang sifatnya sunah ya berkaitan dengan alumur almahabbat ini perkara-perkara yang memang disunahkan dalam atau oleh agama perkara-perkara Yang disunahkan oleh agama Ya seperti salatsat sunah puasa sunah atau hal-hal apa saja yang disunahkan untuk dikerjakan maka hukumnya adalah sunah dan itu bagian dari al-ihsan para jemaah yang dimuliakan Allah subhanahu wa taala kita lihat di sini berkaitan dengan yakni keterangan nabi yang mulia Sallallahu Alaihi Wasallam Di mana nabi yang mulia sallallahuaihi wasallam memberikan contoh ya tentang alihsan filqatl wabah berbuat Ihsan dalam membunuh dan dalam menyembelih bayangkan ya inilah berkaitan dengan agama Islam yang Masyaallah Di mana nabi yang mulia Sallallahu alaii wasallam memberikan kaidah sebagai pokok terlebih dahulu yaitu tentang Ihsan itu sendiri lalu nabi yang mulia wasam memberikan contoh Nah contoh dari Ihsan adalah dalam hal membunuh dan dalam menyembelih kalau ada yang bertanya jika ada yang bertanya Mengapa diberikan contoh oleh Nabi dalam masalah membunuh dan dalam menyembelih Bukankah ya Ada contoh-contoh lainnya yang jauh lebih besar dalam masalah Ihsan Ah di sini dijawab oleh para ahli ilmu tentu demikian jawaban yang pertama adalah Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam sudah memberikan contoh Ihsan dalam membunuh dan dalam menyembelih apalagi yang lainnya jadi ini yang pertama jawaban yang kedua jawaban yang kedua bahwa ee dalam hal membunuh atau dalam hal menyembelih banyak orang-orang tidak memperhatikan masalah ini byak orang-orang ya yakni tidak peduli dalam masalah ini tidak memperhatikan dalam masalah ini ya yakni asal menyembelih saja Misalnya tidak memperhatikan hal-hal yang perlu diperhatikan maka inilah yang Nabi ingatkan kepada kita semua dalam dua hal yang kebanyakan manusia itu lalai dari dua hal ini Baik para jemah yang dimulan Allah subhanahu wa taala Nah sekarang berkaitan dengan Apa bedanya alqatl dengan azzabah alqatl yaitu membunuh dan azzabah yaitu menyembelih alqatl ini lebih kepada Ma yukal yang tidak dimakan dagingnya jadi bunuh seperti membunuh alfar ya membunuh tikus membunuh ular membunuh ini itu dan lain sebagainya yang dibunuh begitu kala jengking dan sebagainya Adapun azzabah ini maal yang dimakan dagingnya seperti menyembelih hewan ternak menyembelih hewan-hewan ternak ya menyembelih ayam sapi kambing unta begitu atau yang semisal maka dengan dengan dengan lafaz azzabah yaitu menyembelih baik para jemaah yang dimulan Allah subhanahu wa taala ada riwayat di mana salah seorang sahabat nabi yang mulia berkata kepada Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam Ya Rasulullah inni la adbahusya wa arhamuha wahai Rasulullah saya ini menyembelih kambing satu sisi dan Sisi yang lain saya ya yakni rahim terhadap kambing tersebut ini sayang kepada kambing tersebut apa jawaban nabi kepada sahabat ini was inahimah rahimakallah Adapun kambing yang engkau sembelih jika engkau memiliki sifat rahim yakni sayang kepadanya maka Allah akan menyayangi dirimu Allah akan menyayangi dirimu inilah keterangan nabi yang mulia Sallallahu Alaihi Wasallam dan tentunya menunjukkan bahwa Islam atau agama Islam itu penuh dengan kasih sayang penuh dengan kasih sayang jadi ajaran aajaran agama yang mulia ini penuh dengan kasih sayang jika umat Islam di zaman sekarang jika umat Islam di zaman sekarang ini mereka betul-betul mempraktikkan agama Islam sebagaimana yang dipraktikkan oleh Rasulullah was dan para sahabat di zaman dahulu maka akan nampak sekali Islam itu sangat indah sangat mulia sekali sehingga banyak orang-orang nonmuslim akan tertarik dengan agama Islam yang indah yang mulia ini sebagaimana di zaman nabi pada tahun ke9 Hijriah yang disebut dengan Amul wufud tahun datangnya para delegasi dari dari macam-macam kabilah dari kabilah-kabilah yang berjumlah banyak itu datang delegasi-delegasi mereka menyatakan di hadapan nabi masuk Islamnya mereka sebagaimana Allah subhanahu wa taala berfirman dalam ayat yang muliaadulun fiillahi afwaja dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk kepada Islam ya masuk kepada Islam secara berbondong-bondong inilah keterangan rabbul alamin kepada nabi yang mulia Sallallahu Alaihi Wasallam betapa Islam Itu Indah di masa itu betapa Islam itu Mulia sekali di masa itu sehingga dilihat oleh orang-orang nonmuslim bahwa ini adalah agama yang indah sekali sehingga mereka tertarik berbondong-bondong masuk kepada agama Islam para jemaah yang dimuliakan Allah subhanahu wa taala dan tentunya ini sebagai bantahan hadis yang mulia ini dan juga dalil-dalil yang lain yang menunjukkan Keindahan Islam kemuliaan agama Islam sebagai bantahan kepada orang-orang khawarij kelompok khawarij yang bersikap keras yang bersikap keras menunjukkan sikap keras mereka terhadap orang-orang yang bukan golongannya maka ini tidak dibenarkan ini menyimpang dari ajaran Islam yang indah menyimpang dari ajaran Islam yang penuh kasih sayang menyimpang dari ajaran Islam yang penuh kemuliaan dan tentunya Islam berlepas diri dari perbuatan orang-orang khawarij dan juga orang-orang khawarij berlepas diri dari agama Islam yang indah yang penuh dengan kasih sayang para jemah yang dimuliakan Allah subhanahu wa taala kembali kita kepada hadis yang mulia ini hadis yang ke-17 dari sahabat Abu Yala syaddad Bin Aus Di mana nabi yang mulia Sallallahu Alaihi Wasallam memberikan contoh kepada kita semua apabila Kalian membunuh maka bunuhlah dengan cara yang terbaik dan jika kalian menyelih menyembelihlah dengan cara yang terbaik hendaknya Diantara Kalian menajamkan pisaunya dan mengenakkan hewan sembelihannya kitakan keterangan darili ini di man nabi yang mulia [Musik] mengat apabila Kalian membunuh bunuhlah dengan cara yang terbaik yakni dalam ya yakni keadaan membunuh itu sendiri orang yang pantas dibunuh oleh pemerintah oleh Hakim misalnya ya dikat dan cara yang paling mudah dan paling baik untuk membunuh manusia yang pantas untuk dibunuh atau berhak untuk dibunuh yakni dipenggal lehernya dengan pedang jadi sekali tebas langsung lehernya ini terputus dari badannya kepala terputus dari badannya sehingga maksud Ihsan di sini yakni tercapai ya tercapai yaitu menyegerakan Ya Roh orang ini keluar dari fisiknya Nah dengan segera atau dengan secepat ee mungkin ya ketika dilakukan seperti itu maka ini bagian dari al-ihsan dan juga nabi yang mulia Sallallahu Alaihi Wasallam melarang dari almutlah dari mencincang orang yang sudah mati misalnya atau bahkan yakni hewan ee apa namanya mencincang orang yang sudah meninggal almutlah atau mutilasi sebagaimana hadis dari Abdullah bin Zaid bahwa nabi yang mulia wasallam melarang dari almutlah dari mencincang atau mutilasi para jemah yang dimuliakan Allah subhanahu wa taala e berkaitan dengan alqisas berkaitan dengan alqisas tentu ya para ulama berbeda pandangan tentang tentang makna al-ihsan dalam hukum qisas yni hukum bunuh misalnya Apakah segera dengan yakni pedang seperti tadi yang disebutkan ditebas lehernya dengan pedang sekali tebas ataukah ya dengan cara si pelaku melakukan perbuatan atau ee pembunuhannya tersebut kepada korban yakni ketika si pembunuh si pelaku misalnya membunuh korban itu dengan cara misalnya dibakar misalnya atau dengan cara diracun misalnya atau dengan cara dipukul kepalanya dengan batu dengan kayu dan lain sebagainya atau dilempar di tempat yang tinggi misalnya dan lain sebagainya nah sebagian para ulama berpandangan bahwa cara yang Ihsan kepada pelaku pembunuhan tersebut adalah dibunuh sebagaimana dia melakukan pembunuhan terhadap korbannya itu ya jadi betul-betul melakukan ya hal yang serupa dengan perbuatan si pelaku contoh ya berkaitan dengan hal ini dari hadis Anas kita dengarkan hadis Anas bahwa ada seorang wanita yang kepalanya itu di ya benturkan oleh orang Yahudi atau apa namanya dipukul oleh orang Yahudi dengan batu begitu sampai ya wanita tersebut yakni sekarat begitu lalu Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bertanya kepada wanita yang sekaret ini yang hampir mati ini ya Fulan kot laki Apakah Si Fulan yang telah membunuhmu ya yakni perempuan ini berusaha untuk mengangkat kepalanya melihat kepada laki-laki Yahudi yang memang dia sebagai pelaku ya sampai tig nabi bertanya kepada wanita ini Fulan kot laki Apakah Si Fulan ini yang telah membunuhmu yakniaha maka wanita ini menganggukkan kepalanya tanda dia menyetujui membenarkan ya bahwa betul ya Yahudi itulah yang membunuh dirinya dengan cara Yahudi ini membenturkan batu ya atau memukulkan batu itu di kepala si perempuan ini maka segera Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam mengqisas ya Yahudi ini laki-laki Yahudi ini dengan batu dengan batu juga artinya ya serupa dengan perbuatan si Yahudi tadi baik para jemaah yang dimulan Allah subhanahu wa taala inilah berkaitan dengan makna Ihsan makna al-ihsan jadi ya yakni meletakkan suatu itu pada tempatnya ini adalah al-ihsan jadi al-ihsan itu itu jelas ya yakni terdapat keadilan di dalamnya dan juga pernah kita lihat dalam ee e bisa kita lihat dalam hadis tentang ee orang-orang uraniyin di mana mereka telah berbuat zalim kepada penggembala ee unta di masa itu di mana mereka membunuh penggembala unta dengan cara yang keji sekali maka Rasulullah Sallallahu alhi wasallam juga menerapkan hukum qisas kepada mereka dengan yang setimpal dengan yang setimpal atas perbuatan mereka sendiri terhadap si penggembala unta yaitu dicongkel matanya dipotong kedua kaki dan tangannya lalu dilempar ke tengah padang pasir ya sampai mereka sampai mereka mati inilah hukum qisos bagi mereka Dan inilah cara yang Ihsan bagi mereka ya untuk mereka itu dibunuh dengan cara seperti itu karena mereka telah berbuat seperti itu juga kepada si penggembala unta para jemaah yang dimuliakan Allah subhanahu wa taala ini berkaitan dengan ya berbuat Ihsan dalam alqatl dalam membunuh kemudian yang terakhir kita lihat tentang alihsan fabah yakni berbuat Ihsan dalam menyembelih ya dalam menyembelih yakni menyembelih hewan ternak misalnya maka ada hal-hal yang wajib untuk diperhatikan yang pertama ini dikatakan oleh Syekh Sultan Muhammad ee dikatakan oleh Syekh Nadim Muhammad Sultan dalam kitabnya qawaid wa Fawaid yang pertama sekali an takuna alabah tanharam hendaknya alat untuk menyembelih itu betul betetul tajam Yang dengan segera dapat mengalirkan darah hewan yang disembelih hewan yang disembelih dalam hadis nabi yang mulia wasam mengatakan kepada kita maamah alat yang dapat ya mengalirkan darah dengan segera kemudian disebut nama Allah subhanahu wa taala Maka makanlah dagingnya bukan dengan tulang bukan dengan kuku ya Enggak boleh yakni menyembelih dengan tulang atau menyembelih dengan kuku tidak boleh jadi dengan pisau atau yang semisal yang dapat ee dengan segera darah itu dialirkan ya darah hewan ternak darah hewan sembelihan dialirkan sehingga nabi mengatakan apa walyuhidda ahadukum syafratahu hendaknya seorang Di Antara Kalian menajamkan pisaunya menajamkan pisaunya kata Nabi Sallallahu was kemudian yang keduaululum Wal Mari Wal wijd Fi faurin Wahid yaitu menyembelih leher hewan sembelihan dengan cepat ya dengan cepat dengan kuat begitu sehingga memutuskan urat-urat yang wajib untuk diputuskan padanya ah inilah ya hal yang kedua yang wajib untuk diperhatikan dalam hal ini ya kecuali kalau memang seorang itu dalam posisi berburu ya dalam posisi berburu tentunya dia dengan [Musik] ee berburu Apakah dengan panah dengan ee senapan misalnya atau dengan apa saja dari jarak jauh misalnya Dengan menyebut nama Allah subhanahu wa taala dia bidik ya yakni arah ee apa namanya hewan buruan sehingga ketika hewan buruan tersebut ee yakni mati dengan sebab ee anak panah atau peluru ataupun yang semisalnya maka itu bagian dari menyembelihnya ya bagian dari menyembelihnya kemudian yang ketiga menyebut nama Allah subhanahu wa taala ketika akan menyembelih menyebut nama Allah subhanahu wa taala sebagaimana Allah berfirman dalam surat alan’am ayat 121 ahai dan janganlah memakan hewan yang tidak disembelih dengan menyebut nama Allah subhanahu wa taala ya jangan dimakan kalau memang tidak menyebut nama Allah Subhanahu taala ini hukum asalnya tapi kalau ada orang misalnya menyembelih hewan sembelihan dia lupa tidak menyebut nama Allah maka ketika makan hendaknya menyebut nama Allah subhanahu wa taala sebagaimana hadis had yang menjelaskan hal ini hadis Aisyah hadis Aisyah ya Di mana suatu kaum berkata kepada Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam ya di antara orang berkata kepada nabi yang mulia innaan yunana bahman la nadriakarusmallahi am lamkur kami kedatangan suu kaum yang mereka membawa daging untuk kami dan kami pun tidak mengetahui apakah mereka saat menyembelihnya itu menyebut nama Allah atau tidak naul minha am la wahai Rasul Apakah kami boleh memakannya atau tidak Apa jawaban nabi uzkurmallahi waulu sebutlah nama Allah dan makanlah yni ketika akan makan menyebut nama Allah bismillah ya menyebut nama Allah baca bismillah terlebih dahulu ya baru makan kemudian yang keempat yang keempat syarat orang yang menyembelih yang pertama muslim yang kedua telah berakal yakni berakal Akil yang ketiga baligh atau Ya sudah berumur tamyiz atau dari ahli kitab atau dari ahli kitab karena sembelihan ahli kitab ini halal bagi umat Islam sebagaimana Allah menjelaskannya dalam surat almaidahat 5aminautulitabaillakum dan sembelihan orang-orang ahli kitab halal untuk kalian kemudian yang kelima Alla tuhid asyafrah amamabiha tidak boleh menajamkan pisau di hadapan hewan yang mau disembelih yang akan disembelih nah tidak boleh yang seperti ini adalah yni suatu kezaliman terhadap hewan tersebut sebagaimana di masa dahulu ada di antara orang sengaja menajamkan hewan menajamkan pisaunya di hadapan kambing yang akan dia sembelih lalu nabi yang mulia wasallam bersabda kepada orang ini aturidu anumitaha mautan Apakah engkau ingin membunuhnya dua kali artinya apa bahwa hewan tersebut mengerti paham dia bahwa dirinya akan disembelih dan tentunya rasa takut akan menghantuinya akan menyelimuti dirinya dan inilah keterangan nabi kepada orang tersebut aturidu antumitaha mautan Apakah engkau ingin membunuhnya dua kali jadi tidak boleh menajamkan pisau di hadapan hewan yang akan disembelih kemudian ya Eh perlu kita lihat lagi yang terakhir dari berbuat Ihsan kepada hewan sembelihan Alla yaqta minha syaaian Hatta tatimma zakah wata tamut azzabihah jangan memotong sesuatu apapun dari hewan sembelihan sampai betul-betul hewan sembelihan tersebut mati secara sempurna yni tidak bergerak lagi ya tidak bergerak lagi ya tubuhnya ya sudah kita yakini bahwa dia mati secara sempurna Ah baru yakni ee menguliti dan seterusnya dan seterusnya para jemaah yang dimuliakan Allah subhanahu wa taala inilah berkaitan dengan makna Al al-ihsan fzabah berbuat Ihsan dalam menyembelih hewan sembelihan Nah dengan demikian eh ee berakhir penjelasan tentang hadis yang ke-17 hadis dari sahabat yang yang mulia Abu ya’la syaddad Bin Aus Semoga kita bisa memahaminya dan bisa mengamalkannya dan semoga kita semua mendapatkan keutamaan-keutamaan yang besar Setelah mempelajari hadis yang mulia ini dan mendapatkan Taufik atau Hidayah Taufik dari Allah subhanahu wa taala agar kita selalu berada di atas tauhid di atas sunah Nabi yang mulia dan di atas Manhaj para sahabat dan Semoga kita semua mendapatkan Husnul Khatimah amin amin ya rabbal alamin kita akhiri kajian kita di sore hari ini dengan doa penutup majelis subhanakallahumma wabihamdik Ashadu alla ilaha illa ant astagfiruka wa atubu ilaik asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh [Musik] for

Kajian

pada

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *